BAB 06. Tak Ada Kesempatan Lagi

Setelah berada dirumah naura langsung diinterogasi oleh papa dan mama. Dan terlihat tidak hanya ada mereka berdua, melainkan mbok, bibi dan dua security itu berada di sana juga.

"Hebat sekali kamu naura, kamu pergi tanpa minta izin dari kami dan kamu malah kabur dengan mengecoh semua orang yang ada dirumah" mulai papa

"Setelah kamu buat onar disekolah sekarang kamu buat onar dirumah" sambungnya dengan nada tinggi

"Mau kamu apa?" bentak papa kearah naura

Naura hanya diam membisu mungkin dia tidak ingin kejadian kemarin malam terulang lagi. "Aku takut tidak dapat mengendalikan amarahku" batin naura

"Jawab ra?" bentak papa lagi

"Maafin naura pa" hanya kata itu yang keluar dari mulut naura

"Kata maaf yang selalu keluar dari mulut itu, tapi selalu terulang" dengan nada yang sama tentunya

"Besok kamu papa kirim ke pesantren" ucap papa dengan intonasi sedikit turun

"Ha maksud papa apa sih?" spontan naura dengan ekspresi kaget tentunya

"Keputusan papa sudah bulat, kamu akan papa kirim ke pesantren supaya kamu tau bagaimana menjalani hidup dengan baik" kata papah

"Naura gak mau, naura udah nyaman sekolah disini" tegasnya

"Naura janji gak bakal buat onar lagi apalagi sampai berantem" dengan tampang memelas

"Kamu pasti akan mengulangnya lagi. Sudah banyak kesempatan yang papa berikan ke kamu. Tapi kamu tetap tidak pernah bisa berubah" jelas papa

"Gak percaya amat sih sama anak pa, kali ini beneran deh pa" tawarnya

"Tidak" singkat dengan sedikit membentak

"Sampai kapanpun Naura gak mau" tolak naura dengan nada meninggi

"Okee, jika kamu gak mau, mbok, bibi dan semua pekerja yang gak becus jagain kamu akan papa pecat malam ini juga dan semua teman kamu papa pastikan mereka semua akan menjauhi kamu" tegas papa kepada naura

"Maksud papa apa? Kenapa papa libatkan mereka semua?" ucap naura tidak terima

"Papa gak peduli, mereka semua salah" tegas papa tak terbantahkan

"Mereka gak salah pa, semua ini salah naura"

"Sudah papa bilang, papa gak peduli. Kalau kamu kasian sama mereka kamu harus turuti kemauan papa" tegas papa kembali, naura hanya terdiam, seperti tidak tau apa yang harus dia perbuat saat itu...

"Mbok, bibi dan kalian segera kemas barang kalian malam ini. Sekarang juga kalian saya pecat" ucap papa kepada mereka

"Papa... Kenapa tega banget sih" ucap naura sambil terisak tangis yang sejak tadi dia tahan

Namun terlihat pak satyo sama sekali tidak menggubrisnya. Dan sementara keempat pekerja itu sekarang hendak pergi

"Tunggu... Kalian jangan pergi. Biar Naura yang pergi dari sini. Papah mau kan Naura ke pesantren? "

" Naura ikuti kemauan papa" sambungnya lemas

POV : Naura

Ku banting pintu kamar dan ku kunci dengan kasar. Ku hempaskan tubuhku ke arah kasur itu. Tidak ada kenyamanan lagi di kasur ini. Ku tutup wajahmu dengan bantal untuk menahan suara isak tangis ku. Aku Lelah...

....

Aku terbangun tepat pukul 07.00 pagi. "Rasanya aku tidak ingin terbangun dengan cepat di hari ini. Mengingat semalam saat janji telah ku buat kepada papa. Apakah ini akhir dari perjalanan hidupku?"

Aku tidak pernah membayangkan akan tinggal dipenjara suci nantinya. Akan banyak aturan di sana dan pastinya aku juga tidak akan pernah lagi bertemu dengan mereka semua nantinya.

Tapi langkah itu memang harus kuambil karena aku juga tidak ingin melihat orang yang peduli padanya menderita nantinya karena keegoisan Sikapku.

Dipandangi foto ketiga sahabatnya dan tak lupa pula foto kekasihnya. Dia tidak pernah menyangka jika tadi malam adalah pertemuan terakhir mereka.

"Ini sungguh perpisahan yang paling menyakitkan" batin naura

....

Pukul 08.00 dia telah siap dan saat ini ada bibi dan juga mbok yang membantu membereskan pakaian yang akan dibawanya.

" Non, makasih ya non. Karena non kita semua tidak jadi dipecat" ucap bibi

"Sama sama bi. Semua itu juga salah naura, jadi seharusnya naura yang menanggung semua ini"

"Udah selesai bi? Naura takut kalau kelamaan nanti papa marah lagi"

"Non naura cantik sekali" ujar mbok. Sedangkan gadis itu hanya menyunggingkan senyuman melalui pantulan cermin.

Sekarang rambutnya telah terbalut rapi dengan pashmina.

"Mbok gak mau non pergi jauh"

"Gak kok mbok, naura kan perginya untuk belajar. Lagi pula pesantren kan aman mbok. Mana tau setelah itu naura bisa berubah, Seperti kata papa" jawabannya sambil tersenyum dan terlihat ada rasa haru di sana.

'Kenapa papa malah tega dan gak sedih jauh dari gue, padahal mbok aja sedih. Apa papa mama beneran udah gak sayang gue' gumam naura dalam hati

"Mbok sayang banget sama non" ujar mbok sambil memeluk naura

"Non jaga diri baik baik ya di sana, jangan lupa makan ya non, bangun yang cepet, jangan suka nangis dan begadang lagi ya non, kalau sakit langsung minum obat jangan..."

"Mbok...mbok kenapa sih, naura bisa kok jaga diri naura dengan baik"

"Mbok lupa ya kalau naura kan juara silat"

"Kalau masalah makan tenang aja nanti naura akan pesan grab food deh, jadi mbok gak usah khawatir ya mbok" jawab naura santai

"t tapi non, memang boleh pesan gede fook di pesantren?" tanya mbok

" Grab food mbok, bukan gede fook haha" tawa naura pecah seketika

"Heheh iya non, maksud mbok itu" jawab mbok dengan senyum simpulnya

"Bi, gimana memang gak boleh ya pesan makanan begituan? "

"Setahu bibi sih non, nanti masak bareng di sana non" jawab bibi

"Serius bi?" balas naura

Tok

Tok

Tok

"Permisi non, sudah waktunya kita berangkat non" ucap supir

"Ahh mang dodi gak seru ih, kami lagi asik ni ceritanya, mang dodi malah dateng kayak bloody Mary" ceplos naura

"Maaf non, mang dodi gak tau" ucap mang dodi

....

Setelah selesai berpamitan kepada semua orang dirumah kecuali papa dan mamanya yang tidak terlihat sejak tadi.

"Papa sama mama tetap sibuk dengan kerjaan, padahal hari ini kan hari perpisahan kami, menyebalkan" kesal naura

....

Ditengah perjalanan pak satyo menelepon naura

"Hallo Sayang, kamu baik baik ya di sana. Ingat jangan buat ulah lagi, kamu harus belajar yang rajin dan harus buktikan kalau kamu bisa berubah," ucap papa

"Iyaa pa" jawab naura lemas

"Oiya mama udah telpon kamu?" tanya papa lagi

"Belum pa, ini aja naura terkejut tumben papa nelpon" sindir naura

"Kamu jangan seperti itu dong sayang, papa sama mama kan sibuk. Semua ini kami lakuin demi masa depan kamu" jelas papa

"Iyaa deh pa," balas naura malas

"Padahal gue cuman mau papa sama mama itu ada waktu untuk gue" batin naura sambil menarik nafas

"Ya udah kalau gitu papa tutup dulu ya telponnya, nanti kalau udah sampai kamu kabari papa ya sayang"

"I love u, puteri cantik papah," ucap papa lalu memutuskan sambungan telepon nya

"Too" balas naura singkat.

"Aku bingung kenapa papa bisa semanis ini padahal tadi malam galak banget kayak singa" gumam naura

"Mang, berapa lama lagi kita sampai?" tanya naura

"Sekitar 6 jam an non, kalau tidak macet" jawabnya

"HAH? Terus kalau macet?" Spontan naura sambil membulatkan matanya

"Sekitar 7 jam lebih non"

"Ckk PAPA... Kenapa jauh sekali sih pa. Kenapa gak yang deket aja sih" teriaknya tanpa memperdulikan mang dodi di depannya.

Episodes
1 BAB 01. Prolog Naura
2 BAB 02. Masih kesal
3 BAB 03. Peringatan awal Papa
4 BAB 04. Masalah x Idola Sekolah
5 BAB 05. Cemburu
6 BAB 06. Tak Ada Kesempatan Lagi
7 BAB 07. Pertemuan Pertama
8 BAB 08. Salah Menduga
9 BAB. 09 Masalah Baru
10 BAB 10. Hukuman
11 BAB 11. POV ustadz fahri (Julukan untuknya)
12 BAB 12. Rasa Penasaran
13 BAB 13. Mendekatkan Diri
14 BAB 14. Mencoba
15 BAB 15. Bertemu Rival
16 BAB 16. Ada Harga Yang Harus Dibayar
17 BAB 17. Kedatangan Dia
18 BAB 18. Surat dari Ustadz Kutub Utara
19 BAB 19. Terjebak??
20 BAB 20. Mencari Pelakunya
21 BAB 21. Ternyata Dia
22 BAB 22. MHUD
23 BAB 23. MHUD
24 BAB 24. MHUD
25 BAB 25. MHUD
26 BAB 26. MHUD
27 BAB 27. MHUD
28 BAB 28. MHUD
29 BAB 29. MHUD
30 BAB 30. MHUD
31 BAB 31. Penolakan?
32 BAB 32. Yang Sebenarnya
33 BAB. 33 Kembali Kerumah
34 BAB 34. Bersama Si Kutub Utara
35 BAB 35. Saling Mengerti
36 BAB 36. Akhirnya Setuju
37 BAB 37. Hasil Istikharah
38 BAB 38. Menjadi Pusat Perhatian
39 BAB 39. Membahas Perjodohan
40 BAB 40. Deal Menikah!
41 BAB 41. Ijab kabul
42 BAB 42. Ritual Malam Pertama
43 BAB 43. Mencetak Si Utun
44 BAB 44. Kecebong Baru?
45 BAB 45. Perhatian Suami Kutubku
46 BAB 46. Keputusan Tinggal Bersama
47 BAB 47. Menggoda Iman
48 BAB 48. Curhat (Curahan Hati) Kutub Utara
49 BAB 49. Cara Menjadi Istri Yang Baik?
50 BAB 50. Malam Panas!
51 51. Tanda Merah?
52 BAB 52. Ustadzah Juli
53 BAB 53. Dibalik Sikap Dinginnya
54 BAB 54. Perasaan Yang Aneh
55 BAB 55. Makan malam Berdua
56 BAB 56. Merahasiakan Hubungan
57 BAB. 57 Salah Paham
58 BAB 58. Rencana Bulan Madu?
59 BAB 59. Kesalahan
60 BAB 60. Dua Pria Jahat!
61 BAB 61. Dia Sang Penyelamat
62 BAB 62. Refleks Gugup
63 BAB 63. Seharian Bersamanya
64 BAB 64. Saling Menerima
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 01. Prolog Naura
2
BAB 02. Masih kesal
3
BAB 03. Peringatan awal Papa
4
BAB 04. Masalah x Idola Sekolah
5
BAB 05. Cemburu
6
BAB 06. Tak Ada Kesempatan Lagi
7
BAB 07. Pertemuan Pertama
8
BAB 08. Salah Menduga
9
BAB. 09 Masalah Baru
10
BAB 10. Hukuman
11
BAB 11. POV ustadz fahri (Julukan untuknya)
12
BAB 12. Rasa Penasaran
13
BAB 13. Mendekatkan Diri
14
BAB 14. Mencoba
15
BAB 15. Bertemu Rival
16
BAB 16. Ada Harga Yang Harus Dibayar
17
BAB 17. Kedatangan Dia
18
BAB 18. Surat dari Ustadz Kutub Utara
19
BAB 19. Terjebak??
20
BAB 20. Mencari Pelakunya
21
BAB 21. Ternyata Dia
22
BAB 22. MHUD
23
BAB 23. MHUD
24
BAB 24. MHUD
25
BAB 25. MHUD
26
BAB 26. MHUD
27
BAB 27. MHUD
28
BAB 28. MHUD
29
BAB 29. MHUD
30
BAB 30. MHUD
31
BAB 31. Penolakan?
32
BAB 32. Yang Sebenarnya
33
BAB. 33 Kembali Kerumah
34
BAB 34. Bersama Si Kutub Utara
35
BAB 35. Saling Mengerti
36
BAB 36. Akhirnya Setuju
37
BAB 37. Hasil Istikharah
38
BAB 38. Menjadi Pusat Perhatian
39
BAB 39. Membahas Perjodohan
40
BAB 40. Deal Menikah!
41
BAB 41. Ijab kabul
42
BAB 42. Ritual Malam Pertama
43
BAB 43. Mencetak Si Utun
44
BAB 44. Kecebong Baru?
45
BAB 45. Perhatian Suami Kutubku
46
BAB 46. Keputusan Tinggal Bersama
47
BAB 47. Menggoda Iman
48
BAB 48. Curhat (Curahan Hati) Kutub Utara
49
BAB 49. Cara Menjadi Istri Yang Baik?
50
BAB 50. Malam Panas!
51
51. Tanda Merah?
52
BAB 52. Ustadzah Juli
53
BAB 53. Dibalik Sikap Dinginnya
54
BAB 54. Perasaan Yang Aneh
55
BAB 55. Makan malam Berdua
56
BAB 56. Merahasiakan Hubungan
57
BAB. 57 Salah Paham
58
BAB 58. Rencana Bulan Madu?
59
BAB 59. Kesalahan
60
BAB 60. Dua Pria Jahat!
61
BAB 61. Dia Sang Penyelamat
62
BAB 62. Refleks Gugup
63
BAB 63. Seharian Bersamanya
64
BAB 64. Saling Menerima

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!