Bab 8. Tega kamu, Mas

...🍀🍀🍀...

Tanpa disadari oleh Bram dan dokter Mayang, Ara mendengar percakapan suaminya dengan dokter itu tentang operasi.

Operasi apa yang mereka bicarakan? Kenapa aku harus di operasi?

Ara kembali duduk di atas ranjang beroda itu, pikirannya berkecamuk mendengar percakapan aneh dan ambigu itu. Ara tidak yakin bahwa suaminya mengajaknya ke klinik itu hanya untuk periksa kandungan.

Gak mungkin mas Bram ngapa-ngapain aku kan?

Suster yang tadi membawa Ara, baru saja keluar dari kamar mandi. Ia tersenyum pada Ara dan langsung memasukkan suatu cairan ke dalam jarum suntik.

"Ayo Bu, berbaring dulu ya." ucap suster itu pada Ara.

Ara mulai curiga ketika suster itu hendak menyuntikkan obat yang ia tak tahu apa. Ara bertanya obat apa itu, tapi suster itu tidak menjawabnya.

"Ibu berbaring saja ya, nanti ibu tidak akan merasa sakit setelah kami mengeluarkannya."

"Me-mengeluarkannya? Apa maksudnya suster?" Ara terperangah mendengar ucapan si suster.

"Eungh--tidak apa-apa, Bu. Lebih baik ibu berbaring dengan tenang ya." bujuk suster itu dengan suara yang gugup.

"Maaf ya sus, saya kesini untuk periksa kandungan. Bukan untuk disuntikkan sesuatu." kata Ara bingung, dia mencoba-coba menerka apa yang terjadi saat ini. Tapi ia benar-benar tak paham.

"Eum...itu..." suster itu terlihat gugup menjelaskan.

CEKLET!

Pintu ruangan itu terbuka, terlihat dokter Mayang berada disana bersama dua orang pria berbadan kekar yang muncul entah dari mana.

"Cepat suntik dia! Dia tidak boleh pergi dari sini sebelum operasinya selesai." ucap dokter Mayang pada suster itu.

"Baik dokter."

"Operasi? Operasi apa?" Ara mulai merasakan ancaman mendengar ucapan dokter Mayang. Dia pun berusaha untuk pergi dari sana, namun kedua pria kekar dibelakang Mayang memegang erat tangannya.

"Lepas! Lepaskan aku! Mas...mas Bram, mas tolong aku Mas...mas.." teriak Ara memanggil suaminya. Ia panik karena tangannya dicekal kuat orang pria pria itu.

Ya Allah, siapa orang-orang ini? Kenapa mereka ingin mencelakai aku? Dimana Mas Bram?

Tubuhnya dibaringkan dengan kasar oleh kedua pria itu ke atas ranjang. "AKHHH!! Lepas!"

Ara mendengar suara mobil menyala dan menjauh dari sana. Ia mengenal suara mobil satu-satunya yang ada disana, yaitu mobil Bram. Dari jendela kamar itu, Ara melihat mobil suaminya pergi meninggalkan klinik.

"Mas! Kenapa kamu pergi MAS? Mas Bram!" Ara berteriak semakin kencang.

"Ibu, ibu tenang saja...kami akan pastikan ibu tidak terlalu sakit saat janinnya di keluarkan." jelas dokter Mayang yang membuat Ara tersentak kaget.

"APA?"

"Pak Bram sudah berpesan kepada saya untuk membereskan segalanya. Nanti dia akan menjemput ibu, setelah kandungan ibu digugurkan."

Deg!

Bagai tersambar petir disiang bolong, Ara tidak menyangka bahwa Bram membujuknya datang kemari untuk menggugurkan kandungannya sendiri. Tapi disisi lain hatinya, ia tak percaya Bram akan melakukan semua ini.

Mas, tega kamu...tega kamu mau membunuh anakmu sendiri? Gak mungkin kamu begitu kan Mas?

"Jangan sembarangan menuduh suami saya! Mana mungkin suami saya tega meminta dokter mengugurkan kandungan saya."

"Suami ibu sudah menduga bahwa ibu akan seperti ini. Tapi Bu, Percayalah bahwa suami ibu melakukan ini demi kebaikan ibu. Tidak baik bagi ibu yang memiliki penyakit kanker, melahirkan bayi ini...akan beresiko untuk ibu." sebenarnya ini hanya alasan, mau Ara dikatakan sakit kanker atau apapun itu. Mayang tetap harus melakukan tugasnya untuk menggugah bayi Ara karena sudah dibayar oleh Bram. Dan sebenarnya, Mayang bukanlah dokter yang memiliki lisensi kedokteran melainkan seseorang yang legal dan bergelut didalam bisnis haram berkedok klinik kandungan ini.

"A-apa? Apa suami sayang bilang begitu? Jadi saya sakit kanker dan---woah....ini..." Ara bergetar, tak percaya bahwa suaminya akan tega melakukan semua ini padanya setelah perlakuan manis Bram kepadanya.

"Ayo sus, cepat suntik dia!" seru dokter Mayang pada suster.

"Baik dok," jawab suster itu dan segera menyiapkan jarum suntiknya, mengarahkan jarum suntik itu pada Ara.

Ara ketakutan dan coba berontak, kakinya menendang-nendang kedua pria yang memeganginya. Dalam hati dia merapalkan doa, agar Allah menyelamatkannya dan bayinya. Ara berjuang sekuat tenaga, dibalik rasa sedih, sakit hati dan kecewanya pada Bram.

Jarum suntik itu telah berhasil menembus kulit Ara, namun sebelum semua cairan itu habis. Ara berhasil lepas dari cengkraman kedua pria itu dengan menendang anunya.

"Ah! Sialan! Mau kemana Lo?"

Ara keluar dari klinik itu dengan terburu-buru, kedua pria tadi ternyata masih mengejarnya. Sialnya, jalanan di sana sangat sepi dan terpencil. Tidak ada rumah, maupun kendaraan yang lewat di sekitar sana.

"Jadi--kamu sudah merencanakan ini sebelumnya Mas? Kamu ingin menggugurkan anak kita? Tega kamu Mas...tega.." gumam Ara disela isak tangis kecewanya pada Bram. Ia masih terus berlari dari dua pria itu.

Lelah berlari dan merasa kepala mulai pening akibat obat bius. Akhirnya Ara berhenti berlari dan memilih untuk bersembunyi di semak-semak yang ada di sana.

"Dimana wanita sialan itu?" tanya seorang pria sambil menatap ke sana kemari mencari keberadaan Ara.

"Kalau bos Bram sampai tau, bisa gawat."

"Kau, telponlah bos Bram!"ujar salah seorang pria.

"Tidak! Aku tidak bisa menelponnya begitu saja, bukannya tadi bos Bram bilang kalau dia akan pergi ke apartemen kekasihnya dan tidak mau diganggu." jelas pria kepala botak itu pada temannya.

"Benar juga, yang ada nanti bos marah. Ah ya sudah, ayo kita cari lagi wanita kampungan itu!"

Ara yang mendengar semua itu, semakin terisak dan menahan mulutnya yang ingin berteriak. "Tega kamu, Mas...tega kamu...kamu ingin membunuh anak kita, sementara kamu malah bersenang-senang dengan wanita lain." batin Ara sakit hati.

Setelah yakin kedua pria itu pergi jauh dari sana, Ara pun keluar dari persembunyiannya. Dengan langkah gontai, ia berusaha pergi ke jalan raya.

"Astaghfirullah...kepalaku pusing. Ini pasti efek obat bius yang tadi sempat disuntikkan suster itu padaku." gumam Ara sambil memegang kepalanya. Berusaha menopang tubuhnya sendiri yang mulai lemas.

Berulang kali dia bersandar pada pepohonan yang ada disana, sembari berharap bahwa kedua pria itu tidak akan menemukannya lagi.

Tak lama kemudian, Ara jatuh pingsan saat berada di pinggir jalan raya. Tidak ada siapapun disana.

****

Apartemen Bram yang ditempati oleh Giselle.

Dengan perhatian, Bram membelikan Giselle makanan kesukaannya. Mereka makan bersama di apartemen itu sambil suap suapan.

"Sayang...aku mau ngomong sesuatu sama kamu." ucap Giselle tiba-tiba, saat mereka sedang makan bersama.

"Ya, sayang?"

"Kapan kamu menceraikan istri kamu?" tanya Giselle pada Bram yang membuat pria itu terdiam sejenak sambil menelan ludah kasarnya.

...****...

Hai hai...aku revisi bab satu, ada perubahan disana...baca ulang ya 😍

Ayo readers tunjukkan keberadaan kalian dengan komen ❤️

Terpopuler

Comments

Umi Akhmad

Umi Akhmad

Ara jgn bodoh banget sih thooorrrrr

2023-06-18

1

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

sedih dengan keadaan Ara.. sabarlah

2023-03-15

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

ayo lah Ra ... bersikap baik itu bukan berarti menjadi b0d0h mau aja di apa2in.

sekarang udah tambah jelas kan, gimana sikap Bram ke kamu ...
jangan ngarep lagi deh ... lagian ngapain juga masih mempertahankan suami yg udah spt itu?
buang aja ke tempat sampah ... krn emang di situ dia lebih layak ...
lebih baik kamu mencari kebahagiaan kamu sendiri.
gak usah bertahan krn "pernikahan perjodohan" itu. kamu yg menjalani, kamu yg menderita, kamu yg dihina ... kalo masih nrimo juga ... yaaaa ... barti kamu emang b0d0h maksimal..

Neng Gemoy beneran sebel kalo Ara masih lemah dihadapan Bram !!!
Tapi bakalan terus baca siiiiy ... soalnya pengen tau detik2 Bram ngemis2 minta maaf ke Ara ... 😁😁😁

2023-02-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Suamiku berubah
2 Bab 2. Tak pernah mencintaimu
3 Bab 3. Ceraikan dia!
4 Bab 4. Dia bukan pembantu
5 Bab 5. Aku hamil Mas
6 Bab 6. Gugurkan saja!
7 Bab 7. Mulut manis Bram
8 Bab 8. Tega kamu, Mas
9 Bab 9. Ara di rumah sakit
10 Bab 10. Kuberi satu kesempatan
11 Bab 11. Sudah cukup!
12 Bab 12. Kamu akan menyesal
13 Bab 13. Bertemu Regan
14 Bab 14. Aryan marah
15 Bab 15. Jangan pukul aku, Mas!
16 Bab 16. Lo suka istri orang?
17 Bab 17. Kebingungan Ara
18 Bab 18. Saling menyalahkan
19 Bab 19. Aku mau bercerai, opa
20 Bab 20. Bram ada akhlak
21 Bab 21. Mencoba sekali lagi
22 Bab 22. Membalas ucapan Bram
23 Bab 23. Drama Giselle
24 Bab 24. Kamu boleh pergi, Ara
25 Bab 25. Malaikat tak bersayap
26 Bab 26. Bukan saya, pak
27 Bab 27. Fakta Lyodra
28 Bab 28. Bayiku meninggal?
29 Bab 29. TALAK
30 Bab 30. Akan aku lupakan
31 Bab 31. Anna merasa bersalah
32 Bab 32. Kedatangan Yoshua
33 Bab 33. Kamu lupa sudah talak tiga?
34 Bab 34. Bram tidak mau cerai
35 Bab 35. Ara adalah keluarga Gallan
36 Bab 36. Pergi kalian semua
37 Bab 37. Busuknya Giselle
38 Bab 38. Buang saja Penyesalanmu
39 Bab 39. Bram BRENGSEK!
40 Bab 40. Gas keun Regan!
41 Bab 41. Tidak ada gunanya mengulang waktu
42 Bab 42. Setelah ketuk palu
43 Bab 43. Saya akan membahagiakanmu
44 Bab 44. Masa lalu (1)
45 Bab 45. Masa lalu (2)
46 Bab 46. Fakta menyakitkan untuk Giselle
47 Bab 47. Kesempatan kedua
48 Bab 48. Sindiran Mia
49 Bab 49. Buat dia cacat!
50 Bab 50. Dua wanita cantik
51 Bab 51. Regan cembukor
52 Bab 52. Ara di culik, Regan panik
53 Bab 53. Malaikat pencabut nyawa
54 Bab 54. Rumah sakit
55 Bab 55. Pemeriksaan Ara
56 Bab 56. Regan penyelamat
57 Bab 57. Cincin hello Kitty
58 Bab 58. Giselle masih tak tahu malu
59 Bab 59. Sisi lain Ara
60 Bab 60. Berhak bahagia
61 Bab 61. Calon mertua ikan terbang
62 Bab 62. Ingin Ara bahagia
63 Bab 63. Selamat tidur Malaikat cantik
64 Bab 64. Calon menantu
65 Bab 65. Percaya diri Bram
66 Bab 66. Regan kiss Ara?
67 Bab 67. Panggilan Mas
68 Bab 68. You are the one
69 Bab 69. Sah happy wedding
70 Bab 70. Boleh mas cium?
71 Bab 71. Malam pertama terindah
72 Bab 72. Senasib
73 Bab 73. Pagi pengantin baru
74 Bab 74. Jodoh Sean?
75 Bab 75. Maladewa
76 Bab 76. Karma is real
77 Bab 77. Panas hati Bram Tania
78 Bab 78. Terlambat menolong
79 Bab 79. Permohonan maaf Giselle
80 Bab 80. Keanehan Ara
81 Bab 81. Ara pingsan
82 Bab 82. Kabar bahagia
83 Bab 83. Calon ayah dan ibu
84 Bab 84. Bodyguard untuk Ara
85 Bab 85. Menolong Tania
86 Bab 86. Paket misterius
87 Bab 87. Kita pindah sekarang
88 Bab 88. Musim nikah
89 Bab 89. Keguguran lagi?
90 Bab 90. Aksi Windy (Revisi)
91 Bab 91. Bahagia (Ending)
92 One Night Stand With My Uncle
93 Novel WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
94 Dihamili Berondong
95 Pengumuman penting, dibaca!
96 Membawa Benih Suami Kontrak
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Suamiku berubah
2
Bab 2. Tak pernah mencintaimu
3
Bab 3. Ceraikan dia!
4
Bab 4. Dia bukan pembantu
5
Bab 5. Aku hamil Mas
6
Bab 6. Gugurkan saja!
7
Bab 7. Mulut manis Bram
8
Bab 8. Tega kamu, Mas
9
Bab 9. Ara di rumah sakit
10
Bab 10. Kuberi satu kesempatan
11
Bab 11. Sudah cukup!
12
Bab 12. Kamu akan menyesal
13
Bab 13. Bertemu Regan
14
Bab 14. Aryan marah
15
Bab 15. Jangan pukul aku, Mas!
16
Bab 16. Lo suka istri orang?
17
Bab 17. Kebingungan Ara
18
Bab 18. Saling menyalahkan
19
Bab 19. Aku mau bercerai, opa
20
Bab 20. Bram ada akhlak
21
Bab 21. Mencoba sekali lagi
22
Bab 22. Membalas ucapan Bram
23
Bab 23. Drama Giselle
24
Bab 24. Kamu boleh pergi, Ara
25
Bab 25. Malaikat tak bersayap
26
Bab 26. Bukan saya, pak
27
Bab 27. Fakta Lyodra
28
Bab 28. Bayiku meninggal?
29
Bab 29. TALAK
30
Bab 30. Akan aku lupakan
31
Bab 31. Anna merasa bersalah
32
Bab 32. Kedatangan Yoshua
33
Bab 33. Kamu lupa sudah talak tiga?
34
Bab 34. Bram tidak mau cerai
35
Bab 35. Ara adalah keluarga Gallan
36
Bab 36. Pergi kalian semua
37
Bab 37. Busuknya Giselle
38
Bab 38. Buang saja Penyesalanmu
39
Bab 39. Bram BRENGSEK!
40
Bab 40. Gas keun Regan!
41
Bab 41. Tidak ada gunanya mengulang waktu
42
Bab 42. Setelah ketuk palu
43
Bab 43. Saya akan membahagiakanmu
44
Bab 44. Masa lalu (1)
45
Bab 45. Masa lalu (2)
46
Bab 46. Fakta menyakitkan untuk Giselle
47
Bab 47. Kesempatan kedua
48
Bab 48. Sindiran Mia
49
Bab 49. Buat dia cacat!
50
Bab 50. Dua wanita cantik
51
Bab 51. Regan cembukor
52
Bab 52. Ara di culik, Regan panik
53
Bab 53. Malaikat pencabut nyawa
54
Bab 54. Rumah sakit
55
Bab 55. Pemeriksaan Ara
56
Bab 56. Regan penyelamat
57
Bab 57. Cincin hello Kitty
58
Bab 58. Giselle masih tak tahu malu
59
Bab 59. Sisi lain Ara
60
Bab 60. Berhak bahagia
61
Bab 61. Calon mertua ikan terbang
62
Bab 62. Ingin Ara bahagia
63
Bab 63. Selamat tidur Malaikat cantik
64
Bab 64. Calon menantu
65
Bab 65. Percaya diri Bram
66
Bab 66. Regan kiss Ara?
67
Bab 67. Panggilan Mas
68
Bab 68. You are the one
69
Bab 69. Sah happy wedding
70
Bab 70. Boleh mas cium?
71
Bab 71. Malam pertama terindah
72
Bab 72. Senasib
73
Bab 73. Pagi pengantin baru
74
Bab 74. Jodoh Sean?
75
Bab 75. Maladewa
76
Bab 76. Karma is real
77
Bab 77. Panas hati Bram Tania
78
Bab 78. Terlambat menolong
79
Bab 79. Permohonan maaf Giselle
80
Bab 80. Keanehan Ara
81
Bab 81. Ara pingsan
82
Bab 82. Kabar bahagia
83
Bab 83. Calon ayah dan ibu
84
Bab 84. Bodyguard untuk Ara
85
Bab 85. Menolong Tania
86
Bab 86. Paket misterius
87
Bab 87. Kita pindah sekarang
88
Bab 88. Musim nikah
89
Bab 89. Keguguran lagi?
90
Bab 90. Aksi Windy (Revisi)
91
Bab 91. Bahagia (Ending)
92
One Night Stand With My Uncle
93
Novel WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
94
Dihamili Berondong
95
Pengumuman penting, dibaca!
96
Membawa Benih Suami Kontrak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!