Mengerjai suami

Anjani sudah membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur king size, selimut tebal ia rapatkan ke tubuhnya. Di luar rumah terdengar suara tetesan air yang begitu deras di sertai hembusan angin. Malam ini hujan turun membasahi bumi beserta semua yang ada padanya. Meskipun kata orang, saat hujan dan cuaca dingin akan semakin menambah keinginan untuk tidur dan berada di bawah selimut, tapi tidak dengan Anjani, lagi-lagi ia merasa kesulitan untuk tidur.

''Duh ... Kok aku jadi insomnia kayak gini, ya?!'' Anjani menghembuskan nafas kasar sembari menyugar kasar rambut panjang sepunggung nya. Ia sudah duduk di atas tempat tidur dengan punggung bersandar pada kepala ranjang yang terbuat dari kayu jati.

''Ngapain enaknya, ya? Mau tidur tapi enggak bisa.'' ucap Anjani sambil berpikir dengan tangan berada di atas kepala.

''Mau ngobrol sama suami tapi suami nggak tahan lama-lama melihat wajahku yang buluk ini, katanya. Ckckck ....'' Anjani terkekeh kecil sambil menggeleng-geleng kepala.

''Ahhaaa .... Aku punya ide!'' Anjani berseru senang sembari menjentikkan jarinya.

Setelah itu ia turun dari tempat tidur, ia berjalan menuju lemari, kemudian begitu pintu lemari sudah terbuka ia mengambil satu lingerie bewarna merah muda yang begitu tipis dan transparan. Sebuah senyum terbit di wajahnya saat ia memandang lingerie tersebut.

Anjani melepaskan piyama berlengan panjang dan celana penjang yang membaluti tubuhnya. Begitu piyama sudah terlepas sempurna dan tubuhnya sudah polos, ia memakai lingerie yang begitu seksi tadi. Setelah itu ia berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajah.

Ia membasuh wajahnya dengan sabun berulangkali, setelah di rasa bersih, ia keluar dari kamar mandi lalu berdiri di depan cermin meja rias. Anjani memoles wajah cantiknya dengan makeup tipis, bibirnya yang seksi ia olesi liptin bewarna merah menyala. Ia juga menyisir rambutnya, hingga penampilannya terlihat sangat sempurna. Cantik dan menggoda.

***

Masih didalam rumah yang sama, setelah selesai menghabiskan makanannya tadi, Rendra memilih untuk masuk ke dalam ruang kerjanya. Ruang kerja yang memang sudah disiapkan nya dari jauh-jauh hari, dan semua perlengkapan dan kebutuhan kerjanya sudah berada di ruang itu.

Rendra duduk di atas kursi, di hadapan nya terdapat sebuah leptop dan beberapa berkas yang tergeletak di atas meja. Tatapannya fokus ke layar leptop yang menyala, ia memeriksa beberapa laporan dari perusahaan yang di kirim langsung oleh Asisten kepercayaan nya.

''Bagus, semuanya terlihat normal dan ada peningkatan mengenai statistik perkembangan perusahaan.'' gumam Rendra sambil tersenyum kecil. Saat ia sedang asik memeriksa laporan, tiba-tiba ia mendengar ada sebuah suara yang memanggil nya, suara yang berasal dari pintu ruang kerjanya. Rendra mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Betapa kaget dan tidak percayanya Rendra saat ia melihat seorang wanita cantik tengah berdiri di ambang pintu ruang kerjanya, pintu ruang kerjanya memang lupa ia tutup tadi. Rendra mengucek-ngucek matanya berulang kali, mencoba memastikan kalau ia tidak salah lihat. Anjani yang berdiri di ambang pintu semakin meliuk-liukkan tubuhnya dengan mata ia kedip-kedipkan. Ia sengaja melakukan itu untuk menggoda Rendra.

''Hei ... Ka ... kamu kenapa ada di sini?'' tanya Rendra gugup sambil menunjuk ke arah Anjani, lagi-lagi Rendra mengucek matanya. Anjani tak menjawab, ia memberi kode dengan tangannya agar Rendra mendekat ke arahnya. Rendra pun perlahan mulai berjalan dengan langkah kaki pelan menuju ke arah Anjani.

''Ini bukan mimpi, ini semua terasa begitu nyata. Tunggu aku, Sayang. Aku akan memeluk tubuh mu yang begitu seksi dan menggoda. Kau tak akan aku lepaskan, akan aku jadikan kau wanita istimewa untuk menemani dan mendampingi aku untuk selama-lamanya.'' lirih Rendra berucap dengan pandangan tidak mau lepas dari Anjani barang sedetik pun. Begitu tubuhnya hampir mendekati Anjani, Anjani malah berlari menjauh, Rendra tak mau menyerah, ia mengejar Anjani.

''Sayang ... Kenapa kamu menghindari aku!'' seru Rendra lagi. Anjani tetap diam dengan tubuh membelakangi Rendra.

Tangan Rendra sudah hampir menjangkau tubuh Anjani, tapi Anjani malah semakin kencang berlari hingga tubuhnya hilang di balik pintu kamar nya. Ia menutup pintu dan mengunci pintu kamarnya dari dalam.

''Hei ... Siapapun kamu, buka pintunya. Kamu jangan membuat aku merasa penasaran dan semakin tergila-gila dengan pesona mu itu. Kamu wanita yang ada di mall tadi, 'kan?'' ucap Rendra sambil mengetuk pintu berulangkali. Tapi tetap tidak ada sahutan dari dalam.

''Hei ... Please! Aku tidak akan berbuat yang tidak-tidak dengan mu, aku hanya ingin mengajak mu untuk berkenalan dan saling bertukar nomer ponsel.'' ujar Rendra penuh harap.

Sementara di dalam kamar, Anjani kembali mengganti lingerie dengan piyama nya. Ia menggantinya dengan cepat, setelah itu ia mengoles wajahnya dengan skincare aneh dan ia juga membuat bintik-bintik kecil di wajahnya. Dia juga mengepang dua rambutnya, memakai kacamata lalu memasang behel.

''Ahaaa ... Sudah selesai. Aku rasa untuk malam ini cukup sampai di sini aku bermain-main sama Mas Rendra si suami nyebelin.'' gumam Anjani tersenyum merekah. Lalu ia berjalan ke arah pintu kamarnya, ia membuka pintu kamarnya dengan kasar, hingga membuat tubuh Rendra terjatuh karena ternyata Rendra sedang bersandar di balik pintu.

''Aduh ...'' ucap Rendra sambil memegang pantatnya. Ia berdiri sambil menatap ke arah sosok yang membuka pintu kamar. Senyum nya yang merekah tiba-tiba berubah menjadi amarah ketika ia melihat wajah buluk sang istri. Ia berharap Anjani yang cantik yang membuka pintu, bukan Anjani yang berpenampilan aneh.

''Mas ... Kamu ngapain ada di depan kamar ku? Dan kenapa kamu teriak-teriak enggak jelas kayak orang kesurupan, kamu mengganggu aku yang sedang tidur saja.'' ucap Anjani sambil menguap. Anjani begitu pandai dalam berekting.

''Mana? Mana wanita cantik dan seksi itu?'' tanya Rendra langsung nyelonong masuk ke dalam kamar Anjani tanpa memperdulikan Anjani.

''Apaan sih, Mas?'' tanya Anjani balik. Rendra tak menjawab. Ia malah memeriksa setiap sudut kamar Anjani, mencari sosok wanita yang berhasil menghipnotis nya dalam waktu sesaat. Rendra memeriksa kolong ranjang, kamar mandi dan balkon kamar Anjani, tapi ia tetap tidak menemukan keberadaan wanita yang ia cari. Beruntungnya Anjani sudah menyimpan lingerie tadi di dalam lemari, dan Anjani mengunci lemari itu hingga Rendra tidak bisa membuka nya.

''Ah ... Sudahlah, mungkin tadi aku memang sedang berkhayal. Bukan wanita cantik yang aku temukan tapi malah wanita jadi-jadian.''

''Kamu ngatain aku, Mas?''

''Iya, kamu itu wanita jadi-jadian yang nggak ada gunanya. Bikin bed mood.''

''Kamu kok tega sama istri sendiri?''

''Sudahlah, minggir. Aku muak melihat wajah jelek dan berantakan mu itu.'' ucap Rendra dengan begitu tega. Ia mendorong tubuh Anjani, hingga membuat tubuh Anjani hampir terjatuh. Beruntungnya Anjani dengan cepat berpegangan pada tembok.

''Isssttt dasar.'' dengkus Anjani merasa sangat muak melihat sikap angkuh dan kasar sang suami yang lagi-lagi merendahkan penampilan nya yang ia samarkan.

***

Keesokan paginya, Rendra bangun tidur agak kesiangan karena tadi malam ia kesulitan untuk tidur karena terus memikirkan sosok Anjani yang cantik.

''Dasar istri bod*h! Kenapa dia tidak membangunkan aku.'' umpat Rendra kasar saat ia melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat.

''Mas, kamu udah bangun?'' tanya Anjani yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.

''Sudah. Kamu telat banget datangnya. Lain kali, setiap paginya kamu harus masuk ke kamar aku untuk membangunkan aku kalau-kalau aku telat bangun.''

''Asiiaaap, Mas.'' jawab Anjani tersenyum bahagia.

''Jangan senang dulu. Anggap aja kamu itu pembantu, tugas kamu, ya, beres-beres rumah, memasak dan membangunkan aku. Biar ada gunanya jadi orang.''

''Dasar tega.''

''Udah sana keluar, aku mau mandi. Aku harus cepat ke kantor karena lagi ada meeting.''

''Aku antar makan siang ke kantor kamu nanti, ya.'' ucap Anjani sedikit memohon.

''Apa katamu? Jangan coba-coba kamu lakukan itu. Kamu bisa membuat aku menanggung malu seumur hidup dengan bentuk wajah dan penampilan mu yang aneh,'' balas Rendra melotot dengan buku tangan terkepal.

''Aku hanya ingin menjadi istri yang baik seperti di novel-novel romantis itu.'' ucap Anjani dengan suara melemah.

''Di novel itu wanita nya cantik dan seksi, nggak kayak kamu. Udah sana.'' usir Rendra mendorong tubuh Anjani hingga tubuh Anjani hilang di balik pintu kamar.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

masih kurang tebuka lagi mata kamu Anjani... baru di goda gitu sia udah langsung lupa daratan dan mabuk kepayang.. suami tiis iman dan bre ngsek gitu yg lagi kamu perjuangin..

2023-08-18

0

Candra Woods

Candra Woods

baru dikerjai begitu aja sudah telat bangun apalagi yang aslinya benar2 di dapat ndak mau ngantor terus kerjaannya😁😁😁

2022-11-07

1

Yuyun Zahra

Yuyun Zahra

makin seru ceritanya 💪 Thor 💪💪

2022-11-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!