Bab 12. Kamu akan menyesal

...🍀🍀🍀...

Setelah bicara dengan Mia, Ara memutuskan untuk pulang sendirian karena ia tidak mau diganggu oleh siapapun juga saat ini. Sudah cukup ia jantungan saat melihat fakta bahwa suaminya memiliki anak dengan wanita lain dan ditambah lagi, suaminya itu lebih memilih si pelakor daripada dirinya yang jelas-jelas adalah istri SAH.

Ara kembali ke rumahnya dengan mengendarai mobil taksi, wanita itu sedih, langkahnya gontai dan matanya sembab. Usia kandungannya sudah menginjak 3 bulan dan di masa-masa seperti ini. Ara sangat membutuhkan Bram, suaminya karena ia seringkali morning sickness parah. Tapi memang dasar suami sialan, Bram lebih peduli pada wanita yang hanya berstatus sebagai kekasihnya.

Apa Bram pikir hanya karena Ara diam saja maka dia tidak merasakan sakit? Maka dia membiarkan semua ini? Tidak! Hati Ara sakit, sangat sakit. Tapi dia bertahan karena apa saj karena siapa?

Pertama, mungkin karena cinta dan kedua karena anak yang ada didalam kandungannya. Bagaimana mungkin anak itu lahir tanpa sosok papanya? Pada dasarnya Ara adalah seorang wanita yang berpikiran ke depan dan berpikir masa depan. Dia tak mau bila nanti anaknya menanggung malu karena punya orang tua yang bercerai.

Sepulang dari rumah sakit, Ara jatuh terduduk di lantai dengan keadaan lemas. Air matanya tak terbendung lagi, Ara menjerit sejadinya, menumpahkan semua kesal dan sakitnya di rumah mewah itu. Beruntung tidak ada siapapun di rumah itu selain dirinya karena beberapa hari yang lalu, Bram memecat asisten rumah tangga yang selalu membantu Ara bersih-bersih rumah sebesar itu dengan alasan bahwa dia tak mau buang-buang uang dan Ara bisa melakukannya lebih baik dari seorang pembantu.

Sakit! Perih hati wanita yang bernama lengkap Haura Yameena Arandita itu.

"Hiks...hiks...tega sekali kamu Mas, kamu jahat padaku....kamu jahat pada aku dan calon anak kita. Meskipun kamu tidak mencintaiku, tapi setidaknya kamu hargain perasaanku sebagai istri sah mu mas...kenapa mas...kenapa....hiks..." Ara menangis tersedu-sedu, satu tangannya memegang perut yang masih datar itu. "Maafkan mama anak, maafkan mama...mama tidak bisa bertahan dengan papa kamu...rasanya sakit buat mama nak..Tolong izinkan mama egois sekali saja nak!"

Logika mengatakan bahwa dia tidak boleh menangis, tidak seharusnya menangis karena dokter bilang tidak baik untuk perkembangan bayinya. Tapi apalah daya, hatinya yang berkuasa dan menguasai tubuhnya saat ini.

"Aku cinta padamu Mas, tapi aku tidak mau jadi bodoh karena cinta...aku tidak mau terus-terusan kamu sakiti seperti ini. Aku punya hati!" Ara menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak.

Ketika Ara sedang menumpahkan air mata dan kekesalannya di rumah sendirian. Bram dan Giselle tengah berada dalam masalah besar karena berita tentang mereka viral si medsos. Ya, itu karena Giselle adalah seorang public figur dan Bram pengusaha terkenal.

Mereka berdua malah menyalahkan Ara atas semua yang terjadi hari ini. Giselle bahkan menangis dan takut masa depannya sebagai model akan berakhir.

"Bram, gimana ini? Hiks...hiks...karirku akan hancur, aku dipanggil pelakor! Aku gak sudi! Padahal wanita kampungan itu yang merebutmu dariku." Giselle menangis terisak didalam pelukan Bram.

Bram tengah menepikan mobilnya dijalankan sepi yang tak jauh dari rumahnya. Ia pun menghibur Giselle untuk tidak menangis lagi.

"Sayang, kamu jangan nangis lagi. Semuanya akan baik-baik saja karena kamu masih punya aku."

"Ini semua gara-gara istri kamu Bram, pokoknya aku gak mau tau! Kamu harus menceraikan dia!" teriak Giselle merajuk pada kekasihnya.

"Iya, kamu benar...ini semua gara-gara dia dan teman kampungannya itu! Kamu tenang saja sayang, aku akan berikan dia pelajaran!" seru Bram kesal, ia mengepalkan tangannya dengan kuat. "Ara! Awas kamu!" geramnya.

Giselle tersenyum mendengar kemarahan Bram. "Akhirnya setelah ini aku bisa menjadi nyonya Wiratama."

Sebagai pengusaha berpengaruh, tentu saja Bram bisa membungkam berita itu dengan uang. Walau tidak semuanya terbungkam, Bram bisa pastikan bahwa kakeknya tidak mendengar semua ini. Ya, Aryan tidak mendengar berita itu dan sibuk terapi di rumah bersama dengan terapisnya.

****

Malam itu Bram pulang ke rumah yang ia tinggali bersama Ara. Tanpa mengucap salam, ia juga menendang pintu itu dengan kasar. Ia melihat Ara sedang makan sate dengan teman lontong disana.

"Oh! Jadi malam ini kamu pulang ke rumah Mas?" sindir Ara yang berbeda dari biasanya.

Bram menatap istrinya dengan marah, kemudian dia membanting sate beserta piringnya sampai jatuh ke lantai.

Prang!!

Ara terlihat datar, tidak seperti biasanya dia akan menangis ketika Bram mengamuk seperti ini. Ara mencoba menguatkan hatinya untuk menangis.

"Haaahh...kenapa kamu banting piringnya Mas? Anak kita sedang makan," ujar Ara dengan bibir gemetar menahan marah.

"Berhenti mengatakan anak kita anak kita! Anakku hanya dari Giselle saja! Bukan KAU!" teriak Bram seraya menunjukkan jarinya tepat di wajah Ara.

"Baiklah terserah mas saja, jadi mas mau menikahinya?" tanya Ara dengan nada bicara meremehkan dan Bram terlihat tidak menyukainya.

"Tentu saja dan aku akan menceraikanmu sekarang juga!"

"Silahkan mas... silahkan kalau mas bisa menceraikanku." Ara tersenyum pahit dengan ucapannya sendiri. Dia menahan tangis dengan tawa, sungguh rasanya sangat sakit.

"Kau pikir aku tidak BiSA?" bentak Bram marah.

"Berisik Mas, aku juga mendengarnya tanpa kamu harus membentak!"

Bram mendengus marah, lalu dia menampar Ara dengan keras. Ara mendongak dan balas menampar suaminya. "Kamu menamparku, Ara?!"

"Ya, aku menamparmu dan aku akan melakukannya lagi." ucap Ara sakit hati, mencoba berani ternyata tak mudah. Hatinya masih saja lembut.

"Kau BERANI!"

Ketika Bram hendak melayangkan tamparannya kembali pada Ara. Sosok Giselle sudah berada diambang pintu, lalu ia berjalan menghampiri Bram. Giselle membawa kopernya yang berwarna pink. Fokus Ara teralihkan padanya.

"Bram, kenapa aku ditinggal sendirian?"

"Maaf sayang, ayo duduk dan istirahatlah. Kamu tidak boleh berdiri lama-lama sayang, nanti anak kita kecapekan," ujar Bram lalu membantu Giselle membawa kopernya dan meminta wanita itu duduk di sofa empuk.

Sungguh hati Ara tersayat lagi dan lagi oleh kelakuan suaminya dan Giselle. Ketika dirinya berjuang seorang diri dalam keadaan morning sickness, ia diperlakukan seperti babu sedangkan Giselle mendapatkan perlakukan bagai Ratu oleh Bram.

Cukup! Sudah cukup Ara!

Batinnya berteriak tak tahan. Bahkan luka disudut bibirnya saja dia tak sadar.

"Apa maksudnya semua ini mas?" tanya Ara dengan suara tegas dan atensi begitu tajam pada Giselle dan Bram.

"Apa yang harus aku jelaskan padamu? Giselle akan segera jadi istriku, jadi dia akan tinggal disini." kata Bram dingin.

"Jadi kamu mau tinggal disini dengan si pelakor ini?"

"Jaga mulutmu!" sergah Bram dengan tatapan tajam pada istrimya.

"Maaf ya Haura, tapi aku juga sedang hamil anak Bram. Aku benar-benar minta maaf karena aku--"

"Jangan meminta maaf, tolong! Ini juga salah suamiku karena tergoda olehmu."

"Haura Yameena Arandita! Kenapa bicaramu kasar sekali?!" suara bariton itu kian meninggi manakala ia mendengar Ara semakin berani padanya. "PERGI kau dari rumah ini sekarang juga!"

Tanpa kata, Ara membawa koper yang memang sudah ia sudah siapkan dari tadi sore. Setelah memikirkannya matang-matang, ia memang harus pergi dari tempat yang bernama rumah tapi tak pernah jadi rumah untuknya, hanya neraka.

Menjadi istri tak dianggap, akhirnya ia berada dititik lelahnya. Yaitu saat ini.

"Baik mas, aku pergi.... terimakasih mas karena aku tidak perlu repot-repot meminta izinmu. Ingatlah mas, bahwa kau yang mengusirku! Kamu akan menyesal MAS!" tegas Ara pada suaminya, namun sedikit pun Bram tidak peduli pada Ara dan malah sibuk dengan Giselle yang merengek ingin makan soto babat.

Ara pun pergi dari rumah itu dengan mengucapkan salam pelan-pelan, ia bahkan mendoakan Bram semoga pria itu bahagia bersama Giselle. Doa Ara tulus padanya tapi dianggap ejekan oleh pasangan pezina itu.

*****

Hujan deras mengguyur jalanan itu pada malam hari. Terlihat seorang wanita dengan rambut panjang, mendorong kopernya di jalanan dan ia kehujanan. Ya, dia adalah Ara yang baru saja diusir oleh suaminya.

Air matanya bercampur dengan derasnya air hujan, membasahi seluruh tubuhnya. "Baiklah Ara, ini sudah batasnya...batas kesabaranmu...semuanya sudah cukup! Aku tidak bisa selalu sabar, aku bukan malaikat yang tidak memiliki hawa nafsu dan amarah. Aku manusia, aku punya hati...aku punya batas kesabaran!" teriak wanita itu dalam derasnya air hujan. Dia menangis terisak meratapi nasibnya.

"Sudahlah Ara, lebih baik kamu hidup berdua saja bersama anakmu...daripada hatimu membatin tinggal bersamanya." Ara mengelus perutnya. "Nak, kamu akan hidup berdua dengan mama...mama akan merawatmu dengan baik, mama akan menjadi mama sekaligus papa untuk kamu. Mama bisa nak, mama bisa..." Ara meyakinkan pada dirinya sendiri, bahwa ia bisa hidup bersama dengan anaknya tanpa Bram.

...****...

Jangan tanya kapan Bram menyesal ya 🤧🤧

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

tapi belum di talak ini..walaupun blm resmi berpisah krn lg hamil

2024-05-03

0

Desi

Desi

ya nga sah perpisahan mereka apalagi ara menikah
ada can la ara nga nikah nikah

2024-01-18

0

Endang Oke

Endang Oke

hamil begitu msh muda tdk bahagia stress. bahaya utk bayinya. bisa kena penyakit sindrom atau keterbelakangan mental.
hamil hrs bahagia. gizi yg baik.
ini stress begitu

2023-12-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Suamiku berubah
2 Bab 2. Tak pernah mencintaimu
3 Bab 3. Ceraikan dia!
4 Bab 4. Dia bukan pembantu
5 Bab 5. Aku hamil Mas
6 Bab 6. Gugurkan saja!
7 Bab 7. Mulut manis Bram
8 Bab 8. Tega kamu, Mas
9 Bab 9. Ara di rumah sakit
10 Bab 10. Kuberi satu kesempatan
11 Bab 11. Sudah cukup!
12 Bab 12. Kamu akan menyesal
13 Bab 13. Bertemu Regan
14 Bab 14. Aryan marah
15 Bab 15. Jangan pukul aku, Mas!
16 Bab 16. Lo suka istri orang?
17 Bab 17. Kebingungan Ara
18 Bab 18. Saling menyalahkan
19 Bab 19. Aku mau bercerai, opa
20 Bab 20. Bram ada akhlak
21 Bab 21. Mencoba sekali lagi
22 Bab 22. Membalas ucapan Bram
23 Bab 23. Drama Giselle
24 Bab 24. Kamu boleh pergi, Ara
25 Bab 25. Malaikat tak bersayap
26 Bab 26. Bukan saya, pak
27 Bab 27. Fakta Lyodra
28 Bab 28. Bayiku meninggal?
29 Bab 29. TALAK
30 Bab 30. Akan aku lupakan
31 Bab 31. Anna merasa bersalah
32 Bab 32. Kedatangan Yoshua
33 Bab 33. Kamu lupa sudah talak tiga?
34 Bab 34. Bram tidak mau cerai
35 Bab 35. Ara adalah keluarga Gallan
36 Bab 36. Pergi kalian semua
37 Bab 37. Busuknya Giselle
38 Bab 38. Buang saja Penyesalanmu
39 Bab 39. Bram BRENGSEK!
40 Bab 40. Gas keun Regan!
41 Bab 41. Tidak ada gunanya mengulang waktu
42 Bab 42. Setelah ketuk palu
43 Bab 43. Saya akan membahagiakanmu
44 Bab 44. Masa lalu (1)
45 Bab 45. Masa lalu (2)
46 Bab 46. Fakta menyakitkan untuk Giselle
47 Bab 47. Kesempatan kedua
48 Bab 48. Sindiran Mia
49 Bab 49. Buat dia cacat!
50 Bab 50. Dua wanita cantik
51 Bab 51. Regan cembukor
52 Bab 52. Ara di culik, Regan panik
53 Bab 53. Malaikat pencabut nyawa
54 Bab 54. Rumah sakit
55 Bab 55. Pemeriksaan Ara
56 Bab 56. Regan penyelamat
57 Bab 57. Cincin hello Kitty
58 Bab 58. Giselle masih tak tahu malu
59 Bab 59. Sisi lain Ara
60 Bab 60. Berhak bahagia
61 Bab 61. Calon mertua ikan terbang
62 Bab 62. Ingin Ara bahagia
63 Bab 63. Selamat tidur Malaikat cantik
64 Bab 64. Calon menantu
65 Bab 65. Percaya diri Bram
66 Bab 66. Regan kiss Ara?
67 Bab 67. Panggilan Mas
68 Bab 68. You are the one
69 Bab 69. Sah happy wedding
70 Bab 70. Boleh mas cium?
71 Bab 71. Malam pertama terindah
72 Bab 72. Senasib
73 Bab 73. Pagi pengantin baru
74 Bab 74. Jodoh Sean?
75 Bab 75. Maladewa
76 Bab 76. Karma is real
77 Bab 77. Panas hati Bram Tania
78 Bab 78. Terlambat menolong
79 Bab 79. Permohonan maaf Giselle
80 Bab 80. Keanehan Ara
81 Bab 81. Ara pingsan
82 Bab 82. Kabar bahagia
83 Bab 83. Calon ayah dan ibu
84 Bab 84. Bodyguard untuk Ara
85 Bab 85. Menolong Tania
86 Bab 86. Paket misterius
87 Bab 87. Kita pindah sekarang
88 Bab 88. Musim nikah
89 Bab 89. Keguguran lagi?
90 Bab 90. Aksi Windy (Revisi)
91 Bab 91. Bahagia (Ending)
92 One Night Stand With My Uncle
93 Novel WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
94 Dihamili Berondong
95 Pengumuman penting, dibaca!
96 Membawa Benih Suami Kontrak
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Suamiku berubah
2
Bab 2. Tak pernah mencintaimu
3
Bab 3. Ceraikan dia!
4
Bab 4. Dia bukan pembantu
5
Bab 5. Aku hamil Mas
6
Bab 6. Gugurkan saja!
7
Bab 7. Mulut manis Bram
8
Bab 8. Tega kamu, Mas
9
Bab 9. Ara di rumah sakit
10
Bab 10. Kuberi satu kesempatan
11
Bab 11. Sudah cukup!
12
Bab 12. Kamu akan menyesal
13
Bab 13. Bertemu Regan
14
Bab 14. Aryan marah
15
Bab 15. Jangan pukul aku, Mas!
16
Bab 16. Lo suka istri orang?
17
Bab 17. Kebingungan Ara
18
Bab 18. Saling menyalahkan
19
Bab 19. Aku mau bercerai, opa
20
Bab 20. Bram ada akhlak
21
Bab 21. Mencoba sekali lagi
22
Bab 22. Membalas ucapan Bram
23
Bab 23. Drama Giselle
24
Bab 24. Kamu boleh pergi, Ara
25
Bab 25. Malaikat tak bersayap
26
Bab 26. Bukan saya, pak
27
Bab 27. Fakta Lyodra
28
Bab 28. Bayiku meninggal?
29
Bab 29. TALAK
30
Bab 30. Akan aku lupakan
31
Bab 31. Anna merasa bersalah
32
Bab 32. Kedatangan Yoshua
33
Bab 33. Kamu lupa sudah talak tiga?
34
Bab 34. Bram tidak mau cerai
35
Bab 35. Ara adalah keluarga Gallan
36
Bab 36. Pergi kalian semua
37
Bab 37. Busuknya Giselle
38
Bab 38. Buang saja Penyesalanmu
39
Bab 39. Bram BRENGSEK!
40
Bab 40. Gas keun Regan!
41
Bab 41. Tidak ada gunanya mengulang waktu
42
Bab 42. Setelah ketuk palu
43
Bab 43. Saya akan membahagiakanmu
44
Bab 44. Masa lalu (1)
45
Bab 45. Masa lalu (2)
46
Bab 46. Fakta menyakitkan untuk Giselle
47
Bab 47. Kesempatan kedua
48
Bab 48. Sindiran Mia
49
Bab 49. Buat dia cacat!
50
Bab 50. Dua wanita cantik
51
Bab 51. Regan cembukor
52
Bab 52. Ara di culik, Regan panik
53
Bab 53. Malaikat pencabut nyawa
54
Bab 54. Rumah sakit
55
Bab 55. Pemeriksaan Ara
56
Bab 56. Regan penyelamat
57
Bab 57. Cincin hello Kitty
58
Bab 58. Giselle masih tak tahu malu
59
Bab 59. Sisi lain Ara
60
Bab 60. Berhak bahagia
61
Bab 61. Calon mertua ikan terbang
62
Bab 62. Ingin Ara bahagia
63
Bab 63. Selamat tidur Malaikat cantik
64
Bab 64. Calon menantu
65
Bab 65. Percaya diri Bram
66
Bab 66. Regan kiss Ara?
67
Bab 67. Panggilan Mas
68
Bab 68. You are the one
69
Bab 69. Sah happy wedding
70
Bab 70. Boleh mas cium?
71
Bab 71. Malam pertama terindah
72
Bab 72. Senasib
73
Bab 73. Pagi pengantin baru
74
Bab 74. Jodoh Sean?
75
Bab 75. Maladewa
76
Bab 76. Karma is real
77
Bab 77. Panas hati Bram Tania
78
Bab 78. Terlambat menolong
79
Bab 79. Permohonan maaf Giselle
80
Bab 80. Keanehan Ara
81
Bab 81. Ara pingsan
82
Bab 82. Kabar bahagia
83
Bab 83. Calon ayah dan ibu
84
Bab 84. Bodyguard untuk Ara
85
Bab 85. Menolong Tania
86
Bab 86. Paket misterius
87
Bab 87. Kita pindah sekarang
88
Bab 88. Musim nikah
89
Bab 89. Keguguran lagi?
90
Bab 90. Aksi Windy (Revisi)
91
Bab 91. Bahagia (Ending)
92
One Night Stand With My Uncle
93
Novel WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
94
Dihamili Berondong
95
Pengumuman penting, dibaca!
96
Membawa Benih Suami Kontrak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!