Pemulung Aneh

Sebisa mungkin Mita tak melontarkan kata-kata kasar kepada Nadia. Suasana di antaranya keduanya seketika panas. Nadia curiga jika Mita sudah mengetahui perselingkuhan antara dirinya dan Bagas. Tak mau menerka-nerka Nadia berniat akan menanyakan prasangkanya kepada Bagas nanti.

"Mama!" Begitu melihat Mita. Marisa berlarian menghampiri Mamanya. Sontak Mita dan Nadia menoleh ke arah Marisa secara bersamaan.

"Wah anak mama, sudah puas mainnya?" tanya Mita dengan mendekap erat tubuh tembab anaknya.

"Sudah, Ma. Marisa mau pulang Ma, mau makan masakan Mama." Marisa menghirup aroma tubuh Mita yang selalu membuatnya tenang.

"Ayuk, kita pulang!" kata Mita. Kemudian beralih menatap Bagas dan Nadia yang sedari tadi menatap satu sama lain seperti memberikan bahasa isyarat.

"Bagas! Ayo kita pulang! Kerjakan di rumah saja!"

Suara Mita yang meninggi membuat Bagas dan Nadia tersentak. Pasalnya saat ini mereka berada di mall otomatis orang-orang akan memusatkan perhatiannya ke arah mereka. Dan hal itu pun terwujud kala kumpulan manusia menoleh ke arah mereka sekarang.

Bagas tergugu, sementara Nadia nampak senang karena ada alasan untuk membuat Bagas meninggalkan Mita. Seketika rencana jahat Nadia terangkai dibenaknya.

'Bagus Mita. Teruslah seperti itu, agar Bagas bisa menalakmu secepat mungkin!' Nadia pamit undur diri kepada Mita dan Bagas. Ia dan temannya pun berlalu pergi meninggalkan pasangan suami istri itu.

"Mita! Bisa kah kau tidak membuatku malu?!" Kini Bagas, Mita dan Marisa berada di basement mall.

Enggan membalas, Mita malah membawa Marisa naik ke atas motornya. "Nak, pulang naik motor Mama saja ya." Mita memasangkan jaket pinky ke tubuh Marisa.

Marisa membalas dengan mengangguk.

"Mita kau dengar aku nggak?!" Bagas naik pitam ketika Mita mengacuhkannya dan tak menganggap keberadaannya saat ini.

Mita dan Marisa serempak menoleh ke arah Bagas.

"Kenapa Papa bentak-bentak Mama? Memangnya Mama salah apa? Marisa nggak suka Papa kasarin Mama!" Marisa melipat tangan di dada seraya menampilkan wajah cemberut. Bagas terdiam mendengar perkataan Marisa barusan.

"Nak, nggak boleh gitu, Papa cuma bercanda kok. Udah yuk, kita pulang," kata Mita seraya memberi kode pada Bagas agar segera menyusulnya.

"Aku harus ke lapangan lagi Mit." Bagas melirik arloji di pergelangan tangannya kemudian mengelus kepala Marisa. "Nak, maafin Papa ya, Papa tadi cuma bercanda kok."

Mendengar perkataan Bagas, lagi dan lagi Mita hanya bisa membatin karena dia tahu ke lapangan yang di maksud Bagas adalah pergi ke apartment Nadia. Tak mau berlarut-larut dengan kekecewannya, Mita memilih mengiyakan ucapan Bagas. Dia pun pulang ke rumah bersama Marisa.

Di sepanjang perjalanan. Mita lebih banyak melamun sampai-sampai panggilan Marisa di belakang tak digubrisnya.

"Mama!" panggil Marisa sekali lagi.

Mita segera tersadar. Menoleh sekilas ke sebelah kiri. "Iya, ada apa Nak?" tanyanya seraya fokus menatap ke depan melihat jalanan yang nampak ramai di sisi kanan dan kiri.

"Mama, Marisa mau beli es krim!" pinta Maria dengan memperat lagi tangannya yang tengah melingkar di perut Mita.

"Oke, kita cari supermarket dulu ya."

"Oke, Mama!"

Selang beberapa menit, Mita menghentikan motornya di supermarket yang berada di sisi kiri. Dia memarkirkan motornya dengan hati-hati. Marisa nampak senang karena keinginannya dituruti. Bergegas Mita membawa Marisa masuk ke dalam.

Setelah selesai membeli es krim. Mita mengajak Marisa untuk segera pulang tatkala melihat langit nampak mendung.

"Ayo, Nak. Mama lupa bawa mantel. Kita harus cepat pulang ke rumah ya." Dengan cepat Mita menyalakan motor dan menyuruh Marisa berpegangan erat.

"Siap, Ma."

Lantas Mita melajukan kendaraannya membelah jalanan kota. Sesekali dia melihat ke atas langit, berharap hujan turun ketika dia sudah berada di rumah.

"Mama!!!" teriak Marisa kala seorang pria berpakaian kumuh membawa sebuah karung menghalang motor Mita di depan.

Mita menggerem mendadak. Jantungnya berdetak sangat cepat karena hampir saja menabrak seseorang. Mita segera menepikan motor, kemudian menurunkan Marisa, lalu menghampiri pemulung itu.

"Anda tidak apa-apa?" tanya Mita dengan memapah pria itu.

Pria itu mengangkat wajahnya. Membuat Mita melebarkan matanya.

"Kamu? Loh kok?" Mita teringat dengan pria yang berparas oppa-oppa Korea waktu itu yang menegurnya di apartment Nadia.

Pria itu sama terkejutnya melihat Mita tepat berada dihadapannya. Ia mengaruk kepalanya sesaat.

"Maaf mbak tadi nggak sengaja mau nyebrang jalan raya, tapi–"

"Kamu pemulung?" tanya Mita dengan iba.

"Buk–"

"Cakalang, cakalang posisi di mana? Target di mana? Aman?"tanya seseorang melalui walkie talkie kecil yang tersampir di celana pemuda itu.

Hal itu membuat Mita dan Marisa mengerutkan dahi.

"Mbak, saya permisi dulu." Sebelum Mita bertanya pemuda itu berlalu pergi secepat kilat meninggalkan Mita dan Marisa.

"Mama, gerimis!" Marisa menyadarkan Mita yang tengah melamun menatap kepergian pemuda tadi.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2023-07-22

0

🌹🌹🍀🍀Edelweis🌻🌻🌈🌈

🌹🌹🍀🍀Edelweis🌻🌻🌈🌈

intel kynya tu opa opa.. 🤔🤔

2022-12-05

5

Lihayati Khoirul

Lihayati Khoirul

kayaknya polisi deh menyamar jadi pemulung

2022-11-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!