SCUA-BAB 2

Jakarta, 07:00 WIB.

Anaya berjalan di koridor sekolah barunya, di salah satu sekolah SMA yang bergengsi di kota tersebut.

Setelah melewati perdebatan panjang dengan kedua orang tuanya, akhirnya Anaya di perbolehkan untuk pindah sekolah.

"Ini yang terakhir kalinya Daddy mengizinkanmu pindah sekolah. Jadilah gadis yang kuat! Tampar orang-orang yang merendahkanmu dengan kelebihan dan kecerdasanmu!" ucapan sang Daddy terus terngiang-ngiang di kepalanya.

Anaya berjalan menuju ruangan kepala sekolah di temani oleh Gwen yang berjalan sangat anggun di sampingnya.

Banyak siswa dan siswi berjalan di koridor yang sama dengannya dan menuju kelas masing-masing. Banyak juga yang memperhatikan dirinya, yang di yakini adalah murid baru di sekolah tersebut.

Gwen menoleh ke arah Anaya seraya memberikan kode agar putrinya itu memakai ABD-nya.

Anaya mendengus lalu segera memakai benda yang di maksud ibunya di salah satu telinganya saja, lalu ia menutupi dengan rambut panjangnya.

"Pakai semuanya!" kesal Gwen kepada putrinya.

"Aku bisa berinteraksi tanpa menggunakan alat ini, Mom! Aku bisa membaca pergerakan bibir mereka!" jawab Anaya dengan nada kesal.

Anaya belajar seni membaca gerak bibir. Tidak mudah untuk Anaya kecil belajar seni gerak bibir, membutuhkan waktu berbulan-bulan lamanya. Tapi dengan kegigihannya dan juga semangatnya, Anaya bisa mempelajari itu semua. Sungguh pencapaian dan cobaan yang luar biasa untuk Anaya.

"Jangan membantah!" Gwen berkata tegas.

"Iya baiklah." Anaya akhirnya mengalah.

*

*

Sampai di ruangan kepala sekolah. Mereka berdua di sambut oleh Kepala sekolah dan Wali kelas.

"Kami sangat senang karena putri Anda sekolah di sini," ucap Kepala sekolah mencari perhatian, berharap jika Gwen menjadi donatur di sekolah tersebut.

"Saya mempercayakan putri saya kepada Bapak dan Wali kelas. Saya harap jangan sampai ada yang tahu indentitas putri saya yang sebenarnya," ucap Gwen seraya mengulas senyum tipis.

"Baik, Nyonya, kami akan menjaga data diri murid kami."

"Oh, iya, satu lagi, saya akan menjadi donatur tetap di sekolah ini," ucap Gwem, dan tentu saja membuat hati kepala sekolah tersebut berbunga-bunga.

"Terima kasih banyak, Nyonya," ucap Kepala Sekolah dan Wali Kelas bersamaan.

"Mari Nak Anaya, saya akan mengantarkan ke kelasmu," ucap Wali kelas yang berkepala pelontos itu.

Gwen menepuk pundak putrinya lalu mengepalkan tinju di udara, seraya berkata, "semangat!"

Anaya tersenyum dan mengangguk, lalu mencium punggung tangan ibunya dengan sangat sopan satun, sebelum ia berlalu mengikuti Wali kelasnya.

"Ini adalah kelasmu," ucap Wali kelas saat sampai di depan kelas yang terdengar sangat gaduh.

Anaya mengangguk, mengikuti masuk ke dalam kelas tersebut.

"Hei!! Diam!" seru Wali Kelas tersebut saat melihat para muridnya berisik. Ada yang duduk di atas meja, ada yang bernyanyi, bahkan ada yang berfoto selfie dan joget tik-tik di sana.

Anaya meringis saat melihat suasana di kelas tersebut, tidak sesuai seperti yang ia harapkan.

Mendengar suara Wali kelasnya yang berteriak keras, membuat para murid itu langsung diam, dan duduk di kursinya masing-masing. Tiba-tiba kelas tersebut menjadi lengang, sunyi.

Belasan tatapan mata itu mengarah kepada Anaya, menatap Anaya dari sangat intens. Anaya mendundukkan kepala, rasa percaya dirinya lenyap seketika saat mendapatkan tatapan aneh seperti itu. Ia takut di bully lagi.

***

Jangan lupa dukungannyanya, bestie❤💋

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

masih mantau😁

2023-11-19

0

Wkwkwkk

Wkwkwkk

lanjut

2023-06-24

1

Aulia Regina Putri1301

Aulia Regina Putri1301

kan bsa sklh khusus tuna rungu

2023-02-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!