...Aku Akan Berusaha Bangkit ...
...Dan Itu Semua Untuk Kalian...
...🌱 Kalian Yg Bukan Hanya Sekedar Hadir, Namun Juga Menjadi Penyinar Harapan 🌱...
...•~•...
Suasana lapangan tampak sepi karna kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, di tambah terik nya matahari membuat siapa saja malas untuk melintas.
"Bu sum kejam, bisa-bisanya ngasih hukuman tak berperi ke siswaan"
"Andaikan gua pemilik sekolah, kagak ada lah hukuman kek gini"
"Cuma tugas hukumannya kaya gini, gimana kalo gua hancurin kelas"
"Berisik goblok" gertak danu, karna sedari tadi nanda terus menggerutu, mengekuarkan unek-uneknya.
"Ya habisnya"
Sedangkan di tengah mereka berdirilah vino yg sama sekali tak peduli dengan sekitarnya, ia terus hormat pada sang merah putih tanpa menghiraukan teman-temannya.
Vino rasa berbicara adalah sesuatu yg dapat menguras energi dan tenaganya, apalagi saat seperti ini.
Tiba-tiba nanda berhenti mengoceh, ia merasa ada sesuatu yg berdiri di sampingnya.
"Lah sel, lo ngapain di sini?"
"Di hukum" jawab selin enteng.
"Bukannya lo udah ngerjain tugas?" Danu berganti bertanya.
"Iya udah, tapi...."
"Tapi" ikut nanda dan danu.
"Tapi gua bilang ke bu sum kalo buku gua ketinggalan" cengiran tampak muncul di akhir kalimatnya.
"Bisa-bisanya lo, di saat yg lain ngak mau panas-panasan lah lo malah nyerahin diri, kepada matahari yg tak punya hati" lebay nanda.
"Biasa aja kali nan" kekeh selin.
Mereka diam beberapa saat hingga suara vino mengintruksi.
"Geser dan"
"Geser kemana?" Binggung danu.
Namun tak lama danu mengerti dan bergeser, temannya bisa perhatian pada lawan jenis juga ternyata.
Danu bergeser, vino menarik tangan selin yg sedang hormat menuju tempat, tepat di sampingnya.
Awalnya selin kaget namun akhirnya ia sadar, dan karna hal itulah ia menahan senyumnya yg sudah mengembang.
Pipinya bahkan ikut andili dengan mengeluarkan warna merah nya, merah karna panas dan karna... ya itulah.
Setelah sekian lama bel yg di nanti-nanti terdengar menguar di seluruh penjuru sekolah.
Mereka akhirnya bisa duduk di tempat yg teduh, mendinginkan diri dengan air.
"Minum" vino menyerahkan satu botol air mineral pada selin.
Ini bukan air dingin, hanya air biasa.
"Makasih, duduk vin" selin menepuk tempat kosong di sebelahnya, dan ya vino duduk dan menegak airnya.
"Kenapa lo mau di hukum" tanya vino setelahnya.
"Emm ya karna gua pengen ngerasain aja gimana jadi kalian, gua temen yg baik kan?"
"Hmm"
"Tapi vin gua ngerasa belum jadi temen yg baik, gua belum tau cerita-cerita kalian" lesu selin.
"Trus?"
"Gimana kalo lo cerita tentang diri lo" antusias selin tampak jelas terlihat.
"Gak"
"Ayolah vin, kita kan teman" bujuk selin.
Sedangkan kedua teman vino yg lain hanya menlongo di tempat, mereka tak ingin mengganggu saat ini.
"Ok"
"Yay, ok silahkan" selin menyiapkan duduknya dengan posisi nyaman.
"Gua itu..."
Flasback
"No kakek pulang dulu, jangan nakal sama kakak nya, nanti libur ke rumah ya" pamit sang kakek.
"Vino ikut kakek yaaaa" rengek bocah berusia 7 tahun itu.
Tepat hari ini si kembar ber ulang tahun yg ke 7, dan sang kakek memang sengaja berkunjung ke hunian mereka.
"Eh vino kan sekolah, cucu kakek nggak boleh seperti itu" ingat kakek si kembar dengan mengelus pelan rambut vino.
"Kakek janji kalau ada waktu kakek kembali ke sini" Vino kecil hanya mengerjapkan matanya yg ber air.
"Janji?" ia menyodorkan kelingking kecilnya.
"Janji vino, sekarang kakek pulang dulu ya, jangan nakal"
"Hati-hati di jalan ya kek, jangan ngebut bawa mobilnya"
"Pak ari yg nyetir vino, kakek cuma duduk di belakang" kekeh sang kakek terdengar di akhir kalimat.
Sontak vino yg mendengar itu menggaruk kepalanya yg tak gatal dan kembali berbicara.
"Pak ari, hati-hati bawa mobilnya ya, jangan ngebut, kalo ngantuk istirahat dulu, jangan sampai kakek vino kenapa-napa" pesan vino seperti seorang ibu yg memberi nasehat anaknya.
"Siap den vino"
"Kakek pulang vino, assalamuallaikum"
"Waalaikumsalam"
Mobil berwarna hitam itu keluar dari pekarangan rumah dan menghilang berbaur dengan mobil lain di jalanan.
"Pokoknya vino harus bisa banggain kakek
Flasback end
"Vino dulu bukan orang pendiam dan dingin kaya sekarang, dulu dia anak yg ceria, banyak omong sama kaya vian, tapi karna ada problem dia jadi kaya sekarang" tambah rafa yg belum lama datang, ia mendengar sekilas cerita vino tadi.
"Tapi kalo mood nya baik dia banyak omong kok, kaya sekarang contohnya dia mau cerita sama kita" sahut nanda.
"Tapi mau gimana pun vino, dia tetap jadi pengamat sekitar yg baik, itulah yg buat gua ngerasa bangga bisa temen nan sama dia" sambung danu, ia sudah lama kenal dengan si kembar, tak ayal jika ia tau masalah apa yg di hadapi sang teman.
Selin menghela nafas, seberapa sulit masalah vino di kehidupannya? Apakan ia sangat tertekan? Apa dia baik-baik saja? Itulah yang ada di benaknya.
"Lo kuat vin, gua tau itu, ya meski gua belum deket lama sama lo, tapi dari tingkah lo gua bisa nyimpulin lo bukan orang yg lemah"
"Disaat lo di kuculin keluarga lo, lo nggak dendam, lo malah terus buktiin bahwa lo itu sebenernya bisa, dan gua salut karna itu" sambung selin.
Senyumnya tampak mengembang, ia berdiri dari duduknya.
"Gua dan yg lain ada di sini buat dukung lo, buat denger cerita lo, buat tempat lo nuangin apa yg lo rasain, jadi jangan ngerasa sendiri" selin mengatakan itu dengan semangatnya.
Sebuah senyum kecil terlihat di wajah vino, ia cukup terharu, bahkan sangat terharu.
Masih ada orang yg peduli padanya, ia harus berusaha untuk membuat mereka semua bahagia dan bangga bisa berteman dengan nya.
"Thanks buat lo semua yg udah dukung gua, gua minta maaf kalo selama ini gua selalu ngerepotin kalian, tapi gua janji, mulai saat ini gua akan selalu berusaha buat bikin kalian seneng" cukup panjang untuk kalimat yg baru saja vino katakan.
"Itu baru saudara gua" timpal rafa, merangkul vino di sebelahnya.
"Kuy pulang!" Teriak nanda.
Dan mereka semua pulang, sejak hari itulah vino perlahan mengubah hidupnya.
Warna abu-abu itu perlahan memudar digantikan dengan warna cerah yg penuh akan makna.
Hari-hari selanjutnya akan penuh dengan canda dan tawa, bukan hanya kesedihan dan ke sengsaraan yg di rasa.
Vino banyak belajar dengan bergaul bersama teman-temannya, ia menjadi tau apa arti peduli dan ia juga jadi tau tentang apa arti menghargai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments