Bab 6. Gugurkan saja!

...🍀🍀🍀...

"Mas....aku hamil." pada akhirnya kata itu pun terucap dari mulut Ara. Ya, memang dari tadi siang dia berencana memberitahukan masalah kehamilannya kepada Bram.

Sontak saja langkah Bram terhenti saat dia masih berada di ambang pintu kamarnya, tak lama kemudian dia pun membalikkan badannya dan menatap istrinya dengan tajam.

"Apa kamu bilang? Kamu hamil?" tanya Bram dengan tatapan yang sulit diartikan olehnya.

"Iya Mas, selama beberapa hari ini aku selalu pusing dan mual-mual...lalu tadi pagi aku memeriksakan diriku ke rumah sakit. Ternyata hasilnya positif Mas." jelas Ara dengan senyuman di wajahnya senyuman yang bahagia. Dia pun berharap bahwa Bram juga akan bahagia dengan berita kehamilannya.

Siapa tau setelah mengetahui kehamilannya Bram tidak menemui Giselle lagi dan lebih perhatian padanya.

Namun sepertinya pikiran positifnya salah, Bram malah terlihat syok dan wajahnya tampak tak senang mendengar berita kehamilan istrinya sendiri. Tangannya terkepal erat, sorot matanya tajam kepada Ara.

"Mas...kamu senang kan? Aku sekarang sedang hamil anak kita." Ara kembali memecahkan suasana hening, tangannya memegang perut yang masih datar itu.

Bram mendekati Ara, dengan wajah dingin dan tidak bicara sepatah kata pun. Ara mulai merasa tertekan dengan raut wajah suaminya yang sangat tidak menyenangkan.

"Mas..."

Tiba-tiba saja tangan Bram mencengkram dagu Ara dengan kasar. Menyatukan kedua pipinya dan membuat Ara meringis kesakitan.

"Mas... kamu kenapa? Kenapa Kamu terlihat marah?" tanya wanita itu dengan wajah polosnya.

"Siapa yang menyuruhmu hamil? Hah!!"

Bagaikan tersambar petir di siang hari, Ara sangat terkejut dengan ucapan suaminya yang ketus, dingin dan menusuk ke dalam hatinya.

"Mas, kenapa kamu bicara seperti ini? Aku sedang hamil anak kita! Aku istri kamu, apa yang salah dengan mengandung anak kita?" tanya Ara dengan air mata yang mengembun dan sudah diujung.

Bram menaikan rahangnya. Dia menepis wajah Ara dan melepaskan cengkeramannya. "Jelas SALAH! Karena aku tidak pernah menginginkan anak ini. Kenapa kamu harus hamil hah? Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk meminum pil kontrasepsi? Jadi kau berbohong?!"

"Mas... aku tidak pernah berbohong padamu, aku memang meminum pil kontrasepsi Bahkan aku datang ke bidan setiap sebulan sekali untuk suntik KB!" jelas Ara jujur tanpa ada yang ditutupi.

"Lalu kenapa kau HAMIL?!" bentak Bram tepat didepan wajah polos Ara. Wanita itu kini merasakan sedikit menyesal telah memberitahukan suaminya tentang kehamilan ini, dia pikir Bram akan senang dengan kehamilannya. Namun dia salah besar.

Pertanyaan Bram, seolah mengatakan bahwa pria itu tidak senang dengan kehamilannya. Bahkan sudah menolak keberadaan bayi itu jauh sebelum lahir ke dunia.

Hati Ara teriris, sakitnya tidak berdarah.Tidak terlihat ada luka di luar tapi di dalam sana dadanya sesak.

"Mas...kenapa kau bertanya begitu? Memang ini sudah jalan dari Allah...Allah memberikan kita amanah dengan memberikan kita anak." Ara mencoba membuka pemikiran suaminya, ia menekankan pada Bram bahwa kehamilannya adalah amanah dari Allah untuk dijaga oleh mereka.

Bram berdecih seolah jijik dengan apa yang dikatakan Ara. "Amanah? Hah! Tapi--maaf aku tidak menginginkan amanah itu, satu-satunya wanita yang bisa mengandung anakku hanyalah Giselle bukan kampungan sepertimu!"

Deg!!

Sakit hati Ara mendengar ucapan Bram untuk kesekian kalinya. "Mas, Jangan pernah membicarakan wanita lain... kamu lupa siapa istrimu? Aku mas...aku istrimu, bukan wanita penggoda itu!"

Plakk!!

Bram menampar istrinya hingga tubuh Ara terhuyung jatuh ke meja. Bahkan kepalanya tergores sudut meja hingga berdarah. Tapi Bram tidak peduli.

Pikirannya hanya tertuju pada Giselle, sibuk dengan Giselle, bagaimana jika wanita itu tahu bahwa istrinya sedang hamil? Bram takut Giselle akan meninggalkannya lagi.

"Mas...hiks..." buliran bening dari air matanya kini sudah tak terbendung lagi, ia tak tahan dengan kata-kata dan sikap Bram padanya.

ASTAGA... bagaimana bila Giselle tau semua ini? Tidak! Ini tidak benar, jika dia tau semua ini...dia pasti akan meninggalkan ku lagi. Bram mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

"Sudah! Jangan menangis, kau membuatku MUAK Ara!" seru Bram pusing sendiri.

"Gugurkan kandunganmu." ucap Bram dengan suara tegasnya.

"Apa?" Ara menatap suaminya dengan mata yang melebar. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. "Ka-kamu bicara apa mas?" Ara bertanya dengan tidak yakin. Dia sampai beranjak dari lantai dingin itu.

"Aku bilang GUGURKAN kandunganmu! Apa kau TULI?" bentak Bram dengan suara menggelegar yang menyakiti telinga Ara dan juga hatinya.

"Istighfar Mas....kumohon, terima anak ini...anak ini adalah anak kita dan aku istrimu."

"Aku tidak mau tau, anak yang ada di dalam perutmu itu tidak seharusnya ada! Aku ingin dia lenyap dalam minggu ini."

"Tega kamu Mas! Ini anak kamu dan kamu ingin membunuhnya?" Ara mulai meninggikan suaranya sekitar satu oktaf, saking emosinya dia kepada suaminya.

"Oh Ara... sepertinya kata membunuh itu terlalu kejam. Dia pasti belum berbentuk janin dan hanya berbentuk kacang kecil saja, aku tidak membunuhnya." alibi Bram tanpa perasaan pada Ara.

"MAS!"

Ara, wanita yang selalu bicara lemah lembut itu kini terlihat sangat marah. Dia merasa seperti tidak ada artinya lagi menjadi seorang istri dan seorang calon ibu. Bahkan suaminya sendiri tidak mengakui anak yang dikandungnya dan ingin menggugurkannya.

"Sudah! Cukup! Jangan berteriak padaku atau berbicara padaku, kau ini... suamimu pulang kerja dan kau malah membuat rusuh! Aku ingin istirahat, jangan menggangguku!" tunjuk Bram pada wajah Ara yang kini sudah memerah karena air mata dan kemarahan.

BRAK!

Pria itu masuk ke dalam kamar lalu membanting pintunya dengan cukup keras.

"Jauh sekali...jauh sekali dari kata bahagia. Padahal harusnya kamu bahagia Mas, Aku sedang mengandung anakmu... kenapa kau malah memperlakukan aku seperti ini? Tidak Mas! Aku tidak akan menggugurkan kandungan ini, aku akan tetap mempertahankan kandungan ini untuk bisa mempertahankan keutuhan rumah tangga kita Mas." Ara mengusap air matanya, lalu mengusap darah di keningnya. Memang luka di pipi dan keningnya terlihat merah, namun tidak sakit. Semua rasa sakit itu kalah dengan rasa sakit di hatinya.

*****

Keesokan harinya, Ara melakukan kegiatan seperti biasanya. Dia menyiapkan makan siang, sarapan dan menyiapkan keperluan suaminya sebelum berangkat bekerja. Terlihat keningnya di balut oleh plester.

Bram bersikap seolah tidak bersalah, dia duduk dan makan sarapan seperti biasanya. Namun tidak ada interaksi diantara suami-istri itu.

"Mas, siang ini mau aku antarkan makan siang atau kau mau makan diluar?" tanya Ara begitu melihat suaminya sudah membawa tas kerjanya.

Mas, aku akan tetap mempertahankan pernikahan kita. Dengan adanya anak ini, aku yakin kamu pasti berubah. Aku akan memberikan hubungan ini kesempatan. Aku percaya...

Ara menatap suaminya dengan tatapan mata sendu dan teduh.

"Mari kita makan bersama di luar, sekalian aku akan mengajakmu ke suatu tempat." tiba-tiba saja Bram tersenyum.

"Be-benarkah? Mas mau makan siang bersama denganku?" Ara tidak yakin dengan apa yang diucapkan suaminya. Baru semalam mereka bertengkar hebat, tapi kenapa sikap Bram berubah dalam sekejap.

"Iya Ra, kamu gak usah masak. Nanti aku jemput kamu ya Ra. Kamu libur dulu ke kampusnya." ucap Bram perhatian.

Ya Allah, apa mas Bram sudah menyadari kesalahannya?

"Iya Mas!" Ara tersenyum senang.

Setelah Ara mengecup punggung tangan suaminya, Bram pergi menaiki mobil dan meninggalkan rumahnya. Di dalam perjalanan, dia berbicara dengan seseorang ditelepon.

"Halo dokter Mayang.......Ya, nanti siang mulai operasinya.......istri saya sedang sakit dan masih muda, jadi terpaksa kandungannya harus digugurkan. Saya tidak mau hidup istri saya terancam."

Bram tersenyum menyeringai setelah berbicara dengan dokter itu, tangannya sibuk menyetir.

...****...

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Bram hanya demi selingkuhanmu kamu rela membunuh calon anakmu darah dagingmu sendiri kamu pasti akan menyesal Bram dan akan mendapatkan karmanya.

2024-05-05

1

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

biadap ini...aku menunggu saatnya si bram menangis darah

2024-05-03

0

Hotma Gajah

Hotma Gajah

jgn pernah ada cerita wanita pengemis cinta dan paling utama jgn boodoohh

2023-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Suamiku berubah
2 Bab 2. Tak pernah mencintaimu
3 Bab 3. Ceraikan dia!
4 Bab 4. Dia bukan pembantu
5 Bab 5. Aku hamil Mas
6 Bab 6. Gugurkan saja!
7 Bab 7. Mulut manis Bram
8 Bab 8. Tega kamu, Mas
9 Bab 9. Ara di rumah sakit
10 Bab 10. Kuberi satu kesempatan
11 Bab 11. Sudah cukup!
12 Bab 12. Kamu akan menyesal
13 Bab 13. Bertemu Regan
14 Bab 14. Aryan marah
15 Bab 15. Jangan pukul aku, Mas!
16 Bab 16. Lo suka istri orang?
17 Bab 17. Kebingungan Ara
18 Bab 18. Saling menyalahkan
19 Bab 19. Aku mau bercerai, opa
20 Bab 20. Bram ada akhlak
21 Bab 21. Mencoba sekali lagi
22 Bab 22. Membalas ucapan Bram
23 Bab 23. Drama Giselle
24 Bab 24. Kamu boleh pergi, Ara
25 Bab 25. Malaikat tak bersayap
26 Bab 26. Bukan saya, pak
27 Bab 27. Fakta Lyodra
28 Bab 28. Bayiku meninggal?
29 Bab 29. TALAK
30 Bab 30. Akan aku lupakan
31 Bab 31. Anna merasa bersalah
32 Bab 32. Kedatangan Yoshua
33 Bab 33. Kamu lupa sudah talak tiga?
34 Bab 34. Bram tidak mau cerai
35 Bab 35. Ara adalah keluarga Gallan
36 Bab 36. Pergi kalian semua
37 Bab 37. Busuknya Giselle
38 Bab 38. Buang saja Penyesalanmu
39 Bab 39. Bram BRENGSEK!
40 Bab 40. Gas keun Regan!
41 Bab 41. Tidak ada gunanya mengulang waktu
42 Bab 42. Setelah ketuk palu
43 Bab 43. Saya akan membahagiakanmu
44 Bab 44. Masa lalu (1)
45 Bab 45. Masa lalu (2)
46 Bab 46. Fakta menyakitkan untuk Giselle
47 Bab 47. Kesempatan kedua
48 Bab 48. Sindiran Mia
49 Bab 49. Buat dia cacat!
50 Bab 50. Dua wanita cantik
51 Bab 51. Regan cembukor
52 Bab 52. Ara di culik, Regan panik
53 Bab 53. Malaikat pencabut nyawa
54 Bab 54. Rumah sakit
55 Bab 55. Pemeriksaan Ara
56 Bab 56. Regan penyelamat
57 Bab 57. Cincin hello Kitty
58 Bab 58. Giselle masih tak tahu malu
59 Bab 59. Sisi lain Ara
60 Bab 60. Berhak bahagia
61 Bab 61. Calon mertua ikan terbang
62 Bab 62. Ingin Ara bahagia
63 Bab 63. Selamat tidur Malaikat cantik
64 Bab 64. Calon menantu
65 Bab 65. Percaya diri Bram
66 Bab 66. Regan kiss Ara?
67 Bab 67. Panggilan Mas
68 Bab 68. You are the one
69 Bab 69. Sah happy wedding
70 Bab 70. Boleh mas cium?
71 Bab 71. Malam pertama terindah
72 Bab 72. Senasib
73 Bab 73. Pagi pengantin baru
74 Bab 74. Jodoh Sean?
75 Bab 75. Maladewa
76 Bab 76. Karma is real
77 Bab 77. Panas hati Bram Tania
78 Bab 78. Terlambat menolong
79 Bab 79. Permohonan maaf Giselle
80 Bab 80. Keanehan Ara
81 Bab 81. Ara pingsan
82 Bab 82. Kabar bahagia
83 Bab 83. Calon ayah dan ibu
84 Bab 84. Bodyguard untuk Ara
85 Bab 85. Menolong Tania
86 Bab 86. Paket misterius
87 Bab 87. Kita pindah sekarang
88 Bab 88. Musim nikah
89 Bab 89. Keguguran lagi?
90 Bab 90. Aksi Windy (Revisi)
91 Bab 91. Bahagia (Ending)
92 One Night Stand With My Uncle
93 Novel WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
94 Dihamili Berondong
95 Pengumuman penting, dibaca!
96 Membawa Benih Suami Kontrak
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Suamiku berubah
2
Bab 2. Tak pernah mencintaimu
3
Bab 3. Ceraikan dia!
4
Bab 4. Dia bukan pembantu
5
Bab 5. Aku hamil Mas
6
Bab 6. Gugurkan saja!
7
Bab 7. Mulut manis Bram
8
Bab 8. Tega kamu, Mas
9
Bab 9. Ara di rumah sakit
10
Bab 10. Kuberi satu kesempatan
11
Bab 11. Sudah cukup!
12
Bab 12. Kamu akan menyesal
13
Bab 13. Bertemu Regan
14
Bab 14. Aryan marah
15
Bab 15. Jangan pukul aku, Mas!
16
Bab 16. Lo suka istri orang?
17
Bab 17. Kebingungan Ara
18
Bab 18. Saling menyalahkan
19
Bab 19. Aku mau bercerai, opa
20
Bab 20. Bram ada akhlak
21
Bab 21. Mencoba sekali lagi
22
Bab 22. Membalas ucapan Bram
23
Bab 23. Drama Giselle
24
Bab 24. Kamu boleh pergi, Ara
25
Bab 25. Malaikat tak bersayap
26
Bab 26. Bukan saya, pak
27
Bab 27. Fakta Lyodra
28
Bab 28. Bayiku meninggal?
29
Bab 29. TALAK
30
Bab 30. Akan aku lupakan
31
Bab 31. Anna merasa bersalah
32
Bab 32. Kedatangan Yoshua
33
Bab 33. Kamu lupa sudah talak tiga?
34
Bab 34. Bram tidak mau cerai
35
Bab 35. Ara adalah keluarga Gallan
36
Bab 36. Pergi kalian semua
37
Bab 37. Busuknya Giselle
38
Bab 38. Buang saja Penyesalanmu
39
Bab 39. Bram BRENGSEK!
40
Bab 40. Gas keun Regan!
41
Bab 41. Tidak ada gunanya mengulang waktu
42
Bab 42. Setelah ketuk palu
43
Bab 43. Saya akan membahagiakanmu
44
Bab 44. Masa lalu (1)
45
Bab 45. Masa lalu (2)
46
Bab 46. Fakta menyakitkan untuk Giselle
47
Bab 47. Kesempatan kedua
48
Bab 48. Sindiran Mia
49
Bab 49. Buat dia cacat!
50
Bab 50. Dua wanita cantik
51
Bab 51. Regan cembukor
52
Bab 52. Ara di culik, Regan panik
53
Bab 53. Malaikat pencabut nyawa
54
Bab 54. Rumah sakit
55
Bab 55. Pemeriksaan Ara
56
Bab 56. Regan penyelamat
57
Bab 57. Cincin hello Kitty
58
Bab 58. Giselle masih tak tahu malu
59
Bab 59. Sisi lain Ara
60
Bab 60. Berhak bahagia
61
Bab 61. Calon mertua ikan terbang
62
Bab 62. Ingin Ara bahagia
63
Bab 63. Selamat tidur Malaikat cantik
64
Bab 64. Calon menantu
65
Bab 65. Percaya diri Bram
66
Bab 66. Regan kiss Ara?
67
Bab 67. Panggilan Mas
68
Bab 68. You are the one
69
Bab 69. Sah happy wedding
70
Bab 70. Boleh mas cium?
71
Bab 71. Malam pertama terindah
72
Bab 72. Senasib
73
Bab 73. Pagi pengantin baru
74
Bab 74. Jodoh Sean?
75
Bab 75. Maladewa
76
Bab 76. Karma is real
77
Bab 77. Panas hati Bram Tania
78
Bab 78. Terlambat menolong
79
Bab 79. Permohonan maaf Giselle
80
Bab 80. Keanehan Ara
81
Bab 81. Ara pingsan
82
Bab 82. Kabar bahagia
83
Bab 83. Calon ayah dan ibu
84
Bab 84. Bodyguard untuk Ara
85
Bab 85. Menolong Tania
86
Bab 86. Paket misterius
87
Bab 87. Kita pindah sekarang
88
Bab 88. Musim nikah
89
Bab 89. Keguguran lagi?
90
Bab 90. Aksi Windy (Revisi)
91
Bab 91. Bahagia (Ending)
92
One Night Stand With My Uncle
93
Novel WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
94
Dihamili Berondong
95
Pengumuman penting, dibaca!
96
Membawa Benih Suami Kontrak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!