.....
Di dalam perjalanan tidak ada kata lain selain umpatan kekesalan dari naura hingga tanpa sadar naura kini telah sampai di depan gerbang pembatas itu.
"Oke gue masuk sekarang..." ucap naura. Terlihat jelas perbedaan raut wajah naura dibandingkan waktu pertama kali memasuki kawasan ini, yang dulunya rasa penasaran mati matian mendorongnya, sekarang malah rasa takut jika kesalahannya yang dulu terulang kembali. Karena naura juga masi ingat hukuman waktu itu saja belum terlaksana nya dan tidak mungkin hanya karena mengantar berkas yang pada dasarnya diperintahkan oleh Ustadzah nya dia akan mendapatkan hukuman baru.
"Oke naura tenang...gak ada yang perlu lu takuti saat ini, semua akan baik-baik aja" gumam naura
Saat pertama kali menginjakkan kakinya di kawasan itu, netra naura langsung tertuju pada lapangan tempat dia dulu bermain dengan gus fajar hingga netra naura sekarang malah menelusuri area sekitar hanya untuk mencari keberadaan gus fajar meskipun nihil hasilnya.
Naura kini terus berjalan ke sebuah lorong hingga sampailah dia disuatu ruangan yang sepertinya itu lorong kelas. Naura cukup senang karena dia berpikir bahwa kantor yang akan dia datangi tempatnya pasti akan terlihat sebentar lagi.
Saat naura terus berjalan tepat diujung sana terlihat kumpulan para santri yang sepertinya sedang berbicara, dari arah jauh naura dapat melihat nya.
"Gimana ni, lewati atau enggak?" tanyanya pada diri sendiri. Karena merasa sudah terlanjur maka mau tidak mau naura harus melewati tempat itu.
"Ck kenapa sih gue selalu lupa arah.." ucap naura merutuki dirinya sendiri, saat dibawa pertama kali menuju ruangan Ustadz fahri naura tidak memperhatikan jalanan menuju tempat itu, dia malah asik bergurau dengan batinnya mengejek gus fajar sambil mengikuti langkah pemandu jalan yaitu Ustadz fahri.
Karena sibuk dengan pemikirannya kini sekitar kurang dari sepuluh langkah lagi naura akan sampai menuju para santri itu, dapat dilihat semua santri yang ada di sana saat ini sedang menatap ke arah naura.
"Ck dasar lelaki mata keranjang, malah pada liatin gue lagi..." umpat nya kesal. "Ngapain lu pada liatin gue?" tanya naura yang mana seharusnya pertanyaan yang dia tanyakan, *dimana kantor ataupun ruangan ustadz Budi?*. Entahlah aku juga tidak tahu kenapa gadis itu biasa menanyakan hal yang kurang penting setiap tersulut emosi.
"Astagfirullah.." ucap mereka bersamaan. Kecuali satu orang santri yang sedari tadi aneh karena hanya menatap kearahnya dengan tatapan sedikit berbeda. "Elu kenapa liatin gue gitu hah?" tanya naura. "Hmm subhanallah kenapa ada bidadari di sini...." rancau jawaban lelaki itu. "Ckk dasar lu buaya jantan" balas naura sedikit kesal tetapi tidak bisa dipungkiri naluri senang seorang perempuan jika dipuji sedikit ada.
Karena tidak ingin berlama-lama juga ditempat itu naura kini beralih bertanya kepada para santri lainnya. "Lu semua, dimana kantor atau ruangan pak Budi?" tanya naura sambil menunjuk mereka yang jelas itu sangat tidak sopan. Dan mungkin baru kali ini juga para santriwan itu menjumpai seorang ukhti di lingkungan pesantren yang berani masuk ke kawasan mereka dan tidak menundukkan pandangan sedikit pun.
"Pak Budi?" serempak mereka. "Disini tidak ada Ustadz yang namanya Budi... sepertinya ukhti salah jadi lebih baik ukhti segera pergi dari kawasan ini" ucap salah seorang diantara mereka. Hal itu lantas tidak membuat naura percaya begitu saja. "Lu jangan coba bohongi gue ya" kesal naura dan memilih pergi meninggalkan mereka yang baginya sama sekali tidak memberikan informasi apapun.
Saat beranjak meninggalkan mereka terdengar suara yang mengatakan "Jangan jangan itu akal akalan kamu supaya diizinkan masuk di kawasan ini" tuduh seorang santri lainnya. Sontak hal itu membuat naura terhenti dan berbalik kebelakang. "Apa yang lu bilang barusan?" tanya naura memastikan pendengaran nya. "Saya merasa kamu berbohong agar diizinkan masuk ke kawasan ini" jelas lelaki yang saat ini tepat berada di hadapan naura.
Bukkkk....
Satu tendangan lurus menjurus ke perut lelaki itu hingga dia tersungkur kebelakang menyebabkan dua santri lainnya ikut terdorong. Kali ini naura dapat menyeimbangkan tubuhnya karena sudah mulai terbiasa menggunakan rok dan lagi pula beruntung rok yang dikenakan naura longgar.
"Rasain lu, makanya omongan tu dijaga" pungkas naura sambil mengibaskan kedua tangannya. Saat hendak pergi, "Astagfirullah apa apaan ini?" tanya seseorang perempuan dari arah belakang dan itu berhasil memberhentikan langkah kaki naura.
"Assalamualaikum ustadz, ustadzah" salam santri lainnya. "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh" jawab keduanya. "Ada apa ini?" ucap seseorang yang dipanggil ustadz itu. "Kamu naura kan santriwati baru itu?" tanya ustadzah juli. "Ckk udah tau nanya lu, padahal lu sering buat malu gue, tadi pagi juga baru jumpa dan gara gara lu gue ke tempat ini" umpat naura kesal dalam batinnya
Sementara kini naura malah terdiam dan tidak ingin berniat menjawab pertanyaan yang konyol baginya.
"Kalian bertiga dan satu saksi lainnya ikut keruangan saya beserta ukhti ini" ucap Ustadz itu. "Ck pasti akan ada drama baru ni" decak kesal naura yang masih dapat didengar yang lainnya. "Naura, jaga bicara mu" tegur Ustadzah juli
....
Saat ini mereka semua sudah berkumpul disuatu ruangan, dapat dilihat ketiga santriwan yang terdorong naura beserta satu santriwan yang menjadi saksi terlihat cemas, berbanding terbalik dengan sikap naura yang lebih terlihat biasa saja bahkan masi dapat memandang sekeliling dengan begitu santainya.
"Aji coba kamu jelaskan apa yang sebenarnya terjadi". ucap Ustadz faisal kepada santriwan bernama aji yang menjadi saksi dalam forum itu" Jelaskan tanpa menambah ataupun mengurangi kejadian yang sudah terjadi dan kamu lihat" mulai ustadz dengan wajah seriusnya, tetapi bisa dilihat ustadz faisal ini begitu manis karena wajah seriusnya pun tetap enak dilihat.
"Nggih Ustadz faisal" ucap santri sebagai saksi itu. Dengan panjang lebar saksi itu menceritakan kejadian yang terjadi. Dan naura sama sekali tidak menyangkal itu karena naura merasa yang dikatakan lelaki itu sudah benar adanya.
"Jadi untuk antum bertiga bagaimana apakah ada yang ingin ditambahkan?" tanya ustadz faisal. "Na'am ustadz, yang dijelaskan aji semuanya sudah benar, tetapi saya hanya meminta supaya ukhti ini diberikan hukuman karena sudah melanggar aturan dan membuat kami cedera" ucap perwakilan lelaki yang terkena tendangan naura. "Ehh gak laki banget sih lu" spontan naura, karena baru kali ini ada seorang lelaki yang meminta agar seorang perempuan dihukum, biasanya ketika dia salah pun lelaki yang jadi saksi ataupun yang di buatnya cedera malah mengakui itu bukan kesalahan naura.
"Diam naura, sekarang belum giliran kamu bicara" tegas ustadzah juli sedangkan naura hanya memperlihatkan ekspresi kesalnya. "Lanjut sekarang dari ukhti, coba ukhti jelaskan mengapa ukhti bisa berada dikawasan santriwan dan sampai menendang mereka?" tanya ustadz faisal
"Jadi gini, tujuan gue datang kesini karena gue disuruh ustadzah juli untuk nganterin berkas ini ke ruangan ustadz Budi...". "Saya? ustadz Budi? Maksud kamu apa naura?" tanya ustadzah juli. "Ck, mana gue tau elu yang nyuruh gue tadi" jelas naura santai. "Naura, saya rasa panggilan untuk diri kamu dan untuk orang lain di forum ini harus diganti, jangan gunakan kata yang tidak sopan didengar" tegas ustadzah juli
.....
Lanjut Up lagi ???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Desta
lanjut Thor.
2022-11-04
1