"SAYA BENAR-BENAR TAK MENGHARAP KAMU LAHIR DI DUNIA INI VINO!!!"
"Ta t...tapi ma"
"HANYA VIAN!! HANYA VIAN ANAK SAYA!! DAN ITU TIDAK AKAN BERUBAH!!"
"Vino anak mama sama papa"
"TIDAK!! SAYA TAK PERNAH MEMILIKI ANAK YG BISANYA HANYA MEMBANTAH!!"
"Vino nggak suka bantah mama...."
"OMONG KOSONG!! INGAT!! SAMPAI KAPAN PUN SAYA TAK AKAN SUDI MENGANGGAP KAMU SEBAGAI ANAK SAYA!!"
Wanita itu pergi, ya raya pergi meninggalkan vino yg terduduk sendiri di kesunyian malam ini.
"Vino anak mama, vino anak mama" gumaman sendu itu keluar dari mulut vino.
Vino berdiri, meninggalkan ruangan itu dan berjalan keluar, keluar dari rumahnya.
Disinilah ia melihat sang papa, di bawah sinar lampu taman yg tampak redup.
"Paaa"
"Apa yg kamu lakukan di sini?! Pergi!"
"Vin vino cuma mau ngobrol sama papa" cicitnya.
"Apa kamu bilang?! Ngobrol?! Cih anak saya lebih penting dari pada kamu"
"Tapi vino anak papa" bela vino lirih.
"Anak?! Orang bodoh mana yg mau menganggap anak seperti kamu!! Anak menyusahkan dan tak tau diri!"
"Vin vino cuma...."
"Cuma apa!! DARI DULU KAMU ITU TIDAK BISA DI ANDALKAN!! HANYA MAIN! MAIN! DAN MAIN!"
"KAMU LIHAT VIAN! DIA BISA DI BANGGAKAN!! DIA PINTAR! SEDANGKAN KAMU!! SELALU MEMBANGKANG TAK TAAT ATURAN!! SEPERTI ANAK YG TAK KENAL PENDIDIKAN!!"
"DAN ASAL KAMU TAU!! SAYA DAN ISTRI SAYA TAK PERNAH MENGANGGAP KAMU ANAK SEMENJAK KAMU LAHIR!! DAN ITU AKAN BERLAKU SELAMANYA INGAT!! SELAMANYA!!"
"ANAK TAK TAU DI UNTUNG!!"
Hufftttt hufttt
Nafas vino terdengar tak beraturan, ia baru saja terbangun dari tidur siangnya.
"Sial! Mimpi itu lagi" gerutunya.
Vino meraup wajahnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri, keringat bahkan tak berhenti keluar dari pelipisnya.
Hari ini ia mendapat kabar bahwa restoran tempatnya bekerja sedang mengalami masalah, karna itu restoran di tutup sementara.
Vino memanfaatkan hal itu untuk mengistirahatkan dirinya, karna siang tadi ia di hukum menghadap tiang bendera bersama yg lain.
Jujur itu cukup menguras energi nya, bagaimanapun vino juga manusia biasa.
Tangannya bergerak mengapai ponselnya yg berdering, tampak beberapa panggilan tak terjawab dan satu panggilan baru.
<><><><><><><><><><><><><><><><><><>
"Vinoooo" terdengar suara perempuan di seberang sana.
"Hm"
"Lo kemana aja sih no? Gua telephon kagak di angkat, gua khawatir tau nggak?!"
"Tidur"
"Lo tidur, dari pulang sekolah tadi?"
"Hmm"
"What! Sekarang lo liat jam no" suruh selin, dan vino juga menurut saja.
Jam sudah menunjukkan pukul 19:13 sekarang, vino sedikit terkejut, ia tertidur cukup lama.
"Sekarang jam 7 lewat no, dan lo baru bangun?! Mimpi apa sih lo sampe nyenyak gitu?"
"Mama papa" refleks vino mengucapkan itu.
"Mama papa, maksud lo mama papa lo? Lo mimpi in mereka?"
"Hm"
"Emm apa yg lo mimpiin dari mereka? Masa kecil lo kah? Atau?"
"Mereka marahin gua"
"O..ow..owh ok ok, nggak usah lo pikirin, emm mending lo sekarang mandi karna pasti lo belum mandi kan? Nanti gua pesenin makanan ke apart lo"
"G usah"
"Gua ngak nerima penolakan, bay"
<><><><><><><><><><><><><><><><><><>
Percakapan mereka terputus, vino sendiri memutuskan untuk mandi, hari sudah malam, tak baik mandi saat malam seperti ini.
Paling tidak meski orang tuanya tak memperhatikan kondisi tubuhnya ia harus tetap sehat bukan?
Apalagi pertandingan yg akan di selenggarakan hanya tinggal menghitung hari saja.
Di sisi lain selin sedang uring-uringan dengan hanphon nya, ia membuka aplikasi pesan makanan online tapi binggung akan memesan apa.
Posisinya sedang berada di meja makan sekarang, sang bunda masih terlihat sedang merapikan makanan.
"Vino suka apa coba? Nanti kalo gua pesenin ini trus dia nggak suka? Ahhhh gua binggungg" gumamnya.
"Tapi masa gua nggak pesenin? Kan tadi gua udah bilang? Kasian dia kan belum makan, mandi aja belum"
Dan ekspresi bunda selin tampak binggung, ia menatap selin heran, ada apa dengan anak semata wayangnya ini? Itulah yg ada di benak sang bunda.
Makanan sudah tertata rapi di atas meja, sedangkan selin masih asik dengan pemikirannya, mulutnya juga senantiasa bergumam tak jelas.
"Sel, kamu kenapa? Bunda liat dari tadi kaya binggung gitu? Kamu ada masalah? Coba cerita kalau bisa pasti bunda bantu"
"Emm ini bun"
"Iya apa? Ngomong aja sama bunda" sang bunda tampak sudah penasaran.
"Emm selin mau pesenin makanan buat temen, tapi selin binggung mau pesenin apa, bunda kasih saran dong"
"Temen? Kok tumben? Apa jangan-jangan yg pernah nganterin kamu ke rumah itu ya" goda sang bunda.
"Bundaaaa jangan mulai deh"
"Hahaha iya iya maafin bunda, owh jadi ceritanya mau ngirimin pacarnya makanan?"
"Ishh itu temen selin bukan pacar"
"Kalo beneran pacaran gimana?"
"Ya nggak papa sih" refleks selin menutup mulutnya, ah ia sungguh sanggat malu.
"Hahaha kamu ini, emm coba kamu ingat teman kamu itu suka makan apa?"
"Biasanya vino makan apa aja sih bun, dia anaknya nggak pilih-pilih makanan"
"Owh jadi nama nya vinoo"
"Ya kalau gitu kamu nggak usah pesenin dia makanan, bungkusin aja masakan bunda, pasti dia suka, kamu tinggal suruh anter aja"
"Wah kok bunda pinter sih" puji selin.
"Baru tau kamu? Bunda ini lulusan S2 lho"
"Sombong" cibir selin.
"Sudah-sudah kamu makan biar bunda bungkus makanannya"
"Siap bundaaa"
Selin memakan makanan nya dengan lahap, masakan sang bunda memang tak pernah mengecewakan, ia harap vino juga menyukainya.
Setelah selesai makan ia langsung memesan driver online untuk mengantar makanan ke apartemen vino.
...Selin...
Vino
Makanannya udah otw ke apart lo
^^^Hm^^^
Di makan ya
Itu masakan bunda gua
Di jamin enak 😋
^^^Ok^^^
^^^Thanks^^^
Sama-sama vino
Harusnya udh sampe sih
^^^Udh^^^
Kalo gitu selamat makan 😊
^^^Hm^^^
^^^Thanks^^^
^^^Blng ke bnda lo^^^
👌
Pesan berakhir, vino sudah menerima makanannya dan berjalan menuju ruang makan.
Ia membuka wadah yg menampakkan beberapa sayur hijau dan ikan, tak lupa nasi.
Jujur ia sudah sangat lapar, mungkin karna ia terlalu kelelahan dan mimpi yg menguras energinya.
Vino memakan masakan itu dengan nikmat, rasanya hampir sama dengan masakan rumahnya dulu, masakan yg selalu di bawakan vian untuknya.
Itupun dengan hati-hati agar tak ketahuan mama dan papanya, karna bila ketahuan bukan makannan yg ia dapatkan melainkan hinaan dan makian.
Cukup lama ia menikmati makanan itu, ada beberapa sisa dan ia menyimpannya kedalam lemari pendingin.
Ngomong-ngomong soal vian, vino sekarang jarang bertemu dengan kembarannya itu, saat ini vian sedang sibuk mempersiapkan diri untuk lomba cerdas cermat.
Lomba yg di adakan setelah pekan olahraga yg di ikuti vino.
Namun malam ini vian berjanji akan mengajari vino tentang pelajaran yg di musuhi banyak umat, yaitu matematika.
Meski tak serumah si kembar tetap bisa belajar bersama dengan memanfaatkan teknologi yg ada.
Terhitung sudah lebih dari satu jam vino berkutat dengan soal di hadapannya, di bantu sang kembaran tentunya yg sabar mengajarinya.
"Nah setelah itu lo bagi, dan hasil bagian lo tadi adalah jawabannya" suara vian terdengar dari laptop di hadapan vino.
"Gini?" Vino menunjukkan hasil coretannya.
"Nah iya gitu!" Jawab vian antusias, ditambah melihat binar senang di wajah vino menjadi alasannya semakin senang.
"Coba lo kerjain soal yg lain no" suruh vian.
Vino mulai mengerjakan dan beberapa soal ada yg ia berhasil pecahkan sendiri dan ada beberapa yg harus memerlukan bantuan vian.
Malam ini malam yg cukup menyenangkan bagi si kembar, mereka bisa saling berkomunikasi, ya meski tak secara langsung.
Kegiatan mereka terhenti karna sang papa memasuki kamar vian, biasa, anak kesayangan akan selalu di khawatirkan bukan?
Setelah menutup laptopnya vino memutuskan untuk tidur, ia merebahkan dirinya dan bersiap menyambut dunia mimpi yg sudah menunggunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments