Anjani membetulkan letak kacamatanya dengan salah tingkah karena Rendra yang terus memperhatikan nya dari tadi, ia juga membetulkan poni dan rambutnya yang di kepang dua. Rendra menatap nya dengan senyum simpul, entah apa yang ada di pikirannya, semenjak pulang dari rumah Mama nya waktu itu, tiba-tiba ia berubah baik kepada Anjani. Cahaya remang-remang di ruang keluarga membuat Rendra tak bisa dengan jelas melihat wajah Anjani yang ternyata telah merah merona. Ini kali pertama jarak antara tubuh Anjani dan Rendra begitu dekat, mereka duduk di sofa yang sama, dengan jarak hanya satu telapak tangan saja. Aroma khas tubuh Rendra bisa Anjani hirup, hingga semakin membuat jantungnya berdesir halus.
''Kamu kenapa telat pulang malam ini, Mas? Em bukannya aku lancang banyak bertanya, aku tadi mencemaskan mu.'' kata Anjani dengan tatapan tertuju ke arah Rendra yang ada di sampingnya.
''Tadi masih ada urusan di luar.'' jawab Rendra.
''Oh ...''
''Bisa aku minta tolong sebentar?''
''Apa, Mas?''
''Ini, tolong kamu pijit punggung ku sebentar, punggung ku rasanya sangat pegal.'' kata Rendra seraya menunjuk bagian punggung nya.
''Oh, baiklah.'' ujar Anjani mendadak salah tingkah. Mendapati sang suami yang berubah baik dengannya, ia merasa begitu senang, karena Rendra tidak lagi menghina bentuknya yang buruk rupa. Dan Rendra juga sudah mau menatap wajahnya yang aneh.
Rendra melepaskan jasnya, lalu setelah itu ia membuka kemejanya. Anjani sedikit terperangah melihat tubuh bagian atas sang suami yang telah polos. Dada bidang dengan di tumbuhi sedikit bulu-bulu halus dan perut sispack membentuk kotak-kotak kecil membuat Anjani meneguk ludahnya secara diam-diam. Rendra terlihat sangat seksi dan menggoda. Sebagai wanita normal, tentu ia bisa merasakan ada sesuatu yang aneh yang ia rasa di dirinya. Sesuatu yang rasanya ingin ia nikmati, merasakan sentuhan lembut dan hangat dari pria yang berstatus suami, tapi sebisa mungkin ia tahan dan mencoba bersikap biasa saja.
''Mas ... Apa yang akan kamu lakukan?'' tanya Anjani pura-pura polos.
''Melepas pakaian. Biar lebih kerasa saat kamu pijitin. Udah, nggak usah berpikir yang aneh-aneh, lagian aku nggak berselera melihat mu. Tidak akan terjadi apa-apa antara kita. Ckckck ...'' kata Rendra santai di sertai kekehan kecil. Anjani hanya diam Setelah mendengar Rendra berkata seperti itu.
''Huh ... Dasar! Kamu sih emang tidak berselera melihat penampilan aku yang aneh ini, tapi aku ... Ah ... Cobaan apa ini Ya Robb. Awas saja kamu, Mas. Akan aku balas suatu hari nanti saat kamu tahu siapa aku sebenarnya ...'' ucap Anjani di dalam hati. Setelah itu Rendra duduk memunggungi Anjani, Anjani mulai memijit punggung Rendra dengan pelan dan hati-hati, ia juga memijit tengkuk Rendra. Sebenarnya ia merasa capek, tapi ia mencoba memberi pelayanan terbaik untuk sang suami. Waktu menyentuh kulit punggung Rendra, Anjani merasa tidak menyangka, akhirnya ia bisa juga menyentuh anggota tubuh suaminya itu.
''Ternyata kamu punya bakat juga untuk jadi tukang pijit, Anjani. Pijitan mu enak juga.'' kata Rendra.
''Hmmm ...''
''Kok hanya hmmm?''
''Terus mau kamu apa? Aku 'kan lagi fokus mijitin kamu.'' kata Anjani.
''Oh, ya, ya. Ya udah pijitin yang enak. Tidak akan lama kok.'' kata Rendra lagi. Anjani tak membalas lagi.
''Telapak tangan dan jari-jari tangan Anjani ternyata sangat halus dan lembut juga.'' ucap Rendra di dalam hati seraya menikmati setiap pijitan yang Anjani berikan.
Setelah nya sepasang suami istri itu mengobrol ringan di sela-sela pijitan yang sedang berlangsung. Mereka terlihat seperti suami istri yang sangat harmonis. Tapi siapa sangka, selama hampir dua minggu mereka menikah, mereka belum pernah tidur seranjang dan melakukan hubungan suami istri.
***
Di tempat berbeda, di dalam sebuah kamar.
Wanita yang masih cantik di usianya yang tak lagi muda sedang duduk terpengkur di atas sajadah dengan tubuh yang di baluti mukena bewarna putih. Ia menengadah tangan nya, berdoa dengan sungguh-sungguh kepada sang maha kuasa. Iya, wanita itu adalah Mama nya Rendra. Setiap malamnya, Mama Rendra rutin melakukan sholat malam, berdoa agar ia di beri umur panjang dan kebaikan dunia akhirat. Tapi doa yang paling utama yang paling sering ia ucap dan pinta adalah, ia berdoa agar sang putra semata wayang bisa mencintai wanita yang sudah berstatus menjadi istrinya. Ia berdoa supaya Rendra di bukakan pintu hatinya agar bisa menerima Anjani. Tidak hanya sebulan, tetapi Mama Rendra berharap rumah tangga Rendra dan Anjani bisa berjalan cukup lama sampai Rendra dan Anjani memberinya seorang cucu.
''Amin, amin ... Ya rabbal alamin.'' gumam Mama Rendra mengusap kedua telapak tangannya ke wajah. Besar harapan nya doa nya akan di ijabah oleh Allah. Karena doa seorang Ibu merupakan doa yang makbul, langsung menembus langit ketujuh. Isya Allah akan di kabulkan. Apalagi doa yang sungguh-sungguh di sertai dengan niat yang baik pula.
***
Hari demi hari hubungan antara Anjani dan Rendra bisa di bilang cukup baik. Rendra selalu bercerita tentang pekerjaan kantor kepada Anjani, Anjani pun selalu menanggapi dengan sikapnya yang dewasa, ia pun menjadi pendengar yang baik untuk sang suami. Hanya saja, sesekali Rendra kadang suka kelepasan marah dan bersikap kasar kepada Anjani saat ia sedang kecapekan atau lagi banyak pikiran. Apalagi saat Ratu yang masih belum di ketahui nya di mana keberadaan nya. Setiap harinya selama hampir dua minggu Rendra selalu rutin mematai-matai perusahaan maupun rumah orangtua Ratu Ayu Anjani, tapi hasilnya tetap nihil, wanita yang di idam-idamkan oleh Rendra tetap tidak bisa ia jumpai, sosok Ratu yang begitu cantik jelita bagai hilang di telan bumi, dan Rendra menduga kalau Ratu sudah kembali keluar negeri.
***
''Anjani, tolong ambilkan makanan untukku.'' kata Rendra pagi hari. Hari ini hari minggu, Rendra bangun agak kesiangan, setelah selesai mandi, ia meminta agar Anjani membawakan makanan ke kamarnya dan saat itu Anjani juga tengah membereskan kamar Rendra.
''Baik, Mas.'' sahut Anjani seraya berlalu dari kamar Rendra.
''Heh tunggu dulu.'' kata Rendra.
''Ada apa, Mas?'' Anjani menoleh ke arah Rendra.
''Nanti siang kamu ikut aku keluar. Kita keluar bersama-sama.'' ucap Rendra dengan senyum simpul.
''Kemana, Mas?'' tanya Anjani dengan mata menyipit, karena tumben-tumbenan Rendra mengajaknya keluar bersama.
''Ada saja. Rahasia.''
''Em ya udah, kalau begitu aku kebelakang dulu.''
''Iya.''
Setelah kepergian Anjani, Rendra bergumam lirih.
''Besok pagi adalah satu bulan pernikahan aku dan Anjani. Sebelum aku menceraikannya, aku ingin memberikan yang terbaik untuknya, sesuatu yang berkesan tentunya agar setelah hubungan kami berakhir ia bisa menjalani hidup dengan lebih baik dan ia bisa bertemu dengan pria yang benar-benar tulus bisa menerimanya. Aku akan membawa Anjani ke klinik ke cantikan, akan aku minta para pekerja di sana untuk merubah penampilan Anjani yang norak menjadi lebih menarik. Biar bagaimanapun, selama kami tinggal bersama aku sudah menganggap Anjani sebagai teman dan Adikku sendiri.'' ucap Rendra dengan senyuman yang terbit di wajah tampannya.
Bersambung.
Like, komen dan kalau perlu kasih vote dan hadiahnya juga, ya, teman-teman. Supaya aku makin semangat untuk melanjutkan kisah Anjani dan Rendra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
eka yustina
aku rasa ga adil klo setelah cantik anjani masih bersatu sama suaminya
2023-02-06
0
Fatma Kodja
lihat aja setelah rahasia kecantikan Anjani terbongkar kamu pasti akan kaget, karena sebenarnya kamu pernah bertemu Anjani pas kamu lagi di ruang kerjamu dan saat itu kamu sempat mengejar tapi hasilnya Anjani malah menghilang dan sejak saat itu kamu selalu terbayang" akan kecantikan wajah Anjani
2022-11-27
0
Yuyun Zahra
next......
2022-11-13
1