Rendra pergi ke kantor tanpa berpamitan dan berbasa-basi terlebih dahulu kepada Anjani, Anjani yang tengah berdiri di depan pintu utama sambil menjulur tangannya hendak menyalami dan melepaskan kepergian sang suami ke kantor malah diabaikan dan dianggap tak ada oleh Rendra. Anjani hanya mampu mengelus dada mendapati sikap dingin dan cuek sang suami terhadap dirinya.
''Apa aku tunjukkan saja wujud asliku dan jati diriku yang sebenarnya? Biar kamu tunduk di bawah kakiku, Mas!'' ucap Anjani di dalam hati sambil melihat mobil bewarna hitam yang membawa sang suami berangsur menjauh meninggalkan perkarangan rumah. Setelah itu Anjani memilih masuk ke dalam rumah. Bukan untuk beres-beres atau pun memasak, tapi ia akan berdandan serapi dan secantik mungkin, ia akan pergi ke suatu tempat. Untuk urusan rumah, akan ada dua orang pembantu yang akan membereskan rumah dan memasak. Pembantu yang sengaja Anjani perintah agar mulai bekerja pada pukul sembilan pagi. Saat Rendra tak lagi di rumah.
Selesai bersiap, Anjani berjalan pelan menuruni anak tangga. Kini penampilan nya sudah sangat sempurna. Ia akan berkunjung ke perusahaan milik Papanya. Karena kata sang Papa akan ada rapat besar-besaran di perusahaan itu. Anjani tak banyak bertanya rapat itu akan membahas persoalan apa, dan karena sang papa juga enggan untuk menjelaskan points penting dilaksanakannya rapat kepada Anjani. Sepertinya akan ada kejutan yang akan orang tua Anjani tunjukkan kepadanya. Anjani menyetir mobil sendirian, di beberapa ruas jalan sempat terjadi kemacetan, Anjani hanya mampu bersabar menghadapi macet Ibukota. Berulangkali ia merutuk di dalam hati tentang kemacetan yang terjadi, karena selama tinggal di luar negeri ia tidak pernah mengalami yang namanya macet. Saat mobilnya sudah berjalan laju, tiba-tiba ponselnya yang ada di dashboard mobil berdering. Anjani mengangkat nya cepat. Dengan handset di telinga.
''Iya, hallo, Ma.''
''Aku sudah berangkat ini, ini aku lagi nyetir.''
''Iya, aku nyetir sendiri. Nggak apa-apa kok, aku akan berhati-hati.''
''Okey. See you to Mama. Muaacchh.''
Setelah itu sambungan telepon terputus, Anjani semakin mempercepat laju kendaraannya. Karena rasanya ia sudah tidak sabar lagi untuk bertemu sama kedua orang tuanya yang sudah begitu ia rindukan.
***
Para karyawan menunduk hormat ketika Anjani memasuki gedung bertingkat tersebut. Bahkan ada juga beberapa orang karyawan yang menawarkan diri untuk mengantarkan Anjani ke ruang rapat. Anjani menerima tawaran mereka dengan senang hati.
''Itu Nona Ratu Ayu Anjani, 'kan? Putri semata wayang si Bos.''
''Iya, itu Nona Ratu.''
''Cantik banget, ya. Aku dengar-dengar selama ini Nona Ratu tinggal di luar negeri. Kapan pulangnya, ya.''
''Udah lama kali Nona Ratu pulang, tapi nggak pernah main ke sini. Mungkin Si Bos akan mengundurkan diri lalu putri nya yang akan menggantikan posisinya sebagai CEO di perusahaan ini.''
Beberapa orang karyawan yang melihat kehadiran Anjani saling berbisik memberi tanggapan tentang siapa Anjani sebenarnya. Mereka begitu kagum melihat kecantikan dan keramahan Anjani terhadap para karyawan.
Setibanya di ruang rapat, Anjani di sambut oleh kedua orang tuanya dengan mata yang berbinar bahagia.
''Sayang ... Mama sangat merindukan mu.''
''Papa juga Sayang ....''
''Aku juga sangat merindukan Mama dan Papa.'' balas Anjani. Kini tiga orang tersebut tengah saling berpelukan hangat. Pak Sean mengangkat tangannya memberi tanda agar orang-orang yang sudah berada di ruang rapat kembali keluar untuk sementara waktu, bukan mengusir, tetapi ia butuh ruang dan kebebasan untuk melepaskan rasa rindu terhadap sang putri semata wayang.
''Pulanglah, Sayang. Kembalilah ke rumah tinggal bersama kami. Hentikan kekonyolan mu itu. Papa bisa memberikan segalanya untuk mu. Lupakan Rendra, Papa tahu pasti dia masih belum bisa menerima kamu dalam bentuk penyamaran mu.'' ucap Papa Anjani dengan nada lembut.
''Aku akan tinggal dengan Mas Rendra selama sebulan lagi, Pa. Kalau dia masih bersikap angkuh terhadap aku, maka aku akan mengundurkan diri sebagai istrinya.''
''Ini yang Papa khawatirkan saat kamu memutuskan untuk menikahinya dan berpura-pura menjadi wanita jelek. Papa sungguh tidak rela kamu menjadi janda di usia mu yang masih cukup muda.''
''Papa tenang saja, semuanya akan baik-baik saja, Pa.'' balas Anjani lagi.
''Iya, Pa. Papa nggak usah banyak pikiran. Lagian putri kita ini memiliki paras yang cukup cantik, begitu dia lepas dari Rendra, akan banyak pria lain yang mengejarnya bahkan berharap untuk menjadi pendamping nya.'' timpal Mama Anjani dengan begitu percaya diri.
''Mama bisa aja.'' sahut Anjani dengan senyum mengembang.
***
Di perusahaan berbeda, Rendra merasa sangat kesal karena dia terlambat untuk meeting bersama klien, beruntung nya ada Asisten pribadi nya yang sangat dapat diandalkan yang menggantikan posisinya tadi. Tapi tetap saja Rendra merasa kesal, ia menggerutu di dalam hati menyalahkan kelalaian Anjani dalam membangunkannya.
''Udah, mukanya tidak usah murung gitu dong tuan muda.'' sapa Sang Asisten pribadi yang seusia dengannya. Rendra dan Sang Asisten merupakan sahabat dekat dulu, lalu sekarang Rendra memperkerjakan nya karena Rendra tahu kualitas nya dalam bekerja.
''Sorry, ya. Karena lagi-lagi aku merepotkan mu dan dengan tak sengaja aku malah memberi tugas tambahan kepada mu. Terimakasih karena kamu telah berhasil meeting dengan klien hingga mereka bersedia untuk bekerjasama dengan perusahaan kita.'' ucap Rendra dengan pulpen di tangan. Ia sedang menandatangani beberapa berkas.
''Oke, tidak apa-apa. Aku ikhlas melakukannya asalkan ada bonus.''
''Urusan itu gampang lah.''
''Oh iya, hampir saja aku kelupaan.''
''Emang ada apa?''
''Ini, kemarin saat kamu lagi libur ada undangan dari perusahaan Cakra group. Di undangan tersebut tertulis kalau di perusahaan itu akan ada rapat besar-besaran dan sekaligus untuk mengumumkan pengganti Pak Sean sebagai direktur utama di perusahaan itu.''
''Kapan?'' tanya Rendra.
''Hari ini, dan setengah jam lagi sepertinya acaranya akan segera di mulai.''
''Wow ... Itu perusahaan besar. Emang siapa pengganti Pak Sean?'' tanya Rendra.
''Aku juga belum tahu pasti siapa. Tapi dengar-dengar dari para petinggi perusahaan katanya yang akan menggantikan Pak Sean adalah putri nya sendiri.''
''Emang Pak Sean punya putri?''
''Nggak tahu juga, aku juga belum pernah ketemu. Hehehe ...'' jawab Sang Asisten cengengesan.
''Gimana sih.'' gerutu Rendra.
''Karena katanya selama beberapa tahun ini putri Pak Sean tinggal di luar negeri dan dia juga tidak terlalu eksis di sosial media. Putri pak Sean dan Pak Sean sendiri sepertinya tidak mau terlalu mengekspos putrinya yang kata orang-orang sangat cantik itu.''
''Sangat cantik? Emang secantik apa? Ada-ada saja.'' Rendra meremehkan perkataan sang Asisten,
''Aku juga penasaran. Ya udah yuk berangkat, supaya kita tidak penasaran lagi.''
''Oke. Yukk ...''
Rendra dan sang Asisten akhirnya pergi bersama menuju perubahan milik Papa Anjani.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sandisalbiah
senadainya kamu membongkar penyamaranmu dan Rendra langsung klepek² tandanya dia emang pecinta wanita cantik.. jd sia2 pengorbananmu Njani..
2023-08-18
0
Candra Woods
rendra pasti pingsan lihat anjani di perusahaan papa sean apalagi perusahaanya lebih besar dari punya rendra😁😁😁😁
2022-11-07
0