BAB 08. Salah Menduga

"Ayuk non masuk, nanti papa non nanyain lagi non udah sampai atau belum" ucap mang dodi

"Kalau gak karena ancaman papa akan mecat mereka dan mengusik sahabatku, gak bakal gue mau ke tempat seperti ini" gumam naura

Kini naura pun turun dari mobil dan berjalan kearah dalam pesantren itu.

"Non sebentar" tiba-tiba mang dodi menghadang langkahnya

"Ada apa lagi mang? " tanya naura kesal

"Maaf non, kita sudah sampai di pesantren kan ..."

"Ya terus?" potong naura

"Non pakai dulu jilbab non"

"Ooo..." Sambil mencoba mengenakan jilbab itu

"Sudah non? "

"Gimana cara masang nya?" tanya naura

"Memang non gak bisa ya?" tanya mang dodi

"Ckk, kalau bisa ngapain nanya mang dodi" ucap naura ketus

"Tadi bibi yang pasangkan" dan jarum pentul untuk pashmina itu sudah hilang entah kemana

"Ya udah sini mang dodi bantu" sambil merapikan dan memasang dengan mengikat sederhana kebelakang

"Sudah, non cantik sekali menggunakan jilbab ini" puji mang dodi

"Makasihh mang, ayok" balas naura

Naura berjalan sambil dipapah mang dodi menyusuri tempat itu dan tibalah mereka di tempat yang dari luar terlihat begitu menyejukkan dengan perpaduan warna dinding dan ornamen seperti rumah keraton.

Saat mang dodi mengetuk pintu dan mengucap salam terlihat seorang wanita tua menyambut mereka seperti mbok narti hanya saja dia mengenakan hijab, dia mempersilahkan mereka untuk masuk.

"Silahkan masuk pak" ucap mbok itu

"Terima kasih" balas mang dodi

Dan tak berapa lama mereka menunggu keluarlah seorang pria tua sebaya pak satyo, dengan surban dan memakai pakaian serba putih

"Assalamualaikum, bener ini nak naura?" tanyanya

Sedangkan naura hanya mengangguk mengiyakan

"Sudah besar kamu nak, dan cantik sekali seperti ibumu" ucapnya lagi

"Heheh thanks Om" balas naura, tetapi pria tua itu malah tertawa.

"Memang ada yang salah dengan gue?" batin naura

"Kok Om sih nak?" ucap wanita dari arah samping mendatangi naura

"Ini kyai Abdullah nak, pemilik pesantren Ibadurrahman ini" sambung nya lagi sedangkan naura hanya meringis malu

"Masya allah kamu naura putri anjani? kamu sekarang sudah besar tambah cantik sekali... padahal terakhir kali kamu dateng kemari masi sangat kecil. Sekitar 12 tahun yang lalu seingat umi" ucapnya lagi

Dan setelahnya mereka menceritakan kejadian lucu sewaktu naura masih kecil.

"Dan kalian tau gue hanya terbengong disitu. Ya mana mungkin gue ingat kejadian waktu bocah" batin naura

...

"Tapi Umi senang sekali akhirnya kamu mondok juga di pesantren ini" tuturnya

"Assalamualaikum" ucap seorang dari luar membuyarkan percakapan mereka.

"Wassalamualaikum" ucap mereka semua

"Kamu sudah pulang, bagaimana hasilnya fahri?" tanya umi

"Alhamdulillah umi, dari perwakilan kedua santri, mereka berhasil memenangkan juara 1 santriwati dan santriwan lomba cerdas cermat wawasan islam" ujar pria yang bernama fahri

"Masya allah, Alhamdulillah... Umi bangga sekali sama kalian semua" ucap umi

Sementara naura hanya tetap terdiam malas mendengarkan ucapan mereka.

Matanya saat itu terus melihat lihat sekeliling ruangan hingga berada tepat melihat foto keluarga keluarga kyai dan di sana naura melihat pria yang bermasalah dengannya yang disebut sebagai ustadz oleh orang aneh tadi menjadi satu dengan keluarga kyai Abdullah.

"GILA lelaki mes** ini, jangan jangan dia... " ucap naura sambil menelan kasar saliva nya sendiri

Setelahnya naura refleks melihat kearah sumber suara yang sedang berbicara sejak tadi

" Elo pria otak mes**, ngapain lo kesini, lo pasti ngikutin gue kan?" dengan Percaya dirinya naura berteriak membuat semua orang seketika terdiam

"Astagfirullah" balas lelaki itu dan diikutin seisi rumah itu mengucapkan hal yang sama

"Ada apa nak?" tanya umi

"Ini umi, pria ini sama gengnya tadi gangguin naura dijalan, jadi sakit tau mi kaki naura... Keseleo hiks, sakit... Gara gara dia" sambil menunjuk dan memasang muka kesakitan

"Sebentar sebentar, sebenarnya ada apa ini fahri?" tanya pak kiyai

" Abi, tadi fahri memang benar ketemu wanita ini. Tapi fahri berniat ingin menolongnya" jelas Fahri sopan

"Jika Abi ingin penjelasan.. mungkin bisa bertanya ke salah satu santri" sambungnya

"Benar naila?" tanya pak kiyai

" Pak kyai nggih, yang dikatakan gus fahri memang benar" ucap perempuan bernama naila

"Jika begitu semua yang terjadi hanyalah kesalahpahaman. Nak naura sepertinya salah menduga, sebenarnya niat hati nak fahri ingin menolong tetapi kesalahpahaman lebih dahulu terjadi" ucap kyai

"Ya sudah, nanti umi panggilkan tukang urut untuk mengobati kaki nak naura ya" tambah umi

Karena naura merasa tidak ada yang mau mendengarkannya apalagi membela ditambah seluruh tubuh naura yang pegel karena perjalanan tadi naura memutuskan untuk pergi dari mereka

"Ya sudah. Kalau udah selesai dan gak ada yang mau dibicarakan lagi. Gue mau ke kamar" naura berjalan kearah dalam

"Non" panggil mang dodi pelan

"Apaan lagi sih mang?"

"Non emang tau dimana kamar non?"

"Ehhh iya bener juga kata mang dodi" gumam naura menggerutu kebodohan nya

"Ya udah dimana kamar naura?" tanya naura malas dan sepertinya untuk menutupi rasa malunya.

"Naura sayang ini ndalem," kekeh umi. "Tempat naura bersama santriwati lain" perjelas umi

"Nak naila. Umi minta tolong antar naura ke kamar Jannah ya" pinta umi

"Baik umi Naila akan antar kan, Assalamualaikum" ucap santriwati bernama naila itu

"Mari... " sambil mengajak naura untuk keluar

Sementara naura membawa koper dan barang bawaannya hanya tertunduk mengikuti langkah santriwati itu dan dengan sedikit tertatih sambil menggaruk tengkuknya yang tentunya tidak gatal melainkan menahan rasa malu.

Setelah berjalan melewati beberapa kamar mereka kini sampai.

"Kita sudah sampai" ucap naila

"Kamu bisa merapikan barang yang kamu bawa didalam" lanjutnya

"Saya permisi dulu mau masuk kelas.. Assalamualaikum" ucap naila

"Oke... Thanks ya" balas naura

Saat masuk kedalaman kamar naura dibuat terkejut pasalnya kamar yang akan dia tempati tidak sesuai apa yang dia bayangkan.

"Ini kamar gue? gak salah? luasan lagi kamar mandi gue, ckk sial banget sih nasib gue"

Naura kemudian menghempaskan tubuhnya ke kasur sepetak itu, dan tentunya tidak senyaman kasurnya dulu.

"Papa..." keluh naura.

Hening sejenak... naura melihat kearah atas atap itu

"Oiya gue harus kabari papa kalau gue udah sampai sekarang"

Dia pun membuka ponselnya setelah itu dia kirimkan pesan itu kepada papa nya.

To : PAPA

'PA naura udah sampai sekarang. Udah sampai dengan selamat. Papa gak usah khawatir. Naura bisa jaga diri dengan baik disni. Sampaikan salam ke mama juga. Mama belum ada telpon naura sejak tadi'

_Naura cantik_

Setelah terkirim diapun terlelap seperti biasanya.

....

"Aaa..." teriak seseorang perempuan kemudian melempari ke sosok yang sedang tidur.

"Apa apaan si mbok" suara khas bangun tidur

"Kamu siapa?" tanya salah seorang diantara mereka

"Kalian yang siapa?" tanya balik naura sambil mengumpulkan nyawanya

"Kami pemilik kamar ini, kamu ngapain dikamar kami?"

"Hmm tadi...." ucapan naura terhenti karena dia juga tidak tahu harus menjelaskan bagaimana..

Episodes
1 BAB 01. Prolog Naura
2 BAB 02. Masih kesal
3 BAB 03. Peringatan awal Papa
4 BAB 04. Masalah x Idola Sekolah
5 BAB 05. Cemburu
6 BAB 06. Tak Ada Kesempatan Lagi
7 BAB 07. Pertemuan Pertama
8 BAB 08. Salah Menduga
9 BAB. 09 Masalah Baru
10 BAB 10. Hukuman
11 BAB 11. POV ustadz fahri (Julukan untuknya)
12 BAB 12. Rasa Penasaran
13 BAB 13. Mendekatkan Diri
14 BAB 14. Mencoba
15 BAB 15. Bertemu Rival
16 BAB 16. Ada Harga Yang Harus Dibayar
17 BAB 17. Kedatangan Dia
18 BAB 18. Surat dari Ustadz Kutub Utara
19 BAB 19. Terjebak??
20 BAB 20. Mencari Pelakunya
21 BAB 21. Ternyata Dia
22 BAB 22. MHUD
23 BAB 23. MHUD
24 BAB 24. MHUD
25 BAB 25. MHUD
26 BAB 26. MHUD
27 BAB 27. MHUD
28 BAB 28. MHUD
29 BAB 29. MHUD
30 BAB 30. MHUD
31 BAB 31. Penolakan?
32 BAB 32. Yang Sebenarnya
33 BAB. 33 Kembali Kerumah
34 BAB 34. Bersama Si Kutub Utara
35 BAB 35. Saling Mengerti
36 BAB 36. Akhirnya Setuju
37 BAB 37. Hasil Istikharah
38 BAB 38. Menjadi Pusat Perhatian
39 BAB 39. Membahas Perjodohan
40 BAB 40. Deal Menikah!
41 BAB 41. Ijab kabul
42 BAB 42. Ritual Malam Pertama
43 BAB 43. Mencetak Si Utun
44 BAB 44. Kecebong Baru?
45 BAB 45. Perhatian Suami Kutubku
46 BAB 46. Keputusan Tinggal Bersama
47 BAB 47. Menggoda Iman
48 BAB 48. Curhat (Curahan Hati) Kutub Utara
49 BAB 49. Cara Menjadi Istri Yang Baik?
50 BAB 50. Malam Panas!
51 51. Tanda Merah?
52 BAB 52. Ustadzah Juli
53 BAB 53. Dibalik Sikap Dinginnya
54 BAB 54. Perasaan Yang Aneh
55 BAB 55. Makan malam Berdua
56 BAB 56. Merahasiakan Hubungan
57 BAB. 57 Salah Paham
58 BAB 58. Rencana Bulan Madu?
59 BAB 59. Kesalahan
60 BAB 60. Dua Pria Jahat!
61 BAB 61. Dia Sang Penyelamat
62 BAB 62. Refleks Gugup
63 BAB 63. Seharian Bersamanya
64 BAB 64. Saling Menerima
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 01. Prolog Naura
2
BAB 02. Masih kesal
3
BAB 03. Peringatan awal Papa
4
BAB 04. Masalah x Idola Sekolah
5
BAB 05. Cemburu
6
BAB 06. Tak Ada Kesempatan Lagi
7
BAB 07. Pertemuan Pertama
8
BAB 08. Salah Menduga
9
BAB. 09 Masalah Baru
10
BAB 10. Hukuman
11
BAB 11. POV ustadz fahri (Julukan untuknya)
12
BAB 12. Rasa Penasaran
13
BAB 13. Mendekatkan Diri
14
BAB 14. Mencoba
15
BAB 15. Bertemu Rival
16
BAB 16. Ada Harga Yang Harus Dibayar
17
BAB 17. Kedatangan Dia
18
BAB 18. Surat dari Ustadz Kutub Utara
19
BAB 19. Terjebak??
20
BAB 20. Mencari Pelakunya
21
BAB 21. Ternyata Dia
22
BAB 22. MHUD
23
BAB 23. MHUD
24
BAB 24. MHUD
25
BAB 25. MHUD
26
BAB 26. MHUD
27
BAB 27. MHUD
28
BAB 28. MHUD
29
BAB 29. MHUD
30
BAB 30. MHUD
31
BAB 31. Penolakan?
32
BAB 32. Yang Sebenarnya
33
BAB. 33 Kembali Kerumah
34
BAB 34. Bersama Si Kutub Utara
35
BAB 35. Saling Mengerti
36
BAB 36. Akhirnya Setuju
37
BAB 37. Hasil Istikharah
38
BAB 38. Menjadi Pusat Perhatian
39
BAB 39. Membahas Perjodohan
40
BAB 40. Deal Menikah!
41
BAB 41. Ijab kabul
42
BAB 42. Ritual Malam Pertama
43
BAB 43. Mencetak Si Utun
44
BAB 44. Kecebong Baru?
45
BAB 45. Perhatian Suami Kutubku
46
BAB 46. Keputusan Tinggal Bersama
47
BAB 47. Menggoda Iman
48
BAB 48. Curhat (Curahan Hati) Kutub Utara
49
BAB 49. Cara Menjadi Istri Yang Baik?
50
BAB 50. Malam Panas!
51
51. Tanda Merah?
52
BAB 52. Ustadzah Juli
53
BAB 53. Dibalik Sikap Dinginnya
54
BAB 54. Perasaan Yang Aneh
55
BAB 55. Makan malam Berdua
56
BAB 56. Merahasiakan Hubungan
57
BAB. 57 Salah Paham
58
BAB 58. Rencana Bulan Madu?
59
BAB 59. Kesalahan
60
BAB 60. Dua Pria Jahat!
61
BAB 61. Dia Sang Penyelamat
62
BAB 62. Refleks Gugup
63
BAB 63. Seharian Bersamanya
64
BAB 64. Saling Menerima

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!