Mobil yang di kendarai oleh Rendra sudah jauh meninggalkan rumahnya. Dari tadi baik Risa maupun Rendra hanya diam saja. Risa merasa begitu marah kepada Rendra, karena Rendra yang telah menyeret nya, memaksanya untuk masuk ke dalam mobil, padahal ia masih mau memberi pelajaran kepada Anjani. Risa mengelus pergelangan tangannya yang terasa sedikit perih karena pegangan Rendra yang cukup kuat. Ia merasa sangat kesel terhadap Rendra, karena Rendra yang tak membelanya di hadapan Anjani tadi.
''Apa yang kau lakukan kepada Anjani, Risa?'' akhirnya Rendra berkata dengan ekspresi begitu datar. Nada suaranya pun terdengar tegas, tidak ada lembut-lembutnya sama sekali.
''Aku menamparnya, aku pengen menamparnya lagi, tapi dia malah melawan. Ternyata dia tidak sepolos yang aku kira. Berani-beraninya dia menghina aku, mengatakan kalau aku wanita murahan. Semua ini karena kamu, Mas. Karena kamu yang tidak becus mengurusnya. Katamu waktu itu kamu akan mengerjai nya habis-habisan hingga dia pergi dari hidup mu, supaya kita bisa menikah. Tapi apa?! Ternyata kamu tukang bual. Aku benci kamu, Mas. Benci banget!'' kata Risa dengan suara memburu.
''Kamu membenci aku?'' tanya Rendra.
''Iya.'' jawab Risa singkat dengan wajah cemberut.
''Iya sudah, itu lebih bagus. Jadi sekarang kita resmi putus dan sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi.'' Rendra berkata dengan sebuah senyum terbit di wajah tampannya.
''Ih ... Mas! Kamu kok gitu? Bukannya kamu bujuk aku seperti hal biasa yang sering kamu lakukan bila aku marah dan ngambek. Tapi ini, kamu malah membahas kata putus lagi. Aku nggak mau putus dari kamu. Pokoknya nggak mau! Titik!'' Risa mencubit kecil pinggang Rendra yang di baluti kemeja dan jas. Membuat Rendra sedikit terlonjak.
''Lho ... Katanya tadi kamu membenci aku, kalau sudah benci, mending kamu cari kekasih yang baru lagi. Kamu 'kan cantik, pasti bisa mendapatkan pria yang lebih tampan, lebih kaya dan lebih baik dari aku.'' kata Rendra membesarkan hati Risa.
''Mas, maafkan aku. Aku boong, mana bisa aku membenci mu. Aku nggak mau cari yang lain, aku maunya cuma kamu.'' Risa melunak, ia merebahkan kepalanya pada bahu Rendra, tangannya membelai rahang dan pipi Rendra yang di anggap nya begitu seksi. Sedangkan Rendra merasa risih terhadap apa yang di lakukan Risa. Kalau dulu ia selalu senang dengan sikap manja Risa, tapi kali ini, rasanya ia ingin menurunkan Risa di pinggir jalan saja. Entah kenapa, dari tadi pikiran Rendra selalu tertuju kepada Anjani yang berada di rumah, rasanya ia ingin melihat pipi Anjani yang habis di tampar oleh Risa tadi. Memastikan kalau Anjani tidak kenapa-kenapa.
Setelah mengemudi cukup jauh, mobil yang di kendarai oleh Rendra belum juga berhenti-henti. Membuat Risa bersuara kembali.
''Mas, sebenarnya kita mau ke mana sih?'' tanya Risa.
''Ada saja, kamu duduk saja yang enteng.'' kata Rendra tersenyum simpul ke arah Risa, ia membelai lembut pucuk kepala Risa. Membuat Risa begitu tersentuh, dadanya mendadak menghangat kembali dengan sikap lembut dan keromantisan Rendra.
''Emm ... Coba aku tebak, kamu pasti ingin memberikan aku kejutan, ya. Sebagai ungkapan permintaan maaf mu.''
''Kita lihat saja nanti.''
''Oke. Kalau begitu aku tidur aja dulu deh di bahu kamu yang begitu nyaman ini.'' kata Risa, ia merebahkan kembali kepala nya di bahu Rendra. Lalu ia memejamkan matanya.
Setelah mengemudi hampir satu jam lebih, akhirnya mobil yang di kemudi oleh Rendra berhenti di depan sebuah rumah megah tak terawat.
''Mas, ini tempat apa?'' tanya Risa, ia langsung membuka matanya begitu mobil berhenti.
''Kamu bisa lihat sendiri kan, Sayang.'' kata Rendra dengan nada begitu lembut.
''Rumahnya sih bagus dan mewah, tapi kok kumuh gini, kayak nggak di rawat. Serem deh.'' ucap Risa bergidik takut.
''Ya udah yuk kita turun.'' ajak Rendra, ia keluar terlebih dahulu, setelah itu ia membuka pintu untuk Risa. Ia menyambut tangan Risa, lalu menggamit tangan ia dengan begitu lembut.
Risa dan Rendra berjalan dengan saling berdampingan memasuki rumah. Risa menggandeng lengan Rendra, karena ia merasa takut memasuki rumah yang di dalamnya cukup gelap karena tirai jendela yang tidak di buka. Lampu pun tak di nyalakan. Rendra membuka pintu sebuah ruangan dengan kunci yang ia ambil dari saku celana, Risa hanya melihat saja apa yang di lakukan oleh Rendra. Begitu pintu terbuka.
''Masuk kamu.'' kata Rendra seraya mendorong kasar tubuh langsing Risa ke dalam ruangan itu.
''Mas kamu apa-apaan sih.'' kata Risa begitu kaget, ia mendadak merasa takut melihat ekspresi wajah Rendra yang berubah menjadi datar. Ia melihat sekeliling ruangan itu, ternyata ruangan itu adalah sebuah kamar yang sepertinya sudah lama tak di huni, sedikit berantakan dengan sprai yang acak-acakan.
''Ini tempat yang pantas untuk mu Risa. By by, selamat menikmati kesendirian yang pastinya sangat menyenangkan mu. Kalau tidak mau di buang dengan cara baik-baik, terpaksa aku harus menyingkirkan mu dengan cara seperti ini.'' kata Rendra dengan sebuah senyum seringai. Setelah nya ia keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Risa sendiri.
''Enggak, Mas.''
''Mas ...''
''Buka pintunya. Kamu kenapa tega sih sama aku.''
''Kamu jangan becanda gini dong, Mas. Aku tahu kalau kamu sangat mencintai aku. Cepat buka pintunya, Mas. Aku takut, Mas!'' seru Risa menggedor-gedor pintu dari dalam. Rendra yang berada di balik pintu tersenyum puas. Entah apa yang ada di pikiran nya, bisa-bisanya ia kepikiran untuk mengurung Risa di sebuah kamar di rumah yang sudah lama tak di huni.
''Makanya jadi wanita jangan keras kepala. Aku paling tidak suka di lawan, apalagi di ancam. Ckckck ....'' kata Rendra lagi sambil terkekeh kecil. Setelah itu ia benar-benar pergi dari rumah itu, meninggalkan Risa sendiri dengan teriakan nyaringnya minta di bebaskan. Rendra menghubungi orang suruhannya, meminta agar orang suruhannya menjaga Risa. Ia tidak sejahat itu meninggalkan Risa sendiri di rumah itu, hanya saja ia akan mengurung Risa sampai Risa menyerah dan berjanji akan benar-benar pergi dari hidup nya tanpa mengungkit masalalu yang pernah mereka lakukan bersama. Itulah salah satu cara Rendra untuk bebas dari wanita-wanita yang selama ini sudah menjadi mangsanya. Wanita yang sudah ia tiduri, saat ia sudah merasa puas dan bosan, maka dia akan menyingkirkan wanita itu dari hidupnya dengan cara apapun. Yang ia tahu wanita-wanita itu tidak lagi mengganggu hidupnya, apalagi nama baiknya yang susah payah ia bangun selama ini.
***
Malam harinya, bukannya pulang, tapi Rendra malah memarkirkan mobilnya tidak jauh dari kediaman orang tua Anjani. Ia mencoba mematai-matai, untuk melihat keberadaan Anjani atau yang di sebutnya sebagai ratu.
''Kamu di mana sih, Ratu? Aku pengen sekali melihat wajah ayu mu itu. Aku rindu. Akan aku jadikan kau wanita terakhir ku. Aku benar-benar sudah lelah hidup seperti ini. Kali ini aku benar-benar serius, hanya kamu yang pantas menjadi pendamping ku, menjadi wanita yang akan menemani ku hingga kita sama-sama menua bersama.'' gumam Rendra. Karena tak kunjung melihat keberadaan wanita yang ia cari, akhirnya Rendra memutuskan untuk pulang saja.
Sesampainya di rumah, ia melihat jam di pergelangan tangan nya, jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Ia melangkah dengan langkah gontai, memasuki rumah, ia merasa tubuhnya terasa begitu lelah hari ini.
''Anjani ...''
''Anjani!'' teriaknya begitu ia sampai di ruang keluarga. Dari ia berjalan melewati ruang tamu tadi tidak ia lihat keberadaan Anjani.
''Yaaahhh sudah tidur ternyata.'' gumam Rendra seraya menjatuhkan pantatnya di sofa ruang keluarga. Ia duduk di sebelah Anjani yang sudah tertidur pulas. Dengkuran halus terdengar dari mulutnya.
''Hah ... Apa sih yang kamu kerjakan di rumah ini sampai-sampai kamu tidur kayak kebo habis menggarap sawah. Apa pekerjaan rumah begitu membuat mu kelelahan.'' kata Rendra seraya menatap wajah Anjani lekat.
''Ternyata kamu tidak mendengar apa yang aku katakan tadi pagi. Padahal aku tadi pagi sudah berpesan agar kamu merubah penampilan mu yang norak ini.'' ucap Rendra lagi. Ia mengangkat tangannya, hendak mengelus pipi Anjani yang tadi di tampar oleh Risa, tetapi tiba-tiba saja Anjani terbangun dari tidurnya. Ia merasa begitu kaget melihat Rendra yang sudah duduk di sebelahnya.
''Ma-mas ... Kapan kamu pulang? Sudah lama kah? Maaf aku ketiduran.'' kata Anjani dengan wajah cemas. Sedangkan Rendra tersenyum kecil melihat wajah Anjani yang menurut nya begitu lucu.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Evi
lanjut thoor,..harus semangat ya thor
2022-11-12
1
Yuyun Zahra
next 💪💪💪
2022-11-12
1