Sudah bosan

Di dalam mobil dalam perjalanan menuju perusahaan orang tua Anjani, Rendra duduk di samping Miki, sang Asisten pribadi yang sedang menyetir. Miki fokus menatap ke depan, ke jalan raya. Sedangkan Rendra fokus menatap benda pipih miliknya. Jari Rendra bergerak lincah di atas layar ponselnya, ia sedang berbalas pesan dengan sang kekasih, Risa.

''Sayang ... Nanti pulang kerja main ke rumah aku, ya. Aku tunggu.'' Rendra membaca pesan dari Risa dengan tak bersemangat. Wajahnya terlihat tanpa ekspresi. Entahlah, ia merasa sudah kehilangan gairah terhadap Risa. Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah Anjani seorang. Anjani dalam rupa aslinya. Peristiwa tadi malam cukup membekas di hati dan pikirannya. Ia merasa semua yang ia lihat seakan nyata. Tapi ia merasa sedikit aneh, kenapa wanita cantik yang sudah berhasil membuat nya tergila-gila malah hilang di dalam kamar sang istri yang tak pernah di anggapnya. Apa hubungannya. Pikirnya.

''Lihat nanti saja.'' balas Rendra singkat.

''lho, kok kamu gitu, sih?!'' balas Risa lagi di sertai emot cemberut. Karena tidak biasanya Rendra membalas pesan sesingkat itu kepadanya.

''Iya, kalau sempat Mas akan ke sana. Maaf soalnya masih banyak pekerjaan yang harus Mas kerjakan.'' Rendra membuat alasan.

''Aku nggak percaya! Apa kamu pengen buru-buru cepat pulang kerumah karena pengen ketemu sama Istri mu yang jelek, culun dan berantakan itu?''

''Apaan sih, nggak nyambung banget. Bukan gitu ... Sekali saja kamu ngertiin aku.''

''Oke baiklah. Aku ngerti. Tapi usahakan, ya. Supaya kamu bisa ke sini, soalnya aku udah kangen banget sama kamu, Sayang.''

''Iya. Kamu tidak melakukan pemotretan?'' tanya Rendra mengalihkan topik.

''Nggak. Aku capek kerja terus. Kamu 'kan ada, masak calon istri dari seorang CEO muda Rendra arkana harus kerja terus. Aku 'kan udah punya banyak uang dari kamu.'' balas Risa percaya diri. Rendra yang membaca hanya mampu tersenyum sinis, mengejek rasa percaya diri Risa yang terlalu tinggi. Sebenarnya bukan rasa percaya diri Risa yang terlalu tinggi, tapi karena Rendra yang selalu berkata manis, berucap janji palsu kepada Risa, yang membuat Risa besar kepala.

''Baguslah. Mendingan kamu di rumah dan melakukan perawatan saja. Rawat tubuhmu itu dengan baik supaya Mas tidak merasa bosan denganmu. Dan supaya Mas tidak punya niat untuk mencari wanita lain lagi.'' balas Rendra di sertai emot mencebik. Lalu ia meletakkan ponselnya di atas dashboard mobil. Ia tak berniat lagi untuk membalas pesan Risa.

''Apa maksud mu, Mas?''

''Apa kamu berpikir untuk mencari wanita lain, selain aku?''

''Mas ... Balas dong.''

''Mas Rendra!''

''Okey, kalau kamu nggak mau balas nggak apa-apa. Aku janji aku akan melakukan perawatan terbaik agar bisa selalu memanjakan mu.''

''See you and i love you, Sayang.'' balas Risa bertubi-tubi. Di rumah nya, Risa mendadak di landa rasa was-was yang sangat setelah membaca pesan balasan dari Rendra. Ia sungguh takut Rendra kepincut sama wanita lain. Karena, yang ia tahu, semenjak ketemu sama wanita asing di toko sepatu waktu itu, Rendra mendadak berubah menjadi cuek, dingin dan kurang perhatian lagi dengannya.

''Kenapa nggak di balas lagi, Bos? Itu ponselnya menyala.'' kata Miki.

''Malas.''

''Dari siapa? Risa?''

''Hu um.''

''Tumben? biasanya selalu antusias membalas pesan dari wanita itu.''

''Sepertinya aku sudah mulai bosan sama dia.'' ungkap Rendra jujur. Karena selama ini Miki bukan hanya menjadi Asisten pribadinya saja saat bekerja, tapi Miki juga menjadi tempat nya berbagi cerita, kisah hidup dan perjalanan cintanya. Hanya satu yang tidak Miki tahu dari seorang Rendra, yaitu tentang pernikahan Rendra dan Anjani. Miki belum mengetahui kalau Rendra sudah menikah dan sudah beristri. Karena Rendra sengaja menyembunyikan semua itu dari para karyawan dan para petinggi perusahaan. Ia tidak mau menanggung malu karena memiliki istri jelek. Hanya Mama dan beberapa kerabat dekatnya lah yang tahu tentang pernikahan nya. Sedangkan Anjani, saat menikah waktu itu yang menjadi walinya adalah wali pengganti.

''Dasar! Ternyata masih belum puas juga berkelana mencicipi para wanita-wanita. Aku kira Risa adalah wanita yang terakhir.'' ucap Miki menggeleng-gelengkan kepalanya.

''Awalnya aku kira juga begitu. Aku kira aku sudah benar-benar takluk dan jatuh cinta sama Risa. Tetapi ... Saat melihat wanita itu ... semuanya berubah. Ah .... Dia sungguh mempesona.'' lagi-lagi bayang-bayang wajah cantik Anjani menari-nari di benaknya.

''What? Wanita mana lagi ini?'' tanya Miki sedikit kaget.

''Adalah. Aku juga belum tahu pasti siapa wanita itu. Tapi yang pasti, aku akan mencarinya sampai ketemu. Kemanapun hingga sampai ke ujung dunia.''

''Wah gila memang lu ...''

''Iya, begitulah. Tapi sepertinya wanita yang aku katakan itu benar-benar akan menjadi wanita terakhir ku.''

''Percaya aja deh. Ckckck'' balas Miki lagi terkekeh kecil.

Tidak lama setelah itu mobil yang dikendarai oleh Miki berbelok memasuki gerbang yang terbuka lebar. Mobil berhenti di parkiran, berbaris rapi dengan mobil-mobil yang lain.

''Sepertinya kita udah telat.'' ucap Miki begitu ia keluar dari mobil.

''Telat dikit paling.'' balas Rendra. Kemudian mereka berjalan saling berdampingan memasuki gedung bertingkat itu. Mereka berjalan memasuki ruang rapat dengan di temani oleh seorang security.

''Silahkan masuk Tuan.'' ucap Security begitu mereka sampai di depan pintu ruang rapat.

''Terimakasih.'' balas Miki ramah. Sedangkan Rendra tetap memasang wajah datar. Bersikap berwibawa dan angkuh untuk menunjukkan kepada orang-orang kalau dia adalah orang penting.

***

Setibanya di ruang rapat, Pak Sean, papanya Anjani menyambut kedatangan Rendra dengan begitu ramah.

''Maaf, Pak. Kami terlambat sepertinya.'' kata Rendra merasa tidak enakan. Sedangkan Miki menunduk hormat menghadap pak Sean.

''Tidak apa-apa, terimakasih sudah berkenan hadir. Ayo silahkan duduk di kursi yang telah di sediakan Tuan muda Rendra.'' balas Pak Sean ramah.

''Baiklah.''

Setelah itu Pak Sean melanjutkan lagi kalimat pembuka kepada anggota rapat. Bukan tanpa alasan Pak Sean bisa mengundang Rendra, ia mengundang Rendra karena perusahaan miliknya dan perusahaan milik Rendra terikat suatu kerja sama yang cukup panjang dan sudah terjalin lama. Saat Pak Sean sedang berbicara, beberapa orang peserta rapat merasa penasaran siapa pemilik kursi kosong di sebelah Pak Sean. Karena dari di mulainya rapat, kursi itu terlihat dalam keadaan kosong.

***

Di dalam toilet, masih di gedung yang sama, Anjani berdiri di depan cermin. Berulangkali ia menatap pantulan dirinya di depan cermin, jujur, ia merasa sangat gugup, ia berusaha untuk menetralisir detak jantungnya yang dari tadi berpacu lebih cepat dari biasa.

''Aku harus percaya diri. Oke, semangat Ratu Ayu Anjani.'' gumam Anjani menyemangati dirinya sendiri. Setelah itu ia berjalan keluar dari toilet menuju ruang rapat. Ia sudah siap untuk bertemu dengan Rendra, bertemu dengan sang suami yang belum tahu siapa dirinya sebenarnya.

Bersambung.

Hai, hai ... Para pembaca setia. Terimakasih sudah berkenan mampir. Jangan lupa tinggalkan jejak, ya. Like, komen, dan kalau perlu kasih vote dan hadiahnya, supaya aku makin semangat ngetiknya.

Terpopuler

Comments

Selin Tari

Selin Tari

balum up y Thor ..lanjut lagi Thor ...💪💪💪💪

2022-11-08

1

Selin Tari

Selin Tari

ach pasti Rendra sangat terkejut x y Thor .. tapi aku suka dengan sikap Anjani .. walaupun di tindas m rendra tapi Anjani berani ga lemah..💪💪💪💪

2022-11-08

1

Candra Woods

Candra Woods

kirain mau ketemu lansung ternyata masih ditunda💪💪💪💪👍👍👍👍

2022-11-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!