13. Di salon

Rosa pulang dari rumah Lidya ketika hari sudah sore. Maklum saja, selain memberi les, ia juga di make over Lidya sampai 3 jam.

Sesampainya di rumah, ia mengucap salam tapi tak ada balasan dari ibu nya. Bergegas ia masuk rumah dan mencari keberadaan ibunya, tapi tak juga ia temui.

Karena kelelahan ia pun segera masuk kamar nya. Ketika ia menaruh tas selempang nya di meja rias, ia kembali melihat bayangan nya lewat pantulan cermin.

"Lidya benar benar hebat. Mampu mengubah itik buruk rupa jadi angsa putih yang cantik. Rasanya sayang sekali jika aku harus menghapus dandanan ini." gumamnya sambil mengelus wajahnya dan menengok ke kiri dan kanan.

"Rosa, kamu sudah pulang?" teriak ibunya yang sudah masuk ke dalam rumah.

"Iya bu." bergegas ia menghampiri di mana ibunya berada.

"Habis dari mana bu? Kok aku cariin ngga ada."

"Belanja sabun dan perlengkapan lainnya, ternyata sudah ha....." belum selesai ibunya mengeluarkan belanjaan dari kantong plastik, ia menatap Rosa tanpa berkedip.

"Kenapa bu?" tanya Rosa sambil tersenyum.

"Kamu cantik sekali Ros." ibunya bangkit berdiri dan meraba rambut dan wajah Rosa dengan takjub.

"Ini semua berkat Lidya bu, dia yang mendadani ku jadi seperti ini. Keluarga bu Cici sangat baik dengan ku bu."

"Alhamdulillah, ibu senang sekali mendengar nya. Oh ya, kamu pasti belum mandi." tebak ibunya yang membuat Rosa menyunggingkan senyum.

"Sayang bu, nanti make up nya jadi luntur." celetuk Rosa sambil meringis.

"Hush, ngga boleh gitu. Mandi biar badan sehat dan segar. Nanti habis mandi dandan lagi." bu Susi pun pura pura memasang wajah seram. Akhirnya Rosa mengikuti perkataan ibunya untuk segera mandi.

Hari berikutnya Rosa kembali memberi les pada Lidya. Setelah selesai memberi les, waktu nya ia menerima les make up dari Lidya agar bisa berdandan sendiri di rumah. Lidya juga memberitahu satu persatu nama nama alat make up dan penggunaan nya pada Rosa.

Awalnya tangan Rosa sangat kaku dalam memegang alat alat itu, bahkan membingkai alis saja bisa beda antara kiri dan kanan. Ia juga pernah terlalu banyak mengaplikasikan foundation pada wajah nya, alhasil membuat mukanya malah mirip badut yang membuat Lidya justru tertawa terbahak-bahak ketika melihat nya.

'Ternyata ini tak semudah yang dibayangkan. Tapi kenapa Lidya bisa pintar sekali berdandan? Gerakan tangan nya terlihat lincah.' batinnya.

Tapi lama kelamaan usaha Rosa mulai berhasil. Ia perlahan bisa membingkai wajahnya dengan make up natural, yang membuat jerawat nya tidak begitu terlihat, dan wajah nya terlihat lebih cerah.

"Bu, aku boleh beli make up ngga?" tanya Rosa ketika keduanya tengah duduk bersama melihat tayangan televisi. Ia merasa sungkan jika terus menerus menggunakan make up Lidya untuk belajar.

"Apa yang membuat mu bahagia, ya lakukan saja. Ibu hanya bisa mendukung mu." jawab ibunya tanpa menoleh karena sedang serius melihat tv.

Mendengar jawaban ibunya, Rosa sangat senang sekali. Bergegas ia mengirim pesan pada Lidya untuk mengantarkannya ke tempat penjualan make up seperti punya Lidya.

Hari yang di janjikan pun tiba, Rosa menjemput Lidya untuk pergi ke toko kosmetik.

"Naik mobil ku saja Ros, aku takut di bonceng sama orang hamil." cetus Lidya sambil meringis. Bergegas ia kembali masuk rumah minta kunci mobil pada ayah nya. Tak berselang lama ia sudah mengeluarkan mobil itu dari carport.

"Ayo." seru Lidya pada Rosa.

"Kamu serius bisa naik mobil kan?" tanya Rosa dengan wajah yang sedikit tegang. Karena ia selama ini tidak pernah melihat Lidya mengemudikan mobil. Apalagi umur Lidya juga masih kecil, karena seumuran dengan nya.

"Kamu meremehkan ku?" jawab Lidya, pandangan nya di buat tajam pada Rosa.

Kemudian ia mulai melajukan mobil meninggalkan pelataran rumah nya. Rosa tampak sedikit tegang, hingga tak bersuara sama sekali. Sedangkan Lidya diam diam melirik ke arah Rosa sambil meringis melihat ekspresi nya.

"Kita ini lagi naik mobil Ros, bukan naik roller coaster yang berputar cepat dan bikin kepala pusing. Jadi, kamu tenang saja. Aku tuh sudah jago nyetir, bukti nya ayah ibu ku mengijinkan aku keluar sama kamu bawa mobil." celetuk Lidya.

"Iya sih, perlahan lahan aku juga mulai nyaman dan ngga takut lagi kok Lid. Cuma aku heran saja sama kamu. Kamu pinter dandan, pinter bawa mobil, tapi kenapa ngga pinter soal pelajaran?" ceplos Rosa sambil terkekeh. Lidya yang tak terima langsung menonjok lengan Rosa.

"Sialan kamu ya." ucap Lidya lalu dia juga ikut terkekeh.

"Waktu pembagian otak, aku telat datang. Jadi cuma kebagian sedikit. Jadi deh kayak gini, ngga terlalu pintar. Untung aku anak orang kaya." gurau Lidya.

"Iya ya, orang kaya itu memang paling bisa ngelakuin apa aja. Orang pintar kalah sama orang kaya. Orang kaya kalah sama orang beruntung. Nah kamu, sudah kaya, beruntung lagi." tutur Rosa dengan wajah serius nya. Lidya pun sejenak melirik Rosa sambil mencerna ucapannya.

"Hei, kamu tersinggung ya sama ucapan ku?" tanya Lidya sambil memelankan laju mobil nya.

"Enggak lah, aku tahu kamu orang nya selalu bercanda. Makanya aku seneng dekat sama kamu. Katanya kalau orang yang suka bercanda itu awet muda. Seperti nya memang benar sih." ucap Rosa sambil tersenyum ke arah Lidya.

"Iya sih aku emang awet muda, banyak kok yang bilang gitu." ucap Lidya terkekeh.

Ia segera turun dari mobil karena sudah sampai di tempat di salon.

"Lhoh kok ke salon Lid?" tanya Rosa sambil mengernyitkan kening nya.

"Wajah mu juga perlu di amplas biar mulus. Baru nanti di kasih make up tipis tipis. Nanti hasilnya bisa secantik aku. Okay?"

Rosa hanya geleng-geleng kepala melihat Lidya yang terus saja melempar candaan padanya. Hari hari nya pun kian berwarna karena candaan Lidya. Entah mengapa walau hanya sekedar candaan, tapi justru mampu membangkitkan semangat Rosa. Mungkin hari nya akan terasa sangat sepi dan kelam jika ia tak pernah bertemu dengan Lidya. Ia segera menyeimbangi langkah Lidya yang justru tampak bersemangat itu.

"Hai baby girl ku." sapa pemilik salon ramah menyambut kedatangan Lidya.

"Hai kak Angel." balas Lidya, keduanya pun bercipika cipiki. Rosa terkejut melihat apa yang di lakukan Lidya dan seseorang yang di sapa kak Angel itu.

Setelah keduanya saling mengurai pelukan. Kak Angel melihat dengan seksama ke arah Rosa. Wajah nya sangat sulit di artikan ketika melihat Rosa dengan wajah yang penuh jerawat dan bekas nya, di tambah lagi dengan perutnya yang buncit. Hingga ia hanya mampu geleng-geleng kepala.

"Oh iya, aku lupa ngenalin. Ini Rosa teman aku kak. Tolong amplas wajahnya biar halus ya kak. Aku gemes aja sama tomat yang tumbuh subur di wajahnya. Pengen aku iih...." ceplos Lidya gemas, sambil menyatukan tangan nya.

"Beres baby." jawab kak Angel sambil mengedipkan mata dan tangannya membentuk isyarat ok.

"Ayo duduk di sana." ajak kak Angel kemudian. Lidya segera mengikuti langkah kak Angel, namun tangannya segera di tahan oleh Rosa.

"Bukankah dia laki laki?" bisik Rosa.

"Iya, dia memang laki-laki tapi pisang nya sudah di potong. Jadi, dia ngga kan macam-macam sama kita. Lagian kita ini bukan tipe nya lagi." balas Lidya dengan berbisik pula. Rosa langsung membulatkan matanya mendengar penjelasan Lidya.

Terpopuler

Comments

Hot Red Gingger

Hot Red Gingger

percuma kalo cantiknya krn make up. kalo ga make up jd jelek lg. yg asa perawatan, jerawat dihilangkan, kulit dikinlongi. biar bersih n lbh cerah tdk keliatan dekil. penampilan dirubah.

2023-02-12

2

lihat semua
Episodes
1 1. Rosa hamil?
2 2. Bunuh diri
3 3. Meminta pertanggungjawaban
4 4. Membeli jamu
5 5. Takdir yang harus dijalani
6 6. Mencari kerja
7 7. Gaji pertama
8 8. Tawaran bu Cici
9 9. Les privat
10 10. Penilaian mereka
11 11. Keceplosan
12 12. Make over
13 13. Di salon
14 14. Kebaikan Lidya
15 15. Mawar berduri
16 16. Rosa kritis
17 17. Dugaan orang tua Lidya
18 18. Kecelakaan
19 19. Terlambat sekolah
20 20. Pulang dari rumah sakit
21 21. Mendaftar jadi guru les
22 22. Menangkap Anita
23 23. Anita di tangkap polisi
24 24. Sebuah keputusan
25 25. Menjadi TKI
26 26. Bertemu majikan
27 27. Di rumah sakit
28 28. Sebuah fakta
29 29. Sebuah niat
30 30. Keputusan
31 31. Di bandara
32 32. Abrisam
33 33. Hinaan netizen
34 34. Memulai usaha
35 35. Melepas rindu dengan sahabat
36 36. Menyatakan cinta
37 37. Memikirkan Lidya
38 38. Akhirnya diterima
39 39. Foto itu
40 40. Menikahi mu
41 41. Di hantui wanita itu
42 42. Hampir saja ketahuan
43 43. Kesiangan
44 44. Si kembar tampan
45 45. Menjemput mempelai
46 46. Sah
47 47. Berjanji pada ibu
48 48. Menyingkap baju
49 49. Satu kamar
50 50. Belajar sholat
51 51. Tangisan di kamar mandi
52 52. Tidur sekamar
53 53. Di dalam lift
54 54. Bermunajat
55 55. Kenapa seribet ini?
56 56. Ibu karbitan
57 57. Istri untuk selamanya
58 58. Hanya author yang tahu
59 59. UPS, sorry
60 60. Kembali bekerja
61 61. Rico cemburu
62 62. Kejutan dari umi Farhana
63 63. Perasaan oma
64 64. Matamu dikondisikan dong
65 65. Menyambut kedatangan orangtua
66 66. Dendam yang mengakar
67 67. Husein dan Farhana
68 68. Masa lalu
69 69. Tertangkap basah
70 70. Di kira pacar
71 71. Curhat
72 72. Jebakan
73 73. Melapor
74 74. Pertemuan Lidya dengan orang tua si kembar
75 75. Penangkapan
76 76. Berdoa
77 77. Curhat
78 78. Mati
79 79. Keputusan oma
80 80. Kedatangan Husein dan Farhana
81 81. Prahara besar
82 82. Di usir dan di kurung
83 83. Disita
84 84. Di pengadilan
85 85. Sidang pertama
86 86. Sebuah informasi
87 87. Menangisi laki-laki
88 88. Kabur
89 89. Kemarahan Oma
90 90. Ke ujung dunia
91 91. Sidang ke 2
92 92. Sebuah keputusan
93 93. Keputusan hakim
94 94. Makan bersama
95 95. Menyatakan cinta
96 96. Di blokir
97 97. Mencari kerja
98 98. Abigail mencari kerja
99 99. Abrisam mencari kerja
100 100. Mencari solusi
101 101. Menolak tawaran
102 102. Diculik
103 103. Mengembalikan uang
104 104. Diculik 2
105 105. Terkejut
106 106. Motor Rosa
107 107. Siapa dia?
108 108. The power off kepepet
109 109. Kesetrum
110 110. Racun ular, obat penawar
111 111. Rahasia
112 112. Pengejar berita
113 113. Bercerita
114 114. Tak percaya
115 115. Undangan makan malam
116 116. Penolakan
117 117. Menjemput Rosa
118 118. Menjemput Lidya
119 119. Permintaan Oma Sekar
120 120. Reaksi orang tua
121 121. Melamar Rosa
122 122. Pernikahan Rosa
123 123. Pernikahan Lidya
124 124. Membobol gawang
125 125. Tamat
Episodes

Updated 125 Episodes

1
1. Rosa hamil?
2
2. Bunuh diri
3
3. Meminta pertanggungjawaban
4
4. Membeli jamu
5
5. Takdir yang harus dijalani
6
6. Mencari kerja
7
7. Gaji pertama
8
8. Tawaran bu Cici
9
9. Les privat
10
10. Penilaian mereka
11
11. Keceplosan
12
12. Make over
13
13. Di salon
14
14. Kebaikan Lidya
15
15. Mawar berduri
16
16. Rosa kritis
17
17. Dugaan orang tua Lidya
18
18. Kecelakaan
19
19. Terlambat sekolah
20
20. Pulang dari rumah sakit
21
21. Mendaftar jadi guru les
22
22. Menangkap Anita
23
23. Anita di tangkap polisi
24
24. Sebuah keputusan
25
25. Menjadi TKI
26
26. Bertemu majikan
27
27. Di rumah sakit
28
28. Sebuah fakta
29
29. Sebuah niat
30
30. Keputusan
31
31. Di bandara
32
32. Abrisam
33
33. Hinaan netizen
34
34. Memulai usaha
35
35. Melepas rindu dengan sahabat
36
36. Menyatakan cinta
37
37. Memikirkan Lidya
38
38. Akhirnya diterima
39
39. Foto itu
40
40. Menikahi mu
41
41. Di hantui wanita itu
42
42. Hampir saja ketahuan
43
43. Kesiangan
44
44. Si kembar tampan
45
45. Menjemput mempelai
46
46. Sah
47
47. Berjanji pada ibu
48
48. Menyingkap baju
49
49. Satu kamar
50
50. Belajar sholat
51
51. Tangisan di kamar mandi
52
52. Tidur sekamar
53
53. Di dalam lift
54
54. Bermunajat
55
55. Kenapa seribet ini?
56
56. Ibu karbitan
57
57. Istri untuk selamanya
58
58. Hanya author yang tahu
59
59. UPS, sorry
60
60. Kembali bekerja
61
61. Rico cemburu
62
62. Kejutan dari umi Farhana
63
63. Perasaan oma
64
64. Matamu dikondisikan dong
65
65. Menyambut kedatangan orangtua
66
66. Dendam yang mengakar
67
67. Husein dan Farhana
68
68. Masa lalu
69
69. Tertangkap basah
70
70. Di kira pacar
71
71. Curhat
72
72. Jebakan
73
73. Melapor
74
74. Pertemuan Lidya dengan orang tua si kembar
75
75. Penangkapan
76
76. Berdoa
77
77. Curhat
78
78. Mati
79
79. Keputusan oma
80
80. Kedatangan Husein dan Farhana
81
81. Prahara besar
82
82. Di usir dan di kurung
83
83. Disita
84
84. Di pengadilan
85
85. Sidang pertama
86
86. Sebuah informasi
87
87. Menangisi laki-laki
88
88. Kabur
89
89. Kemarahan Oma
90
90. Ke ujung dunia
91
91. Sidang ke 2
92
92. Sebuah keputusan
93
93. Keputusan hakim
94
94. Makan bersama
95
95. Menyatakan cinta
96
96. Di blokir
97
97. Mencari kerja
98
98. Abigail mencari kerja
99
99. Abrisam mencari kerja
100
100. Mencari solusi
101
101. Menolak tawaran
102
102. Diculik
103
103. Mengembalikan uang
104
104. Diculik 2
105
105. Terkejut
106
106. Motor Rosa
107
107. Siapa dia?
108
108. The power off kepepet
109
109. Kesetrum
110
110. Racun ular, obat penawar
111
111. Rahasia
112
112. Pengejar berita
113
113. Bercerita
114
114. Tak percaya
115
115. Undangan makan malam
116
116. Penolakan
117
117. Menjemput Rosa
118
118. Menjemput Lidya
119
119. Permintaan Oma Sekar
120
120. Reaksi orang tua
121
121. Melamar Rosa
122
122. Pernikahan Rosa
123
123. Pernikahan Lidya
124
124. Membobol gawang
125
125. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!