Luna pun segera menghampiri Dania dan mereka saling berpelukan, isak tangis kedua nya pun terjadi.
Hiks.. hiks.. hiks...
"Kamu kenapa nggak bilang, ini hari terakhir kita bertemu. Dan kamu pun tidak bisa di hubungi. " Ucap Dania terisak.
Luna mengusap air mata Dania begitu juga Dania mengusap air mata Luna.
"Maaf kan salah saya Dania, kalau selama saya disini banyak salah sama kamu." Ucap Luna.
"Nggak, kamu nggak ada salah apapun. Kamu tidak pernah punya salah. "Ucap Dania.
" Sampaikan maaf juga pada Firza ya. "
"Nggak, sebelum berangkat masih ada waktu kita bertemu dulu. "
"Nggak, saya tidak bisa. Kamu sampaikan saja pada dia. " Ucap Luna.
"Firza akan marah, kalau kamu pergi tanpa pamit sama dia. "
"Marah hanya sekejap, nanti juga tidak marah lagi. "
"Saya mohon Laila, kita bertemu dulu."
****
"Terima kasih semua nya, saya dan Dokter Luna akan pindah tugas di sebuah desa terpencil yang sedang mendapatkan perhatian dari pemerintah bahkan kabar nya tidak di desa itu saja ya tapi di sebar di berbagai kabupaten. Dimana tempat tugas kami yang baru mungkin berbeda dengan yang disini." Ucap Roni.
"Terima kasih, semua nya sudah seperti keluarga bahkan kekeluargaan disini belum tentu mendapatkan nanti di tempat lain, tapi kami berharap di tempat yang baru, keluarga yang baru seperti disini. Terima kasih buat semua nya. " Ucap Luna.
"Dokter ini dari kami sebagai kenang - kenangan. " Ucap Salah satu suster yang memberikan sebuah kado untuk Roni dan Luna.
"Terima kasih,ini saya terima." Ucap Roni.
"Terima kasih banyak, jadi terharu saya." Ucap Luna.
*****
"Hati - hati sayang. " Ucap Ibu Sinta memeluk putri nya.
"Mamah sama Papah jaga kesehatan ya, Luna tidak bisa menengok kalian sesering mungkin. Hanya komunikasi jarak jauh sementara buat kita. " Ucap Luna.
"Sayang, kalau kamu ada kendala di sana, jangan lupa kasih kabar Papah sama Mamah." Ucap Pak Prabu.
"Iya Pah, tenang saja. "
"Papah sudah menitipkan kamu sama Danil, pesan Papah akur lah yang sudah terjadi sudah lah jangan di bahas lagi. "
"Lihat saja nanti Pah. "
Sebuah mobil berhenti di depan rumah Luna, Ibu Sinta dan Pak Prabu saling menatap ke arah Luna.
"Papah Mamah ijin kan kamu bicara sama Firza, tapi untuk yang terakhir kali nya. " Ucap Pak Prabu.
Luna berjalan mendekati Firza yang baru turun dari mobil nya, Firza langsung memeluk tubuh Luna begitu sangat erat, namun Luna dengan segera melepaskan pelukan Firza.
"Kenapa kamu susah di hubungi, kenapa kamu tidak bilang kalau malam ini berangkat. Dania mengchat saya kalau malam ini kamu berangkat. " Ucap Firza.
"Maaf kan saya, hubungan kita berakhir sekarang." Ucap Luna dengan suara terbata.
"Nggak, hubungan kita tidak bisa berakhir sekarang, saya akan menikah sama kamu."
"Saya sudah putus kan, buat apa menjalani hubungan jarak jauh, percuma kalau hubungan kita ini tidak di restui. Kamu akan menikah dengan Dania mungkin jodoh saya juga ada disana."
"Luna, saya mohon kamu jangan mundur, saya mohon jangan pergi tinggalkan saya."
"Maaf kan saya Firza, kita kembali seperti semula, kita sebagai sahabat bukan seorang pacar. "
"Luna, apa kamu lupa apa yang kita lakukan, apa kamu tidak berpikir kalau itu akan terjadi?"
"Itu urusan saya, kalau pun terjadi tenang saya tidak akan meminta pertanggung jawaban dari kamu, jaga Dania cintai dia."
"Luna...!! " Panggil Firza saat Luna dengan segera masuk kedalam mobil nya bersama Pak Prabu dan Ibu Sinta.
"Luna, tolong Luna jangan tinggalkan saya Luna....!! " Ucap Firza sambil mengetuk kaca mobil yang perlahan berjalan.
Dania turun dari mobil nya, Dania menatap mobil Luna sudah melesat jauh Terlihat Firza dengan kedua mata nya berkaca - kaca.
Dania mengusap punggung Firza dengan perasaan yang begitu sangat sedih berpisah dengan Luna Sahabat mereka berdua.
"Luna kenapa tega, cara pergi nya seperti ini."
Firza menurunkan paksa tangan Dania yang memeluk lengan nya dan Firza masuk kedalam mobil nya dengan segera meninggal kan rumah Luna.
"Firza... kamu mau kemana? " Panggil Dania.
Sedangkan didalam mobil, Luna menangis sambil menatap ke arah luar jendela.
"Luna, sekarang mungkin kamu berat melupakan Firza, tapi nanti disana kamu perlahan akan melupakan nya. " Ucap Pak Prabu.
"Iya Pah. " Ucap Luna.
"Maaf kan Mamah Papah nak." Ucap Ibu Sinta.
"Mamah Papah nggak salah, Luna yang salah membuat persahabatan Mamah Papah jadi sedikit ada jarak, seharusnya Luna tidak memiliki rasa seperti ini."
*****
Di Bandara sudah ada Roni, Danil, Hilda yang sedang menunggu Luna. Beberapa menit lagi mereka akan berangkat.
Danil tersenyum ke arah Luna, tidak dengan Luna yang langsung menghampiri Hilda.
"Jaga Luna. " Pintar Pak Prabu.
Insya Allah saya akan jaga Luna." Ucap Danil.
Panggilan untuk para penumpang pesawat tujuan Luna dan Dokter lain nya akan segera terbang. Luna pun segera bersiap - siap dan terlebih dahulu memeluk kedua orang tua nya.
"Luna pamit, Mamah Papah jaga kesehatan." Ucap Luna.
"Kamu juga sayang. " Ucap Pak Prabu.
"Sampai sana kasih kabar." Ucap Ibu Sinta.
"Pasti Mah. " Ucap Luna.
Luna pun berjalan masuk ke arah pintu dimana penumpang akan menuju ke pesawat, Firza berlari saat melihat Luna akan masuk ke pintu khusus penumpang pesawat.
"Luna....!!! " Panggil Firza.
Luna menoleh ke arah Firza yang tak jauh dari pintu, Luna pun tak menghiraukan Firza yang terus memanggilnya.
"Luna.... saya tetap mencintai kamu, walau kamu meninggal kan saya kamu tetap wanita di hati saya..!!! " Teriakan Firza membuat semua orang di Bandara melihat nya, teriakan Firza tak di hiraukan oleh Luna hingga Firza tidak melihat punggung Luna.
"Kamu tega Luna, memutuskan sepihak." Ucap Firza kecewa.
"Firza, sudah ya Luna sudah pergi. " Ucap Ibu Sinta.
"Tante kenapa tidak mencegah Luna untuk pergi, Om kan Dokter terkenal dan memiliki kedudukan yang sangat penting seharusnya bisa meminta untuk Luna yang jangan pergi." Ucap Firza.
"Maaf kan Om sama Tante, ini yang terbaik buat Luna. Seharusnya kamu juga mengerti posisi keluarga kamu, Luna melakukan nya karena tidak ingin persahabatan kedua orang tua nya merenggang karena kisah cinta kalian." Ucap Pak Prabu.
"Apa om sudah tahu masalah pernikahan itu?" Tanya Firza.
"Kami sudah tahu, orang tua kamu yang meminta anak kami menjauh." Jawab Pak Prabu.
****
Luna menatap awan putih yang seperti kapas, kedua mata nya terus berkaca - kaca, Roni yang duduk di samping nya terus menguatkan Luna.
"Kamu pasti bisa melewati semua nya. " Ucap Roni memegang tangan Luna.
Luna hanya tetap diam, terus menatap ke luar jendela pesawat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Dianty
Thor ceritanya bagus cm bahasanya kaku skli,,,
2022-12-14
1
Ryanti Yanti
nyesek mbk puspa
2022-11-14
1
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
smoga luna hamidun
2022-11-07
1