''Fani, kau dengar ini, kalau bukan karena Maura yang mencegah ku untuk menghajar mulutmu itu, sudah habis kau di tanganku.'' ucap Pricilla menahan marah
Fani tersenyum mengejek, ''Dasar tidak punya keberanian, hanya omong kosong saja. Kalau kakak serius dengan ucapan kakak, silahkan hajar aku. Kecuali kakak memang tak punya keberanian.'' ejek Fani pada Pricilla
''Kau ... '' pekik Pricilla tertahan
Karena Maura dengan cepat menyeret paksa tangan Pricilla untuk pergi dari hadapan mereka.
''Ayo kita pergi.! Sudahlah Cill, tinggalkan tempat ini dan mereka. '' ajak Maura memaksa Pricilla untuk pergi.
''Tapi aku harus kasih pelajaran dulu pada bocah sialan itu.'' teriak Pricilla sudah sangat geram pada Fani pacar Arsen.
''Nanti kita kasih dia pelajaran tapi jangan sekarang.'' Maura membisiki Pricilla
''Apa maksudmu ?'' menatap penuh tanya
Maura membisikkan sesuatu lagi kepada Pricilla.. Pricilla langsung manggut-manggut sambil tersenyum.
''Good, aku dukung ide mu.'' ucap Pricilla
''Baiklah, mari sekarang kita pulang.'' ajak Maura
''Iya ayo.'' sahut Pricilla.
Lalu di kamar Salsa,
Arsen dan Fani pun memasuki kamar Salsa.
"Hay kak, Apa kabar. hm, selamat ya kak atas kehamilannya." Fani mengucapkan selamat kepada Salsa
Namun Salsa tak menyahut, dia hanya acuh terhadap Fani. Dan kini tatapan Salsa menuju ke arah Arsen, ''Ar, kamu ini apa-apaan, kenapa kamu masih bersama perempuan ini, Ar sadar, kau ini sudah menikah.'' jelas Salsa bicara dan mencoba menyadarkan Arsen adiknya.
Fani mendengus, ''Huh.. Kenapa sih semuanya bilang seperti itu, padahal sebelumnya aku tak punya salah, tapi kenapa seolah-olah aku ini pelakor nya.'' cetus Fani berucap namun dengan sangat lantang.
''Fan, tolong lah kamu mengerti. Dan kakak ingin kamu sudahi hubungan mu dengan Arsen, biarlah dia fokus dengan rumah tangganya. Arsen ini sudah menikah bahkan anak nya mungkin sebentar lagi akan lahir.'' ucap Salsa dengan setengah membujuk Fani
''Enak sekali Kakak menyuruh seperti itu, tapi maaf Kak, Aku tidak akan mau mengalah. Toh sebelum kejadian itu, aku tak ada masalah ya, dengan Arsen.'' kukuh Fani
Salsa membuang nafas kasar, dasar keras kepala.
''Ar, Kamu ini seorang pria, harusnya kau bisa tegas, jangan seperti ini, apa kau tak ingat saat kau menyetujui menikahi Maura, kau akaj menjaga dia dan anaknya, Kau ingat tidak Hah.'' teriak Salsa sudah kehabisan kesabaran
''Sudahlah Kak, Aku datang kesini itu bukan untuk mendengar ceramah dari Kakak, pantas saja tadi Fani mencegahku datang. Rupanya akan seperti ini.'' ucap Arsen yang justru menyudutkan Salsa
''Fan, Ayo kita pergi.'' ajaknya dengan menggandeng tangan Fani dan membawanya pergi.
''Ar, Arsen. Tunggu Kakak belum selesai bicara, Arsen ... '' namun teriakan nya tak di gubris Arsen, karena Arsen lebih memilih pergi.
Dan hal ini di dengar langsung oleh Erik, dengan amarah menggebu Erik akan menemui Arsen,
Arsen dan Fani setelah perginya dari rumah Salsa, mereka melanjutkan ke apartemen milik Arsen, yang di berikan oleh Erik.
Dorr.... Dor!
''Ar, siapa itu?'' tanya Fani kaget pasalnya orang itu menggedor pintu sangat keras.
''Aku tidak tahu, tapi biar ku lihat dulu.'' Arsen pun beranjak dan Ia melihat lebih dulu wajah orang itu dari celah pintu yang bisa melihat dari dalam.
''Daddy ... '' ucap Arsen pelan namun seperti penuh ketakutan.
''Siapa Ar ?'' tanya Fani menghampiri dan ikut melihat
''Daddy kamu Ar.'' menatap Arsen
Arsen hanya mengangguk,
Dorr dorr.., pintu terus di gedor Erik.
Dan mau tak mau, Arsen harus membukanya.
Ceklek.. pintu Ia buka,
Mata Erik langsung menangkap mereka berdua, dan menatapnya dengan sangat tajam.
''Bagus kamu Ar, telah membuat Daddy kecewa.''
''Pernah kah, Daddy mengajarimu untuk menjadi orang yang tidak bertanggung jawab hah,? '' pekik Erik
''Jawab Daddy, Arsen, Dimana salah Daddy mendidik mu. Sehingga kini kau berbust seperti ini bodoh ... '' Erik menyugarkan rambutnya ke belakang Erik nampak frustasi.
''Dad ... ''
''Daddy benar-benar kecewa padamu Arsen, Daddy merasa sangat gagal mendidik mu,' dan menjadi seorang Ayah.' penuh dengan kecewa Erik berucap
Arsen hanya menunduk,
''Dan untukmu.'' Erik menunjuk pada Fani
''Belajarlah dari kesalahan yang Arsen buat, dan coba kau lapangkan hatimu, agar kau sadar dan bisa menerima kenyataan bahwa Arsen sudah menikah!'' ucap Erik pada Fani
''Om _ ''
''Fan, tolong kali ini jangan ikut campur!'' Arsen memotong ucapan Fani
Fani mendengus kesal, selalu saja di sini dia yang di sudut kan.
''Ar, Daddy beri kamu waktu untuk merubah kelakuan mu ini, dan Daddy minta segera putuskan hubungan kalian, atau ...''
''Atau apa,?'' Arsen segera menyahut
''Atau, ceraikan Aku,!'' tiba-tiba Maura masuk.
Dan biarkan Aku pergi sejauh mungkin, sampai kau tak bisa melihat ku lagi, juga menemui anakmu nanti setelah Aku melahirkannya.'' Maura melanjutkan ucapannya. Dengan wajah serius Ia bicara.
Arsen dan Fani terkejut menatap kedatangan Maura. Dan Arsen lebih terkejut lagi mendengar pernyataan Maura.
''Tidak bisa.!''
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sri Anteng Harnani
keren Maura .... lanjuuut thorr
2022-11-19
1
Rahayu Tiyas
dasar arsen egois
2022-11-19
1
Rahayu Tiyas
sembunyikan aja Maura biar arsen kelabakan
2022-11-19
1