...🍀🍀🍀...
Seketika tubuh Ara melemah, setelah mendengar percakapan suami dan selingkuhannya itu. Atau sering disebut sebagai kekasih.
Ara menahan tangisnya, sekuat mungkin. Namun tangisnya tetap pecah meski bibirnya sudah dibungkam oleh tangannya sendiri. Rasanya sekarang hati Ara terlalu sakit!
Betapa kecewa dan hancurnya hati Ara, meski bukan pertama kalinya ia tersakiti. Tapi ia tak sesakit ini, bahwa suaminya jelas memilih wanita lain dan bahkan wanita itu sedang hamil anaknya.
Jadi selama ini mas Bram jarang pulang karena mas Bram pergi mengurusi mbak Giselle yang sedang hamil? Disaat aku mengalami morning sickness, ingin makan ini dan itu. Ternyata suamiku malah bermain dengan wanita lain dan mereka sudah...
Mia langsung menunjukkan eksistensinya disana, tanpa rencana apapun. Mia menarik rambut Giselle dengan kasar, dia tak terima sahabatnya di perlakukan seperti ini.
Giselle terkejut bahkan memekik kesakitan ketika tangan Mia menjambak rambutnya dengan kasar ala sinteron ikan terbang. Bram juga tercengang melihat adegan itu.
"Ahhh! Sakit!! Bram sayang...tolong aku..."rengek Giselle yang benar-benar kesakitan.
"Sakit? Hah! Ini belum seberapa dengan rasa sakit sahabatku, yang kamu rebut suaminya! Dasar wanita laknat! Pelakor!" seru Mia sambil menjambak erat rambut sebahu Giselle.
"Hey! Kamu apa-apaan hah?" Bram mendorong Mia dan langsung memeluk Giselle yang kesakitan. Bahkan wanita itu kini menangis di dalam dekapannya.
"Sayang...sakit..." rengek Giselle manja.
"Iya sayang, aku bakal kasih pelajaran sama cewek brandal ini!" serka Bram seraya menatap Mia dengan sinis.
Lagi-lagi siapa yang tersakiti disini? Ara. Dalam keadaan sedih dan kecewa, Ara menghampiri Mia yang sempat didorong oleh Bram. "Mia...kamu gak apa-apa?"
"Aku gak apa-apa, tapi si cewek pelakor ini! Dia gak tau diri banget, Ra!"
"Oh jadi cewek ini teman kamu? Tolong ya Ra, dijaga temannya. Jangan sampai gangguin Giselle lagi." bela Bram pada kekasihnya. "Kali ini aku maafkan kamu, tapi tidak ada lain kali Ara!" Bram menunjukkan jarinya pada wajah Ara yang membuat wanita itu semakin sakit hati.
"Hey! Siapa kamu yang harus memaafkan kesalahanku? Gila ya...ada laki-laki brengsek seperti ini. Istri SAHNYA lagi hamil, tapi dia malah berduaan sama PELAKORNYA dari ruang OBYGN...udah kepergok istrinya, bukannya minta maaf tapi malah ngajak ribut? Woah....aku gak percaya ini!" teriakan Mia itu membuat semua orang yang berada di sekitar lorong ruang kandungan beratensi pada mereka berempat.
Bram dan Giselle mulai panik dengan tatapan orang-orang yang curiga pada mereka berdua. "Enggak ibu-ibu... bapak-bapak ini salah paham..." Bram mencoba bicara, sungguh ia tidak nyaman dengan tatapan semua orang padanya.
"Salah paham apa? Bapak-bapak dan ibu-ibu semuanya...tolong dicatat ya nama Laki-laki ini! Bramasta Wiratama, dia datang ke rumah sakit dengan selingkuhannya yang sedang hamil dan dia meninggalkan istrinya sendirian untuk periksa kehamilan juga. Dia lebih memilih si pelakor ini, ketimbang istrinya sendiri! Dan teman saya ini, baru tau kalau ternyata selingkuhan suaminya juga sedang HAMIL. Gila kan ya?" Mia tidak kuat lagi, dia seolah mengeluarkan unek-unek didalam hati Ara selama ini. Walau bisa dibilang ia adalah orang luar, tapi ia ikut merasakan kesalnya Ara dan sakit hati wanita itu.
Semua orang pun mulai berbisik-bisik membicarakan Bram dan Giselle.
"Wah benar-benar gila ya..."
"Ya ampun, cantik-cantik kok pelakor."
"Eh tunggu! Wanita itu bukannya Gisella Amelia? Model dari Paris itu kan?" ucap seorang wanita yang mengenali Giselle.
Giselle yang mendengar itu segera menyembunyikan wajahnya karena malu. Dia berbisik dan meminta pada Bram untuk segera pergi dari sana. Sungguh Giselle sangat malu dipanggil pelakor, dia tidak terima.
Bram menurut dan membawa Giselle pergi dari sana, namun rupanya tak semudah itu karena Mia menghadang jalan mereka. "Mau kemana kamu pelakor? Mau pergi gitu aja! Hah! Tidak semudah itu Ferguson!" cetus Mia marah-marah.
"ARA! Urus temanmu ini!" Bram malah berteriak pada Ara. Menurutnya Ara bisa diajaknya bicara.
Terlihat beberapa orang asyik menonton drama didepan mereka dan bahkan ada yang mengabadikannya dengan ponsel.
Mas...kenapa kamu malah memarahi aku? Kenapa bukan menenangkanku dan menjelaskan semuanya?
Ara bungkam, bukan karena tak berani bicara. Tapi hati Ara terlalu sakit untuk bicara. Bahkan menahan tangis pun rasanya sudah sulit.
Bram dan Giselle pun berhasil pergi dari sana. Sedangkan Ara dan Mia masih berada di rumah sakit itu. Beberapa orang yang tidak dikenal, menyemangati Ara bahkan ada juga yang memberikan saran kepadanya untuk berpisah dari pria sampah macam Bram. Namun Ara tidak bergeming, hatinya sedang bergelut dengan logika.
Logika masih ingin bertahan dengan alasan anak, tapi hati yang terluka berkata jangan. Mana yang harus ia pilih?
"Ra, Lo udah sadar sekarang? Ngapain Lo pertahanin cowok kayak dia...ya Allah, gue kalau jadi Lo...mending milih pisah Ra. Buat apa mempertahankan hubungan yang toxic seperti ini? Ya kan?"
Ara menangis, kemudian dia berkata. "Ya kamu benar, sepertinya semuanya sudah cukup Mia." Ara memegang perut datarnya dengan penuh rasa sakit hati.
Nak, maafkan mama...maafkan mama. Mama rasa kamu hanya bisa punya mama saja. Papamu bahkan tak mengakuimu.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Ma Em
Ara jangan bertahan dari hubungan yg sdh tdk baik lebih baik kamu lepaskan Bram daripada hidup kamu menderita semoga Ara segera mendapatkan kebahgiaan.
2024-05-05
0
Shinta Dewiana
mia kereennnn
2024-05-03
0
Adinda
Ya Allah sakit bnget aku bacanya aja hatiku pilu
2024-02-16
0