Naura dibuat begitu kesal saat ini, karena yang dia harapkan ustadzah juli melindungi nya tetapi kini malah menyudutkannya.
"Ck..oke, saya naura sama sekali tidak berbohong dengan yang saya ucapkan tujuan gue, eh maksudnya tujuan saya ke tempat ini untuk memberikan berkas ini" sambil menujukkan berkas yang dia pegang. "Boleh saya lihat berkas itu?" pinta ustadzah Juli kemudian naura memberikannya.
"Berkas apa yang kamu maksud naura? berkas kosong maksud kamu?" tanya sinis ustadzah juli dan menunjukkan nya kepada semua orang yang ada disana
"WHAT?? KOSONG??" ucap naura dengan mata membulat besar tak percaya. "Jadi apa lagi alasan kamu naura?" tanya ustadzah juli sedangkan naura yang merasa dirinya dijebak sekarang bertambah emosi dan kesal. "Ck... ustadzah juli yang terhormat jangan melempar batu sembunyi tangan, jelas jelas ini berkas titipan dari anda" ketus naura. "Naura jaga ucapan kamu" tegas ustadzah juli dengan suara sedikit meninggi.
Kini suasana menjadi lebih tegang apalagi diantara keduanya terus saling membalas. "Sepertinya untuk hari ini kita cukup kan dulu, mengenai hukuman yang akan dijatuhkan akan kita putuskan setelah ukhti naura bisa membuktikan apakah yang dikatakan ukhti ini benar, mungkin nantinya ukhti bisa membawa saksi ataupun barang bukti lainnya". tengahi ustadz faisal. "Bagaimana yang lain apakah setuju dengan hasil keputusan ini?" tanya Ustadz. "Setuju Ustadz" jawab semua orang yang ada disana kecuali naura dan ustadzah juli tentunya.
"Ck gak habis pikir gue...siapa sih yang berani jebak gue..." umpat naura dengan wajah kesal hingga saat berjalan kearah gerbang pembatas menuju kawasan santriwati naura yang berpapasan dengan gus fajar ditengah perjalanan menjadi tidak sadar akan kehadiran gus fajar.
"Perempuan itu? Kenapa dia diam saja, biasanya dia selalu ribut dan buat ulah" batin gus fajar melihat naura yang semakin menjauh
....
"Gimana cara gue cari bukti kalau gue gak bersalah" lirih naura. Saat hampir berada di bawah pohon tempat naura bertemu gus fajar naura kini teringat.
"Cowo tengil!". "Ya cowo tengil itu mungkin bisa bantu gue" pikir naura, tanpa banyak bicara lagi naura berniat mendatangi gus fajar.
"Eh tunggu, gue kan gak tau dia dikelas mana" ucap naura tersadar
"Papaaa hikssss..." teriak naura dengan suara tercekat menahan tangis. Sebenarnya naura bukan sepenuhnya ingin menangis karena takut melainkan kenapa disaat seperti ini otaknya sama sekali tidak bisa berpikir jernih.
"Assalamualaikum" ucap seseorang membuat naura kini membuka telapak tangannya yang menutup kedua matanya. "Wa'alaikumussalam..cowo tengil? Ini beneran lu kan?" tanya naura memastikan karena jujur saat ini naura sangat membutuhkan bantuan gus fajar. "Iya ini gue, lo kenapa? Atau jangan-jangan lo memang lagi nungguin gue ya?" Ucap gus fajar dengan menaikkan satu alisnya saat mendengar pertanyaan naura. "Ck.. terserah lu..tapi kali ini memang gue lagi butuh bantuan lu" ucap naura serius
"Sebentar lo abis nangis ya?" selidik gus fajar saat melihat mata naura sedikit berkabut dan lelah. "Gue gak nangis, tapi hampir nangis" sahut naura ketus. "Hahah lucu juga lo ya" sahut gus fajar.
Baru pertama kalinya lelaki itu menjumpai orang yang ditanya tentang keadaannya saat sedih biasanya akan menjawab dengan anggukan ataupun gelengan kepala tetapi gadis itu malah menjawab dengan tegas dan ketus.
"Udah ketawa nya? Kalau udah gue mau ngomong sekarang" pinta naura dengan raut wajah serius membuat gus fajar langsung terdiam.
Naura kini menceritakan kejadian yang baru saja dia alami dengan lengkap kepada gus fajar, tapi saat ini naura menceritakan semuanya dengan raut wajah serius nya. Saat sampai di bagian dia menendang seorang lelaki membuat gus fajar kini memotong ucapan nya. "Hah yang bener aja lu tendang dia...hanya karena dia pikir lu bohong?" tanya gus fajar yang juga sama seriusnya dengan naura. "Iya itu benar" sahut naura. "HAHAHA Gila lo, Lo perempuan jadi jadian ya... HAHAHA" balas gus fajar dengan tergelak. Naura yang hingga kini menunggu lelaki itu tidak berhenti tergelak mulai kesal pasalnya sudah hampir satu menit lelaki itu tidak berhenti juga.
"Saat ini gue butuh bantuan untuk nyelesain masalah gue, bukan jadi bahan buat lawakan" sindir naura ketus. "Hmm iya sorry" ucap gus fajar sambil menelan saliva dengan susah payah setelah melihat tatapan tajam pemilik suara tadi.
"Lalu gue disuruh kasih pembelaan dan kenapa bisa sampai ke kawasan itu" jelas naura kembali. "Lalu gue bilang kalau gue datang ingin mengantar berkas milik ustadzah juli kepada ustadz Budi, dan Lo tau? Semua berkas itu bohong, ternyata kosong dan tidak ada apapun... sepertinya memang ada yang sengaja ngejebak gue" lanjut naura dan sesaat kemudian menghela nafas kasar. Naura tidak menyangka sebegitu tidak sukanya orang itu kepadanya sampai menjebak dirinya dengan kekonyolan ini.
"Tadi lo bilang siapa? Ustadz Budi? Dan bagaimana ekspresi wajah ustadzah juli?" tanya gus fajar. "Ya ustadz Budi, dan ustadzah juli malah bertanya balik ke gue, dan wajahnya mungkin saat itu menujukkan kebingungan" jawab naura menggambarkan kejadian saat itu.
"Ck.. seharusnya dari situ lo tau kalau ustadzah juli tidak mungkin terlibat dalam hal itu" jelas gus fajar. "Maksud lu? Kenapa lu seyakin itu?" tanya naura. "Ya karena jika ada orang bersalah gak mungkin dia masang wajah bingung, seharusnya raut wajah dia saat itu tentang dan berpura pura tidak tau". "Karena Ustadz Budi yang lo bilang itu nyata nya tidak ada" terang gus fajar.
"Maksud lo ustadz Budi itu hanya tipuan untuk mengecoh gue?". "Jadi santriwati yang bernama tere itu beneran udah bohongi gue dong" ucap naura kesal
"Lo masih ingat kan wajah santriwati itu?" tanya gus. "Jelas gue inget karena dia juga sempat gue pelintir tangannya, jadi wajah kesakitan nya pun masih inget gue" sahut naura. "Lo ini beneran perempuan jadi jadian ya?" tanya gus fajar diikuti gelaknya kembali. "Dan lu cowo paling tengil dan nyebelin" balas naura membuat gus fajar menghentikan gelaknya.
"Jadi gimana solusinya?" Sambung naura. "Hmm besok kamu cari perempuan yang bernama tere itu, lalu jika ketemu besok jam istirahat kita jumpa lagi disini untuk interogasi perempuan itu" pungkas gus fajar dan disetujui oleh naura.
.....
Keesokannya sesuai arahan dari gus fajar kini naura mulai mencari perempuan yang bernama tere itu. Pencarian perempuan itu lumayan melelahkan, karena ternyata Tere merupakan nama samaran dari perempuan itu.
POV Naura :
"Mir, gue mau nanya sama lo" mulai naura ketika mira selesai mengulang hafalannya. "Iya na, tanyakan saja" sahut mira. "Gini mir lo kan udah lama mondok disini, jadi lu kenal gak sama santriwati yang bernama tere?" tanya mira. "Tere? Setahu aku di sini tidak ada yang bernama tere" jawab mira. "Lu yakin? Tapi kemarin dia kenalin namanya tere" jelas mira. "Setau aku memang gak ada yang bernama tere, karena insyaallah aku juga pernah bantu Naila senior kita mendata seluruh santriwati" jelas mira yakin.
.....
"Awas aja ya lu 'TTP' (tere tukang tipu) ... berani nya lo main main sama gue" umpat naura kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
bunda Akram/Aqilah
makin lama makin seruu aja bajanya
2022-11-05
0