Aiden menatap tajam pemuda yang bediri di hadapannya.
"Hai, Om," sapa Gerald sembari mengulurkan tangan kanannya. Namun Aiden hanya menatapnya saja, tanpa membalas.
Gerald tersenyum canggung, sembari menarik tangannya lagi.
"Ada apa Rald?" tanya Anaya.
"Apakah semua baik-baik saja? Maksudku masalahnya sudah selesai?" Entah jawaban atau pertanyaan yang Gerald lontarkan, pemuda itu merasa sangat gugup di tatap setajam itu oleh Aiden.
"Iya, semuanya oke," jawab Anaya tersenyum tipis.
"Syukurlah kalau begitu. Jadi, kita bisa membahas tentang tawaran Pak Candra, " ucap Gerald dan di angguki oleh Anaya.
"Emh, aku hanya ingin berbicara seperti itu saja. Kalau begitu aku permisi," ucap Gerald, seraya membungkukkan setengah badannya kepada Aiden, bertanda memberi hormat. Kemudian ia segera beranjak dari sana, tidak kuat melihat tatapan Aiden yang tajam dan sangat dingin.
"Dia menyukaimu," ucap Aiden ketika Gerald sudah tidak ada di sana.
"Daddy bicaranya ngawur," jawab Anaya lalu segera masuk ke dalam mobil.
"Daddy bisa melihat dari sorot matanya, Honey," jawab Aiden ketika sudah duduk di balik kemudi.
"Whatever," jawab Anaya, cuek.
"Kamu tidak menyukainya?" tanya Aiden lagi sembari menyalakan mesin mobilnya.
"No!" jawab Anaya dengan tegas.
"Bagus! Jika dia menyatakan cinta kepadamu, maka suruh berhadapan dengan Daddy," ucap Aiden, lalu melajukan mobilnya, keluar dari area sekolah tersebut.
Gerald memandang dari kejauhan, sambil bergumam, "jadi Anaya adalah salah satu cucunya keluarga Clark?"
"Brother!" Lucky menepuk pundak temannya itu, membuat Gerald terkejut.
"Bikin kaget aja lo," ucap Gerald menatap kesal Lucky yang berdiri di sampingnya.
"Habisnya lo kayak orang lihat setan tahu nggak," ucap Lucky mengikuti pandangan Gerald yang mengarah ke pintu gerbang sekolah.
"Lihat apa sih?" tanya Lucky, karena tidak ada siapa pun di sana.
"Anaya tadi sama Bokapnya. Anjir banget, ternyata dia salah satu cucu dari keluarga Clark," jawab Gerald.
"The Crazy Rich loh, sekolah di sini," lanjut Gerald lagi, sambil geleng-geleng kepala.
Gerald tidak tahu saja, jika Anaya sudah beberapa kali pindah sekolah.
"Masalah sekolah di mana bukan masalah, Rald. Yang penting ilmunya menyerap ke otak atau tidak. Memangnya kayak kita, setiap hari bolos," sahut Lucky dengan logat khas jawa.
"Bener banget. Cabut, yuk," ajak Gerald, mumpung situasi aman, dan mereka akan bolos lagi.
*
*
*
Anaya dan Aiden sudah sampai rumah. Mereka di sambut oleh Gwen.
"Bagaimana semuanya berjalan lancar?" tanya Gwen kepada anak dan suaminya.
"Lancar, Mom, dan juga Dad ... emhh ..." belum selesai bicara mulutnya sudah di bungkam oleh Aiden.
"Semuanya lancar, Mommy cantik. Daddy sudah membungkam para mulut sampah itu," jawab Aiden, melepaskan telapal tangannya yang membekap putrinya.
"Kalian ini kenapa?" tanya Gwen penuh selidik.
"Tidak apa-apa," jawab Aiden, segera menggandeng istrinya dengan mesra.
Anaya cemberut kesal, sembari berkacak pinggang, lalu berteriak, "Mommy, tadi Daddy tebar pesona di sekolah!"
WUSSSHH!
Anaya secepat kilat melarikan diri dari amukan Ayahnya.
Aiden memejamkan mata sesaat, sembari tersenyum meringis menatap istrinya yang meliriknya dengan tajam.
"Sayang, jangan di dengarkan anak nakal itu, oke," ucap Aiden berusaha untuk merayu istrinya yang terlihat marah.
"Oh, jadi begini kelakuan Daddy kalau di luar." Gwen memanyunkan bibirnya kesal.
"Sayang—"
"Malam ini tidur di luar!" ucap Gwen tidak ingin di bantah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
waah masalah niih buat Dady Aiden
2024-09-07
0
anonim
ha haaaa....masalah Anaya di sekolah sudah beres akhirnya tetap tidur di luar ya dad...ambyar daddy....
2023-09-15
0
mimih
ishh anaya usil banget sm dady
2023-08-08
1