Bab 18. Saling menyalahkan

...🍀🍀🍀...

Tubuh pria tua itu ambruk di depan Ara, nafasnya tersengal sembari memegang dada. Bram dan Ara jadi panik saat melihatnya, mereka takut terjadi sesuatu pada Aryan.

"Opa...opa!!" teriak Ara sambil berusaha membopong tubuh Aryan, Bram juga tidak diam saja dan ikut membantu membopong Aryan.

"Ini semua gara-gara kamu!" ujar Bram seraya menatap sinis pada Ara. Kata sayang dan sikap lembutnya yang tadi menghilang dalam sekejap. Ya, dan Ara juga sudah tau kalau tadi Bram hanya berpura-pura dan kini Bram menunjukkan sifat aslinya.

"Berhenti menyalahkan ku, Mas! Sekarang lebih baik kita bawa opa ke rumah sakit."

Malas berdebat, Ara mencoba bersikap untuk lebih datar dan dingin pada Bram. Ia lebih mementingkan bagaimana kondisi opanya saat ini yang lebih gawat, daripada menghabiskan waktu untuk berdebat dengan suaminya.

Tidak banyak bicara, Ara, Aryan dan Bram masuk ke dalam mobil sedan berwarna hitam itu. Di kursi kemudi, terlihat Pak Seno bersiap-siap untuk menyalakan mesin mobilnya. Seno terlihat mencemaskan Aryan.

"Tuan besar kenapa?"

"Udah deh, kamu tidak usah banyak tanya! Cepat jalankan mobilnya pergi ke rumah sakit!" serka Bram ketus pada Seno.

Seno pun segera tancap gas membawa mobilnya menuju ke rumah sakit. Di dalam perjalanan, Ara baru teringat bahwa dia belum meminta izin pada Ratih karena ia begitu panik dengan kondisi Aryan.

Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di depan ruang UGD rumah sakit di kota tersebut. Bram dan Seno membawa Aryan ke atas brankar yang sudah disediakan oleh pihak rumah sakit. Wajah pria itu terlihat sangat pucat, bibirnya berwarna putih seakan tidak memiliki darah.

"Opa...opa harus baik-baik saja!" pinta Ara kepada pria tua itu dengan mata yang berkaca-kaca. Ia berdoa dengan setulus hatinya, semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Aryan.

Kini Aryan sudah dibawa ke dalam ruang UGD untuk segera mendapatkan penanganan dari dokter. Tepat di depan ruang UGD, Ara dan Bram duduk di kursi yang ada disana. Mereka saling memandang dengan tidak suka.

"Kalau terjadi sesuatu pada Opa, Aku tidak akan tinggal diam!" jari Bram menunjuk-nunjuk pada wajah Ara dengan emosi.

"Kenapa jadi salahku Mas? Apa salahku?"

"Kamu tanya, apa SALAHMU?" suara Bram mulai meninggi kurang lebih satu oktaf. Sekarang Ara sudah mulai terbiasa dengan suara Bram yang selalu membentaknya.

Suara bentakan suaminya, tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya. Rasa sakit, saat atau suaminya mempunyai anak bersama wanita lain.

"Ya, apa salahku Mas? Sehingga kamu menyalahkanku," ujar Ara yang tidak mau disalahkan karena ia merasa tak salah. Ia juga tak mau mengalah lagi kepada pria ini.

"Kalau kamu tidak menolak ajakan opa, mungkin penyakit jantung Opa tidak akan kumat. Apa kamu tolol? Tidak bisakah kamu paham situasi? Opa sedang sakit dan kamu malah mengatakan sesuatu hal yang bisa memicu penyakitnya kumat." hardik Bram pada istrinya. Dia menyalahkan semua pada istrinya atas yang terjadi pada Aryan.

Bram memang egois.

"Hahaha..." Ara tertawa miris, namun dia menangis. Sungguh sakit hatinya harus menerima hinaan dari Bram.

Bram menoleh ke arah istrinya, dia melotot tajam. "Aku merasa tidak ada yang lucu di sini."

"Ada Mas, kamu...kamu lah yang lucu!" wanita itu kontan menoleh dengan mata berkaca-kaca pada suaminya yang duduk tepat di seberangnya. Tapi tak ada sedikitpun rasa iba dalam diri Bram pada calon ibu dari anaknya itu.

"Apa? Jadi kamu menyalahkanku?!" ucap Bram tak terima dengan tatapan tajam dari Ara.

"Ya, ini semua salahmu. Kalau saja kamu tidak berselingkuh, kalau saja kamu tidak mengusirku dan kalau saja pelakor itu tidak hamil, opa pasti--"

Plakk!

Sebelum Ara menyelesaikan kata-katanya, sebuah tamparan keras keras mendarat di pipi Ara, hingga wanita itu jatuh tersungkur ke lantai. Hal pertama yang selalu Ara lindungi adalah perutnya, setelah mendengar Mia mengatakan apa yang dikatakan dokter tentang kandungannya yang lemah. Ara tidak akan membiarkan terjadi sesuatu pada kandungannya.

"Beraninya kau menyalahkanku!"

Beruntungnya tidak ada siapapun yang melihat kejadian itu, kecuali kamera CCTV yang ada disana. Mungkin.

Ara kembali berdiri setelah tamparan yang luar biasa sakitnya itu, sampai ia jatuh bahkan sampai bibirnya terluka. Padahal semalam bekas tamparan Bram juga belum kering.

"Ya, ini memang salah Mas. Aku sama sekali tidak salah...kamu yang mengusir aku, ya aku pergi. Lalu dimana salahku?" tanya Ara memberanikan diri walaupun sebenarnya dia gemetar ketakutan.

Dia tidak menyangka bahwa Aryan yang sebaik itu bisa mempunyai cucu yang seperti iblis. Kenapa ia bisa menikah dan jatuh cinta pada sosok berwujud manusia ini? Bahkan sampai mempunyai anak dengannya, harusnya Ara berhati-hati. Ada sesal di dalam hatinya. Kalau dia bisa memilih takdir, ia memilih untuk tidak dipertemukan dengan Bram dan keluarganya. Seandainya saja ia tidak pernah memberikan hatinya pada Bram yang belum selesai dengan masa lalunya dan tidak mencintainya, ia tak akan sesakit ini. Salahnya adalah menyerahkan hati pada suaminya.

Seandainya saja dia tidak hamil...ah tidak. Ara tidak bisa menyalahkan kehadiran bayi didalam perutnya. Dia tidak bersalah, dia adalah anugerah dan hadiah dari Allah SWT, amanah yang harus ia jaga.

Tak lama kemudian, pintu ruang UGD pun terbuka. Atensi Ara dan Bram pun tertuju seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu.

Wajahnya tidak terlalu baik, bahkan terdengar helaan nafas berat dari sang dokter.

"Dok, bagaimana keadaan Opa saya?" tanya Bram pada dokter itu.

"Alhamdulillah pak Aryan telah melewati masa kritisnya, namun tekanan darah dan kondisi jantungnya belum bisa dikatakan aman. Sebisa mungkin, tolong jangan buat pak Aryan tertekan, stress, karena suasana hati akan sangat berpengaruh untuk kesehatan jantungnya."

Kontan saja Bram menoleh pada Ara dengan sinis."Kamu dengar itu, Ara?"

Ara hanya mengusap dada, menahan marahnya. Sungguh tak tahu malu, Bram yang salah dan malah menyalakannya.

"Oh iya, pak Aryan menyampaikan pada saya, bahwa beliau ingin bertemu dengan cucu dan cucu menantunya." lanjut sang dokter pada Ara dan Bram.

Setelah Aryan dipindahkan ke ruang perawatan, barulah Ara dan Bram akan menemuinya. "Hey! Ingat, jangan bicara macam-macam pada opa. Kamu dengar sendiri kan, apa kata dokter?"

"Aku tau." jawab Ara ketus, lalu berjalan mendahului Bram dan masuk ke dalam ruang rawat Aryan.

"Wanita kampungan sialan!" pria itu berdecih kesal melihat sikap Ara yang sekarang. "Padahal dulu dia selalu bersikap lembut dan menurut, tapi kenapa sekarang dia jadi pembangkang begitu?" Bram terheran-heran.

Lalu ia pun ikut masuk ke dalam ruangan kakeknya di rawat, mengikuti Ara yang sudah lebih dulu berada didalam sana.

...****...

Terpopuler

Comments

Dewi Nurani

Dewi Nurani

deuh si kakek malah nambah derita ara

2024-05-05

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

heee...opa aryan jangan kau siksa ara....cucumu itu biadap

2024-05-03

0

Hotma Gajah

Hotma Gajah

Tua bangka sumber penderitaan orang lain

2023-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Suamiku berubah
2 Bab 2. Tak pernah mencintaimu
3 Bab 3. Ceraikan dia!
4 Bab 4. Dia bukan pembantu
5 Bab 5. Aku hamil Mas
6 Bab 6. Gugurkan saja!
7 Bab 7. Mulut manis Bram
8 Bab 8. Tega kamu, Mas
9 Bab 9. Ara di rumah sakit
10 Bab 10. Kuberi satu kesempatan
11 Bab 11. Sudah cukup!
12 Bab 12. Kamu akan menyesal
13 Bab 13. Bertemu Regan
14 Bab 14. Aryan marah
15 Bab 15. Jangan pukul aku, Mas!
16 Bab 16. Lo suka istri orang?
17 Bab 17. Kebingungan Ara
18 Bab 18. Saling menyalahkan
19 Bab 19. Aku mau bercerai, opa
20 Bab 20. Bram ada akhlak
21 Bab 21. Mencoba sekali lagi
22 Bab 22. Membalas ucapan Bram
23 Bab 23. Drama Giselle
24 Bab 24. Kamu boleh pergi, Ara
25 Bab 25. Malaikat tak bersayap
26 Bab 26. Bukan saya, pak
27 Bab 27. Fakta Lyodra
28 Bab 28. Bayiku meninggal?
29 Bab 29. TALAK
30 Bab 30. Akan aku lupakan
31 Bab 31. Anna merasa bersalah
32 Bab 32. Kedatangan Yoshua
33 Bab 33. Kamu lupa sudah talak tiga?
34 Bab 34. Bram tidak mau cerai
35 Bab 35. Ara adalah keluarga Gallan
36 Bab 36. Pergi kalian semua
37 Bab 37. Busuknya Giselle
38 Bab 38. Buang saja Penyesalanmu
39 Bab 39. Bram BRENGSEK!
40 Bab 40. Gas keun Regan!
41 Bab 41. Tidak ada gunanya mengulang waktu
42 Bab 42. Setelah ketuk palu
43 Bab 43. Saya akan membahagiakanmu
44 Bab 44. Masa lalu (1)
45 Bab 45. Masa lalu (2)
46 Bab 46. Fakta menyakitkan untuk Giselle
47 Bab 47. Kesempatan kedua
48 Bab 48. Sindiran Mia
49 Bab 49. Buat dia cacat!
50 Bab 50. Dua wanita cantik
51 Bab 51. Regan cembukor
52 Bab 52. Ara di culik, Regan panik
53 Bab 53. Malaikat pencabut nyawa
54 Bab 54. Rumah sakit
55 Bab 55. Pemeriksaan Ara
56 Bab 56. Regan penyelamat
57 Bab 57. Cincin hello Kitty
58 Bab 58. Giselle masih tak tahu malu
59 Bab 59. Sisi lain Ara
60 Bab 60. Berhak bahagia
61 Bab 61. Calon mertua ikan terbang
62 Bab 62. Ingin Ara bahagia
63 Bab 63. Selamat tidur Malaikat cantik
64 Bab 64. Calon menantu
65 Bab 65. Percaya diri Bram
66 Bab 66. Regan kiss Ara?
67 Bab 67. Panggilan Mas
68 Bab 68. You are the one
69 Bab 69. Sah happy wedding
70 Bab 70. Boleh mas cium?
71 Bab 71. Malam pertama terindah
72 Bab 72. Senasib
73 Bab 73. Pagi pengantin baru
74 Bab 74. Jodoh Sean?
75 Bab 75. Maladewa
76 Bab 76. Karma is real
77 Bab 77. Panas hati Bram Tania
78 Bab 78. Terlambat menolong
79 Bab 79. Permohonan maaf Giselle
80 Bab 80. Keanehan Ara
81 Bab 81. Ara pingsan
82 Bab 82. Kabar bahagia
83 Bab 83. Calon ayah dan ibu
84 Bab 84. Bodyguard untuk Ara
85 Bab 85. Menolong Tania
86 Bab 86. Paket misterius
87 Bab 87. Kita pindah sekarang
88 Bab 88. Musim nikah
89 Bab 89. Keguguran lagi?
90 Bab 90. Aksi Windy (Revisi)
91 Bab 91. Bahagia (Ending)
92 One Night Stand With My Uncle
93 Novel WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
94 Dihamili Berondong
95 Pengumuman penting, dibaca!
96 Membawa Benih Suami Kontrak
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Suamiku berubah
2
Bab 2. Tak pernah mencintaimu
3
Bab 3. Ceraikan dia!
4
Bab 4. Dia bukan pembantu
5
Bab 5. Aku hamil Mas
6
Bab 6. Gugurkan saja!
7
Bab 7. Mulut manis Bram
8
Bab 8. Tega kamu, Mas
9
Bab 9. Ara di rumah sakit
10
Bab 10. Kuberi satu kesempatan
11
Bab 11. Sudah cukup!
12
Bab 12. Kamu akan menyesal
13
Bab 13. Bertemu Regan
14
Bab 14. Aryan marah
15
Bab 15. Jangan pukul aku, Mas!
16
Bab 16. Lo suka istri orang?
17
Bab 17. Kebingungan Ara
18
Bab 18. Saling menyalahkan
19
Bab 19. Aku mau bercerai, opa
20
Bab 20. Bram ada akhlak
21
Bab 21. Mencoba sekali lagi
22
Bab 22. Membalas ucapan Bram
23
Bab 23. Drama Giselle
24
Bab 24. Kamu boleh pergi, Ara
25
Bab 25. Malaikat tak bersayap
26
Bab 26. Bukan saya, pak
27
Bab 27. Fakta Lyodra
28
Bab 28. Bayiku meninggal?
29
Bab 29. TALAK
30
Bab 30. Akan aku lupakan
31
Bab 31. Anna merasa bersalah
32
Bab 32. Kedatangan Yoshua
33
Bab 33. Kamu lupa sudah talak tiga?
34
Bab 34. Bram tidak mau cerai
35
Bab 35. Ara adalah keluarga Gallan
36
Bab 36. Pergi kalian semua
37
Bab 37. Busuknya Giselle
38
Bab 38. Buang saja Penyesalanmu
39
Bab 39. Bram BRENGSEK!
40
Bab 40. Gas keun Regan!
41
Bab 41. Tidak ada gunanya mengulang waktu
42
Bab 42. Setelah ketuk palu
43
Bab 43. Saya akan membahagiakanmu
44
Bab 44. Masa lalu (1)
45
Bab 45. Masa lalu (2)
46
Bab 46. Fakta menyakitkan untuk Giselle
47
Bab 47. Kesempatan kedua
48
Bab 48. Sindiran Mia
49
Bab 49. Buat dia cacat!
50
Bab 50. Dua wanita cantik
51
Bab 51. Regan cembukor
52
Bab 52. Ara di culik, Regan panik
53
Bab 53. Malaikat pencabut nyawa
54
Bab 54. Rumah sakit
55
Bab 55. Pemeriksaan Ara
56
Bab 56. Regan penyelamat
57
Bab 57. Cincin hello Kitty
58
Bab 58. Giselle masih tak tahu malu
59
Bab 59. Sisi lain Ara
60
Bab 60. Berhak bahagia
61
Bab 61. Calon mertua ikan terbang
62
Bab 62. Ingin Ara bahagia
63
Bab 63. Selamat tidur Malaikat cantik
64
Bab 64. Calon menantu
65
Bab 65. Percaya diri Bram
66
Bab 66. Regan kiss Ara?
67
Bab 67. Panggilan Mas
68
Bab 68. You are the one
69
Bab 69. Sah happy wedding
70
Bab 70. Boleh mas cium?
71
Bab 71. Malam pertama terindah
72
Bab 72. Senasib
73
Bab 73. Pagi pengantin baru
74
Bab 74. Jodoh Sean?
75
Bab 75. Maladewa
76
Bab 76. Karma is real
77
Bab 77. Panas hati Bram Tania
78
Bab 78. Terlambat menolong
79
Bab 79. Permohonan maaf Giselle
80
Bab 80. Keanehan Ara
81
Bab 81. Ara pingsan
82
Bab 82. Kabar bahagia
83
Bab 83. Calon ayah dan ibu
84
Bab 84. Bodyguard untuk Ara
85
Bab 85. Menolong Tania
86
Bab 86. Paket misterius
87
Bab 87. Kita pindah sekarang
88
Bab 88. Musim nikah
89
Bab 89. Keguguran lagi?
90
Bab 90. Aksi Windy (Revisi)
91
Bab 91. Bahagia (Ending)
92
One Night Stand With My Uncle
93
Novel WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
94
Dihamili Berondong
95
Pengumuman penting, dibaca!
96
Membawa Benih Suami Kontrak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!