Aku terus berjalan di belakang tubuh tinggi tegap suamiku, kepalaku menunduk menatap lantai yang aku pijak, jari-jari ku saling bertautan pada kaos yang aku pakai, aku masih memikirkan apakah aku benar-benar sudah siap saat Mas Rendra tahu jati diriku sebenarnya. Alasan apa yang akan aku katakan nanti kepadanya saat ia mempertanyakan mengapa aku menyamar, apa tujuanku sebenarnya.
Mas Rendra menghentikan langkahnya tepat di depan meja resepsionis, aku yang berjalan menunduk sibuk dengan pikiran sendiri tidak sengaja menabrak punggung tegapnya, hingga membuat aku kaget, dan aku yakin dia juga sama kagetnya. Aku mengusap hidung mancung ku yang terasa sedikit perih, lalu mendongak, menatap wajah tampan pria yang telah beralih berhadapan dengan ku, aku tersenyum kecil salah tingkah. Sedangkan Mas Rendra hanya menggelengkan kepala kecil. Lalu tatapan ku beralih menatap ke arah sang resepsionis bertubuh tinggi langsing dengan kulit putih, halus terawat, dan wajahnya yang cantik. Resepsionis itu juga tersenyum simpul ke arah ku. Em sepertinya bukan ke arah ku tepatnya ke arah Mas Rendra.
''Anjani, kamu tidak apa-apa, 'kan?'' tanya Mas Rendra masih dengan sikap lembut nya. Ia mengusap sekilas pucuk kepala ku.
''Tidak, Mas. Maaf! Aku tidak terbiasa masuk ke tempat mewah dan bersih seperti ini, makanya aku merasa sedikit grogi dan enggak sengaja menabrak punggung mu.'' kataku bersikap sepolos dan senorak mungkin. Dari ujung mataku, aku dapat menangkap sang resepsionis yang tengah memperhatikan kami sedikit mencibir bibirnya setelah mendengar perkataan ku. Ada masalah apa coba dia dengan diriku. Apa wanita jelek dan buruk rupa tidak boleh menginjakkan kaki di klinik kecantikan nomor satu di Ibukota ini. Baru jadi resepsionis saja belagu. Iihhss ... Benci aku!
''Tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja, ini tempat perawatan, jadi bersikap biasa saja, nanti kamu akan merasa lebih rileks saat sudah di manjakan dengan tangan-tangan ahli dan alat medis di tempat ini.'' kata Mas Rendra memberi pengertian.
''Iya, Mas.'' jawabku mengangguk kecil.
''Maaf, Tuan Rendra. Nama Mbak ini siapa?'' tanya resepsionis itu seraya melempar tatapan ke arah ku. Sepertinya dia telah mengenal suamiku, wajar saja karena Mas Rendra merupakan sang pengusaha sukses berwajah tampan yang memiliki anak cabang perusahaan di mana-mana. Selain itu yang aku tahu Mas Rendra juga merupakan seorang donatur di berbagai tempat.
''Oh, dia ini Adik saya, namanya Anjani.'' jawab Mas Rendra lancar. Aku sedikit tertegun mendengar jawabannya, ternyata Mas Rendra masih belum mau mengakui diriku sebagai istrinya di depan khalayak umum. Hatiku yang tadi sempat berbunga-bunga tiba-tiba bunga itu layu dan musnah seketika karena terkena racun yang mematikan. Racun yang keluar dari mulut pria yang memberi harapan lalu menghempaskan lagi secara kasar.
''Adik?'' tanya wanita itu dengan mata menyipit.
''Iya, kenapa?'' balas Mas Rendra lagi dengan sikapnya yang cool.
''Em tidak, Tuan. Sepertinya Adik Tuan ini memang perlu melakukan perawatan supaya terlihat lebih mengimbangi Tuan sebagai kakaknya. Saya kira Tuan Rendra yang tampan rupawan ini tidak mempunyai Adik.'' kata resepsionis itu lagi dengan nada selembut dan semanja mungkin, wajahnya malu-malu menatap mas Rendra. Aku sungguh benci melihat wanita yang sok kecapekan dan caper.
''Iya, Anjani memang perlu perawatan khusus di bagian wajahnya supaya bintik-bintik hitam yang ada di wajahnya bisa hilang. Em dia Adik angkat saya, makanya rupa kami jauh berbeda.'' ujar mas Rendra lagi, dia menatapku dengan ekspresi seperti meminta pengertian ke arah ku. Aku mengacuhkan nya dengan memasang tampang cemberut. Dasar pria plinplan, di rumah saja dia bersikap baik kepada ku, tapi saat di luar dia malah tidak mengakui aku sebagai istrinya dan dia malah menganggap aku hanya Adik angkat, yang aku tahu dia pasti malu mengakui kalau aku ini adalah istrinya. Hemm sekarang aku sudah punya keputusan yang tepat, aku akan tetap menyamar menjadi wanita buruk rupa, belum saat nya Mas Rendra mengetahui siapa aku sebenarnya. Aku akan mencari cara supaya jati diriku tidak terungkap di tempat ini.
''Oh begitu, saya mengerti sekarang.'' resepsionis itu berkata dengan senyum merekah ke arahku dan Mas Rendra. Setelah itu Mas Rendra melakukan pendaftaran untuk diriku dan dirinya juga. Di belakang kami sudah ada beberapa orang yang antri, orang yang seperti nya akan melakukan perawatan juga.
Kami berjalan menuju sebuah ruangan dengan di bimbing oleh seorang wanita muda berseragam biru dengan pinggiran nya bewarna putih, setibanya di dalam ruangan, kami memakai pakaian yang telah di siapkan oleh pihak pemilik tempat perawatan. Setelah itu aku dan Mas Rendra berbaring di atas tempat yang telah di sediakan. Di antara tempat aku dan Mas Rendra di beri kain pembatas.
''Em Mbak, boleh aku permisi ke toilet sebentar.'' kataku ketika wanita muda yang mirip dengan perawatan sedang menyiapkan beberapa alat dan obat-obatan.
''Oh tentu boleh dong, Mbak. Silahkan.'' balas nya ramah.
''Anjani, jangan lama-lama!'' seru Mas Rendra. Ternyata Mas Rendra mendengar apa yang aku katakan kepada wanita muda yang ada di sebelah ku. ''Iya, Mas.'' balasku.
Aku berjalan pelan menuju sebuah toilet yang ada di luar ruangan, sebenarnya di ruangan tempat kami tadi ada satu toilet yang tersedia, tapi aku memilih untuk keluar karena tujuan ku sebenarnya bukan untuk ke toilet, tapi aku ingin menemui seseorang.
Aku berjalan kesebuah ruangan yang ada di lantai atas dengan menaiki lift. Begitu sampai di lantai atas, aku mengetuk pintu ruangan yang di atas pintu bertuliskan kalau itu adalah ruang tempat pemilik klinik kecantikan tersebut.
''Masuk!'' seru seseorang dari dalam ruangan, akupun berucap syukur di dalam hati, akhirnya orang yang ingin aku temui sedang berada di ruangannya. Akupun membuka pintu dengan pelan di sertai ucapan salam.
''Assalamu'alaikum.''
''Walaikum'sallam.''
Setibanya aku di hadapan seorang pria berperawakan tinggi tegap dengan garis wajah yang tampannya maksimal, aku melempar senyum semanis mungkin. Lalu aku duduk di atas kursi yang ada di hadapannya tanpa di tawarnya terlebih dahulu.
''Hey, kamu siapa?!'' tanyanya dengan kening berkerut, ia menatap ku lekat. Aku tak menjawab, aku makin menjadi dengan tersenyum cengengesan. Aku lihat wajahnya makin terlihat kesel.
''Kamu sepertinya telah salah masuk ruangan. Lebih baik sekarang juga kamu keluar, saya sedang sibuk! Jangan membuat waktu saya terbuang percuma!'' katanya sedikit membentak.
''Dasar, ternyata masih sama, terlalu serius dan tidak suka bermain-main dengan waktu.'' kataku mencemooh.
''Kamu?'' ucapnya, ''Suaramu seperti suara ...'' sambung nya.
''Ayooo siapa? Coba tebak!'' kataku lagi.
''Hei, Ratu! Tapi tidak mungkin, mana mungkin Ratu kayak kamu. Ratu itu wanita tercantik dan terelegan yang aku kenal, sedangkan kamu, maaf sepertinya aku harus jujur meskipun jujur itu menyakitkan, wajahmu sungguh jelek dan penampilan mu juga norak dan aneh.''
''Huh, ternyata kamu tidak mengenal aku sepenuhnya. Teman seperti apa kamu!'' kataku lalu aku berdiri dari dudukku, aku bersiap hendak melangkah kaki keluar. Tapi dengan cepat ia menghentikan langkah ku, ia menarik tanganku, membuat aku beralih menatap nya. Memang itu yang aku inginkan, aku menemui Shaka karena ingin meminta bantuan nya. Shaka adalah salah satu teman dekatku semasa aku SMA dulu. Dia merupakan pemuda sukses dengan segudang prestasi nya. Dan klinik kecantikan tempat kami berada sekarang adalah klinik kecantikan turun temurun dari orangtuanya. Itulah yang aku tahu, karena meskipun kami jarang ketemu karena kesibukan masing-masing di dunia nyata tapi kami masih sering berhubungan dan memberi kabar lewat media sosial, grup sekolah dan chat pribadi.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Fatma Kodja
terlalu sakit kata" Rendra yang sudah membuat Anjani melambung dan pada akhirnya harus jatuh ke titik terendah, malu mengaku istri dan bahkan mengakui sebagai adik angkat, ntar juga kamu akan menyesal setelah wajah asli Anjani terbongkar
2022-11-27
1
Siti Salamah
lnjut kk
2022-11-15
1
Selin Tari
oh Rendra , kenapa kamu bilang Anjani adik kamu, tadi nya Anjani mau kasih tau wajah nya , tapi waktu kamu bilang dia adik mu , dia berubah pikiran lagi dech..💪💪💪💪
2022-11-15
2