8. Tawaran bu Cici

"Alhamdulillah, kamu simpan saja baik baik untuk biaya kelahiran nanti." Kata bu Susi setelah Rosa memamerkan gaji pertamanya.

"Ini untuk ibu." Rosa menyerahkan 5 lembar uang merah itu pada ibunya.

"Ibu kan sudah dapat gaji dari pabrik, jadi uang ini untuk kamu saja." ibunya mendorong uang itu ke Rosa.

"Kalau kamu ngga mau ya sudah, uang itu untuk cucu ibu saja. Jadi ibu titipkan sama kamu." bu Susi tersenyum yang di balas senyuman juga oleh Rosa.

"Terima kasih banyak bu." ucap Rosa sambil memeluk ibunya.

______

"Huh." bu Cici mendengus kesal sambil menghempaskan pantatnya di kursi kasir.

"Ada apa bu?" tanya Rosa. Ia terkejut melihat bos nya seperti marah.

"Itu si Lidya, di suruh berangkat les ngga mau. Katanya guru nya galak." bu Cici menjawab dengan muka cemberut.

Rosa seketika bernafas lega, ternyata bos nya marah bukan urusan kerja. Sehingga Rosa hanya mendiamkan nya saja sampai amarah nya hilang.

"Ros." kata bu Cici tiba-tiba.

"Iya bu, ada apa?" jawab Rosa sambil merapikan dagangan yang berantakan.

"Kesini sebentar." titah bu Cici, lantas Rosa mendekat ke arah bu Cici.

"Seingat ku dulu ketika kamu melamar kerja di sini, nilai mu bagus semua. Kalau kamu bantuin Lidya gimana? Tenang, nanti ibu berikan upah tambahan untuk mu."

Rosa terkejut dengan permintaan bu Cici, sejenak ia berpikir untuk menerima atau menolak tawaran itu. Karena yang ia tahu, Lidya itu sangat keras kepala, dan mudah emosi. Lalu bagaimana ia akan mengajari nya. Ia juga takut akan di cemooh mengingat lulusannya yang cuma tamat SMP.

"Ros?" tanya bu Cici yang membuyarkan lamunan Rosa.

"I_iya bu."

"Gimana, kamu mau kan bantuin ibu?"

"Tapi, saya kan cuma tamat SMP, seumuran dengan mbak Lidya juga."

"Ibu tuh sebenarnya sudah beberapa kali mengundang guru les privat juga, tapi enggak ada yang cocok dengan keinginan tuh anak. Siapa tahu kalau yang mengajarinya seumuran dengannya jadi ada kecocokan gitu." Rosa manggut-manggut mendengar penuturan bu Cici.

"In shaa Allah akan Rosa coba bu kalau begitu."

"Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu. Terima kasih ya Ros." ucap bu Cici dengan wajah yang berbinar.

"Tetap saya yang harus mengucapkan terima kasih, bukan ibu. Karena sudah memberi kesempatan pada saya untuk kembali belajar."

Bu Cici semakin tersentuh dengan setiap perkataan dan perbuatan Rosa. Dalam hati ia sangat menyayangkan dengan ujian yang sedang di lewati Rosa hingga dia hamil.

"Nanti ibu kabari kamu lagi ya Ros."

"Iya bu, Rosa permisi kerja lagi."

______

Hari minggu sebenarnya Rosa libur. Biasanya ia akan membantu ibunya menyiram tanaman hias di depan rumah mereka, dan merapikan rumput liar.

Tapi, hari itu seperti biasa ia sudah rapi dan menyelempangkan tas bersiap untuk pergi ke rumah bu Cici.

"Bu, Rosa pamit dulu ya, mau pergi ke rumah bu Cici." Rosa mengulurkan tangan pada ibunya.

"Lhoh, katanya hari minggu kamu libur, kok ini tetap berangkat kerja?" tanya ibunya sambil mengelap peluh yang perlahan mulai membasahi wajahnya.

"Astaghfirullah. Rosa lupa bilang bu, hari ini Rosa di minta untuk membantu mbak Lidya belajar." ucap Rosa sambil meringis.

"Ya Allah nduk, harusnya kamu tolak saja tawaran itu. Seminggu kamu sudah bekerja, harusnya sekarang waktunya kamu beristirahat di rumah, menikmati waktu sambil santai. Ibu ngga mau kamu kecapekan."

"Belajar nya mungkin hanya butuh waktu sekitar 2 jam bu. Jadi nanti Rosa masih bisa istirahat. Alhamdulillah sebulan lebih kerja, Rosa ngga merasakan kecapekan. Sepertinya bayi ku ini mengerti dengan kondisi mamanya, tidak mau merepotkan mamanya." jawab Rosa sambil mengelus perutnya yang buncit. Mendengar penjelasan Rosa, ibunya hanya bisa menghela nafas panjang.

"Ya sudah, kamu hati hati ya, kalau capek kamu harus segera minta ijin sama bos mu." dengan berat hati akhirnya ibunya memberi ijin.

"Baik bu." jawab Rosa sambil tersenyum dan mencium punggung tangan ibunya dengan takzim.

Menempuh 15 menit perjalanan, akhirnya Rosa sudah sampai di rumah bu Cici. Rumah itu berdampingan dengan toko kelontong milik nya.

Tok ...Tok....Tok

Rosa mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Semenjak hal buruk menimpa nya, ia memang sedikit lebih religius.

Kemana pun ia pergi selalu mengucap salam, bibirnya senantiasa menyebut asma Allah kala mendengar, merasakan berita yang baik dan buruk.

Terbersit keinginan untuk mengenakan hijab. Tapi, Ia takut jika mengenakan hijab sekarang, justru akan mengotori kesucian hijab. Ia sempat berpikir negatif pada orang sekitarnya, jika ia nanti mengenakan hijab takut di kira untuk menutupi kehamilan nya. Bukan karena niat mengharap ridho Allah. Jadi dengan terpaksa ia menunda keinginan nya yang mulia itu.

"Rosa." Anita memanggil nya, seperti heran dengan kedatangan Rosa, karena ia tahu jika Rosa hari itu mendapat jatah libur.

"Iya mbak." Rosa tersenyum manis menjawab panggilan temannya.

"Kenapa kamu ada di sini? Bukan kah kamu sedang libur hari ini?" tanya Anita lagi.

"Saya kesini di suruh sama bu Cici untuk membantu mengajari mbak Lidya belajar." jelas Rosa.

"Belajar, belajar apa? Belajar bikin anak?" tebak Anita sambil terkekeh.

Hati Rosa bagai tercabik-cabik mendengar gurauan Anita.

"Ros? Sudah lama nunggu?" suara bu Cici tiba-tiba mengejutkan keduanya. Anita seketika terdiam kala mendengar suara bos nya yang di anggap pelit itu.

"Baru saja kok bu." Rosa bangkit berdiri dan segera menghampiri bu Cici untuk bersalaman seperti biasanya.

"Ya sudah, ayo masuk." bu Cici merangkul Rosa masuk ke rumah besar nya seperti anak nya sendiri.

"Segitunya sih memperlakukan Rosa yang cuma anak baru, hamil ngga ada suami nya pula." gerutu Anita kesal sambil memanyunkan bibirnya.

"Lid, Lidya." bu Cici mengetuk kamar anaknya sambil berteriak menyebut namanya.

"Iya ma." akhirnya setelah beberapa kali teriakan yang cukup membuat bu Cici kehabisan tenaga, pintu itu di buka juga oleh anaknya.

"Kamu ngapain saja sih? Mama hampir aja pingsan karena terus meneriaki kamu." gerutu bu Cici yang membuat Rosa sedikit menyunggingkan senyum karena lucu.

"Lidya kan baru mandi ma." dengan santainya Lidya menjawab sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Ini Rosa mau nemenin kamu belajar. Dia sabar dan baik orangnya, harusnya kamu betah. Capek mama selalu nyariin guru les tapi tak bisa bertahan lama." pandangan Lidya pun beralih pada Rosa. Dari atas ke bawah, balik lagi dan berhenti pada perut buncit Rosa.

"Kamu hamil?" tanya Lidya. Rosa mengangguk sambil tersenyum.

"Kamu kan masih muda, kenapa sudah berani menikah? Jadinya hamil kan." celetuk Lidya.

"Hush, rezeki orang tuh beda-beda. Kalau rezeki Rosa punya anak sekarang ya ngapain harus di tolak." sergah bu Cici pada anaknya, takut menyinggung perasaan Rosa. Rosa hanya tersenyum menanggapi tingkah ibu dan anak itu.

"Ya sudah, kalian berdua belajar sana. Ibu bikin kan cemilan untuk kalian berdua."

Terpopuler

Comments

luiya tuzahra

luiya tuzahra

jgn2 niih si lidya kenal rico trus pacaran lgi

2024-03-01

0

Andi Fitri

Andi Fitri

kirain si anita tulus sm rosa tak tau punya iri dan dengki juga..

2023-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Rosa hamil?
2 2. Bunuh diri
3 3. Meminta pertanggungjawaban
4 4. Membeli jamu
5 5. Takdir yang harus dijalani
6 6. Mencari kerja
7 7. Gaji pertama
8 8. Tawaran bu Cici
9 9. Les privat
10 10. Penilaian mereka
11 11. Keceplosan
12 12. Make over
13 13. Di salon
14 14. Kebaikan Lidya
15 15. Mawar berduri
16 16. Rosa kritis
17 17. Dugaan orang tua Lidya
18 18. Kecelakaan
19 19. Terlambat sekolah
20 20. Pulang dari rumah sakit
21 21. Mendaftar jadi guru les
22 22. Menangkap Anita
23 23. Anita di tangkap polisi
24 24. Sebuah keputusan
25 25. Menjadi TKI
26 26. Bertemu majikan
27 27. Di rumah sakit
28 28. Sebuah fakta
29 29. Sebuah niat
30 30. Keputusan
31 31. Di bandara
32 32. Abrisam
33 33. Hinaan netizen
34 34. Memulai usaha
35 35. Melepas rindu dengan sahabat
36 36. Menyatakan cinta
37 37. Memikirkan Lidya
38 38. Akhirnya diterima
39 39. Foto itu
40 40. Menikahi mu
41 41. Di hantui wanita itu
42 42. Hampir saja ketahuan
43 43. Kesiangan
44 44. Si kembar tampan
45 45. Menjemput mempelai
46 46. Sah
47 47. Berjanji pada ibu
48 48. Menyingkap baju
49 49. Satu kamar
50 50. Belajar sholat
51 51. Tangisan di kamar mandi
52 52. Tidur sekamar
53 53. Di dalam lift
54 54. Bermunajat
55 55. Kenapa seribet ini?
56 56. Ibu karbitan
57 57. Istri untuk selamanya
58 58. Hanya author yang tahu
59 59. UPS, sorry
60 60. Kembali bekerja
61 61. Rico cemburu
62 62. Kejutan dari umi Farhana
63 63. Perasaan oma
64 64. Matamu dikondisikan dong
65 65. Menyambut kedatangan orangtua
66 66. Dendam yang mengakar
67 67. Husein dan Farhana
68 68. Masa lalu
69 69. Tertangkap basah
70 70. Di kira pacar
71 71. Curhat
72 72. Jebakan
73 73. Melapor
74 74. Pertemuan Lidya dengan orang tua si kembar
75 75. Penangkapan
76 76. Berdoa
77 77. Curhat
78 78. Mati
79 79. Keputusan oma
80 80. Kedatangan Husein dan Farhana
81 81. Prahara besar
82 82. Di usir dan di kurung
83 83. Disita
84 84. Di pengadilan
85 85. Sidang pertama
86 86. Sebuah informasi
87 87. Menangisi laki-laki
88 88. Kabur
89 89. Kemarahan Oma
90 90. Ke ujung dunia
91 91. Sidang ke 2
92 92. Sebuah keputusan
93 93. Keputusan hakim
94 94. Makan bersama
95 95. Menyatakan cinta
96 96. Di blokir
97 97. Mencari kerja
98 98. Abigail mencari kerja
99 99. Abrisam mencari kerja
100 100. Mencari solusi
101 101. Menolak tawaran
102 102. Diculik
103 103. Mengembalikan uang
104 104. Diculik 2
105 105. Terkejut
106 106. Motor Rosa
107 107. Siapa dia?
108 108. The power off kepepet
109 109. Kesetrum
110 110. Racun ular, obat penawar
111 111. Rahasia
112 112. Pengejar berita
113 113. Bercerita
114 114. Tak percaya
115 115. Undangan makan malam
116 116. Penolakan
117 117. Menjemput Rosa
118 118. Menjemput Lidya
119 119. Permintaan Oma Sekar
120 120. Reaksi orang tua
121 121. Melamar Rosa
122 122. Pernikahan Rosa
123 123. Pernikahan Lidya
124 124. Membobol gawang
125 125. Tamat
Episodes

Updated 125 Episodes

1
1. Rosa hamil?
2
2. Bunuh diri
3
3. Meminta pertanggungjawaban
4
4. Membeli jamu
5
5. Takdir yang harus dijalani
6
6. Mencari kerja
7
7. Gaji pertama
8
8. Tawaran bu Cici
9
9. Les privat
10
10. Penilaian mereka
11
11. Keceplosan
12
12. Make over
13
13. Di salon
14
14. Kebaikan Lidya
15
15. Mawar berduri
16
16. Rosa kritis
17
17. Dugaan orang tua Lidya
18
18. Kecelakaan
19
19. Terlambat sekolah
20
20. Pulang dari rumah sakit
21
21. Mendaftar jadi guru les
22
22. Menangkap Anita
23
23. Anita di tangkap polisi
24
24. Sebuah keputusan
25
25. Menjadi TKI
26
26. Bertemu majikan
27
27. Di rumah sakit
28
28. Sebuah fakta
29
29. Sebuah niat
30
30. Keputusan
31
31. Di bandara
32
32. Abrisam
33
33. Hinaan netizen
34
34. Memulai usaha
35
35. Melepas rindu dengan sahabat
36
36. Menyatakan cinta
37
37. Memikirkan Lidya
38
38. Akhirnya diterima
39
39. Foto itu
40
40. Menikahi mu
41
41. Di hantui wanita itu
42
42. Hampir saja ketahuan
43
43. Kesiangan
44
44. Si kembar tampan
45
45. Menjemput mempelai
46
46. Sah
47
47. Berjanji pada ibu
48
48. Menyingkap baju
49
49. Satu kamar
50
50. Belajar sholat
51
51. Tangisan di kamar mandi
52
52. Tidur sekamar
53
53. Di dalam lift
54
54. Bermunajat
55
55. Kenapa seribet ini?
56
56. Ibu karbitan
57
57. Istri untuk selamanya
58
58. Hanya author yang tahu
59
59. UPS, sorry
60
60. Kembali bekerja
61
61. Rico cemburu
62
62. Kejutan dari umi Farhana
63
63. Perasaan oma
64
64. Matamu dikondisikan dong
65
65. Menyambut kedatangan orangtua
66
66. Dendam yang mengakar
67
67. Husein dan Farhana
68
68. Masa lalu
69
69. Tertangkap basah
70
70. Di kira pacar
71
71. Curhat
72
72. Jebakan
73
73. Melapor
74
74. Pertemuan Lidya dengan orang tua si kembar
75
75. Penangkapan
76
76. Berdoa
77
77. Curhat
78
78. Mati
79
79. Keputusan oma
80
80. Kedatangan Husein dan Farhana
81
81. Prahara besar
82
82. Di usir dan di kurung
83
83. Disita
84
84. Di pengadilan
85
85. Sidang pertama
86
86. Sebuah informasi
87
87. Menangisi laki-laki
88
88. Kabur
89
89. Kemarahan Oma
90
90. Ke ujung dunia
91
91. Sidang ke 2
92
92. Sebuah keputusan
93
93. Keputusan hakim
94
94. Makan bersama
95
95. Menyatakan cinta
96
96. Di blokir
97
97. Mencari kerja
98
98. Abigail mencari kerja
99
99. Abrisam mencari kerja
100
100. Mencari solusi
101
101. Menolak tawaran
102
102. Diculik
103
103. Mengembalikan uang
104
104. Diculik 2
105
105. Terkejut
106
106. Motor Rosa
107
107. Siapa dia?
108
108. The power off kepepet
109
109. Kesetrum
110
110. Racun ular, obat penawar
111
111. Rahasia
112
112. Pengejar berita
113
113. Bercerita
114
114. Tak percaya
115
115. Undangan makan malam
116
116. Penolakan
117
117. Menjemput Rosa
118
118. Menjemput Lidya
119
119. Permintaan Oma Sekar
120
120. Reaksi orang tua
121
121. Melamar Rosa
122
122. Pernikahan Rosa
123
123. Pernikahan Lidya
124
124. Membobol gawang
125
125. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!