"Kenapa bisa terjadi?" tanya Aiden kepada putrinya. Rasanya geram ketika dirinya mendapat panggilan dari sekolah.
"Aku hanya ingin melindungi diriku saja, Dad. Apa salah?" ucap Anaya kepada ayahnya.
"Memangnya apa yang kamu lakukan kepada temanmu itu?" tanya Gwen.
"Dia bukan temanku, Mom. Dia sudah menarik rambut indahku ini, Mom," jawab Anaya dengan kedua mata yang berkaca-kaca.
"What?! Berani sekali dia sudah menyakiti Tuan putri kami! Jangan di biarkan Dad, kita harus mambalasnya!" Gwen menjadi sangat marah, dan menuntut suaminya agar bertindak cepat.
"Tenangkan diri kalian. Ini bisa di selesaikan secara baik-baik," jawab Aiden.
"Anakmu di bully lagi oleh teman satu sekolahnya. Dan kamu masih bisa berkata tenang?! Kamu mau bertindak tegas kepada mereka atau tidur di luar malam ini?!" Gwen melotot tajam kepada suaminya.
"Sayang, jangan mengancamku seperti itu. Oke, oke! Aku akan menindak tegas kepada mereka yang sudah menyakiti putri kita," jawab Aiden pada akhirnya, dari pada tidur di luar dan tidak bisa mendapatkan jatahnya.
Tidur di luar adalah mimpi buruk bagi pada suami. 🤣
"Good!" jawab Gwen, tersenyum puas.
"Bolehkan aku meminta satu permintaan kepada Mommy anda Daddy?" tanya Anaya
"Apa Sayang? Katakan saja," jawab Gwen.
"Emh, jadi begini ..."
*
*
Pagi hari telah menyapa. Anaya melangkah masuk ke gedung sekolahnya dengan perlahan. Situasi di sana terasa sangat horor karena para murid menatap Anaya seperti dengan sinis dan tajam.
Anaya menundukkan kepalanya, nyalinya ciut. Kenapa nyalinya menciut?
Namun kata-kata dari sang Daddy selalu menyemangatinya, 'Jadilah gadis yang kuat! Tampar orang-orang yang merendahkanmu dengan kelebihan dan kecerdasanmu!'
Anaya mengangkat kepalanya lagi, pandanganya lurus ke depan.
"Jangan pedulikan mereka. Kamu adalah gadis yang kuat!" Anaya menyemangati dirinya sendiri.
"Lihatlah, dia berjalan dengan sangat percaya diri. Bukan dia sudah di skors ya?" cibiran di layangkan kepada Anaya, setiap ia melwati segerombolan siswa.
"Tidak tahu malu! Dia melakukan kekerasan di sekolah ini! Apakah dia ini preman pasar?!"
"Mungkin dia dari kalangan bawah, menjijikan, tidak punya aturan dan juga sangat rendahan!"
Anaya melepas ABD-nya dan memasukkannya ke dalam saku segeram sekolahnya, karena ia tidak tahan dengan ucapan pedas yang lontarkan oleh teman-temannya. Lebih baik ia tuli!
Rasanya Anaya sudah ingin menangis dan menjetrit keras. Sekuat apa pun dirinya, ia tetap mempunyai hati yang lemah.
"Naya!" panggil Gerald dari kejauhan, namun Anaya tidak menoleh sama sekali.
"Naya!" panggil Gerald lagi, tetap sama gadis itu tidak menoleh sedikit pun.
"Apakah dia marah dengan kejadian kemarin?" tanya Gerald kepada dirinya sendiri. Lalu segera mengejar Anaya dan menepuk pundak gadis itu dari belakang.
Anaya terkejut lalu menoleh ke belakang. "Rald," ucap Anaya sembari mengelus dada.
"Naya, aku dari tadi memanggilmu," ucap Gerald.
Anaya menatap bibir Gerald yang sedang bergerak mengucapkan setiap kata.
"Hei!" Gerald menggerakkan telapak tangannya di depan wajah Anaya, karena gadis itu tidak berkedip menatapnya.
"Maaf, aku tidak mendengar," jawab Anaya.
"Kamu baik-baik saja 'kan? Aku mencemaskanmu, Nay," ucap Gerald.
"Iya," jawab Anaya.
"Ada apa dengan bibirku?" tanya Gerald lagi sembari mengusap kedua sudut bibirnya.
Anaya tersenyum menandang wajah tampan Gerald. "Bibirmu sexy, aku suka,' jawab Anaya.
BLUSH
Wajah Gerald langusung merona ketika mendengar ucapan Anaya.
Sexy katanya? Kenapa hati Gerald menjadi berbunga-bunga, dan sangat bahagia? Apakah ini bertanda jika dirinya telah ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
hehehehhe padahal Naya menterjemahkan omongan Gerald dr gerak bibirnya,,sbb alat pendengaran nya di copot
2024-09-07
0
Ernadina 86
👍👍
2024-03-29
0
🐰F͢ɪ͋ᴄ͠ᴀ᪶ ࿐
Astaga naya 🤣🤣🤣gerald jadi salting brutal pasti
2024-01-28
0