Hamil Tanpa Suami

Hamil Tanpa Suami

1. Rosa hamil?

"Apa! Kamu hamil nduk." Bu Susi langsung menangis tergugu mendengar pengakuan putri semata wayangnya itu.

"Maafkan Rosa bu." hanya kata itu yang mampu Rosa ucapkan berulang kali sambil menangis dan memeluk ibunya.

"Bapak kira ngga ada orang, kok bapak mengucapkan salam ngga ada yang menjawab." kata pak Sastro yang tiba-tiba sudah muncul di ambang pintu kamar Rosa.

"Kenapa pada nangis, apa yang terjadi?" tanya pak Sastro kebingungan.

Keduanya masih menangis sesenggukan tak ada yang berani menjawab.

"Jangan membuat bapak kelamaan berpikir, sekali lagi katakan apa yang terjadi!" kata pak Sastro mulai naik pitam.

"Ros_Rosa... hamil pak." jawab Bu Susi dan tangisnya mulai pecah lagi.

"APA!" pak Sastro langsung melotot tak percaya dengan penuturan istrinya itu.

"Katakan sekali lagi!" bentak pak Sastro.

"Rosa hamil pak." jawab Bu Susi sekali lagi yang membuat pak Sastro langsung merah padam mukanya. Tidak hanya itu saja, pak Sastro juga menekan dadanya dengan kuat.

Arghhh.....

Teriak pak Sastro menahan sakit di dadanya.

"Pak..... Bapak." teriak bu Susi dan Rosa bersamaan karena panik. Keduanya segera mendekat ke arah pak Sastro yang sudah terduduk di lantai sambil tetap memegang dadanya.

"Bapak kenapa?" tanya bu Susi kebingungan dengan tangis yang masih sesenggukan.

"Rosa keluar cari bantuan dulu bu." tanpa diiyakan ibunya, segera Rosa berlari keluar sambil menyeka air mata nya.

Tak lama kemudian, beberapa tetangga nya berduyun-duyun mengerubungi pak Sastro.

"Ayo segera di bawa ke rumah sakit. Sepertinya pak Sastro terkena serangan jantung!" teriak salah satu warga.

Warga yang merasa memiliki mobil bergegas keluar dari rumah Rosa untuk mengambil mobil nya. Tak berapa lama ia sudah datang, lalu dengan tangkas memarkirkan mobilnya tepat di depan teras bu Susi.

"Ayo cepat di naikkan ke mobil!" kata salah satu warga. Dan beberapa di antaranya bergegas mengangkat tubuh gempal pak Sastro.

Rosa dan bu Susi juga segera mengikuti masuk mobil dengan tangis yang semakin pecah.

Sesampainya di rumah sakit, pak Sastro segera di naikkan brankan pasien lalu dengan sigap para perawat mendorong nya ke IGD.

"Silahkan tunggu di luar." kata salah seorang perawat lalu menutup pintunya.

Rosa dan bu Susi hanya bisa terduduk di kursi tunggu sambil berpelukan erat sebagai tanda memberi dukungan.

Sedangkan di dalam ruang IGD, dokter dan para perawat segera mengerubungi pak Sastro untuk segera memberikan pertolongan.

Titt........

Bunyi suara alat elektrokardiogram terdengar nyaring. Seketika dokter dan perawat menatap mesin itu sesaat lalu segera memberikan pertolongan yang lebih maksimal lagi. Namun tetap tak membuat alat itu berubah bunyi.

Beberapa perawat segera merapikan kembali peralatan yang baru saja digunakan. Sedangkan dokter bergegas keluar untuk memberi kabar pada keluarga pasien.

"Gimana keadaan suami saya dok?" bu Susi langsung mendekat ke arah dokter yang baru saja keluar dari kamar IGD.

Sebelum memberi jawaban, dokter itu menghirup nafas sedalam-dalamnya. Karena ia tahu, ini tak kan mudah di terima oleh keluarga pasien.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin bu, tapi maaf karena Allah sudah berkehendak lain."

"Apa maksudnya dok?" Rosa tak terima dengan jawaban dokter yang ada didepannya itu karena terkesan ambigu.

"Bapak sudah meninggal karena serangan jantung." jelas dokter itu lagi.

DEG!

Serasa dunia berhenti berputar, bu Susi dan Rosa tak menyangka jika pak Sastro akan meninggal secepat ini.

"Tidak....." seru keduanya kompak, dan kembali menangis histeris.

Tetangga yang ikut mengantarkan tadi segera berlari mendekat ke arah pasangan ibu dan anak itu untuk memberi dukungan.

"Yang sabar bu, Ros. Doakan pak Sastro tenang di alam nya sana."

Setelah acara pemakaman jenazah selesai, tinggallah bu Susi dan Rosa duduk termenung di ruang tamu.

"Maafkan Rosa bu, ini semua gara-gara Rosa." tangis Rosa mulai pecah kembali. Bu Susi pun juga kembali menangis.

"Nasi sudah menjadi bubur Ros, tak ada yang bisa kita lakukan lagi, untuk mengembalikan nyawa bapakmu." ucap bu Susi sambil sesenggukan.

"Apa yang harus Rosa lakukan bu untuk menebus semua dosa ini?"

Bu Susi pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Keduanya tertidur di ruang tamu ketika hari sudah larut malam dalam tangis penyesalan yang tak berkesudahan.

Rosa terbangun ketika merasakan perutnya mual yang tak bisa lagi di tahan.

Huek.... Huek....

Berulangkali Rosa memuntahkan isi perutnya yang hanya terlihat sebuah cairan bening. Wajar saja hal itu terjadi, karena dia sedang hamil trimester pertama. Dan seharian penuh kemarin ia tak memakan apapun. Karena merasa syok dengan kepergian bapaknya.

Dengan tergopoh-gopoh bu Susi segera menyusul Rosa yang berada di dalam kamar mandi. Lalu mengurut pelan tengkuk leher Rosa.

Setelah tak lagi mengeluarkan cairan bening itu, dengan di bimbing oleh bu Susi, Rosa di ajak menuju kamarnya.

"Istirahat lah nak, ibu ke dapur bikinkan kamu teh hangat sebentar ya." Rosa pun hanya mengangguk.

Tak lama kemudian bu Susi segera kembali ke kamar Rosa dengan segelas teh hangat.

"Segera minum mumpung masih hangat Ros." bu Susi menyodorkan segelas teh itu ke Rosa. Tangan Rosa bergetar hebat ketika menerima gelas pemberian ibunya dan meminumnya sedikit.

"Harus kamu habiskan Ros, agar kamu kuat. Ingat, sekarang ada bayi dalam perut mu." sambil meraba perut Rosa yang masih datar.

"Rosa tak menginginkan nya bu." jawab Rosa dan seketika tangisnya kembali pecah. Bu Susi langsung memeluk anaknya dengan erat.

"Hanya ada kita berdua di rumah ini Ros, kita tidak memiliki saudara satu pun juga. Ibu yakin, kita bisa melewati ujian ini."

"Ibu ke dapur sebentar ya untuk membuatkanmu bubur." bu Susi melepas pelukannya dan segera berlalu menuju dapur.

Tak lama kemudian, bu Susi sudah kembali masuk ke dalam kamar Rosa sambil membawa semangkuk bubur yang masih mengepulkan asap nya.

"Makanlah nak, mumpung masih hangat." namun Rosa hanya menggeleng. Wajahnya terlihat sangat pucat.

"Buka mulutnya, ibu rindu ingin menyuapi kamu nduk." Bu Susi mendekatkan sendok ke arah Rosa yang tak bergeming.

"Apakah kamu juga ingin melihat ibu menyusul bapakmu." sebuah kalimat yang sangat menohok di hati Rosa.

"Maafkan Rosa bu." Rosa langsung menggenggam tangan ibunya dan menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"Kalau begitu cepat makan sayang, bukankah ibu sudah mengatakan. Kita akan melewati ujian ini bersama." Rosa pun mengangguk. Dan ia mulai membuka mulutnya menerima suapan dari ibunya. Akhirnya semangkuk bubur itu berhasil Rosa habiskan.

"Bagaimana dengan perkataan tetangga nanti terhadap Rosa ketika tahu perut Rosa semakin besar bu?"

Bu Susi menghela nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan putrinya. Karena ia sendiri juga belum memikirkan hal itu.

"Dengarkan baik-baik, sebaik apapun perbuatan seseorang akan kalah oleh satu kesalahan kecil. Begitu pula dengan kesalahan seseorang yang menggunung, akan tertutup oleh satu kebaikan. Seiring berjalannya waktu mereka yang membicarakan di belakang mu akan bosan sendiri, dan mencari bahan gunjingan lainnya. Begitu seterusnya, tidak akan pernah ada habisnya. Kita di anugerahi dua telapak tangan, tidak akan pernah bisa untuk membungkam seluruh mulut yang membicarakan di belakang kita. Namun, kita mampu menutup telinga kita dengan kedua tangan yang kita miliki, agar tidak lagi mendengar gunjingan mereka. Paham kamu nduk?" bu Susi menatap Rosa yang kemudian mengangguk menuruti perkataan ibunya.

Terpopuler

Comments

mickey

mickey

ibu yg sangat baik bisa menerima kesalahan anaknya🥰 dan ibu yg bijak dalam berfikir🎉

2023-09-03

1

Nia sumania

Nia sumania

bijak banget ibunya Ros. semangat selalu ya ....
aku hadiahkan 5 kembang untuk mu agar selalu kuat

2022-12-21

2

Baby_Miracles

Baby_Miracles

nulisnya udah bagus tinggal pemesnya🥰

2022-12-03

1

lihat semua
Episodes
1 1. Rosa hamil?
2 2. Bunuh diri
3 3. Meminta pertanggungjawaban
4 4. Membeli jamu
5 5. Takdir yang harus dijalani
6 6. Mencari kerja
7 7. Gaji pertama
8 8. Tawaran bu Cici
9 9. Les privat
10 10. Penilaian mereka
11 11. Keceplosan
12 12. Make over
13 13. Di salon
14 14. Kebaikan Lidya
15 15. Mawar berduri
16 16. Rosa kritis
17 17. Dugaan orang tua Lidya
18 18. Kecelakaan
19 19. Terlambat sekolah
20 20. Pulang dari rumah sakit
21 21. Mendaftar jadi guru les
22 22. Menangkap Anita
23 23. Anita di tangkap polisi
24 24. Sebuah keputusan
25 25. Menjadi TKI
26 26. Bertemu majikan
27 27. Di rumah sakit
28 28. Sebuah fakta
29 29. Sebuah niat
30 30. Keputusan
31 31. Di bandara
32 32. Abrisam
33 33. Hinaan netizen
34 34. Memulai usaha
35 35. Melepas rindu dengan sahabat
36 36. Menyatakan cinta
37 37. Memikirkan Lidya
38 38. Akhirnya diterima
39 39. Foto itu
40 40. Menikahi mu
41 41. Di hantui wanita itu
42 42. Hampir saja ketahuan
43 43. Kesiangan
44 44. Si kembar tampan
45 45. Menjemput mempelai
46 46. Sah
47 47. Berjanji pada ibu
48 48. Menyingkap baju
49 49. Satu kamar
50 50. Belajar sholat
51 51. Tangisan di kamar mandi
52 52. Tidur sekamar
53 53. Di dalam lift
54 54. Bermunajat
55 55. Kenapa seribet ini?
56 56. Ibu karbitan
57 57. Istri untuk selamanya
58 58. Hanya author yang tahu
59 59. UPS, sorry
60 60. Kembali bekerja
61 61. Rico cemburu
62 62. Kejutan dari umi Farhana
63 63. Perasaan oma
64 64. Matamu dikondisikan dong
65 65. Menyambut kedatangan orangtua
66 66. Dendam yang mengakar
67 67. Husein dan Farhana
68 68. Masa lalu
69 69. Tertangkap basah
70 70. Di kira pacar
71 71. Curhat
72 72. Jebakan
73 73. Melapor
74 74. Pertemuan Lidya dengan orang tua si kembar
75 75. Penangkapan
76 76. Berdoa
77 77. Curhat
78 78. Mati
79 79. Keputusan oma
80 80. Kedatangan Husein dan Farhana
81 81. Prahara besar
82 82. Di usir dan di kurung
83 83. Disita
84 84. Di pengadilan
85 85. Sidang pertama
86 86. Sebuah informasi
87 87. Menangisi laki-laki
88 88. Kabur
89 89. Kemarahan Oma
90 90. Ke ujung dunia
91 91. Sidang ke 2
92 92. Sebuah keputusan
93 93. Keputusan hakim
94 94. Makan bersama
95 95. Menyatakan cinta
96 96. Di blokir
97 97. Mencari kerja
98 98. Abigail mencari kerja
99 99. Abrisam mencari kerja
100 100. Mencari solusi
101 101. Menolak tawaran
102 102. Diculik
103 103. Mengembalikan uang
104 104. Diculik 2
105 105. Terkejut
106 106. Motor Rosa
107 107. Siapa dia?
108 108. The power off kepepet
109 109. Kesetrum
110 110. Racun ular, obat penawar
111 111. Rahasia
112 112. Pengejar berita
113 113. Bercerita
114 114. Tak percaya
115 115. Undangan makan malam
116 116. Penolakan
117 117. Menjemput Rosa
118 118. Menjemput Lidya
119 119. Permintaan Oma Sekar
120 120. Reaksi orang tua
121 121. Melamar Rosa
122 122. Pernikahan Rosa
123 123. Pernikahan Lidya
124 124. Membobol gawang
125 125. Tamat
Episodes

Updated 125 Episodes

1
1. Rosa hamil?
2
2. Bunuh diri
3
3. Meminta pertanggungjawaban
4
4. Membeli jamu
5
5. Takdir yang harus dijalani
6
6. Mencari kerja
7
7. Gaji pertama
8
8. Tawaran bu Cici
9
9. Les privat
10
10. Penilaian mereka
11
11. Keceplosan
12
12. Make over
13
13. Di salon
14
14. Kebaikan Lidya
15
15. Mawar berduri
16
16. Rosa kritis
17
17. Dugaan orang tua Lidya
18
18. Kecelakaan
19
19. Terlambat sekolah
20
20. Pulang dari rumah sakit
21
21. Mendaftar jadi guru les
22
22. Menangkap Anita
23
23. Anita di tangkap polisi
24
24. Sebuah keputusan
25
25. Menjadi TKI
26
26. Bertemu majikan
27
27. Di rumah sakit
28
28. Sebuah fakta
29
29. Sebuah niat
30
30. Keputusan
31
31. Di bandara
32
32. Abrisam
33
33. Hinaan netizen
34
34. Memulai usaha
35
35. Melepas rindu dengan sahabat
36
36. Menyatakan cinta
37
37. Memikirkan Lidya
38
38. Akhirnya diterima
39
39. Foto itu
40
40. Menikahi mu
41
41. Di hantui wanita itu
42
42. Hampir saja ketahuan
43
43. Kesiangan
44
44. Si kembar tampan
45
45. Menjemput mempelai
46
46. Sah
47
47. Berjanji pada ibu
48
48. Menyingkap baju
49
49. Satu kamar
50
50. Belajar sholat
51
51. Tangisan di kamar mandi
52
52. Tidur sekamar
53
53. Di dalam lift
54
54. Bermunajat
55
55. Kenapa seribet ini?
56
56. Ibu karbitan
57
57. Istri untuk selamanya
58
58. Hanya author yang tahu
59
59. UPS, sorry
60
60. Kembali bekerja
61
61. Rico cemburu
62
62. Kejutan dari umi Farhana
63
63. Perasaan oma
64
64. Matamu dikondisikan dong
65
65. Menyambut kedatangan orangtua
66
66. Dendam yang mengakar
67
67. Husein dan Farhana
68
68. Masa lalu
69
69. Tertangkap basah
70
70. Di kira pacar
71
71. Curhat
72
72. Jebakan
73
73. Melapor
74
74. Pertemuan Lidya dengan orang tua si kembar
75
75. Penangkapan
76
76. Berdoa
77
77. Curhat
78
78. Mati
79
79. Keputusan oma
80
80. Kedatangan Husein dan Farhana
81
81. Prahara besar
82
82. Di usir dan di kurung
83
83. Disita
84
84. Di pengadilan
85
85. Sidang pertama
86
86. Sebuah informasi
87
87. Menangisi laki-laki
88
88. Kabur
89
89. Kemarahan Oma
90
90. Ke ujung dunia
91
91. Sidang ke 2
92
92. Sebuah keputusan
93
93. Keputusan hakim
94
94. Makan bersama
95
95. Menyatakan cinta
96
96. Di blokir
97
97. Mencari kerja
98
98. Abigail mencari kerja
99
99. Abrisam mencari kerja
100
100. Mencari solusi
101
101. Menolak tawaran
102
102. Diculik
103
103. Mengembalikan uang
104
104. Diculik 2
105
105. Terkejut
106
106. Motor Rosa
107
107. Siapa dia?
108
108. The power off kepepet
109
109. Kesetrum
110
110. Racun ular, obat penawar
111
111. Rahasia
112
112. Pengejar berita
113
113. Bercerita
114
114. Tak percaya
115
115. Undangan makan malam
116
116. Penolakan
117
117. Menjemput Rosa
118
118. Menjemput Lidya
119
119. Permintaan Oma Sekar
120
120. Reaksi orang tua
121
121. Melamar Rosa
122
122. Pernikahan Rosa
123
123. Pernikahan Lidya
124
124. Membobol gawang
125
125. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!