...🌱Kemarin kenangan Dan Pelajaran🌱...
...Sekarang Tantangan Yang Harus Diselesaikan...
Pagi pun tiba, sudah tampak beberapa kendaraan yang berlalu lalang di sekitar kompleks perumahan rafa.
Rafa sendiri sudah siap dengan seragam yang melekat lumayan rapi di tubuhnya, sekarang tujuannya adalah ke kamar vino.
Berulang kali ia mengetok pintu bahkan menelefonnya tak ada satupun yang di pedulikan, ia heran pakah vino sedang kosplay pura pura mati, atau?
Seketika pikirannya tertuju pada vian, ia membayangkan bagaimana tertekannya vian saat harus membangunkan vino di pagi hari seperti ini.
Tak lama muncul anin dari lantai bawah.
"Bang, vino belum bangun?"
"Belum bun, pintunya di kunci dari dalam rafa nggak bisa buka" keluh nya pada sang bunda.
"Bunda sudah cari kunci cadangan tapi nggak ketemu, padahal ini sudah jam 6 lebih lho, bisa telat nanti dia"
"Biar raf...."
Ckelekkk..
Nampaklah sosok pemuda dengan pakaian seragamnya tak lupa tas yang di gendongnya.
"Pagi bun" sapa vino
"Lo itu ya, kalau tau lo udah bangun nggak akan gua ketok terus ni pintu" kesal rafa, ia tak habis fikir dengan sepupunya ini.
"Sudah sudah, ayo sarapan nanti kalian kesiangan" titah anin
Dengan segera mereka berdua turun mengikuti sang ibu negara.
Setidaknya pagi ini vino sedikit merasa bahagia dapat makan bersama dengan tenang, tanpa ada yang mengunjingnya dengan kata kata sindiran dan pedas itu.
Lain halnya dengan vian, sejak tadi malam ia uring uringan di dalam kamar, jujur ia tak bisa tenang semenjak vino pergi.
"Vin gua harap lo nanti sekolah" gumamnya lalu turun untuk sarapan bersama.
Hari ini entah keajaiban dari mana tiba tiba sekolah mengadakan rapat, yang artinya semua kelas akan jam kosong hingga pulang.
Banyak murid yang memanfaatkan hal ini untuk bermain atau bolos, karna tak ada absen dan tugas.
Vino dkk sekarang sedang bersantai di kantin sejak 20 menit yang lalu.
Jangan harapkan suasana tenang, karna kehadiran nanda dan danu yang sudah mengadakan konser sejak tadi.
Jangan mengira suara mereka bagus malah sebaliknya, suaranya tak sesuai dengan irama membuat siapa saja yang melihatnya ingin sekali menyumpali mulut keduanya.
Hal itu tak di pedulikan vino dan rafa yang asik dengan dunianya sendiri di dalam ponsel.
"Vin" panggilan itu ditujukan pada vino, tapi yang menoleh semua temannya.
"Hemm" jawab vino acuh
"Gua mau ngomong berdua sama lo"
...•~•...
Posisi mereka berdua sudah berada di taman belakang sekolah, taman yang bersih namun jarang di kunjungi.
Dengan vino yang berdiri di tepi kolam dan vian yang berdiri tak jauh di belakangnya.
Ya orang yang mengajak vino bicara adalah vian, saudara kembarnya sendiri.
"Gua...gua mau minta maaf vin"
Vino tetap diam
"Gua ngerasa bener bener nggak becus jadi abang, jadi kembaran lo"
"Selama ini gua yang selalu di sayang sedangkan lo, bahkan mama sama papa nggak pernah tanya keadaan lo, gua kesel sama mereka vin, bahkan gua benci"
"Gua benci diri gua sendiri, gua abang yang nggak bisa jagain adeknya, gua egois, gua nggak pernah ngertiin perasaan lo, maaf vin maafin gua" lirih vian di akhir kalimatnya.
"Gua mau lo pulang vin, maaf gua egois, tapi gua mau lo pulang" mohonnya dengan mata yang sudah berair.
Vino paham dengan sifat vian, kembarannya itu memang cengeng dan tak bisa di tinggalkan sendiri, ia benci suasana yang sepi.
Dengan perlahan ia merengkuh tubuh vian yang menahan tangis, tak di duga sebuah geplakan ia berikan di punggung vian.
"Cengeng" ejeknya yang di balas dengusan oleh vian.
"Gua balik" ucap vino yang membuat vian berseri, "tapi bukan sekarang" lanjutnya yang membuat vian membrengut kesal.
"Kenapa? Lu marah banget sama papa soal tadi malam?"
"Nggak yan, gua cuma mau mastiin mereka bakal peduli nggak kalau gua nggak ada di sana" jawab vino santai.
"Kalau gitu gua juga ke rumah rafa"
"Nggak!" Sentak vino refleks.
"Mereka bakal cari lo kalo lo yang pergi yan, setara kan lo anak kesayangannya" canda vino yang mendapat tatapan tak terima dari vian.
"Vin"
"Udah lah, pokoknya gua nggak akan pulang hari ini, tapi bisa jadi minggu depan"
"Kelamaan vinoooo" rengek vian yang membuat vino bergidik, entah apa yang merasuki tubuh kembarannya ini.
"Jijik lo yan, jangan deket deket" setelah itu vino pergi meninggalkan vian yang terkikik.
"Bercanda vino, lo ma sensian" ucap vian agak keras.
"Bodo amat" jawab vian dari tempat yang lumayang jauh.
...•~•...
Sore ini vino dan rafa memutuskan untuk menjemput risa, adik perempuan rafa yang sekarang sedang menginap di rumah neneknya.
Risa Bulan Natalino, adik perempuan rafa yang baru berusia 5 tahun itu memang dekat dengan vino, dulu bahkan ia tak mau makan bila bukan vino yang menyuapinya.
Perjalanan menuju rumah nenek bisa dibilang cukup lama, sekitar 1 jam lebih perjalan, itupun bila kondisi jalanan lancar, tidak ada macet.
Sesampainya di sana sambutan terdengar dari gadis berkucir dua yang berlari ke arah mereka berdua, lebih tepatnya vino.
"Bang vinoooo" riang gadis kecil itu
"Jangan lari risa" peringat vino
Sedangkan rafa hanya bisa mendengus malas, sebenarnya abangnya itu siapa? yang dipeluk siapa? batinnya berbicara.
"Bang vino nakal sekarang ngak pernah main sama risa" ucap risa dengan tangan bersedekap dada.
"Abang sekolah risa"
"Emm kalo gitu nggak usah sekolah, biar bisa main terus sama risa" ucap risa dengan polosnya
"Abang harus sekolah risa, nanti mereka mau jadi apa kalo nggak sekolah" sela Utami, atau yang biasa dipanggil nuta atau nenek uta.
"Nenek apa kabar?" Sapa vino dan rafa bergantian menyalimi tangan nuta.
"Baik, kalian pasti juga baik kan?" Mereka hannya mengangguk.
"Ayo masuk dulu, nuta sudah buatkan kalian camilan" ajak nuta.
"Emm maaf sebelumnya nek, rafa harus buru buru pulang setelah jemput risa" ucap rafa tak enak.
"Loh ada apa memangnya?"
"Emm rafa kurang tau nek, tapi bunda nyuruh rafa cepet pulang"
"Yasudah, padahal saya pengen ngobrol banyak sama kamu dan vino"
"Maaf ya nek" ucap mereka menyesal "tidak apa apa, yasudah nuta ambilkan camilan, kalian bawa ya"
...•~•...
Disinilah mereka sekarang, di mobil dalam perjalanan pulang.
Sedari tadi mobil terasa ramai karna risa yang terus bercerita dengan vino, lagi lagi rafa di abaikan, sungguh tega adiknya ini.
Akhirnya mereka sampai dan langsung beristirahat karna hari sudah malam, maka dari itu mereka cepat cepat pulang, apalagi perjalanan pulang tadi sedikit terhambat.
Lagi dan lagi saat ingin tidur vino nampak tak tenang, pikirannya bercabang kemana mana, hingga membuatnya lelah sendiri.
Di dalam tas sekolahnya memang sudah ia selipkan beberapa butir teman kecilnya itu, untuk berjaga jaga seperti ini.
Setelah meneguk 2 butir sekaligus ia perlahan terlelap, menuju alam mimpinya yang bahkan lebih indah daripada aslinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments