...🍁🍁🍁...
Beberapa saat yang lalu, sebelum Ara dan Bram masuk ke ruang rawat Aryan.
Terlihat dua orang berpakaian dokter berjalan didepan ruang rawat Aryan, salah satunya adalah Arga teman Regan.
Dia baru saja keluar dari ruang operasi bersama salah satu temannya yang juga dokter bedah. Mereka tengah mengobrol seputar operasi, namun mereka melihat adegan dimana Bram menampar Ara hingga wanita itu jatuh ke lantai.
Sungguh saat melihatnya, Arga seperti melihat adegan istri tersakiti di film-film melow ikan terbang.
"Sialan tuh cowok! Beraninya sama cewek!" Arga mendengus kesal melihat adegan kekerasan didepan matanya, hati dan tubuhnya tergerak melihat Ara disakiti oleh Bram.
"Woy mau kemana Lo! Udah lah gak usah ikut campur urusan orang! Lagian mereka itu suami-istri," ujar Rendi menahan Arga untuk tidak ikut campur urusan Ara dan Bram.
"Walaupun gitu, tapi gak seharusnya dia kasar sama istrinya!" Arga tak terima, ia paling tidak suka dengan pria yang kasar pada wanita.
"Ya udah lah Ga, Lo gak usah ikut campur juga kan." serka Rendi pada sahabatnya itu.
Tapi bukan Arga namanya bila dia tidak kepo dan heboh. Arga tau Regan mengenal Ara dan peduli pada gadis itu, lalu dia pun menelpon Regan untuk memberitahukan apa yang dia lihat hari ini padanya.
****
Di dalam ruang rawat Aryan, Ara dan Bram jalan beriringan menghampiri pria tua yang masih terbaring dengan selang infus terpasang ditubuhnya. Aryan terlihat lemah saat ini, wajahnya pucat.
Matanya menatap Ara dan Bram, seraya mengisyaratkan keduanya untuk mendekat. Ara dan Bram patuh, kini jarak mereka sudah sangat dekat dengan Aryan.
Langsung saja Aryan meraih tangan Ara dan menggenggamnya. Ditatapnya wanita itu dengan berkaca-kaca. "Ara..."
"Ya, opa...opa jangan banyak bicara dulu. Kata dokter keadaan opa belum stabil."
"Opa--ha-harus bicara sekarang juga." ucap pria itu terbata.
Bram duduk di samping Ara, ia menatap opanya itu. Lalu ikut memegang tangan Aryan, ya walaupun ia bersikap tak baik pada Ara. Tapi dia sayang pada kakeknya.
"Opa mau bicara apa?" kali ini Bram yang bertanya pada opanya.
Aryan menatap Bram dengan kilatan kemarahan disana. Dia sudah tau tentang Giselle yang hamil dan pria itu yang mengusir Ara dari rumah dalam keadaan hujan. Aryan tau semua itu dari satpam di rumah Ara dan Bram. Bahkan tentang Giselle yang bermalam disana juga bisa Aryan tau.
"Opa...Bram kan udah minta maaf sama opa. Bram juga akan meminta maaf pada Ara, opa jangan marah lagi ya?" bujuk Bram dengan lembut pada pria tua itu.
Ara mendelik sinis pada suaminya.
Huh, manis sekali mulutmu mas. Kenapa kamu tidak bisa semanis itu padaku?
"Minta ma-af pada Ara sekarang!" pinta Aryan dengan suara lemah.
Bram menatap istrinya dengan tatapan yang sulit diartikan olehnya. Lalu ia memegang tangannya untuk akting yang meyakinkan. m "Sayang, aku minta maaf...aku khilaf karena telah berselingkuh dengan Giselle. Tapi kamu tau kan kalau anak didalam kandungan Giselle tidak bersalah? Aku dan Giselle orang tuanya lah yang bersalah. Anak itu adalah anakku juga, amanah dari Allah...dan aku harus bertanggungjawab terhadap Giselle," tutur Bram panjang lebar dengan wajah memelas.
Ara menatap suaminya dengan tajam, ia begitu jijik sampai melepaskan tangannya dari Bram. Apa maksudnya Bram meminta maaf dan membawa-bawa nama Giselle?
'Apa kamu bilang mas? Anak adalah amanah dari Allah? Lalu apa kabar dengan 1 bulan yang lalu? Kamu mencoba menggugurkan anak kita?' Sayangnya kata-kata ini hanya terucap dalam hati saja, ia tak mau Aryan tau bahwa Bram pernah mencoba menggugurkan kandungannya.
"Apa maksudnya Mas? Apa kamu memintaku untuk merestui kamu menikah dengan wanita lain?" tanya Ara dengan tajam pada Bram dan dibalas pria itu dengan tajam juga.
Ara! Wanita sialan ini! Kubunuh juga kau!
Entah kenapa tiba-tiba saja pertanyaan itu lolos dari bibir Ara. Apakah dia benar-benar sangat kesal saat ini? Aryan sampai menangis mendengar pertanyaan Ara. Jangan lupakan bahwa saat ini kondisi Aryan belum stabil.
"Ara...maafkan opa...maaf--opa tidak bisa mendidik cucu opa dengan baik..." lirih Aryan yang membuat hati Ara terhenyak. "Bram memang sudah keterlaluan sama kamu...opa...tidak akan memaksamu untuk bertahan kalau kamu tidak mau lagi bersama Bram.
Ara dan Bram menoleh ke arah Aryan. Ara tidak menyangka bahwa Aryan tidak seperti orang tua di film-film drama yang akan menyuruh dirinya bertahan dengan Bram. Aryan malah membiarkan Ara yang mengambil keputusan.
Yes! Opa ternyata tidak melarang aku bercerai darinya. Jadi aku bisa cepat-cepat menikahi Giselle. Bram berteriak girang dalam hatinya. Ia juga memikirkan hal yang sama seperti Ara. Ia pikir Aryan akan meminta mereka mempertahankan pernikahan ini.
"Opa...maaf sebenarnya, Ara ingin berpisah dari mas Bram." ucap Ara dengan hati-hati. Dadanya sesak saat emutuskan semua ini, tapi mau bagaimana lagi? Ini demi kesehatan mentalnya.
YES!
Bram bersorak dalam hatinya, bibirnya mengulum senyum bahagia. Tapi Ara dan Aryan terlihat sedih.
"Opa sudah tau...baiklah kalau kamu ingin bercerai dari Bram, opa juga tidak bisa melarang. Opa juga tidak mau kamu terjebak dengan pria seperti cucu opa yang tidak baik ini."
"Jadi--setelah bercerai dengan Ara, aku bisa menikah dengan Giselle kan? Bertanggungjawab padanya?"tanya Bram begitu antusias soal Giselle tapi menyepelekan masalah Ara.
Ya Allah Mas, kamu begitu cinta pada mbak Giselle dan tidak peduli pada aku ataupun anak kita?
Ara menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca. Miris sekali nasibnya
"Huh! Bukan begitu cara mainnya Bram. Kalian pikir, kalian akan bercerai dalam waktu dekat? Tidak! Kalian tidak akan bercerai sebelum bayi kalian lahir dan kamu juga tidak akan bisa menikah dengan Giselle sebelum Giselle melahirkan!" tegas Aryan yang berhasil membuat pasangan suami-istri itu bungkam dengan wajah tercengang.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
mampus kau bram..
2024-05-03
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
kan opa udah tau kalo Bram kasar sama Ara ...
koq masih di suruh bertahan ?
🤔🤔
2023-02-07
0
Ainisha_Shanti
opa you are so great 👍👍👍
padan muka kau Bram 😂😂😂
2023-01-02
0