BAB 19. Terjebak??

.....

Di dalam perjalanan tidak ada kata lain selain umpatan kekesalan dari naura hingga tanpa sadar naura kini telah sampai di depan gerbang pembatas itu.

"Oke gue masuk sekarang..." ucap naura. Terlihat jelas perbedaan raut wajah naura dibandingkan waktu pertama kali memasuki kawasan ini, yang dulunya rasa penasaran mati matian mendorongnya, sekarang malah rasa takut jika kesalahannya yang dulu terulang kembali. Karena naura juga masi ingat hukuman waktu itu saja belum terlaksana nya dan tidak mungkin hanya karena mengantar berkas yang pada dasarnya diperintahkan oleh Ustadzah nya dia akan mendapatkan hukuman baru.

"Oke naura tenang...gak ada yang perlu lu takuti saat ini, semua akan baik-baik aja" gumam naura

Saat pertama kali menginjakkan kakinya di kawasan itu, netra naura langsung tertuju pada lapangan tempat dia dulu bermain dengan gus fajar hingga netra naura sekarang malah menelusuri area sekitar hanya untuk mencari keberadaan gus fajar meskipun nihil hasilnya.

Naura kini terus berjalan ke sebuah lorong hingga sampailah dia disuatu ruangan yang sepertinya itu lorong kelas. Naura cukup senang karena dia berpikir bahwa kantor yang akan dia datangi tempatnya pasti akan terlihat sebentar lagi.

Saat naura terus berjalan tepat diujung sana terlihat kumpulan para santri yang sepertinya sedang berbicara, dari arah jauh naura dapat melihat nya.

"Gimana ni, lewati atau enggak?" tanyanya pada diri sendiri. Karena merasa sudah terlanjur maka mau tidak mau naura harus melewati tempat itu.

"Ck kenapa sih gue selalu lupa arah.." ucap naura merutuki dirinya sendiri, saat dibawa pertama kali menuju ruangan Ustadz fahri naura tidak memperhatikan jalanan menuju tempat itu, dia malah asik bergurau dengan batinnya mengejek gus fajar sambil mengikuti langkah pemandu jalan yaitu Ustadz fahri.

Karena sibuk dengan pemikirannya kini sekitar kurang dari sepuluh langkah lagi naura akan sampai menuju para santri itu, dapat dilihat semua santri yang ada di sana saat ini sedang menatap ke arah naura.

"Ck dasar lelaki mata keranjang, malah pada liatin gue lagi..." umpat nya kesal. "Ngapain lu pada liatin gue?" tanya naura yang mana seharusnya pertanyaan yang dia tanyakan, *dimana kantor ataupun ruangan ustadz Budi?*. Entahlah aku juga tidak tahu kenapa gadis itu biasa menanyakan hal yang kurang penting setiap tersulut emosi.

"Astagfirullah.." ucap mereka bersamaan. Kecuali satu orang santri yang sedari tadi aneh karena hanya menatap kearahnya dengan tatapan sedikit berbeda. "Elu kenapa liatin gue gitu hah?" tanya naura. "Hmm subhanallah kenapa ada bidadari di sini...." rancau jawaban lelaki itu. "Ckk dasar lu buaya jantan" balas naura sedikit kesal tetapi tidak bisa dipungkiri naluri senang seorang perempuan jika dipuji sedikit ada.

Karena tidak ingin berlama-lama juga ditempat itu naura kini beralih bertanya kepada para santri lainnya. "Lu semua, dimana kantor atau ruangan pak Budi?" tanya naura sambil menunjuk mereka yang jelas itu sangat tidak sopan. Dan mungkin baru kali ini juga para santriwan itu menjumpai seorang ukhti di lingkungan pesantren yang berani masuk ke kawasan mereka dan tidak menundukkan pandangan sedikit pun.

"Pak Budi?" serempak mereka. "Disini tidak ada Ustadz yang namanya Budi... sepertinya ukhti salah jadi lebih baik ukhti segera pergi dari kawasan ini" ucap salah seorang diantara mereka. Hal itu lantas tidak membuat naura percaya begitu saja. "Lu jangan coba bohongi gue ya" kesal naura dan memilih pergi meninggalkan mereka yang baginya sama sekali tidak memberikan informasi apapun.

Saat beranjak meninggalkan mereka terdengar suara yang mengatakan "Jangan jangan itu akal akalan kamu supaya diizinkan masuk di kawasan ini" tuduh seorang santri lainnya. Sontak hal itu membuat naura terhenti dan berbalik kebelakang. "Apa yang lu bilang barusan?" tanya naura memastikan pendengaran nya. "Saya merasa kamu berbohong agar diizinkan masuk ke kawasan ini" jelas lelaki yang saat ini tepat berada di hadapan naura.

Bukkkk....

Satu tendangan lurus menjurus ke perut lelaki itu hingga dia tersungkur kebelakang menyebabkan dua santri lainnya ikut terdorong. Kali ini naura dapat menyeimbangkan tubuhnya karena sudah mulai terbiasa menggunakan rok dan lagi pula beruntung rok yang dikenakan naura longgar.

"Rasain lu, makanya omongan tu dijaga" pungkas naura sambil mengibaskan kedua tangannya. Saat hendak pergi, "Astagfirullah apa apaan ini?" tanya seseorang perempuan dari arah belakang dan itu berhasil memberhentikan langkah kaki naura.

"Assalamualaikum ustadz, ustadzah" salam santri lainnya. "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh" jawab keduanya. "Ada apa ini?" ucap seseorang yang dipanggil ustadz itu. "Kamu naura kan santriwati baru itu?" tanya ustadzah juli. "Ckk udah tau nanya lu, padahal lu sering buat malu gue, tadi pagi juga baru jumpa dan gara gara lu gue ke tempat ini" umpat naura kesal dalam batinnya

Sementara kini naura malah terdiam dan tidak ingin berniat menjawab pertanyaan yang konyol baginya.

"Kalian bertiga dan satu saksi lainnya ikut keruangan saya beserta ukhti ini" ucap Ustadz itu. "Ck pasti akan ada drama baru ni" decak kesal naura yang masih dapat didengar yang lainnya. "Naura, jaga bicara mu" tegur Ustadzah juli

....

Saat ini mereka semua sudah berkumpul disuatu ruangan, dapat dilihat ketiga santriwan yang terdorong naura beserta satu santriwan yang menjadi saksi terlihat cemas, berbanding terbalik dengan sikap naura yang lebih terlihat biasa saja bahkan masi dapat memandang sekeliling dengan begitu santainya.

"Aji coba kamu jelaskan apa yang sebenarnya terjadi". ucap Ustadz faisal kepada santriwan bernama aji yang menjadi saksi dalam forum itu" Jelaskan tanpa menambah ataupun mengurangi kejadian yang sudah terjadi dan kamu lihat" mulai ustadz dengan wajah seriusnya, tetapi bisa dilihat ustadz faisal ini begitu manis karena wajah seriusnya pun tetap enak dilihat.

"Nggih Ustadz faisal" ucap santri sebagai saksi itu. Dengan panjang lebar saksi itu menceritakan kejadian yang terjadi. Dan naura sama sekali tidak menyangkal itu karena naura merasa yang dikatakan lelaki itu sudah benar adanya.

"Jadi untuk antum bertiga bagaimana apakah ada yang ingin ditambahkan?" tanya ustadz faisal. "Na'am ustadz, yang dijelaskan aji semuanya sudah benar, tetapi saya hanya meminta supaya ukhti ini diberikan hukuman karena sudah melanggar aturan dan membuat kami cedera" ucap perwakilan lelaki yang terkena tendangan naura. "Ehh gak laki banget sih lu" spontan naura, karena baru kali ini ada seorang lelaki yang meminta agar seorang perempuan dihukum, biasanya ketika dia salah pun lelaki yang jadi saksi ataupun yang di buatnya cedera malah mengakui itu bukan kesalahan naura.

"Diam naura, sekarang belum giliran kamu bicara" tegas ustadzah juli sedangkan naura hanya memperlihatkan ekspresi kesalnya. "Lanjut sekarang dari ukhti, coba ukhti jelaskan mengapa ukhti bisa berada dikawasan santriwan dan sampai menendang mereka?" tanya ustadz faisal

"Jadi gini, tujuan gue datang kesini karena gue disuruh ustadzah juli untuk nganterin berkas ini ke ruangan ustadz Budi...". "Saya? ustadz Budi? Maksud kamu apa naura?" tanya ustadzah juli. "Ck, mana gue tau elu yang nyuruh gue tadi" jelas naura santai. "Naura, saya rasa panggilan untuk diri kamu dan untuk orang lain di forum ini harus diganti, jangan gunakan kata yang tidak sopan didengar" tegas ustadzah juli

.....

Lanjut Up lagi ???

Terpopuler

Comments

Desta

Desta

lanjut Thor.

2022-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01. Prolog Naura
2 BAB 02. Masih kesal
3 BAB 03. Peringatan awal Papa
4 BAB 04. Masalah x Idola Sekolah
5 BAB 05. Cemburu
6 BAB 06. Tak Ada Kesempatan Lagi
7 BAB 07. Pertemuan Pertama
8 BAB 08. Salah Menduga
9 BAB. 09 Masalah Baru
10 BAB 10. Hukuman
11 BAB 11. POV ustadz fahri (Julukan untuknya)
12 BAB 12. Rasa Penasaran
13 BAB 13. Mendekatkan Diri
14 BAB 14. Mencoba
15 BAB 15. Bertemu Rival
16 BAB 16. Ada Harga Yang Harus Dibayar
17 BAB 17. Kedatangan Dia
18 BAB 18. Surat dari Ustadz Kutub Utara
19 BAB 19. Terjebak??
20 BAB 20. Mencari Pelakunya
21 BAB 21. Ternyata Dia
22 BAB 22. MHUD
23 BAB 23. MHUD
24 BAB 24. MHUD
25 BAB 25. MHUD
26 BAB 26. MHUD
27 BAB 27. MHUD
28 BAB 28. MHUD
29 BAB 29. MHUD
30 BAB 30. MHUD
31 BAB 31. Penolakan?
32 BAB 32. Yang Sebenarnya
33 BAB. 33 Kembali Kerumah
34 BAB 34. Bersama Si Kutub Utara
35 BAB 35. Saling Mengerti
36 BAB 36. Akhirnya Setuju
37 BAB 37. Hasil Istikharah
38 BAB 38. Menjadi Pusat Perhatian
39 BAB 39. Membahas Perjodohan
40 BAB 40. Deal Menikah!
41 BAB 41. Ijab kabul
42 BAB 42. Ritual Malam Pertama
43 BAB 43. Mencetak Si Utun
44 BAB 44. Kecebong Baru?
45 BAB 45. Perhatian Suami Kutubku
46 BAB 46. Keputusan Tinggal Bersama
47 BAB 47. Menggoda Iman
48 BAB 48. Curhat (Curahan Hati) Kutub Utara
49 BAB 49. Cara Menjadi Istri Yang Baik?
50 BAB 50. Malam Panas!
51 51. Tanda Merah?
52 BAB 52. Ustadzah Juli
53 BAB 53. Dibalik Sikap Dinginnya
54 BAB 54. Perasaan Yang Aneh
55 BAB 55. Makan malam Berdua
56 BAB 56. Merahasiakan Hubungan
57 BAB. 57 Salah Paham
58 BAB 58. Rencana Bulan Madu?
59 BAB 59. Kesalahan
60 BAB 60. Dua Pria Jahat!
61 BAB 61. Dia Sang Penyelamat
62 BAB 62. Refleks Gugup
63 BAB 63. Seharian Bersamanya
64 BAB 64. Saling Menerima
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 01. Prolog Naura
2
BAB 02. Masih kesal
3
BAB 03. Peringatan awal Papa
4
BAB 04. Masalah x Idola Sekolah
5
BAB 05. Cemburu
6
BAB 06. Tak Ada Kesempatan Lagi
7
BAB 07. Pertemuan Pertama
8
BAB 08. Salah Menduga
9
BAB. 09 Masalah Baru
10
BAB 10. Hukuman
11
BAB 11. POV ustadz fahri (Julukan untuknya)
12
BAB 12. Rasa Penasaran
13
BAB 13. Mendekatkan Diri
14
BAB 14. Mencoba
15
BAB 15. Bertemu Rival
16
BAB 16. Ada Harga Yang Harus Dibayar
17
BAB 17. Kedatangan Dia
18
BAB 18. Surat dari Ustadz Kutub Utara
19
BAB 19. Terjebak??
20
BAB 20. Mencari Pelakunya
21
BAB 21. Ternyata Dia
22
BAB 22. MHUD
23
BAB 23. MHUD
24
BAB 24. MHUD
25
BAB 25. MHUD
26
BAB 26. MHUD
27
BAB 27. MHUD
28
BAB 28. MHUD
29
BAB 29. MHUD
30
BAB 30. MHUD
31
BAB 31. Penolakan?
32
BAB 32. Yang Sebenarnya
33
BAB. 33 Kembali Kerumah
34
BAB 34. Bersama Si Kutub Utara
35
BAB 35. Saling Mengerti
36
BAB 36. Akhirnya Setuju
37
BAB 37. Hasil Istikharah
38
BAB 38. Menjadi Pusat Perhatian
39
BAB 39. Membahas Perjodohan
40
BAB 40. Deal Menikah!
41
BAB 41. Ijab kabul
42
BAB 42. Ritual Malam Pertama
43
BAB 43. Mencetak Si Utun
44
BAB 44. Kecebong Baru?
45
BAB 45. Perhatian Suami Kutubku
46
BAB 46. Keputusan Tinggal Bersama
47
BAB 47. Menggoda Iman
48
BAB 48. Curhat (Curahan Hati) Kutub Utara
49
BAB 49. Cara Menjadi Istri Yang Baik?
50
BAB 50. Malam Panas!
51
51. Tanda Merah?
52
BAB 52. Ustadzah Juli
53
BAB 53. Dibalik Sikap Dinginnya
54
BAB 54. Perasaan Yang Aneh
55
BAB 55. Makan malam Berdua
56
BAB 56. Merahasiakan Hubungan
57
BAB. 57 Salah Paham
58
BAB 58. Rencana Bulan Madu?
59
BAB 59. Kesalahan
60
BAB 60. Dua Pria Jahat!
61
BAB 61. Dia Sang Penyelamat
62
BAB 62. Refleks Gugup
63
BAB 63. Seharian Bersamanya
64
BAB 64. Saling Menerima

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!