...Aku Percaya Bahwa Akan Ada Pelangi Setelah Hujan...
...🌱 Dan Aku Percaya Akan Ada Kebahagiaan Setelah Kesedihan 🌱...
...•~•...
Ting ting ting
Tampak seorang pemuda yg sedang duduk mengumpulkan nyawanya yg masih berkeliaran sehabis bangun dari alam mimpinya.
Rambut yg berantakan muka kusut dan mata yg masih terpejam menjadi pemandangan yg di saksikan jam dinding pemilik kamar tersebut.
Dengan malas ia menyibakkan slimut yg masih membungkus kedua kakinya dan melangkah menuju kamar mandi.
Kurang lebih 15 menit ia keluar dengan rambut basah dan tubuh yg tampak lebih segar dengan balutan seragam yg ia kenakan.
Pagi yg seperti biasa bagi sosok Alvino, di bangunkan alarm, dan memasak sarapan sendiri, dan selalu seperti itu.
Hari ini vino sedang tak ingin repot membuat sarapan, ia hanya memanggang roti dengan selai coklat dan susu hangat sebagai pelengkap.
Bekerja di sebuah restoran nampaknya cukup menguntungkan bagi vino, selain menghasilkan uang ia juga bisa belajar cara memasak masakan dengan berbagai resep.
Hal itu mudah ia lakukan karna ia hanya bertugas mengantar pesanan yg di pesan via online, jadi sebelum ada pesanan vino biasanya akan berdiam di dapur memperhatikan koki yg memasak.
Setelah selesai ia menyuci peralatan makannya dan pergi kebawah, mengendarai mobilnya dan berangkat menuju sekolah.
Pagi yg sibuk, jalanan di padati berbagai kendaraan, dari yang pribadi hingga bersifat umum.
Karna jalanan yg cukup ramai bahkan bisa di bilang kemacetan sempat terjadi vino sampai setelah 20 menit lebih.
Ia memarkirkan mobilnya di parkiran khusus mobil dan keluar dari mobilnya.
"Pagi no" sapa pemuda, yg tak lain adalah vian.
Sudah terhitung 10 menit lebih vian menunggu vino dengan berdiri di parkiran ini.
"Pagi" jawab vino seadanya, ia menggendong ranselnya dan mulai berjalan dengan vian yg mengikutinya.
"Lo nanti ada kegiatan no?" Tanya vian di sela-sela jalan mereka.
"Nggak, kenapa?"
"Emm soal latihan kemarin kan belum jadi, emm gimana kalo nanti, emm latihannya di lan" ucapan vian terpotong.
"Gua kerja, lain kali" potong vino.
Vian pun menepuk jidatnya pelan, bagaimana ia lupa kalau kembarannya itu sekarang sudah bekerja, ya meskipun paruh waktu.
"Hehe gua lupa" cengir vian.
"Huft, masuk kelas" dengan sedikit dorongan vino vian memasuki kelas nya.
"Nanti istirahat gua tunggu di kantin ya no"
"Hm"
Dan percakapan kedua saudara itu berakhir, vian yg memasuki kelasnya dan vino yg lanjut berjalan.
Dengan tangan yg di masukkan ke dalam saku celanya dan berjalan santai vino sudah banyak menarik perhatian murid yg berada di sekitarnya.
Ada yg memujinya karna paras dan ada yg mengejeknya karna penampilan berandalnya.
Hingga sebuah tangan yg lebih kecil dari tanggannya hinggap di bahunya.
Vino menoleh, mendapati seorang perempuan dengan senyum cerahnya yg menghadap ke arahnya, dengan tangan yang masih bertengger di pundaknya.
Gadis itu tak lain adalah selin.
"Pagi vino, gimana pagi lo? Lo udah sarapan?" Tanya selin, pandangannya berganti menatap jalan sekarang.
"Pagi, udah"
"Lo udah ngerjain tugas dari bu ida?" Tanya selin sekedar basa basi, karna vino yg tak bersuara.
"Blum"
"Owh"
Tangan selin bergerak turun karna mereka sudah sampai di depan kelas, dengan langkah santai mereka berdua duduk dibtempat masing-masing.
"Watssap prennn" heboh nanda saat memasuki kelas.
"Berisik, lo pagi-pagi" kesal danu, dan dengan senang hati mengeplak kepala nanda.
"Kebiasaan lo dan, gua jitak juga lo" sungut nanda lalu melemparkan tasnya ke bangkunya.
"Berani?! Sini maju lo!" Tantang danu dengan lengan seragam yg sudah ia tekuk.
"Wah nantangin lo! Lo pikir gua berani, eh salah, lo pikir gua takut?!" Ucap nanda dengan membusungkan dadanya.
"Sok lo nan, gua tempeleng mampus lo"
"Gua aduin mak lo ya dan!" Ancam nanda.
"Yeuh beraninya main adu ke emak, ya jangan lah, bisa habis gua nanti kena pukul sapu" khawatir danu.
"Mak lo aja lo takutin kenapa gua nggak?!"
"Di bawah telapak kaki mak gua ma ada bau surga, lah di bawah telapak kaki lo yg ada malah bau neraka" bela danu.
"Sembarangan lo kalo ngomong!" Sungut nanda, ia tak terima kaki mulusnya di katai bau neraka.
"Gua bilang fakta ya!" Bela danu tak ingin kalah.
"Bilang aja lo iri karna kaki gua mulus, nggak kaya lo"
"Ya kali gua iri, kaki lo banyak koreng juga"
"Danu goblok"
"Nanda ogeb"
Dan perdebatan selesai karna kehadiran guru wanita yg terlihat masih muda sedang melihat mereka dengan tatapan tajam.
"Sudah tau bel masih saja berdebat tak berfaedah!! Kalau belum bel itu manfaatkan waktu untuk membaca materi atau bacaan lainnya!! Bukan malah berbuat tak beruntung seperti itu" omel sorang guru yg dikenal dengan nama bu ida.
Guru dengan nama Nur Aida itu mengajar dalam mapel sejarah indonesia, bu ida terkenal dengan ketegasannya dalam mengajar, tak heran suaminya adalah tentara yg gagah dan berani pak cipto namanya.
Dengan bermodalnkan spidol bu ida menulis beberapa kalimat dan ilustrasi gambar di papan tulis.
Nampak seperti kepala manusia yg di kombinasikan dengan kepala monyet yg sedang di gambar bu ida dengan sebaik mungkin di depan sana.
"Nah ini adalah penjelasan singkat tentang materi hari ini, yaitu tentang manusia purba di indonesia" tutur bu ida dengan spidol yg ia ketukkan ke papan tulis.
Semua murid menyimak termasuk vino dan teman-temannya, tapi lebih tepatnya temannya sedang membuat sebuah rencana.
"Baik akan saya terangkan sedikit, kalian bisa melihat penjelasan rincinya di buku paket masing-masing, ini adalah manusia purba jenis pichesantropus salah satu jenis manusia purba yg di temukan di indonesia, tepatnya di pulau jawa dan bla bla bla bla bla"
Setelah beberapa penjelasan ini lah yg di tunggu-tunggu seseorang, saat bu ida bertanya pada murid-muridnya.
"Baiklah setelah penjelasan tadi adakah pertanyaan?" Tanya bu ida.
Dengan perlahan seseorang mengangkat tanggannya, sontak bu ida bertanya, bahkan para murid juga menolehkan pandangannya.
"Iya vino, ada yg di tanyakan?" Tanya bu ida.
"Saya izin ke toilet" setelah mengucapkan itu vino pergi tanpa persetujuan dari sang guru.
"O..ow...h, baiklah sekarang kalian baca sendiri kelanjutannya dan rangkum bab yg kita pelajari mulai dari halaman 108-119 lalu kerjakan soal di halaman 120-122 paham?!"
"Paham buuu"
Setelah mengatakan itu bu ida duduk di kursinya membuka laptop dan mengerjakan beberapa dokumen soal, tak lama vino kembali.
"Vino, tanya tugas dari saya pada temanmu yg lain" perintah bu ida dan vino hanya mengangguk.
Namun bukan vino namanya bila mau mengerjakan tugas tepat waktu, apalagi saat moodnya tak baik.
Bukannya mengerjakan vino malah menelungkupkan badannya dan tertidur.
Nanda dan danu hanya menghela nafas, mereka berdua harus mengalihkan perhatian bu ida saat berkeliling agar tak melihat vino yg tertidur.
Bila vino ketahuan tidur yg terjadi adalah, kehancuran kelas akibat kemarahan sang guru sejarah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments