"Sampai kapan kamu akan menyembunyikan identitas diri kamu yang sebenarnya dari Rendra, Anjani?" tanya Alya serius. Alya adalah sahabat dekat Anjani. Ia menatap Anjani lekat, sedangkan Anjani terlihat santai sembari menikmati segelas jus jeruknya.
"Ya ampun Alya, ini belum ada apa-apa nya. Baru juga di mulai." jawab Anjani. Sekarang Alya dan Anjani sedang berada di sebuah kafe. Mereka janjian bertemu untuk mengobrol dan minum-minum. Sekaligus melepas rasa rindu mereka setelah hampir dua minggu lamanya mereka tidak bertemu karena kesibukan masing-masing.
"Tapi kamu jelek banget kalau lagi dandan begini, Anjani." ucap Alya jujur dengan ekspresi meyakinkan Anjani.
"Jelek? Hahaha ... Berarti penyamaran aku sukses dong bikin jelek." ujar Anjani seraya terkekeh kecil. Anjani lebih memilih untuk ketemu Alya di bandingkan harus bersih-bersih rumah. Tadi saat mereka baru sampai di rumah baru mereka, tidak lama setelah itu Rendra pamit pergi lagi katanya ada urusan di luar. Ia berpesan kepada Anjani agar Anjani bersih-bersih rumah, dan ia juga berpesan agar Anjani memasak menu makan malam. Karena katanya, ia akan pulang pada malam hari. Rendra sengaja tidak menyewa jasa seorang pembantu dan pelayan, karena ia ingin mengerjai Anjani habis-habisan.
"Sukses sih sukses, tapi aku nggak yakin Rendra mau menerima kamu dalam bentuk mu yang kayak gini. Kamu terlihat sangat aneh, bener-bener aneh."
"Walaupun rupa aku sekarang aneh, tetapi tetep aja Mama mertua ku sangat menyayangi aku, Alya." sahut Anjani percaya diri.
"Iya sih. Tapi kamu 'kan menikah sama anaknya bukan emaknya. Yang harus kamu curi hatinya itu si Rendra."
"Kamu ada benarnya. Tapi biar bagaimanapun sekarang Rendra sudah menjadi suami ku. Aku perlahan akan membuat dia mencintai aku. Kalau dia tidak bisa mencintai aku dalam keadaan aku yang kayak begini, maka aku akan membuat nya merasa menyesal seumur hidup begitu ia tahu siapa aku sebenarnya."
"Ihhh ngeri deh. Pastilah dia akan menyesal kalau dia tahu siapa kamu sebenarnya. Ratu ayu anjani, atau yang lebih di kenal dengan Ratu. Si cewek paling cantik, populer dan juga sangat di sayangi sama Mama dan Papa nya yang kaya raya. Dan semua yang ia inginkan pasti akan di turuti sama kedua orang tua nya. Termasuk keinginan nya yang aneh, yaitu menikah dengan pria yang tak mencintai nya. Padahal di luaran sana dia bisa memilih pria mana saja yang dia inginkan." tutur Alya yang berhasil membuat Anjani tersenyum gemes melihat sahabatnya itu sedang berbicara. Sahabat nya yang memiliki postur tubuh sedikit lebar karena hobinya yang suka makan. Tapi Alya memiliki wajah yang cantik dan imut dengan pipi nya yang chubby.
Begitu makanan dan minuman yang Anjani dan Alya pesan habis tak bersisa, mereka meninggalkan kafe, mereka akan mengunjungi sebuah tempat perawatan terbaik di tempat tinggal mereka. Anjani akan melakukan beberapa treatment di bagian wajah dan tubuh nya agar terlihat semakin fresh.
Begitu sudah sampai di tempat langganan nya dalam merawat tubuhnya. Ia begitu di manjakan sesuai dengan permintaannya dan budget yang ia punya. Tubuhnya di pijit begitu juga wajahnya. Rambutnya yang tadinya di kepang dua di lepas dan di basuh dengan air lalu di lakukan perawatan juga. Alya hanya menemani nya saja, karena Alya baru beberapa hari yang lalu melakukan perawatan. Setelah hampir tiga jam berlalu, akhirnya semua rangkaian perawatan selesai di lakukan. ''Ah, masih sempat lah untuk main ke mall, belum sore-sore amat, masih pukul empat sore, masih ada dua jam untuk belanja-belanja.'' gumam Anjani seraya menatap pantulan dirinya di cermin. Setelah itu ia keluar dari ruang perawatan, ia menemui Alya yang berada di ruang tunggu.
''Aku lama, ya? Maaf, ya, Alya sahabatku.'' Anjani berkata merasa bersalah kepada Alya karena kelamaan menunggu dirinya. Sedangkan Alya malah melongo melihat penampilan Anjani.
''Ya ampun ... kamu cantik banget, Beb. Ini nih Anjani yang aku kenal, Anjani sahabatku. Aku kangen banget sama dirimu yang seperti ini tauukkk.'' Alya langsung menghampiri Anjani lalu ia memeluk tubuh Anjani cukup erat.
''Ih dasar sahabat durhaka, saat aku berdandan jelek aja kamu tidak mau memeluk aku. Giliran aku udah kembali ke asal semula ku kamu malah nempel-nempel kayak gini.'' ucap Anjani, ia menggelitik pinggang Alya hingga Alya tertawa kecil dan melepaskan pelukannya pada tubuh Anjani.
''Hehehe ... Sorry.''
''Ya udah yuk ...''
''Ke mana?'' tanya Alya.
''Kita ke mall, kamu tenang aja, kamu bisa belanja sepuas kamu saja. Biar aku yang bayarin.''
''Beneran?''
''Iya.''
''Tapi apa kamu tidak takut suami mu marah karena kamu telat pulang?''
''Aku tidak akan telat pulang ke rumah. Udah, kamu nggak usah mikirin itu. Pokoknya semuanya aman.'' balas Anjani meyakinkan Alya.
''Oke deh. Aku percaya sama kamu Anjani.''
''Yuk ah ...''
''Yuukkkk ...'' mereka keluar dari tempat perawatan lalu mobil yang mereka kendarai meluncur menuju pusat perbelanjaan terbesar di Ibukota. Selama di perjalanan, Anjani dan Alya tertawa girang, mereka bercerita apa saja yang berhasil membuat tawa mereka pecah. Alya pun juga merasa sangat senang karena Anjani yang akan mentraktir nya.
***
''Aku mau tas yang ini, Anjani.'' ucap Alya menunjuk salah satu tas branded dengan harga fantastis. Ia tak sungkan-sungkan menunjuk tas itu karena ia tahu Anjani memiliki banyak uang dan Anjani juga punya kartu black card yang bebas mau membeli apa saja tanpa takut tidak bisa membayar.
''Ya udah ambil aja. Ambil yang mana saja yang kamu mau.'' balas Anjani tersenyum lebar ke arah Alya. Anjani juga membeli sebuah tas bewarna coklat yang begitu cantik.
''Setelah ini kita masuk ke toko mana lagi?'' tanya Anjani kepada Alya.
''Toko sepatu, pakaian, perhiasan, pokoknya semuanya.'' sahut Alya.
''Oke.''
Mereka berdua berjalan lagi menuju toko sepatu. Waktu masuk ke dalam mall tadi, banyak sekali pasang mata baik laki-laki maupun perempuan yang menatap kagum ke arah Anjani yang terlihat begitu anggun dan cantik.
"Beb, apa kamu sudah menghubungi orang tua mu hari ini?'' tanya Alya.
''Sudah dong.''
''Baguslah. Mereka pasti sangat merindukan kamu.''
''Hu um. Itu pasti. Aku juga sangat merindukan mereka.''
''Ya ampun ... Lihat itu Anjani, sepatunya cantik-cantik banget.'' teriak Alya kegirangan saat mereka sudah memasuki tokoh sepatu. Anjani hanya mampu menggeleng kepala melihat tingkah sang sahabat.
Mereka lalu memilih sepatu yang di rasa pas dan cocok di kaki mereka.
Ada satu sepatu hak tinggi yang begitu memikat hati Anjani ketika pertama kali Anjani melihat nya. Tanpa pikir panjang Anjani mengambil sepatu itu.
''Waw, ini elegan banget.'' gumam Anjani menatap kagum sepatu yang sudah ada di tangannya.
''Heh, ini punyaku, aku yang pertama kali melihatnya.'' tiba-tiba datang seorang wanita yang langsung merebut sepatu itu dari tangan Anjani. Membuat Anjani kaget.
''Ini punyaku. Aku yang duluan mengambil nya.'' bantah Anjani tak mau kalah. Penjaga toko merasa bingung harus berbuat apa melihat dua wanita yang berebut sepatu itu. Sepatu yang hanya tersisa satu di toko itu.
''Sayang ... Aku pengen yang ini.'' Lisa memasang wajah sedih dan cemberut menatap ke arah Rendra. Anjani belum menyadari kehadiran Rendra karena Rendra yang berada di belakangnya.
''Ya udah ambil saja, Sayang.'' sahut Rendra santai.
''Tapi wanita ini tidak mau ngalah.''
''Mbak, bisa kasih sepatu itu kepada kekasih aku 'kan? Lagian aku rasa Mbak nggak mungkin mampu membayarnya.'' Rendra berucap sambil meremehkan Anjani.
''Iya, kamu benar sekali Sayang.'' Lisa terkekeh kecil.
''Apa katamu?'' akhirnya Anjani bersuara seraya membalikkan tubuhnya ke arah Rendra. Begitu ia melihat Rendra ia merasa begitu kaget, sedangkan Rendra, ia manatap lekat ke arah Anjani tanpa berkedip. Harum tubuh Anjani dan kecantikan wajah Anjani seketika menyihir nya.
''Em ... Ma-maaf ... Maaf Nona.'' ujar Rendra gugup seraya menyatu kan telapak tangannya di depan dada. Sedangkan Anjani susah payah menahan tawanya melihat ekspresi wajah sang suami yang tiba-tiba melunak dan berubah lembut saat melihat wajahnya.
''Sayang, kok kamu gitu sih.'' protes Lisa tidak terima.
''Sudah, biarkan saja, lagian 'kan memang Nona ini yang duluan mengambil sepatu nya.'' ucap Rendra dengan tatapan masih tertuju ke arah Anjani. Di dalam hati berulang kali ia memuji kecantikan dan ke anggunan Anjani. Lisa semakin kesal mendengar perkataan sang kekasih. Alya yang berdiri tidak jauh dari mereka merasa sedang menonton drama yang begitu seru dan juga menegangkan.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sandisalbiah
laki medel gini yg kamu kejar Jani.. hadehh.. mata keranjang.
lihat cewek cakep langsung nerubah lembut... lagian Anjani ini punya temen juga suka manfaatin dia.. di porotin buat di belnjain barang brandit... ya walau dia emang ank org kaya tp gak juga harus sampe segitunya belanjain temen..
2023-08-18
0
Selin Tari
cantik kan Anjani Rendra.. kamu gak akan nyangka kalau tu Anjani istri kamu ..💪💪👍💪
2022-11-05
1