Pagi itu, dengan penuh semangat Rosa berangkat kerja. Sesampainya di sana ternyata toko nya malah belum buka. Sehingga ia duduk di teras toko sambil membuka situs kehamilan seperti biasanya. Ia harus mencari banyak ilmu tambahan agar kelak bisa melahirkan dengan normal, mudah dan semua nya sehat.
"Rosa." Rosa langsung memalingkan muka melihat ke asal suara.
"Sejak kapan kamu duduk di situ?" tanya pemilik toko itu lagi.
"Sekitar 20 menit yang lalu bu." ucap Rosa sambil sedikit menyunggingkan senyum.
"Ya Allah, kamu rajin sekali." puji pemilik toko itu hingga membuat Rosa kembali tersenyum karena merasa malu. Bergegas ia masuk ke toko dan membantu pemilik toko merapikan seluruh stok jualan.
Setelah 5 menit berlalu baru lah seorang temannya datang dan segera memulai pekerjaan nya.
"Kamu sudah datang dari tadi?" bisik Anita pada Rosa.
"Iya mbak." Rosa mengangguk.
"Ngga usah terlalu rajin, gajinya kan cuma sedikit." bisik Anita lagi yang membuat Rosa terkekeh.
"Ngga apa-apa mbak gajinya kecil, yang penting di syukuri saja biar berkah."
Setelah itu, satu persatu pembeli berdatangan sehingga membuat keduanya tak bisa bercerita lagi.
"Rosa giliran kamu makan, cepetan gih." kata Anita sambil mengibaskan tangannya ke arah Rosa.
"Iya mbak." bergegas Rosa menuju tempat yang diperuntukkan bagi karyawan untuk makan istirahat dan sholat.
Setelah mencuci tangan, Rosa segera menyendok makanan nya dengan lahap. Sehingga dalam waktu sekejap makanan nya sudah habis.
"Kamu mau tambah lagi Ros?" tanya pemilik toko itu melihat Rosa makan dengan lahap. Rosa tersipu malu karena bos nya bertanya seperti itu.
"Sudah cukup kok bu. Tidak usah." Rosa menggeleng.
"Boleh ibu tanya sesuatu?"
"Tanya apa bu?" Rosa mendongakkan kepalanya menatap wajah bos nya. Sejenak pemilik itu menghembuskan nafas panjang sebelum akhirnya bertanya.
"Apa..... kamu hamil?" pertanyaan itu meluncur begitu saja. Lama kelamaan perut nya akan membesar, dan semua orang pasti akan tahu jika dirinya hamil.
"Iya bu." jawab Rosa sambil menundukkan wajah nya.
"Kenapa wajah mu langsung berubah seperti itu? Apa pertanyaan ibu menyinggung mu?" tanya pemilik toko itu merasa tak enak karena sudah bertanya terlalu jauh.
"Rosa tidak apa-apa kok bu." jawab Rosa sambil mengangkat wajah nya dan tersenyum pada bos nya itu.
"Wajah mu terlihat masih muda, seumuran anak ibu yang baru saja kelas 1 SMA tahun ini."
"Iya kah bu? Seumuran saya ya berarti." ucap Rosa dengan tawa yang sumbing untuk memecah kecanggungan di antara mereka.
"Kenapa tidak melanjutkan sekolah saja, kan sayang masih muda sudah mau punya adik bayi." Rosa kembali menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan itu.
"Mau nya sih ya lanjut sekolah bu, tapi apa daya Allah berkehendak lain. Saya hamil duluan dan pacar saya tidak tanggung jawab."
Seketika wajah pemilik toko langsung terlihat tidak enak, karena sudah membuka luka gadis kecil yang ada di hadapannya saat itu. Ia segera memeluk Rosa karena prihatin atas hal buruk yang menimpanya.
"Maafkan ibu ya, sudah terlalu jauh bertanya. Semoga kamu dan bayi mu kuat. Ibu, ngga bisa membayangkan jika hal itu sampai menimpa anak perempuan ibu. Apakah juga bisa sekuat kamu dan keluarga mu." ucap pemilik toko itu sambil mengelus punggung Rosa, tak sadar jika ia menitikkan air mata karena mendengar pengakuan Rosa yang apa adanya.
"Ibu menangis?" tanya Rosa setelah mengurai pelukan, dan memperhatikan wajah bos nya itu dengan seksama.
"Ibu terharu dengan perjuangan mu Ros." tak kuasa ibu menahan tangis nya dan kembali memeluk Rosa.
Rosa juga sangat merasa terharu, banyak orang yang menghujat nya, tapi tak sedikit juga yang bersimpati pada nya.
Seperti hari kemarin, pemilik toko kembali mengingatkan Rosa karena sudah jam nya pulang.
"Ini Ros untuk adik bayi mu." pemilik toko itu menyerahkan kantong plastik hitam.
"Apa ini bu?" tanya Rosa sambil mengernyitkan dahi.
"Susu hamil. Biar semakin sehat ibu dan bayi nya. Gratis untuk mu, ayo ambil." jelas bos nya sambil tersenyum.
'Kata mbak Anita bu Cici orang nya pelit, tapi kok aku di kasih susu hamil?' batin Rosa sambil mengernyitkan dahi.
"Em... tapi nanti di potong gaji saya ngga bu?" tanya Rosa sedikit malu. Yang membuat bu Cici terkekeh.
"Kalau gratis itu tandanya tidak di suruh mbayar Ros." jelasnya.
"Terima kasih bu." Rosa tersenyum sumringah sambil menerima kantong plastik hitam itu.
Sebenarnya Rosa juga ingin memeriksakan kandungan nya pada bidan terdekat, tapi malu karena mengingat pacar nya tidak bertanggungjawab.
Selama ini ia juga tidak pernah meminum susu hamil karena dulu awal nya dia tidak menginginkan kehadiran bayi itu. Tapi seiring berjalannya waktu ia bisa menerima karena adanya dukungan orang orang yang ada di dekatnya.
"Bikin apa Ros?" tanya ibunya ketika melihat Rosa masih sibuk di dapur.
"Bikin susu bu." jawab Rosa sambil mengaduk segelas susu hamil rasa kacang hijau.
"Susu hamil." gumam ibunya.
"Iya bu, alhamdulillah tadi bu Cici ngasih aku susu ini gratis."
"Dia tahu kalau kamu hamil?" Rosa mengangguk menjawab pertanyaan ibunya.
"Awalnya Rosa malu bu, tapi bu Cici malah bersimpati pada Rosa. Dan pas pulang tadi ia memberikan susu ini."
"Alhamdulillah, itu tandanya banyak yang menyayangi mu, jadi kamu harus terus semangat ya." bu Susi mengelus kepala Rosa.
Sebulan sudah Rosa bekerja di toko kelontong milik Bu Cici. Dan sore itu sebelum pulang Rosa menerima amplop gaji pertama nya. Tak hanya itu saja, bu Cici juga memberi susu hamil padanya lagi.
"Terima kasih bu Cici, Rosa hanya bisa berdoa, semoga kebaikan nya di balas Allah." kata Rosa setelah menerima itu semua.
"Aamiin ya rabbal aalamiin. Doa pun juga sudah cukup untuk ibu. Ayo segera pulang sana. Pasti kamu capek seharian kerja." ucap bu Cici sambil mengelus perut Rosa.
Sesampainya di rumah, seperti biasa Rosa akan membersihkan diri baru selonjoran sambil membuka handphone nya.
"Astaghfirullah, tadi kan aku di kasih bu Cici gaji." gumam Rosa. Ia segera mengambil tas nya dan merogoh amplop itu.
"Ya Allah, alhamdulilah. Semoga berkah." Rosa berkaca-kaca kala selesai menghitung lembaran uang merah yang berjumlah 1 juta.
Rosa sangat bersyukur, karena memiliki bos dan teman kerja yang baik hati. Sehingga ia merasa sangat nyaman dan betah kerja di toko itu.
"Belum tidur Ros?" tanya ibunya yang sudah berdiri di ambang pintu kamarnya. Rosa pun menggeleng.
"Bu, kesini dong." rengek Rosa sambil menepuk tempat tidurnya.
"Apa?" tanya ibunya setelah ia duduk.
"Alhamdulillah tadi Rosa gajian bu, ini." seperti anak kecil Rosa memperlihatkan gaji pertama nya pada ibunya. Ibunya tersenyum melihat keceriaan yang menghiasi wajah anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments