''Ma, a-aku .... Rasanya begitu berat untukku bila harus hidup dengan nya, Ma. Maafkan aku, sampai saat ini aku masih belum bisa menerima nya. Bila di paksakan terus menerus bisa-bisa dia merasa sakit karena perlakuan dari ku yang tak sesuai dengan apa maunya. Aku benar-benar tidak bisa berpura-pura baik kepadanya, Ma. Please, Ma. Sekali saja Mama mengerti Rendra.'' Rendra berkata dengan begitu lembut kepada Sang Mama yang tengah bersandar pada kepala sofa. Wajahnya memelas. Sedangkan Anjani lagi berada di dapur, mengambil air karena sang Mertua yang ingin meminum obatnya.
''Nak, ini baru beberapa hari kalian menikah. Cobalah bertahan lebih lama lagi. Seminggu, dua minggu atau sebulan. Cobalah selama itu dulu. Mama sangat menyayangi Anjani. Meskipun penampilan dan rupanya sangat jauh berbeda dengan gadis-gadis kebanyakan, tetapi Mama tahu dia adalah wanita yang baik, yang mengerti kamu dan Mama. Dia wanita yang bisa menerima kita apa adanya, tidak kayak kebanyakan mantan-mantan pacar kamu selama ini, yang mau dekat dan berhubungan dengan kita hanya kerena memandang harta semata.'' balas sang Mama sambil mengelus punggung Rendra.
''Ma ... Sebenarnya aku telah jatuh cinta sama wanita lain.'' akhirnya Rendra mengungkapkan isi hatinya kepada sang Mama. Wajahnya menunduk, ia merasa sedikit malu mengatakan itu.
''Siapa? Si model nggak ada sopan santun itu?'' tanya Mama Rendra dengan nada suara lebih tinggi dari sebelumnya. Kentara sekali kalau Mamanya sungguh tidak menyukai Risa.
''Bu-bukan, Ma. Tapi dia adalah putrinya Pak Sean. Sang pengusaha sukses yang perusahaannya menjalin kerja sama dengan perusahaan kita sudah cukup lama.'' ungkap Rendra lagi dengan mata berbinar. Mama nya hanya mampu menarik nafas dalam lalu menghembuskan secara perlahan. Melihat sang putra yang berbinar bahagia mengatakan siapa wanita yang di cintai, membuat nya tak tega untuk terus memaksa keegoisannya. Akhirnya Mamanya bersuara lagi.
''Sebulan saja, Rendra. Coba sebulan saja kamu berumah tangga dengan Anjani. Kalau dalam waktu sebulan kamu masih belum bisa menerima nya terserah kamu. Mama angkat tangan. Tapi meskipun kamu dan dia bukan lagi suami istri, Mama akan selalu menganggap dia sebagai anak Mama. Karena dia yang telah menyelamatkan Mama waktu itu saat Mama terjatuh di jalan, dan dia dengan senang hati membawa Mama ke rumah sakit, bahkan dia rela menunggu Mama sendirian pada malam hari saat kamu tidak tahu keberadaan nya entah dimana. Mama yakin waktu itu kamu pasti sedang berduaan sama si model berpenampilan menor dan terbuka itu.''
''Oke, Ma. Oke, sebulan, 'kan?''
''Iya, sebulan saja.''
''Baiklah. Akan aku coba, Ma.'' ucap Rendra tersenyum simpul. Lalu ia memeluk Mama nya. Ia merasa sedikit lega, karena sang Mama sudah tidak kekeh lagi memintanya untuk bertahan dengan Anjani dalam waktu cukup lama.
Anjani yang berdiri di balik pintu kamar mencoba menguping pembicaraan Ibu dan anak itu. Sekarang dia mengerti apa mau Rendra, Rendra menginginkan dirinya dalam rupa asli. Dan sangat-sangat tidak menyukainya dalam rupa penyamarannya saat ini.
''Baiklah, Mas. Sekarang aku mengerti apa mau mu. Jangan harap kamu akan mendapatkan aku dengan mudah saat aku menjelma dalam bentuk ku yang asli. Akan aku balas kamu, Mas. Tunggu saja tanggal mainnya. Setidaknya, walaupun aku dalam bentuk jelek dan aneh begini, cobalah kamu menghargai aku, bersikap baik terhadap ku. Tapi ... Ah ... Sudahlah. Ternyata hatimu tidak benar-benar baik. Aku tidak mungkin tahan memiliki suami seperti mu dan aku juga tidak mungkin mau mempunyai keturunan dari pria yang tak punya hati seperti mu. Karena kamu hanya memandang seseorang dari rupanya saja. Sedangkan semua orang tahu, bahwa rupa akan berubah seiring berjalannya waktu. Meskipun tak munafik juga sih, semua orang pasti menginginkan rupa yang sempurna, cantik dan tampan. Tapi setidaknya hargai orang yang mempunyai rupa jelek dan aneh. Pandang mereka dengan hati dan jangan pernah merendahkan orang itu. Karena semua orang punya hati. Hati akan terasa sakit bila menerima perkataan yang kasar.'' Anjani berkata panjang lebar di dalam hati. Setelah itu ia masuk ke dalam kamar sang mertua, bergabung dengan Rendra dan Mama nya.
''Ini airnya, Ma.'' ucap Anjani sambil meletakkan air di atas nakas. Ia bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.
''Terimakasih, Sayang.'' balas sang mertua seraya membuka tutup botol tempat obat-obatan nya.
''Sama-sama, Ma. Sini biar aku bantu.'' Anjani mengambil botol itu lalu membukanya pelan. Setelah itu ia membantu sang Mama mertua meminum obat. Ia memegang gelas dengan hati-hati. Rendra yang duduk di sampingnya hanya memandang dalam diam tanpa melakukan apapun. Ia tahu Anjani adalah wanita yang baik, tapi hatinya sungguh sulit untuk menerima kenyataan kalau Anjani adalah istrinya. Tapi ia berjanji, setelah ini ia akan bersikap baik terhadap Anjani. Sebulan, ia hanya sebulan saja. Pikirnya tersenyum lega. Ia tersenyum kearah Anjani, Anjani yang melihat merasa ada yang aneh dengan sang suami, tapi Anjani repleks juga ikut tersenyum ke arah Rendra. Sang Mama pun ikut tersenyum melihat sepasang suami istri yang ada di hadapannya saling melempar senyum. Besar harapannya agar Rendra dan Anjani dapat berumah tangga lebih lama. Menjadi pasangan suami istri sesungguhnya hingga memiliki keturunan yang lucu dan menggemaskan.
***
Di dalam mobil, Anjani dan Rendra hanya diam dengan pikiran masing-masing. Keduanya fokus menatap kedepan. Sang Mama sudah tidur setelah meminum obat-obatan tadi. Dan sekarang mereka lagi dalam perjalanan menuju rumah mereka. Saat melewati pusat kota, Rendra bertanya kepada Anjani.
''Mau mampir dulu?''
''Ma-maksudnya?'' tanya Anjani balik.
''Iya, apa kamu mau mampir dulu di restoran, kafe atau tempat tongkrongan gitu, siapa tahu kamu pengen minum dan jajan.'' tawar Rendra.
''Em nggak usah.''
''Yakin?''
''Iya. Lagian kamu tumben baik. Kesambet apaan?''
''Yaaa ... Emang apa salahnya, aku pengen belajar menjadi orang baik saja.''
''Baguslah.''
''Jadi mau mampir atau tidak?''
''Tidak usah.'' tolak Anjani lagi. Karena ia merasa sudah sangat ngantuk, seharian tidak istirahat membuat nya ingin cepat-cepat merebahkan dirinya di atas kasur. Ia juga sudah berulang kali menguap lebar. Rendra pun tahu bahwa Anjani sudah mengantuk. Rendra semakin menambah laju kendaraannya supaya cepat sampai rumah.
Tidak lama setelah itu mobilnya berbelok memasuki pagar tinggi menjulang, lalu meluncur lagi ke dalam garasi yang juga sudah terbuka, hanya dengan menekan satu tombol saja, pagar dan garasi terbuka lebar. Karena Rendra memegang remote kontrol pagar dan garasi. Orang kaya mah bebas.
''Ya ampun, sudah tidur ternyata.'' gumam Rendra saat ia melihat Anjani sudah terlelap dalam posisi masih duduk di kursi mobil. Rendra ingin membangun Anjani, tetapi ia merasa tidak tega. Akhirnya ia memutuskan untuk menggendong tubuh Anjani, membawa ke dalam rumah.
''Berat juga ternyata si jelek ini.'' gumam Rendra lagi. Sekarang Anjani sudah berada di dalam gendongannya.
''Papa ...'' racau Anjani mengigau. Ia mengalungkan tangannya pada leher Rendra.
''Papa katanya. Huh ... Haa ..'' ucap Rendra sedikit ngos-ngosan. Karena ia baru saja menaiki tangga dengan Anjani di dalam gendongannya. Kamar mereka berada di lantai atas. Meskipun tidak tidur dalam satu kamar, tapi kamar mereka berdampingan.
''Akhirnya ...'' Rendra berucap begitu lega saat tubuh Anjani ia letakkan di atas kasur. Ia ingin melepaskan tangan Anjani yang mengalungi lehernya, tetapi Anjani malah semakin mengeratkan, membuat jarak antara wajah Rendra dan Anjani begitu dekat, hingga Rendra bisa menatap Anjani dengan lekat.
''Sepertinya kamu ini cantik juga kalau dandanan mu tidak norak seperti ini. Kamu perlu merubah penampilan mu Anjani. Melepaskan kaca mata bewarna pink milik mu, melepaskan rambutmu yang di kuncir dua, dan melakukan perawatan di area wajah mu yang hitam penuh bintik-bintik kecil ini.'' gumam Rendra masih dalam posisi menatap Anjani. Setelah puas memindai wajah Anjani yang aneh, akhirnya dengan pelan dan hati-hati ia melepaskan tangan Anjani pada lehernya. Ia menyelimuti tubuh Anjani, lalu berlalu keluar kamar dengan senyum yang terpatri di wajah tampannya. Entah mengapa ia merasa bahagia karena telah melakukan hal yang baik kepada Anjani. Ia menuruti permintaan Mama nya tadi untuk berlaku baik terhadap Anjani. Sebulan, iya, hanya sebulan saja. Lagi-lagi kata-kata itu selalu ia ingat.
Untuk soal Risa, dari sore tadi Risa selalu menghubungi Rendra, tapi tak Rendra hiraukan. Ia mengabaikan Risa begitu saja, tapi ia juga belum mengucapkan kata putus terhadap Risa. Besok sajalah, pikirnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yuyun Zahra
next 💪 terus Thor
2022-11-09
1
Selin Tari
semoga rendra sadar y Thor 💪💪💪
2022-11-09
1
Azura
gk setuju kalo anjani jatuh cinta sama rendra mending pisah aj thor
2022-11-09
1