9. Les privat

Rosa mengikuti Lidya yang masuk ke kamarnya.

Lidya duduk di tepi ranjang sambil masih sibuk mengeringkan rambut. Sedang Rosa masih berdiri karena merasa belum di persilahkan duduk.

"Ayo, ceritakan pada ku gimana perasaan mu waktu hamil? Apa kamu ngga takut membayangkan nanti saat melahirkan." celoteh Lidya lagi.

Rosa mengambil nafas dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan Lidya.

"Mungkin perasaan ku sama seperti mu, sedikit takut. Tapi, kodratnya wanita kan memang seperti itu, melahirkan. Jadi, ia harus siap dengan rasa sakitnya. Makanya, kita sebagai anak tidak boleh mengecewakan hati orang tua kita, terlebih ibu. Karena beliau sudah banyak berkorban, bahkan bertaruh nyawa ketika melahirkan kita ke dunia." ucap Rosa dengan mata yang berkaca-kaca.

Lidya terhenyak dengan penjelasan Rosa barusan. Ia menatap Rosa cukup lama.

'Walaupun kita seumuran, ternyata Rosa lebih dewasa dari ku di lihat dari pola pikirnya.' batin Lidya.

"Eh, duduk saja di kursi itu dulu. Pasti kamu capek." ucap Lidya yang merasa prihatin melihat perut buncit Rosa.

"Terima kasih." ucap Rosa sambil tersenyum lalu menggeser kursi rias Lidya.

Lidya banyak bertanya seputar kehamilan pada Rosa. Rosa pun menjawab sebisanya. Terkadang Lidya sampai membuka mulutnya, menganga mendengar penjelasan Rosa.

"Kalau aku bicara soal kehamilan ku, kapan kita akan mulai belajar dengan mata pelajaran mu di sekolah mbak?" tanya Rosa yang membuat Lidya terkekeh menyadari karena terlalu penasaran.

"Okay, sekarang aku sudah siap." kata Lidya sambil mendaratkan pantatnya di lantai yang sudah beralas karpet tebal.

Ia juga menyiapkan setumpuk buku pelajaran dan meletakkan di meja kecil yang ada di hadapannya. Rosa tersenyum dan mulai duduk berhadapan dengan Lidya.

"Jangan kaget, pe-er ku banyak banget, dan kamu harus membantu ku sampai selesai." ucap Lidya sambil membuka buku matematika dan menyerahkan pada Rosa.

Sejenak Rosa mengamati deretan angka-angka itu, terkadang ia juga mengernyitkan dahi lalu seperti tersenyum seolah masalah nya selesai dengan mudah.

"Kamu juga harus membaca dan mengamati dengan teliti sebelum mengerjakan. Tugas ku kan hanya membantu kamu belajar, bukan mengerjakan pe-er." Rosa menyodorkan buku itu kembali pada Lidya sambil menyunggingkan senyum, yang langsung di sambut dengan bibir yang mengerucut oleh Lidya.

"Hem... kamu bertele-tele. Tinggal jawab aja apa susahnya sih. Tenang saja, ibu ku akan tetap membayar mu penuh." bisik Lidya.

"Kita harus jujur dalam setiap hal dan perbuatan, agar Allah ridho akan hasil jerih payah yang sudah kita lakukan." ucap Rosa berusaha menenangkan hati Lidya.

"Nah, cara mengerjakan no 1 begini...." Rosa mulai mengajari Lidya dengan sabar sampai seluruh pe-er nya selesai.

Kadang terdengar suara gelak tawa keduanya, suara keluhan Lidya yang mendengus kesal karena merasa otak nya sudah benar-benar buntu. Hingga akhirnya seluruh pe-er nya telah selesai ia kerjakan.

"Ini sungguhan Ros, pe-er ku sudah selesai?" tanya Lidya tak percaya. Dalam kurun waktu kurang dari 2 jam seluruh pe-er nya dari berbagai mata pelajaran sudah selesai.

Rosa mengangguk sambil tersenyum melihat binar bahagia di wajah Lidya. Setelah itu Rosa menerangkan beberapa materi yang masih ia ingat. Terkadang Lidya menganggukkan kepalanya tanda ia sudah paham.

"Maaf ya, mama kelamaan bikin cemilannya." suara bu Cici memecah keasyikan keduanya yang tengah sibuk belajar.

"Mama.... Lidya kan baru konsentrasi, kenapa harus di ganggu sih?" protes Lidya kesal.

Ibunya melongo mendengar anaknya bicara seperti itu. Biasanya ia sangat menanti kehadiran ibunya untuk membawakan cemilan untuk nya ketika belajar dengan guru les lainnya. Tapi kali ini Lidya berbeda dari biasanya, terlihat sangat konsentrasi.

"Kasian Rosa kan Lid, dia sedang hamil. Pasti menguras tenaga selama mengajari mu. Iya kan Ros? Di minum dulu jus nya. Ini ibu bikin brownis coklat, mumpung masih hangat ayo di cobain." kata bu Cici, setelah menjelaskan pada Lidya kini pandangan nya beralih pada Rosa.

"Terima kasih bu." balas Rosa di iringi dengan anggukan dan senyum manis.

"Jadi yang di suruh cuma Rosa saja, Lidya enggak nih?" protes Lidya sambil melirik ke arah ibunya. Yang membuat Rosa kembali tersenyum.

"Ayo Ros di minum." ajak Lidya. Keduanya lalu menyeruput jus jambu yang menyegarkan itu.

"Jangan lupa cicipi kue nya juga." bu Cici mengingatkan lagi.

Lidya mengambil sepotong kue dan memasukkan ke mulutnya, begitu juga Rosa.

"Gimana, enak?" tanya bu Cici, melihat brownies yang masih tersisa 2 potong saja.

Rosa langsung tampak salah tingkah karena menyadari kerakusannya saat ini. Sehingga hampir saja ia menghabiskan brownies itu.

"E_enak kok bu, enak banget. Rosa suka." sambil meringis Rosa menjawab pertanyaan bu Cici.

"Syukurlah kalau kamu suka. Setelah 100 kali percobaan baru kali ini bisa berhasil bikin brownies yang enak." ceplos bu Cici.

"Apa! 100 kali?" Lidya justru kaget mendengar penuturan ibunya. Ia geleng-geleng kepala, sedangkan Rosa masih dengan senyuman manis nya.

"Memang nya bikin kue itu gampang? Butuh percobaan berkali-kali Lidya. Seperti kamu ini, ibu harus berkali-kali mendatangkan guru les untuk mu, tapi nyantol nya malah sama Rosa." ujar bu Cici sambil terkekeh.

"Ya sudah, di lanjutkan lagi belajar nya. Ibu mau menyiapkan brownies untuk di bawa pulang Rosa." bu Cici bangkit berdiri hendak meninggalkan keduanya.

"Eh, ngga usah bu. Saya ngga enak terus menerus merepotkan ibu." ujar Rosa sungkan.

"Halah, kenapa harus pakai sungkan-sungkan segala sih. Kamu itu seumuran Lidya, jadi sudah ibu anggap seperti anak sendiri." bu Cici pun segera berlalu pergi.

"Ma, jangan lupa sisain brownies untuk ku juga." teriak Lidya. Ibunya melingkarkan jari telunjuk dan jempol nya sebagai isyarat ok.

Keduanya kembali meneruskan belajar mereka. Hingga tak terasa sayup sayup terdengar suara adzan sholat dhuhur.

"Kita sholat dulu yuk mbak." ajak Rosa. Sebenarnya Lidya jarang mengerjakan sholat, tapi karena di ajak Rosa akhirnya ia mengangguk setuju.

Keduanya pun mendirikan sholat di kamar Lidya.

"Sepertinya belajar nya sudah cukup untuk hari ini Ros, besok di sambung lagi. Aku kasian kalau kamu kecapekan " kata Lidya sambil merapikan mukena nya.

"Iya mbak."

"Jangan panggil aku mbak, panggil Lidya saja. Kita kan seumuran." titah Lidya, Rosa pun kembali mengangguk dan mengiyakan permintaan Lidya.

Lidya mengantar Rosa sampai di ambang pintu depan. Bergegas bu Cici datang menghampiri Rosa sambil menyerahkan paper bag berisi brownies yang bau khas nya menguar kemana-mana.

"Rezeki tidak boleh di tolak, ayo bawa." kata bu Cici, Lidya juga mengangguk memberi isyarat yang sama seperti ibunya.

"Terima kasih bu. Rosa pamit dulu ya, assalamu'alaikum." Rosa pun berpamitan dengan kembali mencium punggung tangan bu Cici, lalu bersalaman dengan Lidya.

'Alhamdulillah atas segala rezeki yang Kau berikan untuk kami ya Allah.' batin Rosa sambil mengelus perutnya dengan tangan kiri, sedang tangan kanannya menenteng paper bag itu.

Episodes
1 1. Rosa hamil?
2 2. Bunuh diri
3 3. Meminta pertanggungjawaban
4 4. Membeli jamu
5 5. Takdir yang harus dijalani
6 6. Mencari kerja
7 7. Gaji pertama
8 8. Tawaran bu Cici
9 9. Les privat
10 10. Penilaian mereka
11 11. Keceplosan
12 12. Make over
13 13. Di salon
14 14. Kebaikan Lidya
15 15. Mawar berduri
16 16. Rosa kritis
17 17. Dugaan orang tua Lidya
18 18. Kecelakaan
19 19. Terlambat sekolah
20 20. Pulang dari rumah sakit
21 21. Mendaftar jadi guru les
22 22. Menangkap Anita
23 23. Anita di tangkap polisi
24 24. Sebuah keputusan
25 25. Menjadi TKI
26 26. Bertemu majikan
27 27. Di rumah sakit
28 28. Sebuah fakta
29 29. Sebuah niat
30 30. Keputusan
31 31. Di bandara
32 32. Abrisam
33 33. Hinaan netizen
34 34. Memulai usaha
35 35. Melepas rindu dengan sahabat
36 36. Menyatakan cinta
37 37. Memikirkan Lidya
38 38. Akhirnya diterima
39 39. Foto itu
40 40. Menikahi mu
41 41. Di hantui wanita itu
42 42. Hampir saja ketahuan
43 43. Kesiangan
44 44. Si kembar tampan
45 45. Menjemput mempelai
46 46. Sah
47 47. Berjanji pada ibu
48 48. Menyingkap baju
49 49. Satu kamar
50 50. Belajar sholat
51 51. Tangisan di kamar mandi
52 52. Tidur sekamar
53 53. Di dalam lift
54 54. Bermunajat
55 55. Kenapa seribet ini?
56 56. Ibu karbitan
57 57. Istri untuk selamanya
58 58. Hanya author yang tahu
59 59. UPS, sorry
60 60. Kembali bekerja
61 61. Rico cemburu
62 62. Kejutan dari umi Farhana
63 63. Perasaan oma
64 64. Matamu dikondisikan dong
65 65. Menyambut kedatangan orangtua
66 66. Dendam yang mengakar
67 67. Husein dan Farhana
68 68. Masa lalu
69 69. Tertangkap basah
70 70. Di kira pacar
71 71. Curhat
72 72. Jebakan
73 73. Melapor
74 74. Pertemuan Lidya dengan orang tua si kembar
75 75. Penangkapan
76 76. Berdoa
77 77. Curhat
78 78. Mati
79 79. Keputusan oma
80 80. Kedatangan Husein dan Farhana
81 81. Prahara besar
82 82. Di usir dan di kurung
83 83. Disita
84 84. Di pengadilan
85 85. Sidang pertama
86 86. Sebuah informasi
87 87. Menangisi laki-laki
88 88. Kabur
89 89. Kemarahan Oma
90 90. Ke ujung dunia
91 91. Sidang ke 2
92 92. Sebuah keputusan
93 93. Keputusan hakim
94 94. Makan bersama
95 95. Menyatakan cinta
96 96. Di blokir
97 97. Mencari kerja
98 98. Abigail mencari kerja
99 99. Abrisam mencari kerja
100 100. Mencari solusi
101 101. Menolak tawaran
102 102. Diculik
103 103. Mengembalikan uang
104 104. Diculik 2
105 105. Terkejut
106 106. Motor Rosa
107 107. Siapa dia?
108 108. The power off kepepet
109 109. Kesetrum
110 110. Racun ular, obat penawar
111 111. Rahasia
112 112. Pengejar berita
113 113. Bercerita
114 114. Tak percaya
115 115. Undangan makan malam
116 116. Penolakan
117 117. Menjemput Rosa
118 118. Menjemput Lidya
119 119. Permintaan Oma Sekar
120 120. Reaksi orang tua
121 121. Melamar Rosa
122 122. Pernikahan Rosa
123 123. Pernikahan Lidya
124 124. Membobol gawang
125 125. Tamat
Episodes

Updated 125 Episodes

1
1. Rosa hamil?
2
2. Bunuh diri
3
3. Meminta pertanggungjawaban
4
4. Membeli jamu
5
5. Takdir yang harus dijalani
6
6. Mencari kerja
7
7. Gaji pertama
8
8. Tawaran bu Cici
9
9. Les privat
10
10. Penilaian mereka
11
11. Keceplosan
12
12. Make over
13
13. Di salon
14
14. Kebaikan Lidya
15
15. Mawar berduri
16
16. Rosa kritis
17
17. Dugaan orang tua Lidya
18
18. Kecelakaan
19
19. Terlambat sekolah
20
20. Pulang dari rumah sakit
21
21. Mendaftar jadi guru les
22
22. Menangkap Anita
23
23. Anita di tangkap polisi
24
24. Sebuah keputusan
25
25. Menjadi TKI
26
26. Bertemu majikan
27
27. Di rumah sakit
28
28. Sebuah fakta
29
29. Sebuah niat
30
30. Keputusan
31
31. Di bandara
32
32. Abrisam
33
33. Hinaan netizen
34
34. Memulai usaha
35
35. Melepas rindu dengan sahabat
36
36. Menyatakan cinta
37
37. Memikirkan Lidya
38
38. Akhirnya diterima
39
39. Foto itu
40
40. Menikahi mu
41
41. Di hantui wanita itu
42
42. Hampir saja ketahuan
43
43. Kesiangan
44
44. Si kembar tampan
45
45. Menjemput mempelai
46
46. Sah
47
47. Berjanji pada ibu
48
48. Menyingkap baju
49
49. Satu kamar
50
50. Belajar sholat
51
51. Tangisan di kamar mandi
52
52. Tidur sekamar
53
53. Di dalam lift
54
54. Bermunajat
55
55. Kenapa seribet ini?
56
56. Ibu karbitan
57
57. Istri untuk selamanya
58
58. Hanya author yang tahu
59
59. UPS, sorry
60
60. Kembali bekerja
61
61. Rico cemburu
62
62. Kejutan dari umi Farhana
63
63. Perasaan oma
64
64. Matamu dikondisikan dong
65
65. Menyambut kedatangan orangtua
66
66. Dendam yang mengakar
67
67. Husein dan Farhana
68
68. Masa lalu
69
69. Tertangkap basah
70
70. Di kira pacar
71
71. Curhat
72
72. Jebakan
73
73. Melapor
74
74. Pertemuan Lidya dengan orang tua si kembar
75
75. Penangkapan
76
76. Berdoa
77
77. Curhat
78
78. Mati
79
79. Keputusan oma
80
80. Kedatangan Husein dan Farhana
81
81. Prahara besar
82
82. Di usir dan di kurung
83
83. Disita
84
84. Di pengadilan
85
85. Sidang pertama
86
86. Sebuah informasi
87
87. Menangisi laki-laki
88
88. Kabur
89
89. Kemarahan Oma
90
90. Ke ujung dunia
91
91. Sidang ke 2
92
92. Sebuah keputusan
93
93. Keputusan hakim
94
94. Makan bersama
95
95. Menyatakan cinta
96
96. Di blokir
97
97. Mencari kerja
98
98. Abigail mencari kerja
99
99. Abrisam mencari kerja
100
100. Mencari solusi
101
101. Menolak tawaran
102
102. Diculik
103
103. Mengembalikan uang
104
104. Diculik 2
105
105. Terkejut
106
106. Motor Rosa
107
107. Siapa dia?
108
108. The power off kepepet
109
109. Kesetrum
110
110. Racun ular, obat penawar
111
111. Rahasia
112
112. Pengejar berita
113
113. Bercerita
114
114. Tak percaya
115
115. Undangan makan malam
116
116. Penolakan
117
117. Menjemput Rosa
118
118. Menjemput Lidya
119
119. Permintaan Oma Sekar
120
120. Reaksi orang tua
121
121. Melamar Rosa
122
122. Pernikahan Rosa
123
123. Pernikahan Lidya
124
124. Membobol gawang
125
125. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!