.....
"Ada apa ini?" tanya seorang perempuan
"Nah itu, tadi dia yang bawa gue ke sini" sambil menunjuk kearah naila
"Naila? ucap kedua santriwati itu serentak
"Je, Mira... ini naura santriwati baru yang akan tinggal bersama kalian disini, maaf ya tadi aku belum sempat bilang ke kalian" jelas naila
"Silahkan kalian berkenalan" lanjut naila
Mereka kemudian berjabatan tangan, terlihat dua santriwati manis itu menjabat tangan naura dengan ramah sementara naila perempuan yang sama cantiknya seperti naura tersenyum melihatnya.
"Hmm kamu pasti dari jakarta ya?" ucap mira penasaran
"Iya" jawab naura cuek
"Ya udah karena sudah saling mengenal, aku harap kalian bisa jadi teman sekamar yang baik" ucap Naila
"HAH satu kamar, bertiga?" dengan mulut menganga dan dijawab dengan anggukan oleh naila
"Yang benar aja, kamar ini kecil bahkan lebih besar kamar mandi gue" ucap naura
"Astaghfirullah..." Ucap ketiga perempuan itu
"Naura kamu tidak boleh berbicara seperti itu, walaupun kamar ini tidak besar tetapi sudah lebih dari cukup untuk membuat nyaman" nasihat je
"Ckk, nyaman.." dengan seringai tipis di bibirnya
"Hmm sudah, Naura kamu bisa kok pilih tempat tidur yang kamu suka, yang penting kamu nyaman" ucap naila menengahi
"Gue di ujung sana aja" balas naura
"Ya sudah, kalau gitu saya keluar dulu ya. Semoga kita semua bisa jadi teman yang baik... Assalamualaikum" ucap naila lalu berlalu pergi
"Wa'alaikumussalam" ucap je dan mira sementara naura kembali memainkan handphone nya
"Naura, kamu masi pegang hp?" tanya je heran (Je adalah nama panggilan untuk Jannah)
"Kenapa emang nya? Inikan hp gue bukan hp curian" jawab naura asal
"Iya aku tahu, tapi aturan disini melarang santri untuk menggunakan hp" jelasnya lembut
"Betul kata je nanti hp kamu disita loh. Mending disita, kadang bisa dihancurin" tambah mira
"Terserah, gue bisa beli lagi, tapi awas aja kalau kalian laporkan" ancam naura
Setelah dirasa bosan memainkan gadgetnya naura kini merasa tubuhnya telah lengket dengan keringat sebab belum terbiasa tanpa AC, berbeda saat dirumah nya
"Btw gue mau mandi nih, gerah banget gue..mana kamar mandi?" sambil melihat ke kanan dan kiri
"Ada, Yuk aku antar" ucap mira dan diikuti naura
"Kok kesini sih?" sesampainya di suatu ruangan yang terlihat ramai
"Kamu bilang mau mandikan" balas mira
"Iya mandi, bukan ngantri sembako"
"Hmm ada ada saja kamu, kita ini dikamar mandi kok, tapi memang di pesantren ini biasa antri kalau mandi, ya seperti ini" jelas mira
"HAH PAPA" teriak naura untung mira langsung menutup mulutnya
"Hust.. Kita tunggu sebentar" bisik nya
....
Keesokan paginya
"Naura.. Naura.. Bangun"
"Ckk, apa sih?"
"Kita sholat yuk" ajak mira
"Shalat apa malam malam begini?" dengan suara beratnya
"Shalat subuh na, memang kamu mau besok malam kita bangunkan untuk tahajud?" tanya mira
"Gue gak pernah sholat begituan, udah deh kalian aja" ucapnya kembali tertidur
"Hmm ya udah, tapi sholat subuh dulu yuk" ucap mira kembali
"Iyaa bentar lagi" lirih naura dan kembali tertidur lelap
Pukul 05.30 telah tiba
"Naura, bangun... " suara yang sama membangunkan
"Siram aja deh pakai air, siapa tau bangun" bisik je dan disetujui mira, cipratan air pun di hujan kan ke wajah naura
"Ihhh, apaan sih mbok"
"Mbok? Mungkin dia masi mengigau, siram lagi" bisik je kembali dan akhirnya cipratan itu mampu membangunkan naura
"Kalian, kenapa siram gue?" tanya naura kesal
"Hmm maaf naura kami hanya berniat membangun kamu saja, sudah sejak tadi kami membangunkan kamu" cicit mira pelan
"Ya tapi kan ini masi malam, kan bisa nanti aja pas udah pagi"
"Ini udah sangat pagi na" ucap je
"Jam berapa?" pasalnya dia juga belum mendengar alarm pukul 07.00 nya
"Jam 5.30 na, kami sudah bersiap untuk ke kelas pagi ini" tutur mira sebab pagi ini ada jadwal ganti mata pelajaran di kelasnya
"5.30? kalau pagi itu jam 7, paling mentok jam 7.15" bantah naura menyesuaikan waktu dirumahnya sementara mereka yang mendengar ucapan naura hanya tertawa
"Iya na, itu pagi kalau dirumah kamu, tapi ini kan di pesantren" ucap je
"Gue malas. Gue mau lanjut tidurr" ucap naura tak terbantahkan
"Na, kamu belum sholat subuh loh...dan nanti akan ada ustadzah untuk patroli ke setiap kamar, nanti kamu dimarahin loh terus dihukum, gimana?" ucap mira
"Gak peduli,,, gue gak takut" ucapnya menantang
"Tapi hukumannya kamu disuruh berdiri di lapangan dan parahnya lagi kamu gak akan dikasi kesempatan untuk..." "Bodo amat gue gak peduli" potong naura tak ingin mendengar kelanjutan mira.
"Ya sudah nanti segera bangun dan bersiap ya na" lirih Mira
Akhirnya mau tidak mau kedua perempuan itu kini pergi meninggalkan naura
Dering alarm telah berbunyi menandakan saat ini sudah pukul 7 pagi, tetapi bukannya bangun naura malah mematikan alarm itu dan menyelimuti kembali tubuhnya dengan selimut hingga ke ujung kepalanya. Saat terlelap kembali tiba tiba seseorang menarik selimutnya dengan kasar.
"Apaan sih lu, udah gue bilang nanti gue bangun..." dengan spontan lalu terduduk tanpa membuka matanya
"Hebat kamu ya, udah jam segini kamu belum bangun juga" ucap seorang wanita, mendengar suara asing berbicara akhirnya naura membuka matanya
"Siapa lu? Masuk ke kamar orang sembarangan, Gak sopan lu" ucap naura kesal
"Kamu ya gak ada sopan santun nya sama ustadzah, udah telat bangun" ucap seorang wanita lainnya
"Apaan sih gak jelas lu bedua, sekarang gue minta lu keluar sekarang...KELUAR" bentak naura diakhir kalimat
Sementara dua wanita itu terkejut, karena baru kali ini ada seorang santriwati yang salah dan malah berani berkata kasar kepada mereka.
Tok
Tok
Tok
(Terdengar ketukan pintu dari arah luar)
"Assalamualaikum ustadzah Juli" ucap seorang yang ternyata itu mira dan je
"Wa'alaikumussalam" ucap ustadzah itu
"Maaf ustadzah kami izin masuk" ucap mira dan dimengerti oleh ustadzah juli
Kemudian kedua perempuan yang baru tadi malam sekamar dengan naura mendekat kearah gadis itu dan berbisik kepada naura.
"Itu ustadzah Juli yang tadi pagi aku ceritakan, dia sekarang lagi patroli untuk mengecek santriwati yang belum bangun" cicit mira pelan sementara naura membulatkan matanya
"Kenapa kamu baru bangun na?" Lanjut Mira
"Aduh gak tau, tadi gue sempat marahin ni ustadzah" balas naura tak kalah pelannya
"Jadi gimana ni?" sambung naura
Karena tidak ada pilihan lain akhirnya Mira memberanikan diri menjelaskan kepada ustadzah juli.
"Maaf ustadzah sebelumnya, ini teman sekamar kami namanya Naura Cantika, dia adalah santriwati baru di pesantren ini... sebelumnya maaf jika dia menyalahi aturan di Pesantren ini" jelas mira sopan
"Hah, santriwati baru rupanya pantas tidak ada adab" ucap wanita yang bersama ustadzah juli sementara ustadzah juli yang mendengar itu memberi kode untuk diam kepada asistennya
"Baiklah karena kamu santriwati baru saya akan maafkan...". "Yes" potong naura
Mira yang mendengar itu langsung menggeleng kepala mengingatkan naura agar diam dan tidak memotong perkataan ustadzah juli
"Tetapi aturan tetaplah aturan, dan hukuman akan tetap berjalan...Mira, bawa teman kamu ke lapangan sekarang" ucap ustadzah juli lalu berlalu pergi meninggalkan mereka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments