Di sisi lain.
Seorang pria berperawakan tinggi dan memiliki postur badan ideal mengerutkan dahi kala bawahannya tak menyahut sama sekali. Suasana di sekitarnya begitu ramai membuat ia kesulitan dalam menemukan sesuatu.
"Kau di mana Acai?" tanyanya pelan dengan mengedarkan pandangan ke segala arah.
"Cai, kau di mana?" Pria itu menaikan intonasi suara dua oktaf. Membuat sang anak perempuan bermata bulat mengerutkan dahinya melihat pria bertopi kupluk itu tengah berbicara sendiri.
"Mang, cepat lah aku dah lapar nih! Saosnya banyakin!" sahut salah seorang anak lainnya.
"Oke, dek, sebentar ya," balas si pria.
"Siomay, siomay, siomay, siomay, ayo beli, di jamin enak!" Sambung si pria itu lagi seraya memasukan beberapa siomay ke dalam plastik mini.
Ehem.
Terdengar dehaman di ujung sana membuat si pria mempercepat gerakan tangannya dengan mengambil saos, kecap dan terakhir sambel.
Ehem, maaf komandan, lagi di mall, target masuk ke dalam mall.
'Aduh, kenapa dia malah manggil-manggil Komandan di tempat umum, benar-benar nih bocah, minta di pites!' Monolog si pria di dalam hati. Tanpa mempedulikan sorot mata seorang anak kecil menatap heran padanya.
Sementara itu. Di mall, baik Mita dan Kira nampak kebingungan melihat pria berparas oppa-oppa Korea bergumam-gumam kecil.
Kira penasaran dengan pemuda dihadapannya apalagi melihat wajahnya yang begitu sedap dipandang. Ia menyikut lengan Mita yang sedari tadi bingung ingin membalas apa, sebab ia pun baru pertama kali bertemu pria itu di apartment nadia.
"Mbak, kenal kah?" Kira tersenyum tipis seraya merapikan rambut pendeknya.
"Mulai ganjen kamu ya, Mbak nggak kenal, nanti aja Mbak cerita, udah yuk, kayaknya dia lagi teleponan sama orang pake headset atau apa," kata Mita pelan membuat Kira mengerucutkan bibir dengan tajam.
"Ish, tunggu dulu Mbak." Kira menahan tangan Mita agar tak langsung pergi.
"Hmm, babang lee mi ho, nama ignya apa ya?" tanya Kira tanpa mempedulikan ekspresi Mita sekarang yang melongo, melihat keagresifan Kira.
Pemuda itu menoleh kemudian mengulas senyum tipis. "Duh, maaf Mbak, saya nggak punya ig, permisi dulu ya."
"Eh, tunggu!" Kira mencak-mencak sendiri kala sang pemuda melenggang pergi meninggalkan mereka.
"Oh jodohku..." kata Kira tanpa melepaskan pandangan mata dari si pemuda yang sekarang berlari gesit di depan sana.
"Kira! Kamu mah, malu-maluin Mbak, udah ah, jadi atau nggak ni ke salonnya?" Mita menggeser tubuh Kira ke samping agar tak menghalangi orang untuk lalu lalang di mall.
Kira memberengut kesal sejenak karena tak mendapatkan username ig si pemuda. Ia berharap dapat bertemu pemuda itu lagi nantinya.
"Kira. Ayo ah! Udah makin siang nih," kata Mita membuat Kira menghela nafas kasar.
Sesampainya di salon. Mita dan Kira di sambut salah seorang karyawan bertulang lunak.
"Hai jeng, duh geulis pisan! Ini siapa yang mau di makeover? Kamu yah, Kira!" Karyawan berbaju nyentrik itu melemparkan pandangan pada Kira dan Mita.
"Heh, ulat bulu, kan sudah aku kasi tahu tadi." Kira memutar bola mata dengan malas. Karena teman semasa SMA-nya ini sangat cerewet dan bawel.
"Ups! Haha, ya uda, ini semua di makeover ya cyin?" tanyanya lagi seraya mengedipkan mata centilnya kepada Mita. Membuat Mita merekahkan senyuman kala melihat kelakuan absdurd teman Kira, tebaknya.
"Iya! Udah buruan jadiin Mbak aku cantik kayak artis-artis luar negeri gitu, dari atas sampai bawah ya!" Kira mendorong pelan tubuh Mita. Mendengar perkataan Kira barusan membuat dahi Mita berkerut kuat.
"Atas sampai bawah? Maksudnya?" tanya Mita heran sebab ia mengira Kira hanya menyuruhnya memotong rambut atau mewarnai rambut.
"Sudah, nggak usah banyak tanya Mbak! Udah jeng, bawa gih si Mbak-Mbak ini ke dalam. Aku tunggu di sini, bye!" Kira melambaikan tangan kepada Mita sekarang yang di seret paksa oleh si karyawan.
'Hehe aku harus bantu Mbak biar dia nggak di injak-injak sama si pelakor ganjen itu!'
Sementara itu. Di tempat lain. Di gang sempit dan buntu. Dua orang pria saling berbicara satu sama lain.
Bugh!
Sebuah pukulan ringan mendarat pelan di lengan pria berparas oppa-oppa Korea.
"Cai! Kan sudah aku katakan jangan memanggil pangkat di depan!"
"Hehe, siap Komandan!"
"Tu kan! Baru aja dibilangin, malah ngeyel!" Dengus si pria berpostur ideal itu.
"Cakalang, cakalang, kembali ke pos, target sudah masuk jebakan, minggu depan kita serahkan bukti ke pengadilan." Suara seseorang dari walkie talkie lantas menghentikan perdebatan antara keduanya.
...****************...
Jangan lupa like dan sesajennya ya 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
Kiraaaaaa .....
Neng Gemoy juga mau donk di make over .... bayarin tapiiiiihhhh ..... 😁😁☺️☺️
2023-01-20
2
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
siapa yg baru masuk mall?
Bagas dan Nadia?
jangan2 mereka berdua target operasi ... 🤔🤭
2023-01-20
0
Shiro Yuki
jodohnya Mita ap kira nh
2023-01-04
0