"Kamu bilang apa barusan?" Mita kembali bertanya saat Bagas malah terdiam di tempat. Ia dapat melihat Bagas begitu gugup dan cemas.
"Bagas!"panggil Mita hendak menyadarkan Bagas.
Mendapatkan panggilan Bagas menggeleng pelan. Kemudian berkata,"Nggak sayang, tadi cuma bingung aja kok kamu nggak bangunin Mas. Soalnya uda telat banget ini."
"Oh, maaf, aku lupa, lain kali aku akan pasang alarm. Soalnya tadi aku buru-buru mau masak," kata Mita dengan datar membuat Bagas menarik nafas panjang.
Pria itu tengah menahan diri agar tak kembali melontarkan kalimat kasar, rasa takut tiba-tiba menjalar di palung hatinya membayangkan Mita menusuk perutnya. Dia pun keheranan dengan dirinya sendiri, mengapa nyalinya seketika menciut melihat keberanian Mita. Perubahan sikap Mita membuat Bagas kembali bertanya-tanya.
Suasana di ruang dapur begitu mencekam. Baik Bagas dan Mita saling pandang satu sama lain. Sedari tadi Mita sengaja tak membuka suara lagi. Diam seribu bahasa sebab dia benar-benar sudah muak kala melihat wajah Bagas. Tadi subuh secara diam-diam Mita membaca chat antara Bagas dan Nadia di ponsel yang disembunyikan Bagas di dalam lemari pakaian. Mendidih darah Mita saat membaca satu-persatu isi pesan Bagas dan Nadia yang begitu mesra. Tak lupa dia juga mengirim bukti chat keduanya ke email miliknya.
"Mama!" Marisa baru saja tiba di dapur. Rambutnya terlihat acak-acakan. Sepertinya baru bangun tidur.
Lantas Bagas dan Mita mengalihkan pandangan ke arah Marisa.
"Anak Mama sudah bangun ya." Dengan sigap Mita meletakkan pisau di atas meja kemudian menghampiri anaknya. Lalu merendahkan tubuhnya seketika.
"Hoam, iya Ma. Mama tadi Marisa mimpi kalau Papa di ambil sama nenek sihir!" seru Marisa membuat Mita terkekeh pelan.
Mita sedikit terhibur dengan perkataan Marisa barusan. Namun dia keheranan mengapa Marisa bisa memimpikan hal tersebut.
"Hehe, itu cuma mimpi sekarang Marisa mandi ya." Mita menuntun Marisa untuk membersihkan diri ke kamar mandi. Sedangkan Bagas nampak terdiam menyaksikan interaksi anak dan istrinya seperti tak menganggapnya ada.
*
*
*
Sepuluh menit pun berlalu. Kini Bagas, Mita dan Marisa berada di ruang makan. Beberapa menit yang lalu pula Bagas meminta izin pada temannya akan datang telat karena Marisa ada kegiatan di sekolahnya. Bagas terpaksa menuruti kemauan istrinya saat melihat Mita lagi dan lagi bersikap cuek padanya.
Seperti saat ini, biasanya Mita akan mengambilkan sarapan untuk dirinya namun sekarang Mita tak mengubris keberadaan Bagas malah terkesan acuh tak acuh dan lebih mengurusi Marisa, anaknya.
"Mita!"
Bagas mulai tersulut emosi ketika Mita sibuk menyuapi Marisa. Mendengar panggilan Mita menoleh kemudian bertanya dengan santai.
"Ada apa Bagas?"
"Kamu kenapa sih!? Ada aku di sini, cepat ambilkan aku makanan! Jadi istri kok nggak guna!" kata Bagas.
"Aku lagi suapin Marisa, kamu punya tangan Kan? Ambil sendiri." Mita menjawab datar tanpa menaikan suaranya.
Brak!
Bagas naik pitam. Seketika menggebrak meja hingga membuat makanan nampak keluar dari wadah penyimpanan.
"Kamu berani ngelawan aku ya sekarang! Dengar Mita! Waktu aku terbuang percuma gara-gara kamu. Tanpa aku kita nggak kan bisa makan enak. Aku ini berkerja dari pagi sampai malam. Kamu cuma di rumah aja ngurusin Marisa!"
Alih-alih membalas perkataan Bagas. Mita malah melayangkan tatapan tajam seraya mengambil air putih untuk Marisa dan menyuruh anaknya bersiap-siap berangkat sekolah.
"Kamu dengar aku nggak?!" tanya Bagas lagi ketika melihat Mita asik bercengkrama bersama Marisa.
"Aku nggak tuli! Tenang aja, mulai hari ini aku akan berkerja."
"Siapa yang suruh kamu berkerja?! Aku masih bisa memberikan kalian uang!"
Mendengar perkataan Bagas. Mita tersenyum tipis lalu berkata,"Nggak ada yang nyuruh, aku mau sendiri. Siapa tau aja kamu bakalan pergi dan nggak bisa kasi kami uang lagi nanti."
"Maksud kamu?!"
"Mana tau aja kamu di ambil perempuan lain atau pergi di ambil Sang Pencipta."
Mata Bagas melebar mendengar penuturan Mita barusan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
mantap Mita.. berdikari lah mulai sekarang..
2023-08-14
0
fifid dwi ariani
trus Sukses
2023-07-22
0
nurhayani ani
bagus .. doakan saja diambil sang pencipta
2023-04-17
0