Tidur di kamar berbeda

Usai mengatakan kata yang berhasil menyakiti hati Anjani dan merendah harga dirinya, Rendra masuk ke dalam kamarnya dengan membanting pintu kamar hingga mengeluarkan bunyi yang cukup keras dengan suara nya yang khas. Tak ada rasa bersalah di hatinya sama sekali terhadap Anjani. Yang ada hanya rasa kesal dan tak terima ketika lagi-lagi ia harus di paksa untuk menerima kenyataan kalau sekarang Anjani adalah istrinya. Wanita yang sama sekali tak di inginkan dan jauh sekali dari bayangan nya.

Rendra melepas satu persatu pakaian yang membaluti tubuhnya, melempar nya secara asal ke tempat tidur. Setelah itu ia berlalu ke kamar mandi. Ia berdiri di bawah shower menekan tombol on, lalu air yang keluar cukup deras dari lubang perlahan membasahi rambutnya hingga ke seluruh tubuh nya. Rendra begitu menikmati sensasi dingin yang menyelusup di tubuh dan dibagian sela-sela tubuhnya.

''Ah ... Apa-apaan ini? Kenapa lagi-lagi bayang-bayang wajah wanita cantik di mall tadi terus saja memenuhi pikiran ku. Ada apa ini? Apa jangan-jangan aku telah jatuh cinta kepadanya pada pandangan pertama?''

''Wajahnya yang cantik, tutur katanya yang lembut serta sikapnya yang begitu elegan dalam menghadapi Risa, membuat aku terpesona dengan semua yang ada pada dirinya. Wanita seperti itulah yang pantas untuk mendampingi CEO tampan dan sukses seperti aku. Bukan Anjani dan bukan juga Risa. Entah mengapa setelah bertemu dengan wanita itu rasa cintaku terhadap Risa tiba-tiba menguap tak berbekas di hati. Karena telah di gantikan oleh wanita cantik itu.'' ucap Rendra di dalam hati sambil membayangkan wajah Anjani yang asli. Ia menutup matanya, tersenyum, berharap suatu hari nanti ia bisa kembali bertemu dengan wanita cantik yang di dikatakannya itu. Wanita cantik yang tidak lain dan tidak bukan adalah istrinya sendiri. Istri yang selalu ia rendahkan.

Selesai mandi, Rendra keluar dari kamar mandi dengan handuk bewarna putih melilit pinggang nya. Rambut, dada, perut dan anggota tubuhnya masih basah dengan sisa-sisa air yang melekat. Ia mengambil piyama tidurnya, memakaikannya setelah itu ia berbaring terlentang di atas tempat tidur.

Di langit kamarnya, lagi-lagi wajah cantik Anjani seakan bisa ia lihat. Memang segila itu Rendra kalau ia sedang jatuh cinta dan menginginkan wanita nya. Ia bahkan tidak segan-segan memerintah orang suruhannya untuk mencari keberadaan wanita yang ia inginkan.

***

Di ruang makan.

Anjani duduk sendiri di kursi meja makan sambil menatap makanan yang sudah ia hidangan kan. Makanan yang tadinya masih panas karena ia panaskan kini malah kembali dingin. Ia menunggu Rendra menghampiri nya di meja makan dengan sabar. Setelah menunggu hampir satu jam lamanya, tak terlihat tanda-tanda Rendra akan menemui dirinya di meja makan.

''Dasar suami nyebelin. Ya udah kalau nggak mau makan biar aku sendiri aja yang makan.'' gumam Anjani seraya memasukkan nasi dan lauk ke dalam piringannya. Setelah itu ia melahap makanannya dengan cepat. Tanpa peduli apapun. Saat ia sedang menikmati makanan yang ia beli dari restoran bintang lima itu tiba-tiba sebuah suara mengagetkan nya. Hingga ia terlonjak kecil.

''Oh, bagus, ya. Bisa-bisanya kamu makan duluan tanpa menunggu ku terlebih dahulu.'' ujar Rendra seraya berjalan ke arah meja makan. Anjani menoleh ke arah Rendra sebentar lalu ia menjawab.

''Tadi katanya kamu tidak mau makan bareng aku. Aku udah nunggu kamu hampir satu jam lamanya, karena udah merasa bosan makanya aku makan duluan. Bukan salah aku dong.'' kata Anjani lancar. Sebenarnya Anjani masih merasa sakit hati saat Rendra mendorong dan meludahi nya tadi, tapi Anjani mencoba berlapang dada untuk memaafkan Rendra, karena ia ingin menjalankan misinya. Yaitu membuat Rendra menyesal karena telah memperlakukan nya secara tidak manusiawi. Akan ada saatnya nanti Rendra akan menangis darah begitu Anjani pergi dari hidup nya.

''Udah pandai menjawab kamu sekarang, ya.'' kata Rendra sembari menepuk meja makan, matanya melotot melihat ke arah Anjani.

''Haruslah. Aku tidak mau kamu bodoh-bodohi lagi.'' balas Anjani tak mau kalah.

''Apa kamu mau ini?'' kata Rendra lagi seraya mengacungkan buku tangannya ke arah Anjani.

''Apa? Ayo lakukan, kalau kamu berani melakukan itu kepada ku, aku tidak akan segan-segan untuk mengadukan semua kelakuan kamu ini kepada Mama.'' balas Anjani balik, ia mengancam Rendra. Sebuah senyum sinis ia tunjukkan ke arah Rendra.

''Argh ... Dasar belagu.'' untuk kedua kalinya Rendra memukul meja makan hingga mengeluarkan bunyi yang cukup nyaring.

''Ih dasar cemen, beraninya sama meja doang.'' ledek Anjani sambil menjulur lidahnya.

''Apa katamu?'' wajah Rendra memerah menahan amarah.

''Hehehe ... Maaf, aku cuma becanda, Mas.'' Anjani terkekeh kecil. Ia sudah menghabiskan makanannya.

''Ya udah sana kamu pergi dari hadapan aku sekarang juga. Tidak sudi rasanya aku melihat wajah buluk mu lama-lama. Bikin eneg dan hilang selera makan saja.'' lontar Rendra lagi. Setelah itu Anjani berlalu tanpa menjawab lagi.

''Dasar suami kejam.'' ucap Anjani yang hanya mampu ia ucap di dalam hati.

Selepas kepergian Anjani dari ruang makan, Rendra menatap tak percaya ke arah menu makanan yang terhidang di meja makan.

''Waw ... Banyak juga makanan yang ia masak. Tapi, apa ini semua beneran makanan yang ia masak? Kok aku nggak percaya, ya. Eh, tapi ... Kalau dipikir-pikir emang ia dapat makanan ini dari mana, lagian aku tadi pagi memberinya uang tak seberapa dan dia juga tidak bisa membawa mobil, mm mungkin ini semua memang masakan yang ia buat sendiri.'' gumam Rendra dengan sangkaannya. Setelah itu ia mulai menyantap makanan yang ada di piringnya. Ia menyantap dengan begitu lahap. Anjani yang bersembunyi di balik tembok hanya mampu tersenyum kecil melihat sang suami yang tengah makan dengan lahap. Iya, Anjani belum benar-benar pergi, ia bersembunyi di balik tembok pembatas antara ruang makan dan ruang keluarga. Setelah memastikan sang suami benar-benar telah makan, Anjani lalu berlalu ke dalam kamarnya.

Begitu tiba di dalam kamar nya. Anjani mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas, lalu jarinya yang lentik mulai menari-nari di atas layar. Ia sedang berbalas pesan sama Mamanya, Mama mertua nya dan juga para sahabat-sahabat nya.

Setelah selesai berbalas pesan, Anjani meletakkan kembali ponselnya di atas nakas, lalu ia bersiap untuk tidur. Matanya sudah terasa berat, ia sudah sangat mengantuk dan lelah karena seharian ini ia habiskan untuk jalan-jalan sama Alya.

Anjani dan Rendra tidur di kamar berbeda atas kemauan Rendra sendiri. Dan Anjani pun hanya bisa menurut tanpa membantah dan merasa keberatan sama sekali. Lagian dia memang belum siap kehilangan keperaw4n oleh pria yang sama sekali tidak dan belum mencintainya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

baru lihat cewek cakep udah langsung terbayang², Renda gak waras..

2023-08-18

0

Aidil_Ari

Aidil_Ari

Cerita yang selalu di tunggu-tunggu. Semangat ngetiknya thor

2022-11-06

0

Selin Tari

Selin Tari

balas Anjani jangan diam za .. biar tau rasa tuch si rendra 💪💪💪

2022-11-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!