Seandainya

"Kamu nggak perlu tahu aku taruh dimana?! Kepo banget jadi orang?!" kata Bagas ketus membuat Mita semakin bertambah curiga.

Sebelum Mita membalas ucapan Bagas. Kira menyembul dari balik ruang, berjalan cepat ke arah mereka.

"Mbak!" panggil Kira. Beberapa detik yang lalu ia tak sengaja mendengar pembicaraan Mita dan Bagas. Sungguh, ingin sekali Kira membantu Mita menemukan sertifikat rumah itu sekarang tapi dia tahu diri, tak mau terlalu ikut campur urusan rumah tangga orang.

"Eh, Kira. Ini kotak bekalnya." Mita merubah ekspresi wajahnya berharap Kira tak mendengar obrolan ia dan Bagas tadi. Ia menyodorkan tempat bekal berwarna biru kepada Kira.

"Wah, makasi ya Mbak. Maaf jadi ngerepotin, oh ya Mbak. Kira pulang dulu ya," kata Kira lalu beralih menatap Bagas dengan melayangkan tatapan dingin. Dalam sepersekian detik, ia melenggang pergi tanpa pamit kepada Bagas.

'Ini bocah kenapa juga dah, kerasukan jin atau apa?' Bagas mengerutkan dahi melihat gelagat Kira yang tak seperti biasanya. Selama menjadi tetangga Kira selalu sopan dan santun padanya tapi sekarang sikap Kira berubah drastis.

Selepas kepergian Kira. Mita beranjak hendak melanjutkan kegiatannya tadi. Ia menaruh makanan yang sudah dipanaskan di atas piring dan meletakkan makanan itu di meja makan. Sedangkan Bagas sedari tadi memperhatikan dengan seksama gerak-gerik Mita.

'Mita buat aku bosan, mana badannya sekarang nggak putih kayak dulu. Dia juga nggak pandai dandan, nggak kayak Nadia bulu matanya panjang sama wangi juga. Lah si Mita bau bawang sama ikan asin. Mata aku lama-lama rabun lihat Mita terus setiap hari. Tapi nenek bilang sama aku untuk selalu di samping Mita, ah bingung. Apa lebih baik aku tanya Mita sekarang, dia mau dipoligami atau nggak, ya?'

"Mita!" panggil Bagas membuat gerakan tangan Mita terhenti.

Mita menoleh. Lalu bertanya,"Iya, ada apa?"

"Duduk lah dulu. Ada yang mau aku bicarakan." Bagas mengenggam tangan Mita, menuntunnya agar duduk di sampingnya.

"Begini, ada yang mau Mas tanyakan." Bagas mengelus punggung tangan Mita berharap jawaban Mita sesuai ekspetasinya.

"Silahkan." Sebisa mungkin Mita berkata tenang walaupun dadanya bergemuruh kuat saat ini. Entah karena feeling yang kuat, Mita menebak jika Bagas akan menanyakan sesuatu yang membuat hatinya hancur berkeping-keping kembali.

"Mit, kalau seandainya Mas mau poligami bagaimana pendapatmu?"

Duar!

Mita terkejut sekaligus bingung harus menjawab apa. Ia bukan lah tipe wanita yang rela di madu. Bagi Mita cukup dirinya saja yang menjadi ratu. Karena di istana tak ada dua ratu melainkan hanya satu ratu.

"Mit," panggil Bagas melihat Mita terdiam dan tak merespon cepat pertanyaannya.

"Sebelum kamu mendengar jawaban dari aku. Bagaimana kalau aku tanya balik, kamu mau aku poliandri?"

"Nggak mau!" Tanpa berpikir panjang Bagas menjawab cepat membuat pria itu terpaku di tempat ketika baru menyadari ucapannya sendiri barusan.

"Begitu juga dengan jawaban aku Bagas." Mita beranjak, pergi ke kamar Marisa, meninggalkan Bagas yang masih bergeming di posisi semula.

Di sisi lain. Nadia tanpa sengaja mendengar perbincangan Bagas dan Mita. Saat ini dia tengah bersembunyi di balik gorden pintu.

'Si@lan! Awas aja Bagas nggak nikahin aku! Ayo Nadia, kamu harus cari cara agar Bagas jatuh ke tangan kamu!' Nadia tersenyum evil melihat Bagas duduk melamun di meja makan.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Nadia genit dan matre

2023-08-14

0

ſᑎ🎐ᵇᵃˢᵉ

ſᑎ🎐ᵇᵃˢᵉ

hei bambang..kalau mau lihat bini bening,kinclong modalin donk jangan taunya bisa ngomong doank..

2023-04-24

3

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

menjijikkan .... suami lucknut !!🤮

2023-01-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!