Siuman

"Ya udah, begini aja Ren. Kalau kamu bingung, kamu kan sekarang kerja sama aku. Dan setiap bulan kamu pasti dapat gaji kan dari aku. Gimana kalau kamu bayar hutang kamu, dengan potong gaji saja?" Ifan mengusulkan. 

"Begitu?" Irene menatap Ifan lekat. 

"Iya. Sekarang yang terpenting kondisi suami kamu dulu."

Irene tersenyum.

"Makasih banyak ya Mas. Karena kamu sudah mau membantu aku." 

Ifan mengangguk. "Iya Ren. Sudah kewajiban aku untuk membantu kamu. Karena manusia itu kan harus saling bantu membantu."

Ifan bahagia bisa membantu Irene wanita yang sampai saat ini, masih dia cintai. Dia tidak mengharapkan apapun dari Irene. Yang terpenting buat Ifan adalah kebahagiaan Irene. 

Walau sudah bertahun-tahun Ifan berpisah sama Irene, tapi dia masih cinta sama Irene. Bahkan sampai sekarang. Sampai Ifan punya anak dari wanita lain. Ifan belum bisa melupakan Irene sedikitpun.

****

Malam ini, Irene masih di temani Ifan di depan ruang operasi. Dia dan Ifan, sedang menunggu Irwan operasi. Karena saat ini, dokter sedang melakukan tindakan operasi pada Irwan. 

"Ren. Kenapa nggak ada yang datang ke sini untuk gantikan kamu jaga suami kamu?" tanya Ifan yang sejak tadi, tidak melihat siapapun datang untuk menjenguk Irwan.

"Mertua aku belum bisa ke sini Mas. Dan orang tuaku juga nggak tahu, kapan mereka mau ke sini. Mungkin mereka semua masih sibuk. Besok mungkin Mas, mereka akan datang," Irene menjelaskan.

"Tapi kamu sudah kabarin mereka semua kan kalau suami kamu kecelakaan?" tanya Ifan.

"Iya, sudah. Aku sudah telpon mereka semua. Bahkan aku bilang aku butuh uang dua puluh juta untuk operasi Mas Irwan. Tapi saat ini nggak ada yang punya uang sebanyak itu. Termasuk orang tuaku juga mertuaku. Jadi aku terpaksa cari pinjaman uang sendiri Mas.

"Sabar ya," ucap Ifan sembari mengelus rambut Irene. 

Irene menatap Ifan dan tersenyum. 

'Kamu baik banget Mas. Kamu tidak pernah berubah. Dari dulu sampai sekarang, kamu memang selalu baik sama aku.' batin Irene.

Sejak tadi, dia tidak pernah berkedip menatap wajah tampan yang ada di sampingnya. 

Beberapa saat kemudian, seorang dokter ke luar dari ruangan operasi. Dia melangkah ke arah Irene. 

Irene dan Ifan bangkit berdiri setelah kedatangan Dokter itu.

"Bagaimana Dokter operasi suami saya?" tanya Irene. 

"Operasinya sudah berjalan dengan lancar. Saudara Irwan sudah berhasil melewati masa kritisnya. Kita tinggal tunggu saudara Irwan sadar," ucap dokter menuturkan. 

Irene tersenyum dan menatap Ifan.

"Mas, suami aku selamat, dia sudah berhasil melewati masa kritisnya," ucap Irene dengan mata berbinar-binar.

Ifan mengangguk. "Iya. Aku ikut senang dengarnya Iren."

"Mungkin besok pagi suami anda, sudah bisa di pindahkan ke ruang rawat," ucap dokter melanjutkan.

"Iya Dok. Makasih banyak ya dok," ucap Irene. 

"Iya. Sama-sama. Ya udah, kalau begitu, saya permisi dulu." 

"Iya Dok." 

Dokter kemudian melangkah pergi meninggalkan Irene dan Ifan di depan ruang operasi.

"Mas, kamu sudah menyelamatkan suami aku Mas. Aku nggak tahu, jika tidak ada kamu. Aku bisa mendapat uang sebanyak itu dari mana. Dan sekarang, bagaimana caranya membalas semua kebaikan kamu," ucap Irene tiba-tiba.

"Aku ikhlas membantu kamu. Mulai sekarang, kamu nggak perlu sungkan untuk minta bantuan dari aku Irene "

"Makasih banyak Mas." 

"Iya Ren."

****

Tiga hari, Irene berada di rumah sakit. Dia masih menunggui suaminya di rumah sakit. Irene belum bisa kembali bekerja di rumah Ifan, karena kondisi Irwan yang masih belum stabil. 

'Aku punya hutang sama Mas Ifan. Aku harus cepat -cepat membayarnya. Aku harus kerja sama dia agak lama. Agar hutang-hutang aku bisa terselesaikan. Dan Mas Irwan tidak boleh tahu masalah ini. Aku nggak mau, Mas Irwan jadi salah paham sama aku. Aku takut, dia marah sama aku. Kalau dia tahu, aku meminjam uang ke mantan suamiku, untuk biaya operasi dia' batin Irene.

Sejak tadi, Irene masih memikirkan soal hutang-hutangnya pada Ifan. Dia masih bingung, dengan bagaimana caranya dia untuk membayar hutang-hutangnya pafa Ifan nanti. Sementara dia dan suaminya saja, saat ini sedang dalam kesusahan.

Uang dua puluh juta, bagi Ifan adalah uang yang sangat sedikit dan tidak ada artinya. Tapi bagi Irene tidak. Uang dua puluh juta adalah uang yang sangat banyak. Karena gaji suami dan gaji Irene perbulan saja, mana cukup untuk melumasi hutang sebanyak itu.

Irene terkejut saat tiba-tiba saja Irwan memegang tangannya. Tanpa Irene sadari, Irwan sudah membuka matanya dan tersenyum padanya.

"Mas, kamu bangun?" ucap Irene dengan mata berbinar.

Irwan tersenyum dan mengangguk

"Apa yang sedang kamu fikirkan sayang?" tanya Irwan.

"Aku nggak mikirin apa-apa kok Mas," bohong Irene. Padahal sejak tadi, Irene memang sedang memikirkan hutang-hutangnya.

"Nggak mikirin apa-apa, kenapa sejak tadi kamu diam aja?" tanya Irwan

"Aku memang nggak mikirin apa-apa kok. Aku cuma lagi mikirin kamu Mas."

"Sayang. Aku udah nggak apa-apa kok."

"Kamu janji ya sama aku, kamu harus semangat untuk kesembuhan kamu."

"Iya. Demi kamu Iren, aku akan sembuh. Agar aku bisa bekerja lagi. Dan memulihkan kondisi ekonomi kita."

"Iya Mas." 

"Tapi..." ucapan Irwan menggantung. Tiba-tiba saja, wajah Irwan berubah menjadi sedih.

"Tapi apa Mas?" tanya Irene.

"Kata dokter, kaki aku lumpuh Irene. Aku nggak akan bisa jalan lagi."

"Tapi itu kan cuma sementara Mas. Kamu masih bisa sembuh. Asal kamu mau rajin kontrol ke dokter dan melakukan terapi."

"Tapi itu pasti akan membutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang sangat lama sayang. Dan kita akan mendapatkan uang itu dari mana? orang tua kita saja saat ini, sedang kesusahan. Sama seperti kita. Kita tidak bisa meminta pinjaman pada mereka."

"Mas, jangan fikirkan macam-macam Mas. Mulai saat ini, masalah uang, serahkan sama aku. Aku yang akan menggantikan kamu cari uang Mas."

"Apa maksud kamu? apa kamu mau kerja?" 

Irene mengangguk. " Iya."

"Tapi kamu mau kerja apa Irene. Dan kamu mau kerja di mana dan sama siapa?" 

Irene diam. Dia tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya kalau dia kerja sama mantan suaminya. Irene tidak mau membuat Irwan cemburu. 

"Pokoknya, kamu tenang aja Mas. Aku sudah mendapatkan kerjaan kok. Yah, walaupun gajinya tidak seberapa, hanya cukup untuk makan saja "

Irwan tersenyum. Dia kemudian mengecup tangan Irene. 

"Makasih ya sayang. Kamu memang istriku yang sangat baik. Aku beruntung banget bisa mendapatkan istri sebaik kamu sayang." 

"Iya Mas. Aku sangat cinta sama kamu dan tidak mau kehilangan kamu."

Episodes
1 Awal mula
2 Makan siang
3 Menerima tawaran Ifan.
4 Anak cantik
5 Ada apa dengan Irene
6 ke rumah sakit
7 Siuman
8 Pergi ke panti
9 Suami posesif
10 Saran dari Ifan
11 Kemarahan Irwan
12 Rencana Irene.
13 Kedatangan orang tua Irene
14 Menjemput Alma
15 Makan siang di luar
16 Kedatangan Fatma
17 Ke rumah sakit
18 Tak mudah percaya
19 Kenalan
20 Calon istri untuk Ifan
21 Alma demam
22 Janda cantik
23 Ke rumah sakit.
24 Jadilah Mama aku!
25 Makan bareng.
26 Tatapan yang berbeda
27 Kemarahan Bu Atik
28 Di usir
29 Perkelahian di tengah hujan
30 Nyaman ke yang lain
31 Pingsan
32 mengantar pulang
33 Tiba-tiba di cerai
34 Melamar Ajeng.
35 Masa lalu yang menyakitkan
36 Melabrak Ajeng
37 Menemui Irwan
38 Bertemu Alma di jalan
39 Kedatangan Widi ke kantor
40 Impian Alma
41 Kemarahan Ifan
42 Sakit
43 Tenggelam
44 Kekhawatiran Irene.
45 Surat cerai
46 Iba dengan mantan istri
47 Rasa yang masih sama
48 Pernikahan Irwan
49 Pembelaan Ifan
50 Dilamar
51 Tangisan Alma.
52 Kedatangan Alma ke rumah Indah
53 Nasib Ajeng
54 Keanehan Teguh
55 Suami pembohong
56 Balon untuk Alma.
57 Tak nyaman
58 Terkurung di dalam kamar mandi
59 Kepulangan Teguh.
60 Lelaki egois
61 Hamil
62 Rencana Irene
63 Pertemuan dua keluarga
64 Muak
65 Perubahan istri ku
66 Terlalu sakit hati Indah
67 Tak punya nyali
68 Keputusan Teguh
69 Pernikahan Ifan dan Irene (end)
70 Promo novel
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Awal mula
2
Makan siang
3
Menerima tawaran Ifan.
4
Anak cantik
5
Ada apa dengan Irene
6
ke rumah sakit
7
Siuman
8
Pergi ke panti
9
Suami posesif
10
Saran dari Ifan
11
Kemarahan Irwan
12
Rencana Irene.
13
Kedatangan orang tua Irene
14
Menjemput Alma
15
Makan siang di luar
16
Kedatangan Fatma
17
Ke rumah sakit
18
Tak mudah percaya
19
Kenalan
20
Calon istri untuk Ifan
21
Alma demam
22
Janda cantik
23
Ke rumah sakit.
24
Jadilah Mama aku!
25
Makan bareng.
26
Tatapan yang berbeda
27
Kemarahan Bu Atik
28
Di usir
29
Perkelahian di tengah hujan
30
Nyaman ke yang lain
31
Pingsan
32
mengantar pulang
33
Tiba-tiba di cerai
34
Melamar Ajeng.
35
Masa lalu yang menyakitkan
36
Melabrak Ajeng
37
Menemui Irwan
38
Bertemu Alma di jalan
39
Kedatangan Widi ke kantor
40
Impian Alma
41
Kemarahan Ifan
42
Sakit
43
Tenggelam
44
Kekhawatiran Irene.
45
Surat cerai
46
Iba dengan mantan istri
47
Rasa yang masih sama
48
Pernikahan Irwan
49
Pembelaan Ifan
50
Dilamar
51
Tangisan Alma.
52
Kedatangan Alma ke rumah Indah
53
Nasib Ajeng
54
Keanehan Teguh
55
Suami pembohong
56
Balon untuk Alma.
57
Tak nyaman
58
Terkurung di dalam kamar mandi
59
Kepulangan Teguh.
60
Lelaki egois
61
Hamil
62
Rencana Irene
63
Pertemuan dua keluarga
64
Muak
65
Perubahan istri ku
66
Terlalu sakit hati Indah
67
Tak punya nyali
68
Keputusan Teguh
69
Pernikahan Ifan dan Irene (end)
70
Promo novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!