Setelah berada dirumah naura langsung diinterogasi oleh papa dan mama. Dan terlihat tidak hanya ada mereka berdua, melainkan mbok, bibi dan dua security itu berada di sana juga.
"Hebat sekali kamu naura, kamu pergi tanpa minta izin dari kami dan kamu malah kabur dengan mengecoh semua orang yang ada dirumah" mulai papa
"Setelah kamu buat onar disekolah sekarang kamu buat onar dirumah" sambungnya dengan nada tinggi
"Mau kamu apa?" bentak papa kearah naura
Naura hanya diam membisu mungkin dia tidak ingin kejadian kemarin malam terulang lagi. "Aku takut tidak dapat mengendalikan amarahku" batin naura
"Jawab ra?" bentak papa lagi
"Maafin naura pa" hanya kata itu yang keluar dari mulut naura
"Kata maaf yang selalu keluar dari mulut itu, tapi selalu terulang" dengan nada yang sama tentunya
"Besok kamu papa kirim ke pesantren" ucap papa dengan intonasi sedikit turun
"Ha maksud papa apa sih?" spontan naura dengan ekspresi kaget tentunya
"Keputusan papa sudah bulat, kamu akan papa kirim ke pesantren supaya kamu tau bagaimana menjalani hidup dengan baik" kata papah
"Naura gak mau, naura udah nyaman sekolah disini" tegasnya
"Naura janji gak bakal buat onar lagi apalagi sampai berantem" dengan tampang memelas
"Kamu pasti akan mengulangnya lagi. Sudah banyak kesempatan yang papa berikan ke kamu. Tapi kamu tetap tidak pernah bisa berubah" jelas papa
"Gak percaya amat sih sama anak pa, kali ini beneran deh pa" tawarnya
"Tidak" singkat dengan sedikit membentak
"Sampai kapanpun Naura gak mau" tolak naura dengan nada meninggi
"Okee, jika kamu gak mau, mbok, bibi dan semua pekerja yang gak becus jagain kamu akan papa pecat malam ini juga dan semua teman kamu papa pastikan mereka semua akan menjauhi kamu" tegas papa kepada naura
"Maksud papa apa? Kenapa papa libatkan mereka semua?" ucap naura tidak terima
"Papa gak peduli, mereka semua salah" tegas papa tak terbantahkan
"Mereka gak salah pa, semua ini salah naura"
"Sudah papa bilang, papa gak peduli. Kalau kamu kasian sama mereka kamu harus turuti kemauan papa" tegas papa kembali, naura hanya terdiam, seperti tidak tau apa yang harus dia perbuat saat itu...
"Mbok, bibi dan kalian segera kemas barang kalian malam ini. Sekarang juga kalian saya pecat" ucap papa kepada mereka
"Papa... Kenapa tega banget sih" ucap naura sambil terisak tangis yang sejak tadi dia tahan
Namun terlihat pak satyo sama sekali tidak menggubrisnya. Dan sementara keempat pekerja itu sekarang hendak pergi
"Tunggu... Kalian jangan pergi. Biar Naura yang pergi dari sini. Papah mau kan Naura ke pesantren? "
" Naura ikuti kemauan papa" sambungnya lemas
POV : Naura
Ku banting pintu kamar dan ku kunci dengan kasar. Ku hempaskan tubuhku ke arah kasur itu. Tidak ada kenyamanan lagi di kasur ini. Ku tutup wajahmu dengan bantal untuk menahan suara isak tangis ku. Aku Lelah...
....
Aku terbangun tepat pukul 07.00 pagi. "Rasanya aku tidak ingin terbangun dengan cepat di hari ini. Mengingat semalam saat janji telah ku buat kepada papa. Apakah ini akhir dari perjalanan hidupku?"
Aku tidak pernah membayangkan akan tinggal dipenjara suci nantinya. Akan banyak aturan di sana dan pastinya aku juga tidak akan pernah lagi bertemu dengan mereka semua nantinya.
Tapi langkah itu memang harus kuambil karena aku juga tidak ingin melihat orang yang peduli padanya menderita nantinya karena keegoisan Sikapku.
Dipandangi foto ketiga sahabatnya dan tak lupa pula foto kekasihnya. Dia tidak pernah menyangka jika tadi malam adalah pertemuan terakhir mereka.
"Ini sungguh perpisahan yang paling menyakitkan" batin naura
....
Pukul 08.00 dia telah siap dan saat ini ada bibi dan juga mbok yang membantu membereskan pakaian yang akan dibawanya.
" Non, makasih ya non. Karena non kita semua tidak jadi dipecat" ucap bibi
"Sama sama bi. Semua itu juga salah naura, jadi seharusnya naura yang menanggung semua ini"
"Udah selesai bi? Naura takut kalau kelamaan nanti papa marah lagi"
"Non naura cantik sekali" ujar mbok. Sedangkan gadis itu hanya menyunggingkan senyuman melalui pantulan cermin.
Sekarang rambutnya telah terbalut rapi dengan pashmina.
"Mbok gak mau non pergi jauh"
"Gak kok mbok, naura kan perginya untuk belajar. Lagi pula pesantren kan aman mbok. Mana tau setelah itu naura bisa berubah, Seperti kata papa" jawabannya sambil tersenyum dan terlihat ada rasa haru di sana.
'Kenapa papa malah tega dan gak sedih jauh dari gue, padahal mbok aja sedih. Apa papa mama beneran udah gak sayang gue' gumam naura dalam hati
"Mbok sayang banget sama non" ujar mbok sambil memeluk naura
"Non jaga diri baik baik ya di sana, jangan lupa makan ya non, bangun yang cepet, jangan suka nangis dan begadang lagi ya non, kalau sakit langsung minum obat jangan..."
"Mbok...mbok kenapa sih, naura bisa kok jaga diri naura dengan baik"
"Mbok lupa ya kalau naura kan juara silat"
"Kalau masalah makan tenang aja nanti naura akan pesan grab food deh, jadi mbok gak usah khawatir ya mbok" jawab naura santai
"t tapi non, memang boleh pesan gede fook di pesantren?" tanya mbok
" Grab food mbok, bukan gede fook haha" tawa naura pecah seketika
"Heheh iya non, maksud mbok itu" jawab mbok dengan senyum simpulnya
"Bi, gimana memang gak boleh ya pesan makanan begituan? "
"Setahu bibi sih non, nanti masak bareng di sana non" jawab bibi
"Serius bi?" balas naura
Tok
Tok
Tok
"Permisi non, sudah waktunya kita berangkat non" ucap supir
"Ahh mang dodi gak seru ih, kami lagi asik ni ceritanya, mang dodi malah dateng kayak bloody Mary" ceplos naura
"Maaf non, mang dodi gak tau" ucap mang dodi
....
Setelah selesai berpamitan kepada semua orang dirumah kecuali papa dan mamanya yang tidak terlihat sejak tadi.
"Papa sama mama tetap sibuk dengan kerjaan, padahal hari ini kan hari perpisahan kami, menyebalkan" kesal naura
....
Ditengah perjalanan pak satyo menelepon naura
"Hallo Sayang, kamu baik baik ya di sana. Ingat jangan buat ulah lagi, kamu harus belajar yang rajin dan harus buktikan kalau kamu bisa berubah," ucap papa
"Iyaa pa" jawab naura lemas
"Oiya mama udah telpon kamu?" tanya papa lagi
"Belum pa, ini aja naura terkejut tumben papa nelpon" sindir naura
"Kamu jangan seperti itu dong sayang, papa sama mama kan sibuk. Semua ini kami lakuin demi masa depan kamu" jelas papa
"Iyaa deh pa," balas naura malas
"Padahal gue cuman mau papa sama mama itu ada waktu untuk gue" batin naura sambil menarik nafas
"Ya udah kalau gitu papa tutup dulu ya telponnya, nanti kalau udah sampai kamu kabari papa ya sayang"
"I love u, puteri cantik papah," ucap papa lalu memutuskan sambungan telepon nya
"Too" balas naura singkat.
"Aku bingung kenapa papa bisa semanis ini padahal tadi malam galak banget kayak singa" gumam naura
"Mang, berapa lama lagi kita sampai?" tanya naura
"Sekitar 6 jam an non, kalau tidak macet" jawabnya
"HAH? Terus kalau macet?" Spontan naura sambil membulatkan matanya
"Sekitar 7 jam lebih non"
"Ckk PAPA... Kenapa jauh sekali sih pa. Kenapa gak yang deket aja sih" teriaknya tanpa memperdulikan mang dodi di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments