Sakit nya Hati

Luna, Roni, Danil dan Hilda telah sampai dan mereka pun di jemput oleh salah satu mobil truk Polisi yang akan membawa mereka ke Desa Palaraja, desa terpencil yang jauh dari pusat perkotaan.

Perjalanan yang cukup lama sekitar 4 jam dari kota menuju ke kecamatan di lanjut kan dengan kendaraan bermotor 2 jam perjalanan.

"Apa kita perlu membeli sesuatu untuk disana nanti? " Tanya Hilda.

"Seperti nya itu perlu. " Ucap Luna yang sudah sedikit bisa melupakan masalah nya.

"Pak Polisi, kita bisa mampir di salah satu supermarket? " Tanya Hilda.

"Bisa Bu Dokter, nanti di depan. " Jawab Polisi bernama Bayu.

"Mampir ya Pak, kita mau belanja dulu." Ucap Hilda.

Mobil pun berhenti tepat di depan supermarket, Luna dan Hilda langsung berburu kebutuhan wanita dan berlanjut ke makanan.

"Kita harus stok banyak ini." Ucap Roni.

"Iya benar, kita ke kota nya jauh. " Ucap Danil.

"Mudah - mudah an saja di sana ada. " Ucap Roni.

"Pak Bayu, disana apa ada toko yang lengkap?" Tanya Danil.

"Jangan panggil saya Pak, panggil saja Bayu." Ucap Bayu.

"Ok deh, biar akrab ya. " Ucap Danil.

"Ada satu warung sembako, tapi ya tidak selengkap di supermarket tapi ada pokoknya untuk kebutuhan sehari-hari, dan harga nya lumayan cukup mahal. " Ucap Bayu.

"Kalau memang ada sih ya nggak masalah." Ucap Danil.

Saat sedang berbelanja, Luna merasakan pusing dengan mata sedikit ber kunang - kunang dengan segera Luna duduk dan mengambil air minum dari showcase supermarket dan meminum nya.

"Kamu kenapa? " Tanya Hilda.

"Pusing, mungkin capek kali ya. " Jawab Luna.

"Makan saja dulu bagaimana? "

"Nggak akh, kalau capek nggak nafsu." Ucap Luna.

Danil dan Roni menghampiri Luna dan Hilda yang sedang duduk di lantai supermarket.

"Kalian ini ndeso banget sih, duduk di lantai nggak malu apa. " Tegur Roni.

"Dokter Roni, ini Luna capek jadi kita istirahat." Ucap Hilda.

Danil hanya diam menatap Luna, karena Luna selalu dingin pada nya.

*****

Setelah Luna pergi, tanpa mau bertemu dengan Firza, kini Firza banyak diam setelah pulang dari Bandara, bahkan lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kamar.

"Kalau nggak salah, Firza pulang ke rumah?" Tanya Pak Wahyu.

"Iya Yah, dia ada di kamar belum juga keluar." Jawab Ibu Wike.

"Anak itu suruh makan, nanti sakit."

"Nanti Ibu ke kamar nya. "

Ibu Wike pun berjalan ke arah kamar Firza di buka pintu kamar yang tidak terkunci, terlihat kamar yang gelap Ibu Wike pun menyalakan lampu kamar Firza. Terlihat figura photo yang pecah bahkan sobekan photo Firza , Luna dan Dania.

"Nak, makan yuk? " Ajak Ibu Wike.

"Butuh berapa uang, Ayah sama Ibu sekarang? " Tanya Firza.

"Maksud kamu apa? " Tanya kembali Ibu Wike.

"Butuh berapa uang untuk modal perusahaan Ayah sama Kak Irfan. " Jawab Firza.

"Milyaran, belum hutang sama orang tua Dania. "

"Rumah Firza dan mobil cukup untuk mencicil hutang sisa nya nanti Firza yang cari."

"Kamu ini bicara apa? Cukup kamu menikah sama Dania saja, cukup itu. Kamu tahu Dania itu mencintai kamu. "

"Ayah dan Ibu secara tidak langsung menjual Firza bahkan menjual kebahagiaan Firza. Luna pergi, dia pergi putus kan Firza. Ini semua gara - gara Ayah sama Ibu."

"Nak, hanya kamu cara satu - satu nya. Kita jual rumah juga nggak akan cukup kamu mau perusahaan Ayah sama Kakak kamu di sita Bank, aset semua nya di lelang? Kita akan miskin dan mau tinggal dimana. Apalagi kami ini sudah bersahabat puluhan tahun, hanya ini agar persahabatan kami tetap akur tidak renggang. "

"Iya, korban nya anak. " Bentak Firza.

"Kamu tahu, dari dulu juga Ayah sama Ibu hanya Dania yang menjadi istri kamu bukan Luna. Karena kami menyukai Dania."

"Karena Luna adalah anak angkat. "

"Kamu makan dulu, Ibu tidak mau Ayah sama Kakak kamu marah. "

"Kak Irfan sudah pulang kan, mau marah dari jauh. "

"Irfan ada disini, dia sedang keluar bersama istri dan anak nya."

"Kenapa belum pulang juga, mau menunggu apa disini lama - lama. "

"Kakak kamu baru mudik. "

"Mudik kepepet. "

*****

"Dania, kamu akan segera menikah sayang sama Firza. " Ucap Ibu Rika.

"Benar Bunda? " Ucap Dania.

"Benar sayang, kamu tahu kedua orang tua Firza setuju." Ucap Ibu Rika.

"Terus, Firza bagaimana? " Tanya Dania.

"Dia pasti mau lah, apalagi nikah nya sama kamu. " Jawab Ibu Rika.

"Makasih Ya Bunda, sudah bantu Dania."

"Makasih juga sama Ayah. " Ucap Ibu Rika melirik suami nya yang sedang membaca koran.

"Makasih Ayah, makasih."

"Sama - sama sayang, Ayah Bunda akan melakukan apa saja agar kamu bahagia." Ucap Pak Surya.

*****

Luna, Roni, Danil dan Hilda satu rumah mereka menempati kamar sendiri - sendiri. Rumah berlantai 2 di atas di tempati oleh luna dan Hilda sedangkan di lantai bawah di tempati Danil dan Roni. Serta ada sebuah balai warga untuk perkumpulan warga sekitar.

Luna memegang hidung nya yang tiba - tiba mimisan dengan segera menundukkan kepala nya.

"Baru kali ini mimisan, biasa nya nggak sampai. Terus badan juga capek banget Ya Allah pusing nya nggak hilang - hilang. " Ucap Luna setelah darah mimisan nya berhenti langsung berjalan ke arah tempat tidur.

*****

"Firza, kamu kangen nggak sama Luna? Abang nggak sempat pamitan sama dia." Ucap Aldi.

"Bang, boleh bicara jujur nggak? " Ucap Firza.

"Bicara apa? "

"Sebenarnya saya sama Luna pacaran, sudah 2 bulan kita pacaran, dan Abang harus tahu waktu kita jalan - jalan itu kita sudah jadian." Ucap Firza.

"Kamu jangan bercanda, Dania juga suka sama kamu. " Ucap Aldi.

"Saya nggak bohong, saya benar - benar jujur." Ucap Firza.

Aldi hanya diam dan menatap lurus ke arah depan tanpa sepatah katapun.

"Abang boleh marah sama saya, kalau Abang ingin pukul, pukul saja. "

Aldi tersenyum sambil melirik ke arah Firza yang sedang menatap lurus ke depan.

"Buat apa marah, kalian kan saling cinta. Memang Luna juga nggak suka sama Abang, beberapa kali Abang tembak dia malah dia tolak berarti kan hanya kamu cinta nya."

"Tapi hubungan kita berakhir Bang, dia memutuskan saya, dia lebih baik mengalah bahkan untuk jujur pada Dania dia larang."

"Jadi Dania belum tahu? "

"Belum Bang, malah kedua orang tua kita sedang merencanakan pernikahan kita."

"Luna, kenapa kamu harus mundur."

"Saya masih belum rela dan Ikhlas Bang di putus kan begini."

*****

Hueeekk... hueeeekkk

Luna memuntahkan isi perut nya setelah sarapan pagi, Danil membantu memijat tengkuk leher Luna.

Saat sadar ada yang memijat nya yaitu Danil dengan segera tangan Danil, Luna tepis.

"Ngapain kamu? " Bentak Luna.

"Saya hanya bantu kamu, lihat kamu muntah."

"Nggak usah sok baik."

.

.

.

Terpopuler

Comments

Ryanti Yanti

Ryanti Yanti

waduh,,,jngn"si luna hamidun

2022-11-14

0

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

yes yes yes.. bakal ada firza sachet 💃💃💃💃💃 uhhh siap2 author tebar bwang 🤗🤗🤗

2022-11-07

1

NauraHaikal

NauraHaikal

lanjut mb' say🥰🥰

2022-11-06

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 64 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!