Bab 20. Bram ada akhlak

...🍀🍀🍀...

Pasangan suami-istri itu sama-sama terkejut dan kontan menoleh pada Aryan dengan mata membulat. Seakan tak terima dengan apa yang dikatakan Aryan. Intinya Aryan tak ingin Ara dan Bram berpisah.

"Opa! Aku harus menikahi Giselle, Giselle tidak bisa melahirkan tanpa kehadiranku opa. Aku ayah bayinya dan aku harus bertanggung jawab," Bram bersuara dan membuat Ara muak.

"Dimana otakmu Bram? Apa kamu tidak memikirkan perasaan istrimu? Istrimu sedang hamil dan kau abaikan, kenapa kau malah memikirkan wanita yang bukan siapa-siapamu? Kau lupa, kalau Ara istri SAHMU, dia sedang hamil." tegas Aryan dengan tatapan tajam pada Bram. Aryan tidak habis pikir dengan kelakuan cucunya ini, bagaimana bisa dia memikirkan tanggung jawab kepada wanita lain sedangkan istrinya sendiri sedang hamil.

"Ma-af opa, tapi aku hanya kasihan pada Giselle. Dia hamil karena kesalahan yang tidak sengaja aku buat, aku tidak mungkin membiarkan dia malu." ucap Bram memelas, berharap Aryan akan mengerti dirinya.

Tidak tahu diri, itulah satu kata yang pantas untuk Bram saat ini. Ara merasa sangat tidak dihargai sebagai seorang istri, apalagi dia sedang hamil. Tapi Bram menganggapnya angin lalu.

"Haaahh...opa gak mau berdebat sama kamu. Lakukan saja apa yang opa mau, kamu tidak boleh menikahi wanita itu sebelum dia melahirkan anaknya dan kalian berdua tidak boleh bercerai sebelum Ara melahirkan. Keputusan opa sudah final," ucap Aryan sambil menghela nafas berat, dadanya masih terasa sesak namun ia memaksakan untuk bicara.

Aryan tau Ara sakit hati dan tidak ingin bertahan dengan Bram. Melihat sikap cucunya yang masih terjebak dengan wanita masa lalunya, pasti Ara banyak menahan derita selama ini. Namun Aryan ingin memberikan kesempatan pada hubungan Ara dan Bram sekali lagi.

Dalam hati Aryan meminta maaf, mungkin dia egois tapi Aryan tak ingin Bram berpisah dengan Ara. Gadis baik, sholehah dan cerminan istri yang sempurna.

"Opa!" sergah Bram tak terima dengan keputusan Aryan.

Gimana ini, aku tidak bisa menikahi Giselle secepatnya. Dia pasti marah padaku.

"Cukup...Bram... ahhh..." Aryan memegang dadanya yang terasa sesak lagi. "Haahh... haaihhh..." nafas Aryan tersengal.

"Opa...opa gak apa-apa?" Ara beranjak dari tempat duduknya dan seketika wajahnya langsung berubah menjadi panik, ketika melihat pria tua itu memegang dadanya dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Ra, cepat panggil dokter!" titah Bram pada istrinya.

"Iya mas." Sahut Ara singkat, kemudian dia berlari keluar dari ruangan itu untuk memanggil dokter.

Tak berselang lama, seorang dokter laki-laki spesialis jantung datang ke ruangan itu dan memeriksa kondisi Aryan. "Kondisi pak Aryan tidak baik, mohon untuk menjaga perasaannya karena perasaan lebih penting untuk membuat kondisi kesehatan pak Aryan membaik."

"Baik dok." jawab Bram, sementara Ara terdiam sambil menahan tangisnya sedari tadi karena sikap Bram.

Setelah itu, Bram dan Ara saling melihat satu sama lain. Lagi-lagi Bram menyalahkan Ara karena ketahuan pergi dari rumah dan Aryan jadi masuk rumah sakit. Tentu saja Ara tak terima di salahkan dan balik menyalahkan Bram. Tapi Bram tidak mau disalahkan.

"Mas! Cukup! Memangnya aku mau bertahan sama kamu? Aku juga tidak mau bertahan sama kamu, aku ingin cerai...tapi kamu dengar sendiri kan apa kata opa dan apa kata dokter?"

Bram terdiam sejenak, beruntung masih ada hati didalam pria tak berotak ini. Dia juga memikirkan kondisi Aryan.

"Wanita itu memang hamil, tapi aku juga hamil anak kamu mas, tapi kamu sama sekali tidak memperdulikan aku. Ingat mas, aku istri kamu!" tegur Ara mencoba menyadarkan Bram. Sebisa dan sekuat mungkin, ia menahan air mata itu agar tidak turun.

"Bukankah sudah kubilang, aku tidak menginginkan anak darimu! Kenapa kamu tak paham?!" hardik Bram pada Ara.

"Kalau tidak menginginkan anak, kalau tidak cinta padaku, kenapa kamu menjamah tubuhku mas? Kenapa kamu memberikan nafkah batin padaku?" wanita itu memegang-megang dadanya yang terasa sesak.

Bram menaikkan alisnya, dia tersenyum menyeringai kemudian berdecih. "Hah! Itu kan karena kamu yang menggodaku,"

"Apa?" Ara terperangah mendengar jawaban Bram yang ketus sekaligus menusuk ke dalam hatinya. Raut wajah Bram juga tampan memuakkan.

"Iya, kamu yang menggodaku! Apa kamu lupa kalau waktu itu kamu memakai pakaian tipis? Kamu pikir aku tidak tahu akal bulusmu? Wanita sepertimu adalah wanita yang tidak tahu diri, menikah dengan pria kaya lalu hamil anaknya dan ujung-ujungnya ingin uang, iya kan?"

Ara melotot menatap suaminya, sungguh sakit dia dituduh seperti itu. Bagaimana bisa ia mencintai Bram? Pria yang bahkan tidak pernah menghargainya karena kehadiran wanita dari masa lalunya.

"Aku tidak seperti apa yang kamu tuduhkan Mas!" seru Ara emosi.

"Apa yang dikatakan Bram memang benar, kamu tidak usah menyangkalnya. Kamu butuh uang berapa hah?" tanya Rania yang tiba-tiba saja sudah ada di tengah-tengah mereka.

"Kak Rania, saya tidak seperti itu kak." ucap Ara menyanggah.

Rania dan Kanaya melihat Ara seolah dia adalah serangga pengganggu. Sementara diantara mereka ada Olivia, adik Kanaya yang terbilang cuek. Dia tidak membenci ataupun memihak Ara.

"Alah....kalau kamu tidak begitu, kenapa kamu mau saja dijodohkan dengan Bram? Pasti karena Bram kaya dan dia satu-satunya anak laki-laki pewaris tunggal di perusahaan Wiratama."

"Dasar munafik! Sok polos, karenamu opa sampai masuk rumah sakit." cetus Kanaya ikut ikutan ibunya memaki Ara. Menyalahkan semua itu padanya.

Tatapan mata mereka begitu tajam pada Ara, kecuali Olivia yang biasa saja. Ara sakit hati oleh semua perlakuan keluarga suaminya, tapi dia lebih sakit karena Bram sama sekali tidak membelanya.

Aku terbiasa dengan caci maki mereka, aku terbiasa dengan tatapan mereka yang selalu tajam padaku. Hatiku sakit, tapi tidak sesakit saat kamu mengabaikan aku Mas. Kenapa dengan bodohnya, aku masih berharap bahwa kamu peduli padaku? Sedangkan rasa cinta saja tidak pernah ada di dalam hatimu untukku. Sakit hatiku Mas, aku istrimu dan kamu malah diam saja melihat istrimu disakiti seperti ini. Padahal dulu setidaknya kamu menghargaiku walau tak ada cinta.

Buliran bening akhirnya jatuh membasahi pipi Ara, tapi sayangnya hal itu tidak membuat Bram, kakak dan sepupunya menaruh simpati pada Ara.

"Malah nangis lagi?" decak Bram kesal melihat air mata Ara.

"Cengeng kamu!" kata Kanaya tidak ada sopan sopannya.

"Lebih baik kamu pergi dari sini!" usir Rania dengan ketus pada Ara.

"Sa-saya akan kembali..." Ara menguatkan hatinya, dia mengusap air matanya. Lalu memegang perutnya yang masih datar itu.

Sayang, maafkan mama...maafkan mama karena menangis nak. Maafkan mama...

Ara pergi dari sana dan memutuskan untuk pergi ke mushala rumah sakit, dimana ia mengadukan semuanya pada tuhan. Bram melihat kepergian Ara ke mushala rumah sakit yang tak jauh dari sana. Sementara Kanaya, Olivia dan Rania masuk ke dalam ruangan Aryan.

Tak lama kemudian, ponsel Bram berdering dan Bram langsung mengangkat teleponnya begitu melihat nama sayang tertera disana.

"Halo sayang," suara Bram lembut.

"Bram sayang kamu cepat kesini!"

"Kenapa sayang? Ada apa dengan suaramu?"

"Papa dan kakakku akan datang dari luar negeri, mereka mau ketemu sama kamu. Gimana ini? Aku takut Bram."

"Iya sayang, aku akan segera datang kesana dan menjelaskan semuanya."

"Aku tunggu ya sayang," ucap Giselle dengan suara mendayu-dayu.

...****...

Terpopuler

Comments

Dewi Nurani

Dewi Nurani

si kakek gak punya hati

2024-05-05

0

Hera Edrina

Hera Edrina

Ara ..adalah lkon utama paling bodoh yg diciptakan author

2023-10-06

0

Julia Santoso

Julia Santoso

egois sekali si kakek.. kalau kakek sayang ara, kakek justru harus membebaskan ara dari bram..

2023-10-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Suamiku berubah
2 Bab 2. Tak pernah mencintaimu
3 Bab 3. Ceraikan dia!
4 Bab 4. Dia bukan pembantu
5 Bab 5. Aku hamil Mas
6 Bab 6. Gugurkan saja!
7 Bab 7. Mulut manis Bram
8 Bab 8. Tega kamu, Mas
9 Bab 9. Ara di rumah sakit
10 Bab 10. Kuberi satu kesempatan
11 Bab 11. Sudah cukup!
12 Bab 12. Kamu akan menyesal
13 Bab 13. Bertemu Regan
14 Bab 14. Aryan marah
15 Bab 15. Jangan pukul aku, Mas!
16 Bab 16. Lo suka istri orang?
17 Bab 17. Kebingungan Ara
18 Bab 18. Saling menyalahkan
19 Bab 19. Aku mau bercerai, opa
20 Bab 20. Bram ada akhlak
21 Bab 21. Mencoba sekali lagi
22 Bab 22. Membalas ucapan Bram
23 Bab 23. Drama Giselle
24 Bab 24. Kamu boleh pergi, Ara
25 Bab 25. Malaikat tak bersayap
26 Bab 26. Bukan saya, pak
27 Bab 27. Fakta Lyodra
28 Bab 28. Bayiku meninggal?
29 Bab 29. TALAK
30 Bab 30. Akan aku lupakan
31 Bab 31. Anna merasa bersalah
32 Bab 32. Kedatangan Yoshua
33 Bab 33. Kamu lupa sudah talak tiga?
34 Bab 34. Bram tidak mau cerai
35 Bab 35. Ara adalah keluarga Gallan
36 Bab 36. Pergi kalian semua
37 Bab 37. Busuknya Giselle
38 Bab 38. Buang saja Penyesalanmu
39 Bab 39. Bram BRENGSEK!
40 Bab 40. Gas keun Regan!
41 Bab 41. Tidak ada gunanya mengulang waktu
42 Bab 42. Setelah ketuk palu
43 Bab 43. Saya akan membahagiakanmu
44 Bab 44. Masa lalu (1)
45 Bab 45. Masa lalu (2)
46 Bab 46. Fakta menyakitkan untuk Giselle
47 Bab 47. Kesempatan kedua
48 Bab 48. Sindiran Mia
49 Bab 49. Buat dia cacat!
50 Bab 50. Dua wanita cantik
51 Bab 51. Regan cembukor
52 Bab 52. Ara di culik, Regan panik
53 Bab 53. Malaikat pencabut nyawa
54 Bab 54. Rumah sakit
55 Bab 55. Pemeriksaan Ara
56 Bab 56. Regan penyelamat
57 Bab 57. Cincin hello Kitty
58 Bab 58. Giselle masih tak tahu malu
59 Bab 59. Sisi lain Ara
60 Bab 60. Berhak bahagia
61 Bab 61. Calon mertua ikan terbang
62 Bab 62. Ingin Ara bahagia
63 Bab 63. Selamat tidur Malaikat cantik
64 Bab 64. Calon menantu
65 Bab 65. Percaya diri Bram
66 Bab 66. Regan kiss Ara?
67 Bab 67. Panggilan Mas
68 Bab 68. You are the one
69 Bab 69. Sah happy wedding
70 Bab 70. Boleh mas cium?
71 Bab 71. Malam pertama terindah
72 Bab 72. Senasib
73 Bab 73. Pagi pengantin baru
74 Bab 74. Jodoh Sean?
75 Bab 75. Maladewa
76 Bab 76. Karma is real
77 Bab 77. Panas hati Bram Tania
78 Bab 78. Terlambat menolong
79 Bab 79. Permohonan maaf Giselle
80 Bab 80. Keanehan Ara
81 Bab 81. Ara pingsan
82 Bab 82. Kabar bahagia
83 Bab 83. Calon ayah dan ibu
84 Bab 84. Bodyguard untuk Ara
85 Bab 85. Menolong Tania
86 Bab 86. Paket misterius
87 Bab 87. Kita pindah sekarang
88 Bab 88. Musim nikah
89 Bab 89. Keguguran lagi?
90 Bab 90. Aksi Windy (Revisi)
91 Bab 91. Bahagia (Ending)
92 One Night Stand With My Uncle
93 Novel WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
94 Dihamili Berondong
95 Pengumuman penting, dibaca!
96 Membawa Benih Suami Kontrak
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Suamiku berubah
2
Bab 2. Tak pernah mencintaimu
3
Bab 3. Ceraikan dia!
4
Bab 4. Dia bukan pembantu
5
Bab 5. Aku hamil Mas
6
Bab 6. Gugurkan saja!
7
Bab 7. Mulut manis Bram
8
Bab 8. Tega kamu, Mas
9
Bab 9. Ara di rumah sakit
10
Bab 10. Kuberi satu kesempatan
11
Bab 11. Sudah cukup!
12
Bab 12. Kamu akan menyesal
13
Bab 13. Bertemu Regan
14
Bab 14. Aryan marah
15
Bab 15. Jangan pukul aku, Mas!
16
Bab 16. Lo suka istri orang?
17
Bab 17. Kebingungan Ara
18
Bab 18. Saling menyalahkan
19
Bab 19. Aku mau bercerai, opa
20
Bab 20. Bram ada akhlak
21
Bab 21. Mencoba sekali lagi
22
Bab 22. Membalas ucapan Bram
23
Bab 23. Drama Giselle
24
Bab 24. Kamu boleh pergi, Ara
25
Bab 25. Malaikat tak bersayap
26
Bab 26. Bukan saya, pak
27
Bab 27. Fakta Lyodra
28
Bab 28. Bayiku meninggal?
29
Bab 29. TALAK
30
Bab 30. Akan aku lupakan
31
Bab 31. Anna merasa bersalah
32
Bab 32. Kedatangan Yoshua
33
Bab 33. Kamu lupa sudah talak tiga?
34
Bab 34. Bram tidak mau cerai
35
Bab 35. Ara adalah keluarga Gallan
36
Bab 36. Pergi kalian semua
37
Bab 37. Busuknya Giselle
38
Bab 38. Buang saja Penyesalanmu
39
Bab 39. Bram BRENGSEK!
40
Bab 40. Gas keun Regan!
41
Bab 41. Tidak ada gunanya mengulang waktu
42
Bab 42. Setelah ketuk palu
43
Bab 43. Saya akan membahagiakanmu
44
Bab 44. Masa lalu (1)
45
Bab 45. Masa lalu (2)
46
Bab 46. Fakta menyakitkan untuk Giselle
47
Bab 47. Kesempatan kedua
48
Bab 48. Sindiran Mia
49
Bab 49. Buat dia cacat!
50
Bab 50. Dua wanita cantik
51
Bab 51. Regan cembukor
52
Bab 52. Ara di culik, Regan panik
53
Bab 53. Malaikat pencabut nyawa
54
Bab 54. Rumah sakit
55
Bab 55. Pemeriksaan Ara
56
Bab 56. Regan penyelamat
57
Bab 57. Cincin hello Kitty
58
Bab 58. Giselle masih tak tahu malu
59
Bab 59. Sisi lain Ara
60
Bab 60. Berhak bahagia
61
Bab 61. Calon mertua ikan terbang
62
Bab 62. Ingin Ara bahagia
63
Bab 63. Selamat tidur Malaikat cantik
64
Bab 64. Calon menantu
65
Bab 65. Percaya diri Bram
66
Bab 66. Regan kiss Ara?
67
Bab 67. Panggilan Mas
68
Bab 68. You are the one
69
Bab 69. Sah happy wedding
70
Bab 70. Boleh mas cium?
71
Bab 71. Malam pertama terindah
72
Bab 72. Senasib
73
Bab 73. Pagi pengantin baru
74
Bab 74. Jodoh Sean?
75
Bab 75. Maladewa
76
Bab 76. Karma is real
77
Bab 77. Panas hati Bram Tania
78
Bab 78. Terlambat menolong
79
Bab 79. Permohonan maaf Giselle
80
Bab 80. Keanehan Ara
81
Bab 81. Ara pingsan
82
Bab 82. Kabar bahagia
83
Bab 83. Calon ayah dan ibu
84
Bab 84. Bodyguard untuk Ara
85
Bab 85. Menolong Tania
86
Bab 86. Paket misterius
87
Bab 87. Kita pindah sekarang
88
Bab 88. Musim nikah
89
Bab 89. Keguguran lagi?
90
Bab 90. Aksi Windy (Revisi)
91
Bab 91. Bahagia (Ending)
92
One Night Stand With My Uncle
93
Novel WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
94
Dihamili Berondong
95
Pengumuman penting, dibaca!
96
Membawa Benih Suami Kontrak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!