Sementara keadaan didalam kelas sudah berbeda. Guru killer sudah memasuki kelas dan melihat satu bangku kosong. Ya, tentu saja itu bangku naura.
"Dimana naura? " tanya pak bandi sementara semua hanya terdiam. "Mela? "tanya pak bandi
" T tadi ada pak, tapi sekarang gak tau pak dimana..." jawab mel gugup
" Suruh dia nanti keruangan saya" tukas pak bandi
Akhirnya bel pulang telah berbunyi menandakan bahwa pembelajaran hari ini telah selesai...
"Aduh sumpah deh gue kalau pak Bandi yang ngajar, gue ngerasa macem tahanan, gak bisa gue bergerak sedikit pun" ucap tara
"Bener, liat aja matematik gue nilainya cuman 20, padahal udah mati-matian gue ngerjainnya" tambah yola sambil menunjukkan kertas nya
"Kalah lo semua, liat nilai gue 100" yola sontak menarik Kertas nilai tersebut
"Hahaha Gila loh, ini NOL dan lo tambahin kan di samping kiri 1 dan kanan nya 0" ejek yola
"Hehehe " hanya kata itu yang terlontar dari mulut mela
" Ehhh guys sebentar, kok naura belum kembali juga? " tanya tara
" Iyaa, cari yok tar, tinggalin aja si anak pak bandi sama nilai 100 nya" ucap yola penuh penekanan
Setelah mencari beberapa saat, akhirnya mereka menemukan naura sedang menunduk sambil tangannya memainkan percikan air di kolam
"Na, lo ngapain disini?" tanya tara namun tidak ada jawaban dari arah sana. Sampai akhirnya mereka mendekat
" Na, lo marah ya sama kita?" tanya yola
Sementara Naura hanya menggeleng
" Kalau lo gak marah ke kita, lo ngomong dong" tambah yola
" Gue mau pulang, udah selesai kan pelajaran pak bandi? " balasnya
" Udah na, tapi tadi pak bandi titip pesan katanya lu harus jumpai dia di ruangannya" ucap tara
"Besok, kalau inget, Ayo pulang" balasnya dengan santai
Karena tak ingin membuat mood naura kembali buruk, mereka pun hanya mengikutinya.
(Terdengar pengumuman dari atas forum)
Assalamualaikum
Selamat siang anak-anak bapak
..........
Suara itu semakin jelas karena mereka sekarang tepat berada ujung sisi forum itu. "Na, liat" sambil mengarahkan nya ke sumber suara itu.
"Wihh, keren banget sih laki lu, gue pengen deh punya laki kayak gitu, udah ganteng, keren abis, ketua OSIS, pinter, juara terus lagi tiap mewakili lomba disekolah kita, idaman banget deh pokoknya, meleleh gue na" ucap yola
"Bener banget, gimana sih na rasanya vidio call sama dia terus di bucini gitu" ucap tara sambil menumpang dagunya dengan tangannya
"Ambil... " Balas naura, sedangkan yola dan tara hanya terkejut mendengar kata itu
" Ihhh serius lo na?, ntar lo nyesel, gk hanya kita loh yang kagum sama laki lu" ucap yola
"Satu sekolah bahkan cewek - cewek diluar sekolahan kita juga banyak yang mengidolakan dia, jadi lo harus hati - hati jangan cuek amat Gini" tambah tara
Saat Naura melihat kearah forum, bum tatapan mata adit tepat mengarah kearah nya.
"Na, lo liat na, dia liat kearah kita na" jerit yola centil
Sedangkan naura, dia masi kesal dengan kejadian tadi di kantin jadi dia pergi begitu saja meninggalkan mereka semua
Setelah sampai dirumah, Naura langsung menuju kamarnya. Gadis itu merebahkan tubuhnya, rasa sedih bercampur kesal sedang dirasakannya. Benar sekali, gadis itu kesal akan ku. Gadis itu menghujat ku, merasa bahwa ini semua salah ku. Gadis itu menginginkan aku tak menceritakan hal apapun pun kepadamu. Karena gadis itu sedang tak suka kepadaku. Ingin aku memakinya dan mengatakan jika ini bukan kesalahan ku, dan cobalah belajar menerimaku... Harimu:)
POV Aditya
Seorang gadis berdiri diujung sana, bersama dua sahabat lainnya. Tapi mataku terus menuju kearahnya. Tak ingin rasanya aku melihat kearah lain. Tentu saja dia, Naura ku.
" Jadi, bapak mengumpulkan kalian semua disiang hari ini untuk memberitahukan jika teman kalian Aditya Mahendra kembali membanggakan nama sekolah kita dengan menjuarai olimpiade matematika tingkat nasional....... "
Aku menghiraukan kelanjutan dari pengumuman itu, karena ku rasa hal ini tidak perlu untuk diberitahukan seheboh ini, apalagi sampai mengumpulkan anak anak lain yang akan hendak pulang.
Aku terus fokus melihat naura diseberang sana, dan... tatapan kami saling bertemu, dengan refleks bibirku terbuka membentuk lengkungan senyum.
Tapi kenapa dia tidak mendekat kemari?
Tak lama kemudian gadis itu menoleh kearah lain seakan menghindarkan pandangannya dariku
Apa yang terjadi padanya lagi?
Setelah itu kulihat naura berlalu pergi ketika selesai berbicara dengan kedua sahabat nya.
Ada apa? Kenapa? Apa ada yang salah denganku?
Hanya kalimat itu yang dapat ku ucapkan setelahnya naura berlalu begitu saja meninggalkan ku.
.....
"Non naura makan dulu non " Suara ketukan pintu menyertai suara itu
" Non kenapa? Kok belum ganti baju non?" tanya mbok. Naura hanya menggelengkan kepala sambil menahan isak tangisnya
"Non kalau ada masalah cerita sama mbok, mbok selalu siap untuk dengerin cerita non" Usap lembut tepat di bagian punggungnya seketika naura langsung memeluknya
"Hiks mbok, kenapa semua orang gak ada yang sayang dan peduli sama naura?, padahal naura gak pernah minta yang aneh-aneh kok mbok, hiks"
"Kata siapa gak ada, buktinya mbok sayang sama non"
"Non naura itu udah mbok anggap seperti cucu mbok sendiri... meskipun tuan dan nyonya gak ada waktu untuk perhatiin non tapi kan udah ada mbok disini" sambungnya sambil merapikan helai rambut kebelakang daun telinganya.
"Non jangan sedih terus ya" ucapnya lembut
"Makasih ya mbok, udah mau sayang dan peduli sama naura hiks, naura juga sayang kok sama mbok" balasnya disertai pelukan erat
Tangan kasar berkerut itu mulai mengusap wajahnya menghilangkan bekas tetes kesedihan itu
"Mana senyuman manis peri cantik, mbok mau liat" Goda mbok narti sambil mencolek pipinya
"Ihhh mbok... "
" Ya udah kalau gitu sekarang non makan siang dulu"
"Hmmm iya mbok, nanti naura keluar"
"Mbok keluar dulu ya peri cantik, ingat jangan nangis lagi ya! Nanti banjir kamarnya" goda mbok kembali kepada gadis itu
"Ihhh mbok apaan sih" balasnya sambil memanyunkan bibir tipis itu. Sementara mbok narti sudah mengarah keluar kamar itu.
Setelahnya naura langsung bangun dari tempat tidur kearah pintu, tetapi bukan untuk keluar seperti yang mbok katakan, melainkan menutupnya agar tak ada lagi yang mengganggunya. Tanpa mengganti pakaian sekolahnya terlebih dahulu, kini naura telah kembali menghempaskan tubuhnya dengan kasar ditempat ternyaman. Hingga akhirnya naura terlanjur terlelap ke alam bawah sadarnya, pertanda itu kudengar saat suara nafasnya menyatu dengan hembusan angin, tidak terdengar lagi suara isak tangis itu, seperti menaruh sebuah harapan agar setelah terbangun nanti semua masalah yang terjadi dihari ini akan hilang, bersamaan dengan mimpinya saat terbangun nanti...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments