Steve yang terlihat sangat marah akan keputusan orangtuanya masih tidak terima. Begitu mereka sampai dirumah Steve melontarkan penolakannya untuk menikah dengan Jessy.
" Pa, aku sudah besar pa jangan maksa aku menikah dengan wanita yang tidak aku cintai ". Serunya kesal.
" Steve, Jessy wanita yang baik dia cocok denganmu ". sahut papa Brian menjelaskan.
" Itu menurut papa bukan menurut ku pa, aku sudah mempunyai kekasih dan akan menikahinya ". Tutur Steve.
" Aku tidak merestui hubungan kalian, kekasihmu bukan wanita yang baik-baik Steve ". Tolak kasar papa Brian.
" Papa tidak ada alasan mengatakan Kimberly seperti itu pa ". Tukasnya.
" Menikahlah dengan Jessy nak, itu permintaan papa yang terakhir ". Jawab papa Brian dengan suara pelan.
Steve yang mendengar suara pelan papanya tidak membantah lagi, dia juga tahu papanya punya riwayat sakit jantung dan tidak mau papanya kenapa-kenapa, Steve tidak punya pilihan dia harus menuruti kemauan papanya.
" Baiklah jika itu buat papa senang ". jawabnya lalu naik ke kamarnya.
***
Esok paginya Jessy berangkat kerja seperti biasanya, walaupun hari ini kedatangan presdir yang baru tapi dia tidak peduli karena selama dia bekerja presdir perusahaan tempat dia bekerja tidak pernah dilihatnya apalagi bertemu tatap muka.
Sesampainya, dia melihat orang-orang pada berkerumunan. Entah apa yang terjadi disitu, begitu Jessy mendekat ternyata sepagi ini mereka sudah kedatangan presdir yang tak terduga. Jessy mencari Lanny disekitar kerumunan orang, sembari mencari sorot matanya tanpa sengaja melihat Steve berdiri di dekat pintu.
" Steve ! ". gumamnya
" Jessy ". Lanny datang mengejutkan Jessy.
" Kita kedatangan presdir yang baru, itu dia orangnya ternyata tampan sekali ". Tunjuk Lanny yang mengarah kepada Steve.
" Apa ! ". Serunya tambah kaget.
Steve presdir yang baru diperusahaan ini, berarti presdir sebelumnya paman Brian ? kenapa aku tidak tahu mengenai ini. Pikir Jessy sambil memegang pangkal hidung mancungnya.
Selama ini karyawan hanya berhubungan dengan kepala divisi saja, tidak pernah bertemu apa lagi menyapa si empunya perusahaan.
Sementara Steve memperkenalkan dirinya didampingi oleh sekretaris pribadinya bernama Juan. Dia melihat semua karyawannya berdiri di depannya, dan ketika matanya menuju ke arah kanan, dia melihat Jessy yang juga melihatnya dari tadi. Karena merasa dilihat oleh Steve, Jessy langsung menundukkan kepalanya.
Ternyata wanita ini bekerja disini rupanya .. cihh. Batin Steve lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Sial, dia sempat melihatku disini .. arrgghhh. Seru batin Jessy.
***
Semua karyawan melanjutkan pekerjaan mereka, kedatangan presdir yang baru sempat membuat mereka gugup. Jessy dan Lanny sudah berada diruangan mereka, tak berapa lama salah seorang karyawan datang memanggil Jessy.
" Jessy, sekretaris Juan memanggilmu ". Ucapnya lalu pergi.
Jessy yang gugup karena secara tiba-tiba dipanggil oleh sekretaris Juan. Dia binggung kenapa sekretaris Juan memanggilnya.
" Apa kau membuat kesalahan sehingga kau dipanggil sekretaris aneh itu ?". Tanya Lanny yang mendekati Jessy.
" Entahlah aku juga tidak tahu, aku pergi dulu ya ". Pamitnya.
Jessy yang berjalan menuju ruangan sekretaris Juan, terlihat sangat gugup. Selama ini dia tidak pernah bertegur sapa dengan sekretaris itu.
Tok .. tok ..tok . Jessy mengetuk pintu ruangan sekretaris Juan.
" Masuklah ". perintahnya dari dalam.
Jessy menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya lewat mulutnys. Ceklek ... Jessy membuka pintu dan melihat sekretaris Juan sedang berdiri.
" Ma .. maaf tuan, ada apa ?" Ucapnya gugup.
" Ikut aku ". Perintah Juan lalu pergi menuju satu pintu lagi.
Jessy mengikuti sekretaris Juan dari belakang, pikirannya melayang kesana kemari, dia binggung kenapa dirinya dipanggil dan sekarang dibawa kemana. Ini ruangan yang sangat asing dengan penglihatannya. Jessy tidak berani bertanya, dia hanya mengikuti kemana langkah kaki sekretaris Juan pergi.
Sampai di depan sebuah ruangan yang sepertinya besar. Ruangan apa ini, aku mau diapakan oleh sektetaris aneh ini .. pikir Jessy.
Sekretaris Juan membuka pintu ruang tersebut, terlihatlah seluruh isi ruangan itu interiornya elegan sekali dan semuanya tertata rapi.
" Ini nona Jessy tuan ". Bicara Sekretaris Juan kepada seseorang.
" Tinggalkan kami berdua ". Jawab orang itu.
Jessy yang tidak berani melihat orang tersebut hanya menundukan kepalanya apalagi posisinya pas dibelakang sekretaris Juan, tidak ada di dalam pikirannya bakal bertemu Presdir. Lalu sekretaris Juan pergi meninggalkan dua orang tersebut.
" Duduklah " Perintah orang itu, terdengar dingin dan datar.
" Ba .. baa .. baik tuan " Balas Jessy yang masih gugup.
" Angkat kepalamu Jessy ". Perintahnya masih suara datar.
Jessy mengangkat kepalanya perlahan-lahan, dan membulatkan matanya ketika yang dilihatnya adalah Steve.
" Steve ". Serunya kaget.
" Seperti itu kah cara bicaramu dengan atasanmu !". Tegur Steve sambil memajukan badannya ke meja kerjanya.
" Maaf .. maafkan saya tuan ". Tunduk Jessy
" Aku memanggilmu untuk membicarakan pernikahan kita ". Imbuhnya. " Aku tidak menyukaimu Jessy apalagi mencintaimu ". Sambung Steve lagi berterus terang.
Mendengar ucapan Steve, ada rasa sakit yang dirasakan oleh Jessy. Ini seperti sebuah tamparan untuknya.
" Lalu, untuk apa tuan ingin membicarakan pernikahan ". Bantahnya dengan tegar.
" Aku melakukannya demi orangtua ku, pernikahan ini akan tetap terjadi tapi aku akan membuat perjanjian denganmu Jessy ". Ucap Steve terlihat santai.
" Perjanjian !". Heran Jessy yang menatap Steve.
" Setelah kita menikah aku akan memberikan perjanjian itu, kau hanya perlu menandatanganinya saja ". Balasnya dengan suara dingin. " Dan satu lagi, pergilah mencari gaun pernikahanmu karena seminggu lagi kita akan menikah ". Lanjut Steve yang menyodorkan sebuah kartu berwarna gold.
" Kenapa mendadak sekali ? Bukankah persiapan pernikahan itu butuh waktu 1 bulan bahkan lebih tuan ". Ujar Jessy mengernyitkan dahinya.
" Karena aku tidak mau menggelar pesta pernikahan yang sia-sia dengan wanita yang tidak aku cintai, aku akan melakukannya dengan kekasihku, untukmu tidak perlu mewah cukup dihadiri orang terdekat saja". Jawab Steve tersenyum jahat kepada Jessy.
" Kalau begitu tidak usah menikah saja tuan ". Bantah Jessy yang hampir menangis.
" Aku sudah katakan, aku melakukannya demi orangtuaku ".
Jessy terdiam dia kehabisan kata-kata lagi, satu sisi dia ingin menikah dengan Steve tapi bukan seperti ini. Saat tahu kebenarannya jika Steve tidak menyukai dirinya dan memiliki kekasih. Sungguh pengakuan Steve membuat hatinya sakit, tapi dia berusaha tegar di depan Steve.
" Baiklah, saya permisi tuan ". Pamit Jessy
" Tunggu ". Steve menghentikan langkah kaki Jessy tapi tidak membuat Jessy membalikkan badannya.
" Ambil ini ". Tangan Steve menjulur untuk menyerahkan kartu tersebut.
Tapi Jessy tidak menggubrisnya, dia membuka pintu ruangan lalu pergi meninggalkan Steve.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Pembacaaaa_
lanjut
2020-09-03
1
Angela Jasmine
Lanjuuuttt lagi kakak 👍👍
Salam dari
Pemilik Hati Florence
2020-08-30
1
Kadek
aku titip like n rate nya y
2020-07-14
1