Hari ini jadwal bagi Jessy melakukan Kemoterapi pertama untuk penyakit kanker yang dideritanya. Untuk pertama kalinya dalam hidup Jessy melakukan hal semacam ini, perasaan yang campur aduk membuatnya gusar dan gelisah. Untung saja Dokter Johny yang baik hati selalu memberinya semangat untuk menjalani perawatan ini.
Prosedur yang harus dilakukan oleh Jessy jika dia ingin kesembuhan terjadi dalam dirinya. Dia terus menguatkan dirinya sendiri agar bisa melalui ini semua.
" Dokter, sampai kapan aku akan menjalani semua ini ". Tanyanya setelah selesai di kemoterapi.
" Sampai penyakitmu benar-benar sembuh total Nona, bahkan nanti selanjutnya untuk memastikan apakah kanker otak Nona sudah menyebar luas atau belum akan dilakukan tindakan operasi nona ". Jelas Dokter Johny kepada Jessy.
" Begitu, baiklah dokter aku permisi dulu ". Ucapnya tak bersemangat lalu beranjak keluar ruangan dokter Johny.
Sungguh melakukan kemoterapi membuat Jessy merasa tidak nyaman apalagi ada sedikit nyeri yang dirasakannya. Jessy yang sedang menunggu taxi yang lewat di depan rumah sakit, merasakan badannya sedikit sakit.
" Kenapa lama sekali taxi di sekitar sini tidak melintas ". Gerutunya.
Sementara dia menanti taxi yang lewat, tiba-tiba seseorang datang menyapanya dari belakang.
" Jessy ". Sapanya sopan.
Jessy yang mendengar namanya disebut, membalikkan badannya dan melihat siapa yang menegurnya.
" Leon ". Serunya kaget.
" Sedang apa kau disini Jessy ". Ucap Dokter Leon yang melihat-lihat sekeliling tempat Jessy berdiri.
" Aakk .. aaak .. aku sedang menunggu taxi disini ". Ucapnya yang terbata-bata.
" Sedang menunggu taxi !". Ulang Dokter Leon menyelidiki.
" Iya .. ". Jawab Jessy sambil tersenyum getir.
" Lalu sedang apa kau di rumah sakit ini ". Tanya Dokter Leon lagi yang masih penasaran.
" Rumah sakit ! Ahh .. aku sedang mengambil obat untuk keluargaku yang sedang sakit ". Jawabnya berbohong kepada Dokter Leon.
" Ya sudah, ikutlah aku akan mengantarkan kau pulang ". Tutur Dokter Leon yang menarik pelan tangan Jessy.
" Hmm .. Leon .. bisakah kau lepaskan tanganmu ". Pinta Jessy yang mengarahkan matanya kepada tangan Leon.
Leon yang melihat tangannya menggenggam tangan Jessy langsung melepaskannya. " Maafkan aku, aku tidak sengaja ". Ujarnya yang tidak enak dengan Jessy.
Jessy hanya diam saja, dan bersikap biasa saja agar Leon tidak mencurigainya dan bertanya-tanya lagi kepadanya. Jessy mengikuti Leon kearah mobilnya yang terparkir di halaman depan rumah sakit.
" Apa kau sudah makan siang ?". Tanya Leon yang sudah melajukan mobilnya
" Belum ". Jawabnya singkat.
" Kalau begitu sebaiknya kita makan siang dulu setelah itu aku akan mengantarkanmu pulang ".
" Terima kasih Leon, tapi lebih baik antarkan aku pulang saja, aku tidak mau keluargaku menunggu obat yang aku bawa ". Tolak Jessy halus agar Leon tidak kecewa.
" Baiklah kalau begitu, diwaktu selanjutnya aku berharap kau tidak akan menolaknya Jessy ". Sahut Leon yang sedikit kecewa tapi dia juga tidak memaksa Jessy.
Jessy hanya tersenyum saja kepada Leon yang sedang mengemudikan mobilnya. Jessy juga sebenarnya tidak enak menolak tapi kondisi badannya yang sakit membuat dirinya ingin cepat-cepat beristirahat dirumah.
***
Jessy yang sudah ada dirumah langsung masuk ke kamarnya, tanpa mengganti pakaiannya dia merebahkan dirinya diatas tempat tidur dan menutup kedua matanya untuk segera tidur.
Steve yang berada di dalam ruangan lainnya sedang melakukan olahraga. Keringat yang bercucuran keluar dari badannya membuat baju yang dikenakannya basah luarbiasa. Steve lalu membuka bajunya dan melanjutkan kembali aktivitas olahraganya. Setelah dirasanya cukup untuk berolahraga Steve merasakan tenggorokannya kering segera keluar dari ruangan tersebut untuk mengambil air mineral.
Steve membuka lemari pendingin dan mengambil botol minuman yang berisi air dingin dan segera dia meneguknya hingga tersisa setengah lalu menaruhnya kembali kedalam kulkas. Ketika Steve ingin menuju kamarnya diatas, dia melihat pintu kamar Jessy terbuka sedikit. Dia mengurungkan niatnya untuk naik keatas dan berjalan ke kamar Jessy, setelah sampai dia mendorong sedikit pintu kamar itu dan melihat seluruh isi ruang kamar Jessy. Dan pada akhirnya arah matanya melihat Jessy yang sedang terlelap dalam tidur. Dia berjalan pelan mendekat ke tempat tidur Jessy dan melihat dengan detail wanita yang sedang tidur tersebut.
Steve memperhatikan dari atas sampai bawah dan dia melihat kemeja yang dikenakan Jessy kancingnya terbuka dua dan menampakkan sebagian tubuh Jessy yang bagian atas terlihat. Steve menelan ludahnya melihat lekukkan leher dan dada Jessy, dalam dirinya muncul rasa ingin menyentuh Jessy. Tapi dengan cepat Steve menyadarkan dirinya dan kembali ke kamarnya.
Sesampainya Steve dalam kamarnya, kembali dia mengingat tubuh Jessy. Tiba-tiba merasakan gairah untuk menyentuh Jessy secara lebih.
Kenapa aku begini ? tiba-tiba menginginkan Jessy, pernikahan kami memang sah tapi selama ini aku tidak menganggap pernikahan kami, dan lagi pula aku sudah membuat perjanjian dengannya, masa iya aku yang melanggar. Aarrggghhhh bagaimana ini.
Steve yang frustasi mondar mandir di kamarnya dan tidak menemukan solusi.Akhirnya dia memutuskan untuk mandi dan membersihkan dirinya yang sehabis berolahraga.
***
Jessy yang terbangun dari tidurnya merasakan tubuhnya lumayan membaik pasca kemoterapi tadi pagi. Dia segera beranjak ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
Setelah selesai dia menuju dapur untuk membuat makan malam mereka berdua. Ternyata bahan makanan di dalam lemari pendingin sudah menipis dan hanya ada bahan makanan seadanya saja. Melihat bahan makanan yang ada Jessy berpikir untuk membuat apa dengan bahan-bahan itu.
" Apa aku masak creamy chicken soup saja ya, lagian ada roti juga ". Ucapnya kepada diri sendiri. " Ah iya lebih baik itu saja ". Lanjutnya lalu memulai membuat bahan-bahan creamy chicken soupnya.
Sementara itu Steve yang keluar dari kamar menuju dapur, menuruni anak tangga dan melihat ke arah dapur yang sudah ada Jessy disana yang sedang memasak. Steve dengan santainya berjalan mendekati Jessy yang membelakanginya, Jessy tidak tahu jika Steve datang mendekat kepadanya. Dan ketika Jessy membalikkan badannya, dia terkejut karena Steve berdiri sangat dekat dengannya.
" Steve, kau mengejutkanku ". Ucapnya yang merasa canggung dengan keadaannya sekarang.
" Kau sedang masak apa ?". Tanya Steve tanpa dosa dan datar.
" Ahh .. aku .. aku memasak creamy chicken soup karena hanya bahan itu saja yang ada ". Ujarnya yang gugup dan menundukkan kepalanya.
" Baiklah, aku akan menunggu disini ". Jawabnya tanpa ekspresi.
" Di .. di .. disini ! Lebih baik kkkaa .. kau duduk saja disana ". Tuturnya yang menunjuk kursi di meja makan.
" Aku ingin disini ".
" Tapi jika kau disini kau akan menghambatku memasak Steve ".
" Iya iya, aku akan duduk disana saja ". Ucapnya yang pada akhirnya dia mengalah untuk duduk.
Jessy yang lega karena Steve mau duduk di kursi, melanjutkan kembali pekerjaannya. Sembari menunggu masakan Jessy siap, Steve mengamati lagi tubuh Jessy, tiap gerakkannya apalagi sekarang Jessy mengenakan dress warna putih.
Apa yang terjadi denganku ? Semakin aku melihatnya semakin aku menginginkannya. Jessy terlihat sangat seksi dengan pakaian itu. Ah siiaalll ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
yuliashafira14
Aku mmpir lgi Thor
2020-06-08
0
baesalis
karya mu mengandung bawang Thor 🌧️
2020-06-08
1
Bilkis😉
semngat
2020-06-08
1