SCUA-Bab 6

Suara Bel sekolah berbunyi nyaring dengan durasi yang sangat panjang, menandakan jika jam sekolah sudah habis. Seluruh murid berhamburan keluar dari gedung sekolah tersebut dengan perasaan lega dan juga senang, setelah seharian bergelut dengan pelajaran yang membuat kepala mereka pusing, kini saatnya pulang ke rumah. Termasuk Anaya yang hari itu melewati hari pertama di sekolah barunya dengan lancar dan bebas hambatan. Mempunyai teman baru yang bernama Ica, dan mereka pun sudah bertukar nomor ponsel.

"Hai, Nay. Kamu mau pulang ke mana? barang kali kita searah," ucap Ica di dekat pintu gerbang sekolah sembari menaiki motor scoppy-nya lengkap dengan helm bogo berwarna pink dan bermotif helo kity yang menghiasi kepalanya.

"Terima kasih, Ca, tapi ibuku sebentar lagi akan datang," jawab Anaya diiringi dengan senyuman tipis.

"Oh, oke kalau begitu. Aku duluan ya. Bye, Naya," pamit Ica sembari memutar gas motornya.

"Iya, hati-hati, Ca," jawab Anaya, melambaikan tangannya ke arah temannya yang mulai menjauh dari pandangannya, namun Ica tersenyum semberi melihat dari kaca spion-nya jika Anaya melambaikan tangan ke arahnya.

Lingkungan seolah tersebut mulai terlihat sepi, hanya tinggal Anaya dan beberapa siswa yang sama seperti dirinya menunggu jemputan.

"Mommy ke mana ya?" Anaya mengecek ponselnya lalu menghubungi ibunya beberapa kali namun tidak kunjung ada jawaban. Anaya menjadi cemas, karena sudah setengah jam menunggu, ibunya tidak kunjung datang.

"Apa aku naik taksi online saja?" pikir Anaya, namun ia takut karena tidak pernah menggunakan transportasi umum sebelumnya. Pada akhirnya, Anaya memutuskan untuk menunggu Ibunya.

*

*

"Kamu nggak pulang? Mau jadi penghuni gedung sekolah ini?" tanya Lucky kepada Gerald yang masih setia di ruang musik.

"Males pulang. Di rumah sepi tidak ada siapapun," jawab Gerald seraya menghela nafas kasar, dan memeluk gitar yang ada di pangkuannya dengan lesu.

"Jangan seperti itu Rald. Ayo semangat, mau aku temani?" tawar Lucky sekaligus memberikan semangat kepada temannya itu.

Gerald menegakkan punggungnya menatap Lucky sembari berpikir sesaat. "Hem, ide bagus, kita bisa main PS sampai pagi nanti," ucap Gerald, yang semangatnya sudah terkumpul kembali.

"No problem. Kebetulan kedua orang tuaku sedang ada perjalanan bisnis ke luar kota selama tiga hari," jawab Lucky dengan bahasa yang medok khas jawa tengah.

"Yess!" girang Gerald seraya beranjak dari duduknya, meletakkan gitar pada tempatnya dengan hati-hati. Lalu menyambar tas sekolahnya dan menautkan di salah satu pundaknya.

Kedua pria itu berjalan di koridor sekolah yang sudah terlihat sepi sembari mengobrol ringan.

"Apakah kamu tahu jika di kelas 12 IPA satu kedatangan murid baru," ucap Lucky.

"Nggak peduli!" jawab Gerald cuek.

"Yakin?" goda Lucky.

"Lo kenapa sih?" sewot Gerald.

"Murid barunya cewek, ayu tenan loh (cantik banget loh). Eh, tapi kamu nggak mungkin bisa mendakati dia, karena pengawalmu garang-garang, ha ha ha ha," jawab Lucky tertawa terbahak di ujung kelimatnya, membuat Gerald mendengus kesal, melirik tajam Lucky yang berjalan di sisi kanannya.

Mengingat dengan trio racun yang menjadi fans fanatiknya membuat Gerald menjadi bertambah sangat kesal.

Mereka berdua sampai di parkiran sekolah di mana motor mereka terparkir di sana. Ninja kawasaki NX-25R adalah sepeda motor sport bermesin 249cc, dan seharga 98 juta yang baru di beli Gerald dan Lucky beberapa minggu yang lalu. Tampilan motor tersebut sangat gagah, membuat siapa pun yang menungganginya terlihat sangat keren.

Sepeda motor Gerald berwarna hitam sedangkan milik Lucky berwarna hijau. Kedua pria itu terlihat seperti kembar dempet tapi beda rahim.

Anaya masih menunggu di dekat pintu gerbang sekolah. Ia menggerutu kesal karena ibunya tidak kunjung datang. "Mommy!" rengek Anaya.

Tidak berselang lama mobil alphard berhenti tepat di depan Anaya, bertepan Gerald dan Lucky keluar gerbang sekolah menunggangi kuda besi mereka.

"Vangke! Tuh murid barunya!" pekik Lucky kepada kepada Gerald sembari menunjuk Anaya yang masuk ke dalam mobil mewah tersebut.

Karena suara bising kendaraan mereka, Gerald tidak terlalu mendengarnya.

"Apaan?" tanya Gerald, lalu memutar gas motornya dengan kecepatan penuh, meninggalkan lingkungan sekolahnya, di ikuti Lucky dari belakang.

*

*

"Maafkan Mommy, Sayang. Tadi Mommy ketiduran," ucap Gwen kepada putrinya yang merajuk.

"Ck!" Anaya memalingkan wajahnya menatap jalanan raya pada siang hari itu yang terlihat terik.

Hatinya dongkol, karena sudah menunggu hampir satu jam, namun ternyata ibunya malah ketiduran.

"Ayolah, jangan marah lagi. Nanti cantiknya hilang loh," goda Gwen kepada putrinya.

"Mommy akan membelikanmu eskrim dengan Cup yang besar, mau?" bujuk Gwen, ketika putri tunggalnaya bergeming.

"No, aku ingin mulai besok di jemput sama Pak Mamad saja, tapi jangan pakai mobil mewah," jawab Anaya, sambil menatap Pak Mamad yang duduk di balik kemudi, fokus menyetir.

"Eh, kok gitu? Kita 'kan nggak punya mobil yang biasa saja. Mobil kita mewah semua,," jawab Gwen.

"Beli yang second, Mom. Aku tidak ingin terlihat mencolok di antara teman-temanku," jawab Anaya, meski di sekolahnya banyak yang di jemput atau memakai mobil mewah, namun Anaya tidak ingin memperlihatkan semuanya. Ia ingin terlihat biasa saja di hadapan teman-temannya.

"Hah, second. Daddy kamu masih kuat beli yang baru Naya, bahkan membeli showroom-nya pun sanggup," ucap Gwen.

"Dih, sombong."

"Hei, itu memang kenyataannya," jawab Gwen.

"Iya, ya, crazy rich!" cibir Anaya, membuat Gwen menggelangkan kepala berulang kali.

"Lalu hari pertama sekolahmu apa lancar?" tanya Gwen.

"Ya, aku mendapatkan teman baru, bernama Ica," jawab Anaya, kemudian ia menceritakan hari pertamanya di sekolah dengan penuh semangat.

*

*

Gerald mendengus kesal, ketika dirinya sudah sampai di rumah. Kedua orang tuanya ternyata sudah pulang dari perjalanan bisnis.

Lucky mematung, dan mengurungkan niatnya untuk menginap di sana, dan segera pamit pulang sebelum perang dunia ke empat terjadi.

"Apa lagi yang sudah kamu perbuat!" bentak papanya menatap tajam putranya dengan nyalang. Emosi menguasai diri ketika mendapatkan kabar dari sekolah jika putra tunggalnya sering bolos sekolah dan juga menunggang uang sekolah selama tiga bulan, sebagai orang tua mereka tentu saja malu dengan tingkah laku anak mereka.

"Gerald, kenapa kamu tambah bandel sih?" sang Mama ikut menegur putranya.

Gerald terlihat cuek, melangkah masuk ke dalam rumah tanpa mendengarkan ocehan kedua orang tuanya.

"GERALD!" teriak papanya dengan lantang hingga suaranya bergema di dalam rumah mewah tersebut.

"Apakah kalian hanya peduli dengan sifat bandelku? Jika iya, maka aku akan membuat masalah setiap hari!" ucap Gerald tanpa menoleh ke arah kedua orang tuanya, dan melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"Dasar anak kurang ajar! Kamu di besarkan dan di didik bukan untuk menyusahkan kedua orang tuamu!" teriak Papa Gerald penuh emosi.

Terpopuler

Comments

mimih

mimih

betapa pentingnya perhatian dn ksh syg org tua terhdp anak

2023-08-07

1

Silla

Silla

emng kluarga ini mah GK ketingalan sombongnya kok tp aku suka🤣🤣🤣

2023-02-28

1

Aulia Regina Putri1301

Aulia Regina Putri1301

kasihan

2023-02-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!