5. Takdir yang harus dijalani

Setelah mendapat nasehat dari simbok jamu, hati Rosa menjadi lebih lega dalam menerima cobaan ini. Benar apa kata simbok, dari pada waktu nya di buang percuma untuk merutuki kesalahan lebih baik di pakai untuk kegiatan yang bermanfaat.

Ia ke kamar untuk mengambil handphone. Jari tangan nya lincah menyecroll layar handphone. Sedangkan matanya awas membaca setiap deretan tulisan.

Setelah membaca beberapa petunjuk yang ia dapat melalui handphone nya, bergegas ia ke kamar mandi untuk berwudhu.

Ia melaksanakan dua rekaat sholat taubat. Dengan penuh khusyu' ia mengerjakan sholat itu. Setelah ia selesai di lanjutkan dengan berdoa, lalu bermunajat pada sang Pencipta.

Tangis penyesalannya kembali pecah. Ia benar-benar memohon ampunan Allah atas dosa yang telah ia lakukan. Ia juga berdoa semoga di beri kekuatan dalam melewati ujian ini.

Setelah selesai sholat, ia mengambil Al Qur'an yang terselip di antara buku buku pelajaran sekolah. Ia membaca deretan huruf hijaiyah itu semampu yang ia bisa.

Mungkin karena ia sudah ikhlas menerima takdir yang harus di jalani, sehingga setelah melakukan ibadah itu, pertama kalinya ia langsung bisa tertidur dengan pulas.

"Assalamu'alaikum."

Beberapa kali bu Susi mengucap salam, tapi Rosa tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Rasa khawatir dan was was kembali melanda hati bu Susi. Takut kejadian dulu terulang lagi.

Bergegas ia segera membuka kamar Rosa dengan keras, sehingga pintu itu membentur dinding kamar.

Dugh...

Rosa langsung tersentak kaget dan bangun dari tidurnya menoleh ke asal suara.

"Rosa."

"Ibu. Maafkan Rosa ketiduran bu."

"Kenapa harus mengucapkan maaf berulang kali nduk?" bu Susi segera menghampiri anak semata wayangnya itu yang masih duduk di lantai, karena ia memang tertidur di lantai sejak tadi. Ia memeluk dan menghujani ciuman yang bertubi-tubi pada wajah Rosa.

"Ada apa dengan ibu?" tanya Rosa kebingungan.

"Ibu kira..... Kamu melakukan hal seperti dulu nduk." jawab ibunya di iringi isak tangis.

"In shaa Allah Rosa sudah menerima takdir Rosa bu. Jadi, ibu tak perlu terlalu mengkhawatirkan Rosa." jawab Rosa sambil mengurai pelukan di antara mereka.

"Kamu serius?" ibunya menatap Rosa dengan intens. Rosa pun mengangguk sambil tersenyum.

Tak ada lagi air mata yang ia keluarkan. Karena semua air mata telah ia keluarkan untuk merayu Allah, agar mengampuni seluruh dosanya.

"Alhamdulillah, ibu lega mendengarnya nduk." kembali bu Susi memeluk Rosa lagi.

Rosa mengelus pelan punggung ibunya. Punggung yang dulu selalu menggendong nya kemanapun ia pergi.

Punggung yang selalu menjadi penopang berat badannya kala ia kecil, karena Rosa suka sekali di gendong belakang. Dan sekarang punggung itu memperlihatkan kerapuhannya. Tentu membuat Rosa tak tega melihatnya.

"Astaghfirullah, apa ini sudah pukul 4 bu?" tanya Rosa, ibunya mengangguk sambil menyeka air matanya.

"Rosa ketiduran lama sekali, sampai belum melaksanakan sholat dhuhur." ucap Rosa sambil meringis.

"Memangnya kamu tidur dari jam berapa nduk?"

"Setelah sholat sunah, sekitar pukul 11 bu sampai sekarang. Jika ibu tidak membuka pintu tadi, pasti sampai sekarang Rosa belum bangun."

"Ya Allah, ibu senang akhirnya kamu bisa tidur nyenyak. Semoga seterusnya begitu ya nduk." bu Susi mengelus pucuk kepala Rosa, ia pun hanya mengangguk sembari menyunggingkan senyum.

"Ya sudah ibu mau mandi, habis itu juga mau melaksanakan sholat ashar. Kita sholat sama sama ya nduk."

"Iya bu." keduanya berjalan bersama menuju kamar mandi.

Mereka melaksanakan sholat ashar dengan khusyu'. Setelah itu keduanya ke dapur untuk memasak. Walaupun hanya berdua di rumah, bu Susi tetap menyempatkan waktu untuk memasak. Tidak seperti orang di luar sana yang lebih memilih beli ketimbang memasak.

Keduanya terlihat kompak dalam meracik bumbu, sehingga tercipta sayur yang sangat menggugah selera. Hingga keduanya tak sabar untuk segera mencicipinya.

"Hemm.... enak banget bu." ujar Rosa setelah mencicipi sayur asem dengan ujung sendok yang ia pegang.

"Ya sudah, ayo buruan kita makan." ajak bu Susi bersemangat.

Dan, untuk yang pertama kalinya juga, keduanya kembali menikmati makanan dengan lahap.

"Alhamdulillah, akhirnya kenyang juga."

"Tambah lagi nasinya nduk, kamu harus makan yang banyak agar bayi nya juga sehat." ucap ibunya.

"Nanti saja bu, kalau rosa lapar lagi." Rosa berdiri dan mengambil piring ibunya untuk di cuci. Namun ibunya melarang nya, takut jika Rosa kecapekan.

"Seharian Rosa tidur bu, ya ngga mungkin kecapekan lah." Rosa tetap bersikukuh untuk mengambil piring itu. Akhirnya ibunya pun mengijinkan nya untuk mencuci.

Malam itu, mereka kembali melaksanakan sholat Maghrib dan isya' berjama'ah. Setelah nya mereka membaca Al-Qur'an. Setelah beribadah, keduanya merasa jauh lebih tenang.

"Mungkin ini juga teguran untuk ibu nduk, karena selama ini ibu tak pernah mengerjakan sholat." celetuk ibunya. Rosa menggenggam tangan ibunya sambil tersenyum.

"Ibu." lirih Rosa.

"Maafkan ibu nduk." ibunya menangkup pipi Rosa dan menghujani ciuman yang bertubi-tubi.

"Ayo kita tidur, sudah malam, besok ibu harus kerja." ucap ibunya mengakhiri pembicaraan malam itu.

Keduanya kembali ke kamar masing-masing.

Pagi itu, setelah Rosa melaksanakan sholat tahajud ia tak bisa tidur lagi, sehingga memutuskan untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Mulai dari memasak, menyapu dan mencuci piring. Tepat adzan subuh berkumandang, semua telah selesai ia kerjakan.

"Apa aku bermimpi? Kenapa semua sudah selesai dan rapi? Perasaan aku baru bangun." bu Susi mengucek matanya sekali lagi.

Ia duduk di meja makan dan membuka tudung saji karena mencium bau masakan. Ia membelalakkan matanya ketika hidangan juga sudah tersaji di meja.

"Ini nyata." desis nya setelah merasakan sedikit sambel terasi yang pedas nya minta ampun. Seketika ia teringat Rosa, karena Rosa menyukai sesuatu yang pedas sejak dulu.

"Apa ini semua Rosa yang melakukan?" bergegas ia menuju kamar Rosa. Langkah nya seketika berhenti ketika samar-samar mendengar suara Rosa sedang membaca Al-Qur'an. Ia pun mengurungkan niatnya dan melangkah ke belakang untuk berwudhu.

Rosa yang merasakan perutnya sudah keroncongan segera menuju dapur untuk makan. Bertepatan dengan ibunya yang telah selesai mandi.

"Apa kamu yang mengerjakan semua ini nduk?"

"Iya bu." Rosa mengangguk sambil tersenyum.

"Harusnya kan kamu istirahat saja, biar ibu yang ngerjain semuanya."

"Rosa ngga mau terus menerus merepotkan ibu. Lagian kalau Rosa tidur terus, waktu akan terasa lama. Rosa juga perlu banyak gerak agar bayi nya sehat."

"Ibu senang melihat mu bersemangat seperti itu nduk." ibunya tersenyum haru.

"Ayo bu kita makan sama sama, Rosa sudah lapar." ucap Rosa dengan meringis. Ibunya tersenyum dan segera duduk di samping Rosa.

Keduanya menikmati sarapan pagi dengan penuh kebahagiaan.

"Jaga diri baik-baik di rumah ya nduk. Kamu lihat tivi biar ngga bosen di rumah. Atau lakukan kegiatan sesukamu. Yang penting kamu bahagia. Assalamu'alaikum."

"Iya bu, wa'alaikumussalam." balas Rosa sambil mencium punggung tangan ibunya.

Episodes
1 1. Rosa hamil?
2 2. Bunuh diri
3 3. Meminta pertanggungjawaban
4 4. Membeli jamu
5 5. Takdir yang harus dijalani
6 6. Mencari kerja
7 7. Gaji pertama
8 8. Tawaran bu Cici
9 9. Les privat
10 10. Penilaian mereka
11 11. Keceplosan
12 12. Make over
13 13. Di salon
14 14. Kebaikan Lidya
15 15. Mawar berduri
16 16. Rosa kritis
17 17. Dugaan orang tua Lidya
18 18. Kecelakaan
19 19. Terlambat sekolah
20 20. Pulang dari rumah sakit
21 21. Mendaftar jadi guru les
22 22. Menangkap Anita
23 23. Anita di tangkap polisi
24 24. Sebuah keputusan
25 25. Menjadi TKI
26 26. Bertemu majikan
27 27. Di rumah sakit
28 28. Sebuah fakta
29 29. Sebuah niat
30 30. Keputusan
31 31. Di bandara
32 32. Abrisam
33 33. Hinaan netizen
34 34. Memulai usaha
35 35. Melepas rindu dengan sahabat
36 36. Menyatakan cinta
37 37. Memikirkan Lidya
38 38. Akhirnya diterima
39 39. Foto itu
40 40. Menikahi mu
41 41. Di hantui wanita itu
42 42. Hampir saja ketahuan
43 43. Kesiangan
44 44. Si kembar tampan
45 45. Menjemput mempelai
46 46. Sah
47 47. Berjanji pada ibu
48 48. Menyingkap baju
49 49. Satu kamar
50 50. Belajar sholat
51 51. Tangisan di kamar mandi
52 52. Tidur sekamar
53 53. Di dalam lift
54 54. Bermunajat
55 55. Kenapa seribet ini?
56 56. Ibu karbitan
57 57. Istri untuk selamanya
58 58. Hanya author yang tahu
59 59. UPS, sorry
60 60. Kembali bekerja
61 61. Rico cemburu
62 62. Kejutan dari umi Farhana
63 63. Perasaan oma
64 64. Matamu dikondisikan dong
65 65. Menyambut kedatangan orangtua
66 66. Dendam yang mengakar
67 67. Husein dan Farhana
68 68. Masa lalu
69 69. Tertangkap basah
70 70. Di kira pacar
71 71. Curhat
72 72. Jebakan
73 73. Melapor
74 74. Pertemuan Lidya dengan orang tua si kembar
75 75. Penangkapan
76 76. Berdoa
77 77. Curhat
78 78. Mati
79 79. Keputusan oma
80 80. Kedatangan Husein dan Farhana
81 81. Prahara besar
82 82. Di usir dan di kurung
83 83. Disita
84 84. Di pengadilan
85 85. Sidang pertama
86 86. Sebuah informasi
87 87. Menangisi laki-laki
88 88. Kabur
89 89. Kemarahan Oma
90 90. Ke ujung dunia
91 91. Sidang ke 2
92 92. Sebuah keputusan
93 93. Keputusan hakim
94 94. Makan bersama
95 95. Menyatakan cinta
96 96. Di blokir
97 97. Mencari kerja
98 98. Abigail mencari kerja
99 99. Abrisam mencari kerja
100 100. Mencari solusi
101 101. Menolak tawaran
102 102. Diculik
103 103. Mengembalikan uang
104 104. Diculik 2
105 105. Terkejut
106 106. Motor Rosa
107 107. Siapa dia?
108 108. The power off kepepet
109 109. Kesetrum
110 110. Racun ular, obat penawar
111 111. Rahasia
112 112. Pengejar berita
113 113. Bercerita
114 114. Tak percaya
115 115. Undangan makan malam
116 116. Penolakan
117 117. Menjemput Rosa
118 118. Menjemput Lidya
119 119. Permintaan Oma Sekar
120 120. Reaksi orang tua
121 121. Melamar Rosa
122 122. Pernikahan Rosa
123 123. Pernikahan Lidya
124 124. Membobol gawang
125 125. Tamat
Episodes

Updated 125 Episodes

1
1. Rosa hamil?
2
2. Bunuh diri
3
3. Meminta pertanggungjawaban
4
4. Membeli jamu
5
5. Takdir yang harus dijalani
6
6. Mencari kerja
7
7. Gaji pertama
8
8. Tawaran bu Cici
9
9. Les privat
10
10. Penilaian mereka
11
11. Keceplosan
12
12. Make over
13
13. Di salon
14
14. Kebaikan Lidya
15
15. Mawar berduri
16
16. Rosa kritis
17
17. Dugaan orang tua Lidya
18
18. Kecelakaan
19
19. Terlambat sekolah
20
20. Pulang dari rumah sakit
21
21. Mendaftar jadi guru les
22
22. Menangkap Anita
23
23. Anita di tangkap polisi
24
24. Sebuah keputusan
25
25. Menjadi TKI
26
26. Bertemu majikan
27
27. Di rumah sakit
28
28. Sebuah fakta
29
29. Sebuah niat
30
30. Keputusan
31
31. Di bandara
32
32. Abrisam
33
33. Hinaan netizen
34
34. Memulai usaha
35
35. Melepas rindu dengan sahabat
36
36. Menyatakan cinta
37
37. Memikirkan Lidya
38
38. Akhirnya diterima
39
39. Foto itu
40
40. Menikahi mu
41
41. Di hantui wanita itu
42
42. Hampir saja ketahuan
43
43. Kesiangan
44
44. Si kembar tampan
45
45. Menjemput mempelai
46
46. Sah
47
47. Berjanji pada ibu
48
48. Menyingkap baju
49
49. Satu kamar
50
50. Belajar sholat
51
51. Tangisan di kamar mandi
52
52. Tidur sekamar
53
53. Di dalam lift
54
54. Bermunajat
55
55. Kenapa seribet ini?
56
56. Ibu karbitan
57
57. Istri untuk selamanya
58
58. Hanya author yang tahu
59
59. UPS, sorry
60
60. Kembali bekerja
61
61. Rico cemburu
62
62. Kejutan dari umi Farhana
63
63. Perasaan oma
64
64. Matamu dikondisikan dong
65
65. Menyambut kedatangan orangtua
66
66. Dendam yang mengakar
67
67. Husein dan Farhana
68
68. Masa lalu
69
69. Tertangkap basah
70
70. Di kira pacar
71
71. Curhat
72
72. Jebakan
73
73. Melapor
74
74. Pertemuan Lidya dengan orang tua si kembar
75
75. Penangkapan
76
76. Berdoa
77
77. Curhat
78
78. Mati
79
79. Keputusan oma
80
80. Kedatangan Husein dan Farhana
81
81. Prahara besar
82
82. Di usir dan di kurung
83
83. Disita
84
84. Di pengadilan
85
85. Sidang pertama
86
86. Sebuah informasi
87
87. Menangisi laki-laki
88
88. Kabur
89
89. Kemarahan Oma
90
90. Ke ujung dunia
91
91. Sidang ke 2
92
92. Sebuah keputusan
93
93. Keputusan hakim
94
94. Makan bersama
95
95. Menyatakan cinta
96
96. Di blokir
97
97. Mencari kerja
98
98. Abigail mencari kerja
99
99. Abrisam mencari kerja
100
100. Mencari solusi
101
101. Menolak tawaran
102
102. Diculik
103
103. Mengembalikan uang
104
104. Diculik 2
105
105. Terkejut
106
106. Motor Rosa
107
107. Siapa dia?
108
108. The power off kepepet
109
109. Kesetrum
110
110. Racun ular, obat penawar
111
111. Rahasia
112
112. Pengejar berita
113
113. Bercerita
114
114. Tak percaya
115
115. Undangan makan malam
116
116. Penolakan
117
117. Menjemput Rosa
118
118. Menjemput Lidya
119
119. Permintaan Oma Sekar
120
120. Reaksi orang tua
121
121. Melamar Rosa
122
122. Pernikahan Rosa
123
123. Pernikahan Lidya
124
124. Membobol gawang
125
125. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!