"Sabar nduk, ini ujian yang harus kamu lewati. Kita besarkan anak mu berdua. Ibu yakin, akan ada pelangi setelah hujan. Akan ada kebahagiaan setelah berkali-kali kita mendapat cobaan. Jangan pedulikan perkataan buruk tentang mu. Bagi ibu, kamu tetap anak ibu yang terbaik." bu Susi berusaha menenangkan Rosa yang menangis sesenggukan selama perjalanan pulang.
Ia senantiasa memeluk anak semata wayangnya yang bernasib malang. Menggenggam erat tangan nya, memberi kekuatan. Pak RT yang melihat hal itu dari balik kaca spion, juga tak kuasa menahan air mata nya.
'Ya Allah, kasian sekali nasib mereka. Berikan kekuatan pada keduanya. Belum tentu aku bisa sesabar mereka, ketika mengetahui anak anak ku terjerumus ke dalam hal dosa seperti itu.' doa pak RT yang tulus dalam hati nya.
"Sudah sampai bu Susi." suara pak RT memecah keheningan di malam itu.
"Terimakasih bantuan nya pak." ucap bu Susi dan Rosa bersamaan.
"Jika butuh apa-apa, jangan ragu panggil saya." pak RT pun berpamitan pulang.
Ibu dan anak itu segera masuk rumah. Rosa memasuki kamar nya dengan lemas dan hati yang hancur. Ia duduk di tepi ranjang sambil memeluk bantal. Meratapi nasibnya yang begitu malang. Ternyata selama ini ia hanya di manfaatkan oleh Rico. Dan Rico tidak benar-benar mencintainya.
"Harusnya aku sadar diri, mana mungkin ada cowok yang mau dengan cewek dekil seperti aku." gumam Rosa dan mulai tergugu menangis.
"Sudah nduk, hapus air mata mu. Karena air mata mu itu terlalu berharga untuk mereka. Sebaiknya simpan tenaga mu, agar sehat kamu dan bayi mu." ucap ibunya sambil menyerahkan teh hangat untuk Rosa.
Rosa segera menghela nafas panjang dan meminum teh itu agar perasaannya jauh lebih tenang.
_____
Keesokan harinya, bu Susi berangkat kerja di pabrik yang tak jauh dari desa nya. Hanya menempuh 10 menit perjalanan sudah sampai.
"Ingat ya nduk, jaga diri baik-baik. Jangan pedulikan omongan orang yang tak penting. Kita tidak meminta belas kasih mereka. Ibu berangkat kerja dulu ya." Rosa mengangguk sambil tersenyum agar ibunya tak khawatir. Setelah bersalaman, ibunya melajukan motornya meninggalkan Rosa sendirian di rumah.
"Jamu.... Jamu...."
Tak berselang lama setelah ibunya berangkat, terdengar suara simbok jamu yang biasa lewat di depan rumah Rosa.
"Jamu? Bukankah jamu juga bisa...."
"Mbok.... jamu." teriak Rosa sebelum simbok berjalan jauh.
"Baik neng." dengan senyum sumringah simbok memasuki pelataran rumah Rosa.
"Mau jamu apa neng?" tawar simbok ramah. Sedangkan Rosa tampak mengernyitkan dahi bingung untuk mengutarakan keinginannya.
"Em..... Jamu untuk melancarkan haid ada mbok?"
"Oh, jelas ada dong." dengan gesit simbok segera menuang beberapa cairan kental itu ke dalam gelas kecil dan menyodorkan nya pada Rosa.
'Maafkan aku Tuhan yang terpaksa melakukan ini.' bisik Rosa dalam hatinya.
Ia segera menerima dan langsung meneguk nya hingga tandas.
"Besok kesini lagi ya mbok." ucap Rosa sambil menyerahkan uang.
"Beres neng. Simbok pamit ya." ucap simbok setelah merapikan dagangan jamu nya lalu menggendong di punggungnya dan berjalan meninggalkan Rosa.
Setelah mendapat perintah Rosa, beberapa hari ini simbok jamu selalu rutin datang ke rumah Rosa.
Setiap hari itu pula Rosa selalu meneguk cairan kental yang pahit itu demi bisa menggugurkan kandungannya. Tapi sampai sekarang ia tak merasakan tanda-tanda akan mengalami haid seperti biasanya.
"Kenapa baru datang mbok?" tanya Rosa ketika simbok meletakkan bakul jamu di lantai.
"Walah, simbok bangunnya kesiangan nduk. Semalam cucu simbok rewel, badannya panas." cerita simbok sambil menuang cairan jamu seperti biasanya.
"Semoga cepat sembuh ya mbok." doa Rosa tulus.
"Aamiin ya rabbal aalamiin." balas simbok sambil menyodorkan segelas jamu ke Rosa. Kali ini simbok menatap Rosa cukup lama. Pandangan nya menelisik ke arah Rosa dari atas sampai bawah.
"Kenapa lihat nya seperti itu mbok?" tanya Rosa karena tak enak merasa terus di perhatikan.
"Boleh simbok tanya sesuatu sama kamu nduk?" dengan ragu simbok berkata. Rosa pun mengangguk mengiyakan.
"Wajah mu semakin terlihat cantik saja. Tapi, badanmu sedikit menonjol di beberapa bagian seperti..... orang hamil."
DEG!
Jantung Rosa bagai berhenti berdetak, mendengar penuturan simbok.
"Simbok mungkin salah tebak, Rosa ngga hamil kok mbok." Rosa sedikit menyunggingkan senyum agar tidak ketahuan sedang berbohong.
"Nduk, simbok ini jualan jamu ngga sehari dua hari, tapi sudah puluhan tahun. Tentu saja simbok bisa membedakan mana orang sedang hamil dan tidak." seketika Rosa menundukkan pandangan nya.
"Kalau kamu hamil, kenapa malah membeli jamu untuk melancarkan haid? Harusnya kan beli jamu penguat kandungan." imbuh simbok lagi.
"Cerita sama simbok kalau bisa membuat hati mu tenang. Ingat nduk, anak itu adalah anugerah. Kehadirannya harus kita syukuri. Di luar sana banyak orang yang mengharapkan kehadiran anak sebagai pelengkap keluarga." Rosa terisak mendengar penuturan simbok.
"Masalahnya aku mengandung tanpa suami mbok." ucap Rosa dengan bibir yang bergetar. Air mata yang sejak tadi ia tahan, akhirnya lolos juga.
"Astaghfirullah." simbok mengucap istighfar sambil mengelus dadanya. Lalu merengkuh Rosa ke dalam pelukannya. Sehingga membuat Rosa semakin banyak mengeluarkan air mata.
"Apa yang terjadi nduk? Cerita lah ke simbok jika itu membuat hati mu tenang. Ingat, orang hamil itu harus bahagia, tidak boleh stres. Karena bisa mempengaruhi bayi nya."
"Pacar Rosa tidak mau bertanggung jawab mbok, karena Rosa jelek dan anak orang miskin." dengan tergugu Rosa menjelaskan.
"Ya Allah Gusti, yang sabar ya nduk." kembali simbok memeluk Rosa.
"Setiap ujian yang di berikan Gusti Pangeran adalah untuk menaikkan derajat hamba-Nya. Dan kamu sedang melewati ujian itu. Simbok yakin, kamu pasti bisa melewati ujian itu. Jadi, mulai sekarang kamu harus rawat bayi itu baik baik. Jangan beli jamu untuk melancarkan haid lagi ya. Dan jangan berbuat sesuatu yang bisa membahayakan nyawa mu dan jabang bayi." Dengan berlinangan air mata Rosa mengangguk.
"Yo wes, ayo masuk ke rumah saja. Ngga enak di lihat orang, kamu menangis seperti ini. Di kira simbok yang jahatin kamu." simbok bangkit berdiri dan membantu membimbing Rosa masuk rumah.
"Setiap hari simbok akan kesini memberi mu jamu penguat kandungan. Dan simbok gratiskan untuk kamu, jadi kamu tidak boleh menolak." ucap simbok sambil tersenyum dan Rosa berusaha untuk menyunggingkan senyum pula.
"Terima kasih ya mbok atas segala kebaikan yang mbok berikan pada Rosa."
"Kita kan hidup di dunia di suruh untuk saling tolong menolong nduk. Jadi, mungkin hanya ini yang simbok bisa lakukan untuk mu. Pokoknya kamu harus semangat. Dari pada terus terusan merutuki, mending waktunya di pakai untuk sholat, ngaji, baca baca buku atau kegiatan yang bermanfaat lainnya nduk. Paham kamu?"
"Iya mbok, Rosa paham. Sekali terima kasih ya mbok." Rosa mencium tangan wanita tua itu, memperlakukan layaknya ibunya sendiri.
"Iya, sekarang simbok pamit keliling lagi ya. Keburu siang."
"Nggih mbok." Rosa mengantar simbok keluar rumah sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Andi Fitri
itu pelajaran buat para muda mudi khususnya perawan jgn sampai tergoda mulut manis lelaki krn sejatinya lelaki yg berakhlak baik iyalh yg bisa menjaga kehormatan wanita bukan malah merusak sblm ada kata sah..
2023-10-10
0