...🍀🍀🍀...
Bagai tersambar petir di siang bolong, Ara tidak menyangka bahwa suaminya tega bermain tangan. Selama ini walaupun bukan mereka tidak begitu intim dan baik, tapi tidak pernah sekalipun menunjukkan sikap ringan tangannya.
Bram memang dingin, cuek dan bersikap apatis terhadapnya. Namun Bram tidak pernah melayangkan tangannya untuk melukai Ara. Tidak pernah sekalipun! Apa semua karena kehadiran wanita yang bernama Giselle itu?
"Ayo sayang, kita makan bersama. Jangan pedulikan dia." ucap Bram seraya menggandeng tangan Giselle dan menggeser kursi dengan gentle, agar Giselle bisa duduk disana.
Tanpa peduli dengan keadaan Ara yang berstatus sebagai istrinya. Perih hati Ara melihat sikap suaminya yang berubah dalam semalam. Padahal tadinya ia ingin memberitahukan kepada Bram tentang kehamilannya.
Ya Allah, sebenarnya apa yang terjadi pada mas Bram?
"Mas..."
"Ara, kau mau makan atau berdiri disana saja? Kalau kau tidak mau makan, ya sudah." ucap Bram pada Ara tanpa melihat ke arah istrinya, tapi semua tatapan hangat Bram tertuju hanya pada Giselle.
"Kau mau makan apa sayang? Ah...lebih baik kau makan dulu pastanya, nanti keburu dingin." Bram menyodorkan pasta buatan Ara ke hadapan Giselle.
"Makasih sayang."
Ara masih berdiri mematung di sana dengan mata yang berkaca-kaca. Tau rasanya sakit hati? Taukah bagaimana rasanya diabaikan? Tidak dihargai? Diabaikan tanpa sebab? Ya, inilah yang dirasakan oleh Ara saat ini.
Panggilan sayang yang berasal dari bibir suaminya, begitu mencabik-cabik hatinya melihat suaminya begitu perhatian pada wanita lain didepan matanya.
Kata sayang itu bukan untuknya yang berstatus sebagai istri di tapi untuk wanita lain yang di klaim sebagai kekasih suaminya. Bayangkan bila jadi dirinya?
Tidak! Aku tidak boleh lemah, mas Bram adalah suamiku. Aku istrinya dan aku berhak untuk marah pada orang yang akan menganggu rumah tanggaku.
Buru-buru wanita itu menyeka air matanya, kemudian dia mengambil piring berisi pasta buatannya dan membuang pasta itu ke tempat sampah yang ada didepan rumah.
"Ara! Kau ini kenapa hah?" bentak Bram lagi pada istrinya yang membuang pasta buatannya sendiri ke tempat sampah. Pasta yang akan menjadi santapan Giselle, wanita yang katanya kekasih Bram.
Bram menarik tangan Ara dengan kesal, mencengkram tangan wanita itu dengan kuat. "Aku tidak sudi Mas, aku tidak sudi kau memanggil orang lain dengan panggilan sayang dan aku tak sudi kalau masakanku dimakan olehnya." kata Ara tegas, dengan senyuman getir dibibirnya. Dia tidak terima harga dirinya sebagai istri diinjak-injak, dia tak terima bila rumah tangganya diganggu orang ketiga.
"Ara!" teriak Bram marah dengan sikap istrinya yang keras kepala. Selama ini Bram tau istrinya pendiam dan mudah diatur, kenapa sekarang jadi begini?
"Bram, sudahlah...aku tidak apa-apa. Maafkan saya ya, saya tidak bermaksud untuk mengacaukan suasana. Bram yang membawa saya datang kemari, saya juga tidak tau sebelumnya kalau Bram sudah punya istri." Gisele menjelaskan kepada Ara bahwa kedatangannya tidak disengaja.
"Hah! Mana mungkin kau tidak tau, mas Bram adalah seorang pengusaha terkenal dan berita tentang pernikahannya tersebar di mana-mana. Apa mungkin anda orang primitif? Sampai tak tau berita pernikahan Bramasta Wiratama?" ejek Ara pada Giselle dengan sinis.
"Maafkan saya...saya akan pergi..." Giselle memelas, matanya mulai berkaca-kaca. Kemudian dia berlari pergi meninggalkan rumah itu.
Kini hanya Ara dan Bram yang berdua di rumah itu. Ara memegang dadanya, masih berusaha menahan kadar marah didalam hatinya. Bram juga mendengus marah, atensinya begitu tajam dan dingin pada Ara. Kenapa Bram berubah?
"Kau mau kemana Mas!" cegah Ara sembari memegang tangan Bram, saat pria itu akan pergi keluar rumah.
"Kau keterlaluan Ara! Kau membuat Giselle menangis!" Bram menepis tangan Ara dengan kasar. Tak terima dengan perlakuan Ara pada kekasihnya.
"Seharusnya kau tanyakan itu padaku Mas, kenapa kau membuat istrimu menangis?" tanya Ara dengan harapan Bram akan peduli atau paling tidak menanyakan bagaimana hatinya saat ini.
Bram malah tersenyum sinis."Istri? Jangan pernah menganggap mu istriku! Wanita kampungan sepertimu mana pantas menjadi istriku! Jangan lupa Ara! Aku tidak pernah menganggap mu istriku dan selama ini aku hanya mencintai wanita itu , GISELLE."
Kata-kata Bram berhasil membuat Ara bungkam diam seribu bahasa. Hatinya sakit seperti dihantam benda berat. Sakit tak berdarah. Ia menatap kepergian suaminya dengan sedih. Bram menyusul Giselle.
Ara memegang perutnya, air matanya luruh begitu saja dengan tatapan mata kosong. Sang suami telah pergi bersama wanita lain. Padahal Ara ingin memberitahukan kabar bahagia pada Bram tentang anak yang dikandungnya.
"Kenapa jadi begini Mas? Apa selama yang kita lewati selama 3 bulan ini sama sekali tidak bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku? Kau masih memikirkan wanita lain...hiks..."
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
SEPTi
cuma akting
2023-06-26
0
Eti Alifa
hallo kak ketemu lg br part awal udah bikin geram😡
2023-06-21
1
🌷Gamarra Bintang🌷
baru nyimak udah sedih😢🌷
2023-04-06
1