BAB 20. Mencari Pelakunya

Naura dibuat begitu kesal saat ini, karena yang dia harapkan ustadzah juli melindungi nya tetapi kini malah menyudutkannya.

"Ck..oke, saya naura sama sekali tidak berbohong dengan yang saya ucapkan tujuan gue, eh maksudnya tujuan saya ke tempat ini untuk memberikan berkas ini" sambil menujukkan berkas yang dia pegang. "Boleh saya lihat berkas itu?" pinta ustadzah Juli kemudian naura memberikannya.

"Berkas apa yang kamu maksud naura? berkas kosong maksud kamu?" tanya sinis ustadzah juli dan menunjukkan nya kepada semua orang yang ada disana

"WHAT?? KOSONG??" ucap naura dengan mata membulat besar tak percaya. "Jadi apa lagi alasan kamu naura?" tanya ustadzah juli sedangkan naura yang merasa dirinya dijebak sekarang bertambah emosi dan kesal. "Ck... ustadzah juli yang terhormat jangan melempar batu sembunyi tangan, jelas jelas ini berkas titipan dari anda" ketus naura. "Naura jaga ucapan kamu" tegas ustadzah juli dengan suara sedikit meninggi.

Kini suasana menjadi lebih tegang apalagi diantara keduanya terus saling membalas. "Sepertinya untuk hari ini kita cukup kan dulu, mengenai hukuman yang akan dijatuhkan akan kita putuskan setelah ukhti naura bisa membuktikan apakah yang dikatakan ukhti ini benar, mungkin nantinya ukhti bisa membawa saksi ataupun barang bukti lainnya". tengahi ustadz faisal. "Bagaimana yang lain apakah setuju dengan hasil keputusan ini?" tanya Ustadz. "Setuju Ustadz" jawab semua orang yang ada disana kecuali naura dan ustadzah juli tentunya.

"Ck gak habis pikir gue...siapa sih yang berani jebak gue..." umpat naura dengan wajah kesal hingga saat berjalan kearah gerbang pembatas menuju kawasan santriwati naura yang berpapasan dengan gus fajar ditengah perjalanan menjadi tidak sadar akan kehadiran gus fajar.

"Perempuan itu? Kenapa dia diam saja, biasanya dia selalu ribut dan buat ulah" batin gus fajar melihat naura yang semakin menjauh

....

"Gimana cara gue cari bukti kalau gue gak bersalah" lirih naura. Saat hampir berada di bawah pohon tempat naura bertemu gus fajar naura kini teringat.

"Cowo tengil!". "Ya cowo tengil itu mungkin bisa bantu gue" pikir naura, tanpa banyak bicara lagi naura berniat mendatangi gus fajar.

"Eh tunggu, gue kan gak tau dia dikelas mana" ucap naura tersadar

"Papaaa hikssss..." teriak naura dengan suara tercekat menahan tangis. Sebenarnya naura bukan sepenuhnya ingin menangis karena takut melainkan kenapa disaat seperti ini otaknya sama sekali tidak bisa berpikir jernih.

"Assalamualaikum" ucap seseorang membuat naura kini membuka telapak tangannya yang menutup kedua matanya. "Wa'alaikumussalam..cowo tengil? Ini beneran lu kan?" tanya naura memastikan karena jujur saat ini naura sangat membutuhkan bantuan gus fajar. "Iya ini gue, lo kenapa? Atau jangan-jangan lo memang lagi nungguin gue ya?" Ucap gus fajar dengan menaikkan satu alisnya saat mendengar pertanyaan naura. "Ck.. terserah lu..tapi kali ini memang gue lagi butuh bantuan lu" ucap naura serius

"Sebentar lo abis nangis ya?" selidik gus fajar saat melihat mata naura sedikit berkabut dan lelah. "Gue gak nangis, tapi hampir nangis" sahut naura ketus. "Hahah lucu juga lo ya" sahut gus fajar.

Baru pertama kalinya lelaki itu menjumpai orang yang ditanya tentang keadaannya saat sedih biasanya akan menjawab dengan anggukan ataupun gelengan kepala tetapi gadis itu malah menjawab dengan tegas dan ketus.

"Udah ketawa nya? Kalau udah gue mau ngomong sekarang" pinta naura dengan raut wajah serius membuat gus fajar langsung terdiam.

Naura kini menceritakan kejadian yang baru saja dia alami dengan lengkap kepada gus fajar, tapi saat ini naura menceritakan semuanya dengan raut wajah serius nya. Saat sampai di bagian dia menendang seorang lelaki membuat gus fajar kini memotong ucapan nya. "Hah yang bener aja lu tendang dia...hanya karena dia pikir lu bohong?" tanya gus fajar yang juga sama seriusnya dengan naura. "Iya itu benar" sahut naura. "HAHAHA Gila lo, Lo perempuan jadi jadian ya... HAHAHA" balas gus fajar dengan tergelak. Naura yang hingga kini menunggu lelaki itu tidak berhenti tergelak mulai kesal pasalnya sudah hampir satu menit lelaki itu tidak berhenti juga.

"Saat ini gue butuh bantuan untuk nyelesain masalah gue, bukan jadi bahan buat lawakan" sindir naura ketus. "Hmm iya sorry" ucap gus fajar sambil menelan saliva dengan susah payah setelah melihat tatapan tajam pemilik suara tadi.

"Lalu gue disuruh kasih pembelaan dan kenapa bisa sampai ke kawasan itu" jelas naura kembali. "Lalu gue bilang kalau gue datang ingin mengantar berkas milik ustadzah juli kepada ustadz Budi, dan Lo tau? Semua berkas itu bohong, ternyata kosong dan tidak ada apapun... sepertinya memang ada yang sengaja ngejebak gue" lanjut naura dan sesaat kemudian menghela nafas kasar. Naura tidak menyangka sebegitu tidak sukanya orang itu kepadanya sampai menjebak dirinya dengan kekonyolan ini.

"Tadi lo bilang siapa? Ustadz Budi? Dan bagaimana ekspresi wajah ustadzah juli?" tanya gus fajar. "Ya ustadz Budi, dan ustadzah juli malah bertanya balik ke gue, dan wajahnya mungkin saat itu menujukkan kebingungan" jawab naura menggambarkan kejadian saat itu.

"Ck.. seharusnya dari situ lo tau kalau ustadzah juli tidak mungkin terlibat dalam hal itu" jelas gus fajar. "Maksud lu? Kenapa lu seyakin itu?" tanya naura. "Ya karena jika ada orang bersalah gak mungkin dia masang wajah bingung, seharusnya raut wajah dia saat itu tentang dan berpura pura tidak tau". "Karena Ustadz Budi yang lo bilang itu nyata nya tidak ada" terang gus fajar.

"Maksud lo ustadz Budi itu hanya tipuan untuk mengecoh gue?". "Jadi santriwati yang bernama tere itu beneran udah bohongi gue dong" ucap naura kesal

"Lo masih ingat kan wajah santriwati itu?" tanya gus. "Jelas gue inget karena dia juga sempat gue pelintir tangannya, jadi wajah kesakitan nya pun masih inget gue" sahut naura. "Lo ini beneran perempuan jadi jadian ya?" tanya gus fajar diikuti gelaknya kembali. "Dan lu cowo paling tengil dan nyebelin" balas naura membuat gus fajar menghentikan gelaknya.

"Jadi gimana solusinya?" Sambung naura. "Hmm besok kamu cari perempuan yang bernama tere itu, lalu jika ketemu besok jam istirahat kita jumpa lagi disini untuk interogasi perempuan itu" pungkas gus fajar dan disetujui oleh naura.

.....

Keesokannya sesuai arahan dari gus fajar kini naura mulai mencari perempuan yang bernama tere itu. Pencarian perempuan itu lumayan melelahkan, karena ternyata Tere merupakan nama samaran dari perempuan itu.

POV Naura :

"Mir, gue mau nanya sama lo" mulai naura ketika mira selesai mengulang hafalannya. "Iya na, tanyakan saja" sahut mira. "Gini mir lo kan udah lama mondok disini, jadi lu kenal gak sama santriwati yang bernama tere?" tanya mira. "Tere? Setahu aku di sini tidak ada yang bernama tere" jawab mira. "Lu yakin? Tapi kemarin dia kenalin namanya tere" jelas mira. "Setau aku memang gak ada yang bernama tere, karena insyaallah aku juga pernah bantu Naila senior kita mendata seluruh santriwati" jelas mira yakin.

.....

"Awas aja ya lu 'TTP' (tere tukang tipu) ... berani nya lo main main sama gue" umpat naura kesal.

Terpopuler

Comments

bunda Akram/Aqilah

bunda Akram/Aqilah

makin lama makin seruu aja bajanya

2022-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01. Prolog Naura
2 BAB 02. Masih kesal
3 BAB 03. Peringatan awal Papa
4 BAB 04. Masalah x Idola Sekolah
5 BAB 05. Cemburu
6 BAB 06. Tak Ada Kesempatan Lagi
7 BAB 07. Pertemuan Pertama
8 BAB 08. Salah Menduga
9 BAB. 09 Masalah Baru
10 BAB 10. Hukuman
11 BAB 11. POV ustadz fahri (Julukan untuknya)
12 BAB 12. Rasa Penasaran
13 BAB 13. Mendekatkan Diri
14 BAB 14. Mencoba
15 BAB 15. Bertemu Rival
16 BAB 16. Ada Harga Yang Harus Dibayar
17 BAB 17. Kedatangan Dia
18 BAB 18. Surat dari Ustadz Kutub Utara
19 BAB 19. Terjebak??
20 BAB 20. Mencari Pelakunya
21 BAB 21. Ternyata Dia
22 BAB 22. MHUD
23 BAB 23. MHUD
24 BAB 24. MHUD
25 BAB 25. MHUD
26 BAB 26. MHUD
27 BAB 27. MHUD
28 BAB 28. MHUD
29 BAB 29. MHUD
30 BAB 30. MHUD
31 BAB 31. Penolakan?
32 BAB 32. Yang Sebenarnya
33 BAB. 33 Kembali Kerumah
34 BAB 34. Bersama Si Kutub Utara
35 BAB 35. Saling Mengerti
36 BAB 36. Akhirnya Setuju
37 BAB 37. Hasil Istikharah
38 BAB 38. Menjadi Pusat Perhatian
39 BAB 39. Membahas Perjodohan
40 BAB 40. Deal Menikah!
41 BAB 41. Ijab kabul
42 BAB 42. Ritual Malam Pertama
43 BAB 43. Mencetak Si Utun
44 BAB 44. Kecebong Baru?
45 BAB 45. Perhatian Suami Kutubku
46 BAB 46. Keputusan Tinggal Bersama
47 BAB 47. Menggoda Iman
48 BAB 48. Curhat (Curahan Hati) Kutub Utara
49 BAB 49. Cara Menjadi Istri Yang Baik?
50 BAB 50. Malam Panas!
51 51. Tanda Merah?
52 BAB 52. Ustadzah Juli
53 BAB 53. Dibalik Sikap Dinginnya
54 BAB 54. Perasaan Yang Aneh
55 BAB 55. Makan malam Berdua
56 BAB 56. Merahasiakan Hubungan
57 BAB. 57 Salah Paham
58 BAB 58. Rencana Bulan Madu?
59 BAB 59. Kesalahan
60 BAB 60. Dua Pria Jahat!
61 BAB 61. Dia Sang Penyelamat
62 BAB 62. Refleks Gugup
63 BAB 63. Seharian Bersamanya
64 BAB 64. Saling Menerima
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 01. Prolog Naura
2
BAB 02. Masih kesal
3
BAB 03. Peringatan awal Papa
4
BAB 04. Masalah x Idola Sekolah
5
BAB 05. Cemburu
6
BAB 06. Tak Ada Kesempatan Lagi
7
BAB 07. Pertemuan Pertama
8
BAB 08. Salah Menduga
9
BAB. 09 Masalah Baru
10
BAB 10. Hukuman
11
BAB 11. POV ustadz fahri (Julukan untuknya)
12
BAB 12. Rasa Penasaran
13
BAB 13. Mendekatkan Diri
14
BAB 14. Mencoba
15
BAB 15. Bertemu Rival
16
BAB 16. Ada Harga Yang Harus Dibayar
17
BAB 17. Kedatangan Dia
18
BAB 18. Surat dari Ustadz Kutub Utara
19
BAB 19. Terjebak??
20
BAB 20. Mencari Pelakunya
21
BAB 21. Ternyata Dia
22
BAB 22. MHUD
23
BAB 23. MHUD
24
BAB 24. MHUD
25
BAB 25. MHUD
26
BAB 26. MHUD
27
BAB 27. MHUD
28
BAB 28. MHUD
29
BAB 29. MHUD
30
BAB 30. MHUD
31
BAB 31. Penolakan?
32
BAB 32. Yang Sebenarnya
33
BAB. 33 Kembali Kerumah
34
BAB 34. Bersama Si Kutub Utara
35
BAB 35. Saling Mengerti
36
BAB 36. Akhirnya Setuju
37
BAB 37. Hasil Istikharah
38
BAB 38. Menjadi Pusat Perhatian
39
BAB 39. Membahas Perjodohan
40
BAB 40. Deal Menikah!
41
BAB 41. Ijab kabul
42
BAB 42. Ritual Malam Pertama
43
BAB 43. Mencetak Si Utun
44
BAB 44. Kecebong Baru?
45
BAB 45. Perhatian Suami Kutubku
46
BAB 46. Keputusan Tinggal Bersama
47
BAB 47. Menggoda Iman
48
BAB 48. Curhat (Curahan Hati) Kutub Utara
49
BAB 49. Cara Menjadi Istri Yang Baik?
50
BAB 50. Malam Panas!
51
51. Tanda Merah?
52
BAB 52. Ustadzah Juli
53
BAB 53. Dibalik Sikap Dinginnya
54
BAB 54. Perasaan Yang Aneh
55
BAB 55. Makan malam Berdua
56
BAB 56. Merahasiakan Hubungan
57
BAB. 57 Salah Paham
58
BAB 58. Rencana Bulan Madu?
59
BAB 59. Kesalahan
60
BAB 60. Dua Pria Jahat!
61
BAB 61. Dia Sang Penyelamat
62
BAB 62. Refleks Gugup
63
BAB 63. Seharian Bersamanya
64
BAB 64. Saling Menerima

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!