Mendengar hal itu. Bagas begitu senang karena istri pertamanya mau menerima kehadiran Nadia. Dia tak menyangka. Mita dapat berubah pikiran. Pria itu tak menaruh rasa curiga sama sekali kepada Mita. Padahal Mita sedang membuat rencana untuk melepaskan dirinya dari pernikahan yang tak sehat ini.
Mita menatap Bagas dan Nadia secara bergantian dari tadi. Nadia bersorak gembira karena keinginannya sejak lama akan segera terwujud. Namun tanpa dia sadari bagaikan impostor Mita selangkah lebih maju darinya.
"Tapi dengan satu syarat, malam ini kau tidur sendirian di kamar Marisa." Nadia menatap datar ke arah Nadia.
"Loh kok gitu, aku kan juga mau malam pertama sama Bagas," protes Nadia. Ia memang ingin menghabiskan waktu malam bersama Bagas malam ini.
"Nggak usah banyak bantah!" seru Mita membuat Bagas dan Nadia terlonjak kaget.
"Sayang, kok malah bentak-bentak sih, benar kata–"
Bagas menjeda perkatannya ketika melihat Mita memperlihatkan nomor ponsel neneknya di depan matanya.
"Kalau kau nggak mau ikutin perintah ku, aku akan telepon nenek biar tau cucu kesayangannya ini udah berpoligami, ups bahkan mungkin kamu nggak bisa dapat warisan dari nenek! Kalau nenek tahu." Mita mengancam dengan menyeringai tipis. Ia tentu saja ingat dengan obrolan dirinya dan nenek tempo lalu. Nenek mengatakan pada Mita kalau Bagas sampai berpoligami katakan saja padanya. Nenek akan mencoret nama Bagas dari warisan.
Bagas tergugu. Baru saja teringat dengan sang nenek. Dia menggeram kesal karena melupakan perjanjian yang paling penting sekarang. Bagas menjambak rambutnya dengan frustrasi. Nadia mengerutkan dahi melihat tingkah Bagas.
"Kenapa?" tanya Nadia heran.
Bagas menoleh, kemudian berkata,"Nanti aku kasi tau, kamu malam ini tidur di kamar Marisa ya, nanti aku bakalan buat satu kamar lagi untuk kita."
"Ish, Bagas, kok gitu. Aku maunya kamar yang kalian tempati, kenapa kamu nggak nyuruh Mita tidur di kamar Marisa!" Nadia mulai tersulut emosi, melihat Mita tersenyum sinis padanya saat ini.
"Nadia kamu jangan buat aku pusing donk. Mita itu istri pertama ku, kamu harus nurut apa kata aku," sahut Bagas dengan mendesah kasar.
"Kamu nyebelin Bagas! Aku kan istri kamu juga! Pokoknya aku ngak mau tahu malam ini aku tidur di kamar utama sama kamu!" teriak Nadia membuat Marisa yang berada di kamarnya, menghampiri Mama dan Papanya.
"Tante kenapa sih teriak-teriak kayak orang kesurupan! Marisa nggak suka tahu!" Marisa mendongkakkan kepalanya ke atas dengan melipat tangan di dada.
"Eh kamu, diam ya anak kecil, nggak usah ikut campur urusan orang dewasa!" bentak Nadia seraya menatap tajam Marisa. Marisa dilanda ketakutan, dia pun berlindung di belakang tubuh Papanya.
"Papa..." panggil Marisa lirih dengan menarik-narik ujung baju Bagas.
Bagas menggeleng kuat melihat Nadia memarahi anaknya. Untuk pertama kalinya dia melihat Nadia bersikap kasar pada anak kecil.
"Nadia kamu jangan bentak-bentak Marisa! Dia masih kecil! Terserah kamu, mau tidur di mana!" seru Bagas dengan mengendong Marisa.
"Bagas!!!" Nadia berang karena Bagas lebih membela Marisa daripada dirinya.
"Nadia, bisa ngak? Kamu nggak usah teriak-teriak, ini bukan hutan!!!"
Mita mendekati Nadia yang nampak ketakutan sekarang. Nadia memundurkan langkahnya ketika Mita menantangnya secara terang-terangan di depan Bagas. Sorot mata wanita itu seperti iblis yang siap menjemput ajalnya. Tanpa sadar Nadia meneguk ludahnya berulang kali.
"Papa, Marisa kangen Papa. Temanin Marisa tidur yuk." Marisa mengajak Bagas untuk ke kamarnya. Lantas Bagas mengiyakan ajakan Marisa kemudian melangkah pergi bersama Marisa, meninggalkan Mita dan Nadia di ruangan tengah.
Selepas kepergian Bagas dan Marisa. Nadia melipat tangan di dada, menampakan wajah angkuhnya di depan Mita.
"Eh Mita sekarang aku udah jadi istri kedua Mas Bagas, jadi kamu mau turuti semua perintah aku!" sahut Nadia dengan nada bossy.
Alih-alih marah atau jengkel. Mita malah tertawa pelan, melihat tingkah Nadia.
"Haha, astaga, baru aja jadi istri kedua uda belagu, eh seharusnya kamu dengarin perintah aku! Kamu pikir aku takut sama kamu!!!" Mita menunjuk-nunjuk dada Nadia dengan melangkah perlahan ke depan.
"Iya, kenapa kalau aku aku belagu?" Tantang Nadia dengan melototkan matanya pada Mita.
"Ckckck, sudah lah Nadia, kamu jangan cari gara-gara sama aku! Karena kamu nggak tahu berhadapan dengan siapa?! Kamu pikir aku istri pertama yang bakal ngalah sama kamu! Jangan mimpi deh! Lebih baik kamu bantu aku beresin rumah gih!" pungkas Mita kemudian masuk ke dalam kamar dengan cepat.
Brak!
Mita menutup pintu dengan kuat. Membuat Nadia menghentak-hentak kan kaki ke lantai sejenak.
'Argh! Si@lan! Kok jadi kayak gini sih! Awas saja kamu Mita! Aku akan cari rencana biar Bagas talak kamu!'
Waktu menunjukkan pukul dua siang. Suasana di dalam rumah Bagas terlihat sunyi dan sepi.
"Argh!!! Bagas tolong!" jerit Nadia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus berkarya
2023-07-22
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
🔊 Bagaaas sadar wooii ....
nooohhh penampakan cewe yg seharihari lo bilang cantik ... ternyata begitu keluar watak asli nya sih 11-12 sama mak lampir ... tereak2 gaje pulak ...
bandingin sama Mita, beeeuuuhhh ... jauuuuuh .... gak level dah ...
2023-01-20
2
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
hahaha ....
si tante bukan kesurupan, Marisa ... tapi emang udah s!nt!n9 ....
2023-01-20
1