11. Keceplosan

"Jawab Rosa." ibunya melerai pelukannya dan menatap lekat wajah putri semata wayangnya itu.

"Ma_maafkan Rosa bu." ucap Rosa dengan suara yang bergetar dan kembali memeluk tubuh ibunya.

Hanya terdengar isakan tangis keduanya yang sangat memilukan hati.

Sampai akhirnya, bapaknya tiba-tiba muncul di ambang pintu. Dengan raut wajah keheranan dia bertanya, tapi tak ada satupun di antara mereka yang mampu menjawab. Selain hanya menangis dan menangis.

Bapaknya kembali mengulang pertanyaan nya dan akhirnya ibunya menjawab sambil berderai air mata. Yang langsung membuat bapak kaget dan seketika memegang kuat dadanya. Wajahnya juga terlihat pucat.

Rosa dan ibunya seketika panik dan segera mencari bantuan. Dengan terburu-buru bapak di bawa ke rumah

sakit. Namun naas, nyawa nya sudah tidak tertolong.

Setelah kabar Rosa hamil dan belum mendapatkan penyelesaian nya, sekarang malah kabar buruk menimpa mereka lagi, bapak meninggal.

Hal itu menjadi pukulan yang amat keras dan berat bagi Rosa dan ibunya. Bagai jatuh tertimpa tangga, peribahasa yang tepat menggambarkan kondisi saat itu. Sehingga membuat keduanya sangat syok.

Hanya dalam sekejap mata, kabar itu sudah tersebar ke seluruh masyarakat desanya. Yang membuat Rosa tergoncang batinnya, sehingga hampir saja ia kehilangan nyawanya. Karena aksi memotong urat nadi yang di lakukan nya.

Ibunya benar-benar tak terima dengan nasib malang yang menimpa anaknya bertubi-tubi, sehingga ia terus memaksa untuk mengatakan siapa laki-laki yang sudah membuat nya hamil.

Tak tahan untuk menyimpan rahasia besar itu sendiri, akhirnya Rosa pun mengatakan yang sebenarnya pada ibunya.

Ibunya menaruh harapan besar agar laki-laki itu mau bertanggungjawab. Dengan di dampingi pak RT, mereka bergegas mendatangi rumah laki-laki itu.

Namun lagi-lagi mereka harus menelan pil pahit. Bukan nya mendapatkan jalan penyelesaian yang baik, tapi justru malah hinaan demi hinaan yang mereka dapatkan.

'Cukup sudah aku dan anak ku dipermalukan. Jika mereka tidak mau bertanggung jawab, lebih baik ku besarkan cucu ku sendiri.' batin bu Susi dengan geram kala itu. Ia menggandeng tangan Rosa dan mengajak nya pulang.

Dan alhamdulillah, beberapa hari yang terasa seperti hidup di musim kemarau itu berhasil mereka lewati.

Kini, pelan namun pasti Rosa dan ibunya bangkit berdiri. Menyatukan kepingan kepingan hati yang remuk, agar kembali bersatu dan membentuk jiwa yang kuat. Seperti tunas yang sedang tumbuh kala musim penghujan datang.

"Ros, Rosa!" teriak Lidya karena kesal. Sejak tadi ia melihat Rosa yang justru melamun.

Tidak seperti hari biasanya, ketika Lidya sedang buntu otaknya dalam mengerjakan tugas, pasti Rosa akan segera memberi tahu cara penyelesaian nya.

"Eh, i_iya mbak." jawab Rosa gelagapan. Wajah nya seketika tegang, seperti awal pertemuan nya dulu dengan Lidya. Yang justru membuat Lidya malah mengerutkan keningnya.

"Heh, kamu tuh ngomong apaan sih? Mikirin apa sampai ngga fokus ngajarin aku?" ucap Lidya sambil terkekeh. Ia menyeruput es coklatnya karena kehausan terus memanggil nama Rosa berulang kali tadi.

"Nih, minum dulu. Biar fokus." Lidya menyodorkan es coklat milik Rosa.

"Terima kasih." jawab Rosa, ia pun segera meminum es coklat itu hingga tandas. Karena untuk menghilangkan segala bayangan yang pahit itu butuh rasa yang manis, semanis es coklat buatan bu Cici.

"Memang nya tadi kamu ngelamun soal apa? Apa lagi terdampar di Padang Mahsyar, sehingga pulang pulang kehausan sampai es nya langsung kamu habiskan." gurau Lidya, yang membuat keduanya justru tertawa terbahak-bahak.

"Padang Mahsyar kan tempat kita kumpul nanti kalau sudah wafat." balas Rosa.

"Alah, gaya mu pakai ngomong wafat segala. Memang nya kita ini pahlawan."

"Lho, wanita itu kan memang pahlawan. Ngga kan ada kamu, kalau ibumu ngga mau ngelahirin kamu."

"Iya iya percaya, yang mau punya dedek bayi. Pasti ngomong nya selalu gitu." balas Lidya kesal.

Rosa terkikik melihat Lidya yang cemberut. Walaupun cemberut ia tetap cantik, berbeda dengan dirinya. Sudah senyum semanis mungkin, tetap saja di bilang jelek, dekil dan lain sebagainya.

"Kenapa kamu liatin aku seperti itu? Jangan jangan kamu ......" Lidya tidak meneruskan kalimatnya dan justru memandang aneh pada Rosa.

"Heh, aku tuh masih normal kali." Rosa cemberut.

"Tapi kenapa kamu liatin aku kayak gitu tadi?"

"Meskipun kamu cemberut, kamu tetap cantik. Sedangkan aku......" Rosa menundukkan pandangan nya. Tentu saja hal itu membuat Lidya iba.

"Hei, meskipun cantik aku, tapi kan yang laku duluan kamu." Lidya berusaha menghibur Rosa sambil tersenyum manis.

Tapi, ia tidak tahu kalau di balik kalimat hiburan nya itu membuka luka di hati Rosa yang hampir kering.

"Dia tidak pernah membeli ku, tapi sudah memakai ku berkali-kali sampai aku hamil." ceplos Rosa.

Tanpa sadar ia sudah membuka aibnya sendiri. Padahal sebenarnya ia tak ingin mengatakan hal itu pada Lidya, karena tak ingin menjadi guru yang buruk baginya. Ia takut Lidya akan membencinya yang membuat Lidya tidak mau belajar lagi dengannya.

"Hei Ros, kamu bicara apa?" tanya Lidya dengan wajah yang serius.

"Eh memang nya aku tadi bicara apa?" tanya Rosa balik.

"Kamu bilang kalau dia tidak pernah membeli ku tapi sudah memakai ku berulang kali sampai hamil." ucap Lidya polos, yang membuat Rosa seketika membulatkan matanya. Menyadari ia sudah keceplosan.

"Oh tidak apa-apa, aku hanya salah bicara." ralat Rosa dengan cepat, ia pun menyunggingkan senyum agar Lidya percaya.

"Tadi kamu tanya soal nomor berapa?" Rosa segera mengalihkan pembicaraan.

"Aku ngga mau mengerjakan tugas, sebelum kamu cerita yang jujur sama aku." Lidya mengerucutkan bibirnya dan mendengus kesal.

"Aku ngga ada rahasia apapun sama kamu."

"Aku ngga percaya, kamu bohong."

Sekian lama keduanya terdiam, akhirnya Rosa membuka mulutnya juga.

"Baiklah, tapi aku mohon kamu harus janji dulu dengan ku."

"Apa?" tanya Lidya sambil mencondongkan wajahnya dan serius menatap Rosa.

"Kamu tidak akan pernah meniru perbuatan buruk ku. Buatlah kedua orang tua mu bangga memiliki anak seperti mu." kata Rosa dengan penuh penekanan.

Yang membuat Lidya lagi lagi harus berpikir keras, hingga guratan di wajahnya terlihat jelas.

"Memang nya sebesar apa sih rahasia mu sampai aku harus janji segala. Aku merasa kamu adalah teman terbaik yang pernah aku miliki selama ini. Pintar dan mengajari ku sembahyang juga."

"Yang terlihat di luar belum tentu sama dengan dalam nya Lidya."

"Iya iya aku janji." jawab Lidya asal sambil menyeruput es nya lagi.

"Aku hamil di luar nikah, karena pacar ku tidak mau bertanggung jawab."

Uhuk... uhuk...

Lidya langsung tersedak mendengar penuturan Rosa.

Rosa panik dan menyodorkan es pada Lidya untuk meminumnya lagi.

"Bisa kamu ulang sekali lagi?" tanya Lidya setelah batuknya hilang.

"Sayangnya tidak ada siaran ulang." balas Rosa.

Episodes
1 1. Rosa hamil?
2 2. Bunuh diri
3 3. Meminta pertanggungjawaban
4 4. Membeli jamu
5 5. Takdir yang harus dijalani
6 6. Mencari kerja
7 7. Gaji pertama
8 8. Tawaran bu Cici
9 9. Les privat
10 10. Penilaian mereka
11 11. Keceplosan
12 12. Make over
13 13. Di salon
14 14. Kebaikan Lidya
15 15. Mawar berduri
16 16. Rosa kritis
17 17. Dugaan orang tua Lidya
18 18. Kecelakaan
19 19. Terlambat sekolah
20 20. Pulang dari rumah sakit
21 21. Mendaftar jadi guru les
22 22. Menangkap Anita
23 23. Anita di tangkap polisi
24 24. Sebuah keputusan
25 25. Menjadi TKI
26 26. Bertemu majikan
27 27. Di rumah sakit
28 28. Sebuah fakta
29 29. Sebuah niat
30 30. Keputusan
31 31. Di bandara
32 32. Abrisam
33 33. Hinaan netizen
34 34. Memulai usaha
35 35. Melepas rindu dengan sahabat
36 36. Menyatakan cinta
37 37. Memikirkan Lidya
38 38. Akhirnya diterima
39 39. Foto itu
40 40. Menikahi mu
41 41. Di hantui wanita itu
42 42. Hampir saja ketahuan
43 43. Kesiangan
44 44. Si kembar tampan
45 45. Menjemput mempelai
46 46. Sah
47 47. Berjanji pada ibu
48 48. Menyingkap baju
49 49. Satu kamar
50 50. Belajar sholat
51 51. Tangisan di kamar mandi
52 52. Tidur sekamar
53 53. Di dalam lift
54 54. Bermunajat
55 55. Kenapa seribet ini?
56 56. Ibu karbitan
57 57. Istri untuk selamanya
58 58. Hanya author yang tahu
59 59. UPS, sorry
60 60. Kembali bekerja
61 61. Rico cemburu
62 62. Kejutan dari umi Farhana
63 63. Perasaan oma
64 64. Matamu dikondisikan dong
65 65. Menyambut kedatangan orangtua
66 66. Dendam yang mengakar
67 67. Husein dan Farhana
68 68. Masa lalu
69 69. Tertangkap basah
70 70. Di kira pacar
71 71. Curhat
72 72. Jebakan
73 73. Melapor
74 74. Pertemuan Lidya dengan orang tua si kembar
75 75. Penangkapan
76 76. Berdoa
77 77. Curhat
78 78. Mati
79 79. Keputusan oma
80 80. Kedatangan Husein dan Farhana
81 81. Prahara besar
82 82. Di usir dan di kurung
83 83. Disita
84 84. Di pengadilan
85 85. Sidang pertama
86 86. Sebuah informasi
87 87. Menangisi laki-laki
88 88. Kabur
89 89. Kemarahan Oma
90 90. Ke ujung dunia
91 91. Sidang ke 2
92 92. Sebuah keputusan
93 93. Keputusan hakim
94 94. Makan bersama
95 95. Menyatakan cinta
96 96. Di blokir
97 97. Mencari kerja
98 98. Abigail mencari kerja
99 99. Abrisam mencari kerja
100 100. Mencari solusi
101 101. Menolak tawaran
102 102. Diculik
103 103. Mengembalikan uang
104 104. Diculik 2
105 105. Terkejut
106 106. Motor Rosa
107 107. Siapa dia?
108 108. The power off kepepet
109 109. Kesetrum
110 110. Racun ular, obat penawar
111 111. Rahasia
112 112. Pengejar berita
113 113. Bercerita
114 114. Tak percaya
115 115. Undangan makan malam
116 116. Penolakan
117 117. Menjemput Rosa
118 118. Menjemput Lidya
119 119. Permintaan Oma Sekar
120 120. Reaksi orang tua
121 121. Melamar Rosa
122 122. Pernikahan Rosa
123 123. Pernikahan Lidya
124 124. Membobol gawang
125 125. Tamat
Episodes

Updated 125 Episodes

1
1. Rosa hamil?
2
2. Bunuh diri
3
3. Meminta pertanggungjawaban
4
4. Membeli jamu
5
5. Takdir yang harus dijalani
6
6. Mencari kerja
7
7. Gaji pertama
8
8. Tawaran bu Cici
9
9. Les privat
10
10. Penilaian mereka
11
11. Keceplosan
12
12. Make over
13
13. Di salon
14
14. Kebaikan Lidya
15
15. Mawar berduri
16
16. Rosa kritis
17
17. Dugaan orang tua Lidya
18
18. Kecelakaan
19
19. Terlambat sekolah
20
20. Pulang dari rumah sakit
21
21. Mendaftar jadi guru les
22
22. Menangkap Anita
23
23. Anita di tangkap polisi
24
24. Sebuah keputusan
25
25. Menjadi TKI
26
26. Bertemu majikan
27
27. Di rumah sakit
28
28. Sebuah fakta
29
29. Sebuah niat
30
30. Keputusan
31
31. Di bandara
32
32. Abrisam
33
33. Hinaan netizen
34
34. Memulai usaha
35
35. Melepas rindu dengan sahabat
36
36. Menyatakan cinta
37
37. Memikirkan Lidya
38
38. Akhirnya diterima
39
39. Foto itu
40
40. Menikahi mu
41
41. Di hantui wanita itu
42
42. Hampir saja ketahuan
43
43. Kesiangan
44
44. Si kembar tampan
45
45. Menjemput mempelai
46
46. Sah
47
47. Berjanji pada ibu
48
48. Menyingkap baju
49
49. Satu kamar
50
50. Belajar sholat
51
51. Tangisan di kamar mandi
52
52. Tidur sekamar
53
53. Di dalam lift
54
54. Bermunajat
55
55. Kenapa seribet ini?
56
56. Ibu karbitan
57
57. Istri untuk selamanya
58
58. Hanya author yang tahu
59
59. UPS, sorry
60
60. Kembali bekerja
61
61. Rico cemburu
62
62. Kejutan dari umi Farhana
63
63. Perasaan oma
64
64. Matamu dikondisikan dong
65
65. Menyambut kedatangan orangtua
66
66. Dendam yang mengakar
67
67. Husein dan Farhana
68
68. Masa lalu
69
69. Tertangkap basah
70
70. Di kira pacar
71
71. Curhat
72
72. Jebakan
73
73. Melapor
74
74. Pertemuan Lidya dengan orang tua si kembar
75
75. Penangkapan
76
76. Berdoa
77
77. Curhat
78
78. Mati
79
79. Keputusan oma
80
80. Kedatangan Husein dan Farhana
81
81. Prahara besar
82
82. Di usir dan di kurung
83
83. Disita
84
84. Di pengadilan
85
85. Sidang pertama
86
86. Sebuah informasi
87
87. Menangisi laki-laki
88
88. Kabur
89
89. Kemarahan Oma
90
90. Ke ujung dunia
91
91. Sidang ke 2
92
92. Sebuah keputusan
93
93. Keputusan hakim
94
94. Makan bersama
95
95. Menyatakan cinta
96
96. Di blokir
97
97. Mencari kerja
98
98. Abigail mencari kerja
99
99. Abrisam mencari kerja
100
100. Mencari solusi
101
101. Menolak tawaran
102
102. Diculik
103
103. Mengembalikan uang
104
104. Diculik 2
105
105. Terkejut
106
106. Motor Rosa
107
107. Siapa dia?
108
108. The power off kepepet
109
109. Kesetrum
110
110. Racun ular, obat penawar
111
111. Rahasia
112
112. Pengejar berita
113
113. Bercerita
114
114. Tak percaya
115
115. Undangan makan malam
116
116. Penolakan
117
117. Menjemput Rosa
118
118. Menjemput Lidya
119
119. Permintaan Oma Sekar
120
120. Reaksi orang tua
121
121. Melamar Rosa
122
122. Pernikahan Rosa
123
123. Pernikahan Lidya
124
124. Membobol gawang
125
125. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!